Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN KEPERAWATAN KECEMASAN PADA IBU

BERSALIN DENGAN SECTIO CAESAREA DI RSUD BENDAN KOTA


PEKALONGAN
(Nursing Anxiety Management Of Women Giving Birth With Sectio Caesarea In
Bendan Regional Public Hospital Pekalongan City)
Regita Aninda Putri1), Hartati2), Afiyah Sri Harnany3)
1)
Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Pekalongan
2),3)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Koresponden: regitaap78@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang - Sectio Caesarea merupakan suatu proses pembedahan, setelah
operasi akan menimbulkan respon nyeri dan dapat menimbulkan kecemasan
sebelum maupun sesudah operasi. Menurut WHO, standar rata-rata persalinan SC
disebuah negara sekitar 5-15% untuk setiap Negara per 1000 kelahiran di dunia.
Ibu bersalin merasakan ketakutan ketika akan dilakukan tindakan Sectio
Caesarea. Ketakutan yang dirasakan menimbulkan kecemasan. Kecemasan
tersebut muncul karena belum pernah dilakukan tindakan Sectio Caesarea,
ketidaksiapan, serta ketidaktahuan mengenai tindakan Sectio Caesarea.
Kecemasan perlu ditangani segera dengan diajarkan teknik relaksasi napas dalam
dan distraksi berupa berdzikir, agar tidak timbul dampak negatif bagi ibu maupun
janin.
Tujuan – penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan keperawatan
kecemasan pada ibu bersalin dengan Sectio Caesarea dari pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi keperawatan.
Metoda – jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif,
mendeskripsikan pengelolaan keperawatan kecemasan pada ibu bersalin dengan
Sectio Caesarea. Teknik Purposive Sampling yang digunakan memilih 2
responden dari beberapa responden yang dilakukan tindakan Sectio Caesarea
yang mengalami kecemasan sedang.
Hasil – hasil yang didapat dari 2 responden setelah dilakukan tindakan Sectio
Caesarea adalah masalah responden pertama teratasi setelah pengelolaan
keperawatan kecemasan selama 3 hari dan masalah responden kedua belum
teratasi setelah pengelolaan keperawatan selama 3 hari. Hasil yang didapat
dipengaruhi oleh kondisi interpersonal responden, kondisi bayi yang dilahirkan,
dan dukungan keluarga.
Kata Kunci : pengelolaan keperawatan, kecemasan, Sectio Caesarea
ABSTRACK
Background - Sectio Caesarea is a surgical process. After surger process, it will
cause a pain response and can cause anxiety both of before and after surgery.
According to the WHO, the average standard of SC childbirth in a country is
around 5-15% for each country per 1000 births in the world. A mother who is
giving birth feels fear when Sectio Caesarea will be carried out. The fear that is
felt cause anxiety. The anxiety arise because she had not ever carried out Sectio
Caesarea, unpreparedness, and ignorance of Sectio Caesarea's actions. Anxiety
needs to be handled immediately by being taught about deep breathing relaxation
techniques and distractions in the form of dhikr, so that there are no negative
impacts to the mother or fetus.
Objective - this study aims to describe the management of nursing anxiety of
women giving birth with Sectio Caesarea of assessment, diagnosis formulation,
planning, implementation, and nursing evaluation.
Method - The types of this study used is descriptive research, describing the
management of nursing anxiety of women with Sectio Caesarea. The Purposive
Sampling technique used selected 2 respondents from several respondents who
were carried out Sectio Caesarea and experienced moderate anxiety.
Results - The results obtained from 2 respondents after the Sectio Caesarea action
was first respondent problem was resolved after managing nursing anxiety for 3
days and the second respondent problem was not resolved after managing nursing
for 3 days. The results obtained are influenced by the interpersonal conditions of
the respondents, the condition of the babies born, and the family support.
Keywords: nursing management, anxiety, Sectio Caesarea
PENDAHULUAN Sectio Caesarea dengan Kecemasan
Ibu Pre Operasi di Ruang Catleya
Angka kejadian Sectio Rumah Sakit Panti Waluyo
Caesarea (SC) meningkat di Negara- Surakarta”, didapatkan hasil 6 dari
negara berkembang, WHO 10 ibu hamil (60%) merasakan
menetapkan standar rata-rata kecemasan akibat belum pernah
persalinan SC disebuah negara dilakukan tindakan Sectio Caesarea
sekitar 5-15% untuk setiap Negara dan tidak mengetahui prosedur Sectio
per 1000 kelahiran di dunia (WHO, Caesarea, 4 dari 10 ibu hamil (40%)
2015). Sejalan dengan data di atas, mengatakan tidak mengetahui
data rekam medik RSUD Bendan keperluan yang harus dipersiapkan
Kota Pekalongan, angka kejadian sebelum tindakan Sectio Caesarea.
Sectio Caesarea mengalami Kecemasan merupakan
kenaikan pada tahun 2013 sebesar kekhawatiran yang tidak jelas dan
13,25%, tahun 2014 sebesar 23,16%, menyebar, berkaitan dengan perasaan
tahun 2015 sebesar 20,53%. Angka tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart
ini lebih tinggi dari angka nasional dalam Handayani, dkk, 2014).
sebesar 9,8% dan angka di Jakarta Perubahan-perubahan fisiologis yang
yang merupakan kota dengan nilai muncul akibat kecemasan
tertinggi kejadian Sectio Caesarea diantaranya nadi meningkat, tekanan
pada tahun 2010-2013 sebesar darah meningkat, dan nafas lebih
19,9%. Pada tahun 2016 mengalami dalam (Thbihari, dkk, 2015). Ibu
penurunan menjadi 14,33%, tahun bersalin dengan Sectio Caesarea
2017 menjadi 17,38%, dan juga pada mengalami kecemasan yang ditandai
tahun 2018 sampai bulan November dengan adanya peningkatan tekanan
turun menjadi 13,86%. darah akibat pengalaman operasi
Ibu bersalin merasakan sebelumnya. Uraian di atas sesuai
ketakutan ketika akan dilakukan dengan studi pendahuluan yang
tindakan Sectio Caesarea. Sectio dilakukan oleh Sukartinah (2016),
Caesarea merupakan suatu proses dengan judul “Hubungan Tingkat
pembedahan, setelah operasi akan Kecemasan dengan Status
menimbulkan respon nyeri dan dapat Hemodinamik Pada Pasien Pre
menimbulkan kecemasan sebelum Operasi Sectio Caesarea di Ruang
maupun sesudah operasi (Akbar dkk, IBS RSUD dr. Soediran Mangun
2014). Kecemasan yang dialami ibu Sumarso Wonogiri”, didapatkan hasil
bersalin seperti kecemasan ringan, 2 dari 5 orang mengatakan bahwa
kecemasan sedang, kecemasan berat, timbul perasaan takut ataupun cemas
dan panik. Kecemasan tersebut ketika akan dilakukan tindakan
muncul karena belum pernah operasi sehingga tekanan darah
dilakukan tindakan Sectio Caesarea, meningkat. Perubahan fisiologis
ketidaksiapan, serta ketidaktahuan yang terjadi akibat peningkatan
mengenai tindakan Sectio Caesarea. tekanan darah, seperti wajah
Uraian diatas sesuai dengan studi kemerahan, pusing, mual, muntah,
pendahuluan yang dilakukan oleh sesak napas, gelisah, dan kelelahan
Dwi Hastuti (2015), dengan judul (Irianto, 2014).
“Hubungan Pengetahuan Tentang
Kecemasan yang dialami ibu bisa berdampak pada kondisi janin,
Pre dan Post Sectio Caesarea bisa diantaranya janin mengalami stres,
menghambat proses penyembuhan terjadi gangguan emosional,
luka. Luka SC yang tidak sembuh gangguan hiperaktifitas, kurang
secara sempurna akan ditandai asupan nutrisi, desentralisasi, dan
dengan luka terasa panas, kemerahan dalam jangka panjang akan
terasa nyeri, dan bengkak. Terdapat 3 mengganggu dalam motorik dan
fase dalam proses penyembuhan kognitif anak. (Shahhosseini, dkk,
luka, seperti fase inflamasi, fase 2015).
fibroblastik, dan fase pematangan. Berdasarkan data-data diatas
Jika pada fase awal dalam proses didapatkan bahwa secara psikologis
penyembuhan luka terhambat, fase ibu yang akan dilakukan tindakan
selanjutnya pun ikut terhambat. Fase Sectio Caesarea maupun setelah
inflamasi terhambat karena terjadi dilakukan tindakan Sectio Caesarea
gangguan pada glukokortikoid yang banyak yang mengalami kecemasan.
termasuk pada jalur neuroendokrin, Kecemasan terjadi akibat
jika kurun waktu fase inflamasi ketidaksiapan dan ketidaktahuan
terlewati maka sulit bagi jahitan luka mengenai tindakan Sectio Caesarea,
untuk menyatu dan berisiko serta belum pernah dilakukan
terjadinya infeksi (Ahmad Yusuf, tindakan Sectio Caesarea.
dkk, 2017). Pernyataan tersebut Penanganan kecemasan sebelum dan
sesuai dengan penelitian yang sesudah tindakan Sectio Caesarea
dilakukan oleh Ahmad Yusuf, dkk perlu dilakukan agar tidak timbul
(2017), dengan judul “Stres risiko terjadinya perdarahan karena
Memperlambat Penyembuhan Luka peningkatan tekanan darah akibat
Paska Seksio Sesarea”, didapatkan kecemasan saat dilakukan tindakan
hasil dari 28 responden terdapat 16 Sectio Caesarea, dan dapat
orang dengan (57%) terjadi mempercepat dalam proses
penyembuhan luka yang kurang baik, pemulihan post Sectio Caesarea.
3 orang (11%) terjadi penyembuhan Oleh karena itu, penulis tertarik
luka yang buruk, dan 9 orang (32%) untuk menyusun tugas akhir dengan
terjadi penyembuhan luka yang baik. judul “Pengelolaan Keperawatan
Tindakan Sectio Caesarea Kecemasan Pada Ibu Bersalin
termasuk dalam tindakan operasi dengan Sectio Caesarea”.
yang berisiko. Oleh karena itu,
beberapa dampak dapat terjadi akibat METODE PENELITIAN
kecemasan ketika akan dilakukan
A. Rancangan Penelitian
tindakan Sectio Caesarea,
Penelitian pada karya tulis
diantaranya terjadi kontraksi uterus
ilmiah ini menggunakan
yang lemah, sirkulasi uteroplasenta
penelitian deskripif. Menurut
menurun, suplai oksigen dalam darah
Nursalam (2015), Penelitian
menuju uterus terhambat, dan terjadi
deskriptif adalah penelitian yang
iskemia uterus sehingga
bertujuan untuk mendeskripsikan
menimbulkan nyeri hebat (Sumarah
(memaparkan) peristiwa-
dalam Handayani, dkk, 2014).
peristiwa penting yang terjadi
Kecemasan pada ibu bersalin juga
pada masa kini. Jenis penelitian
deskriptif yang digunakan pada tersebut dapat mewakili
karya tulis ilmiah ini adalah studi karakteristik populasi yang telah
kasus. Studi kasus merupakan dikenal sebelumnya. (Nursalam,
rancangan penelitian yang 2015)
mencakup pengkajian satu unit C. Instrumen Penelitian
penelitian secara intensif Instrumen yang akan
misalnya satu klien, keluarga, digunakan unuk pengumpulan
kelompok, komunitas, atau data dalam karya tulis ilmiah ini,
institusi (Nursalam, 2015). diantaranya:
Subjek yang akan diteliti dalam 1. Format pengkajian
karya tulis ilmiah ini berjumlah pengelolaan keperawatan
sedikit yaitu 2 subjek, tetapi kecemasan pada ibu bersalin
jumlah variabel yang akan dengan Sectio Caesarea.
diteliti sangat luas. Terlampir
Pengelolaan kasus 2. Alat kesehatan, seperti
pertama kali dilakukan tensimeter, stetoskop,
pengkajian secara rinci, thermometer, arloji/jam.
menegakkan diagnosa dengan 3. Alat tulis, seperti buku tulis,
tepat, merencanakan, melakukan pensil, penghapus, bolpoin,
dan mengevaluasi tindakan penggaris.
keperawatan yang akan 4. Laptop.
dilakukan pada kecemasan ibu 5. Printer.
bersalin dengan Sectio Caesarea. 6. Pengukuran kecemasan
Oleh karena itu, penulis akan dengan menggunakan Skala
menggambarkan hasil asuhan HARS. Terlampir
keperawatan kecemasan pada ibu D. Lokasi dan Waktu Penelitian
bersalin dengan Sectio Caesarea Lokasi pelaksanaan
di RSUD Bendan. pengelolaan keperawatan
B. Subyek Penelitian kecemasan pada ibu bersalin
Subjek penelitian ini dengan Sectio Caesarea,
adalah dua responden (Ny. S dan dilaksanakan di ruang VK dan di
Ny. R) dengan masalah ruang nifas RSUD Bendan Kota
keperawatan yaitu kecemasan Pekalongan. Pasien Ny. X dan
berhubungan dengan krisis pasien Ny. Y.
situasi dan maturasi. Teknik
sampling yang akan digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalalah teknik Purposive
Pada bab ini penulis akan
Sampling. Purposive Sampling
menguraikan hasil dan pembahasan
disebut juga Judgement
laporan kasus pengelolaan
Sampling, adalah suatu teknik
keperawatan kecemasan pada ibu
penetapan sampel dengan cara
bersalin dengan Sectio Caesarea.
memilih sampel di antara
Pengelolaan keperawatan dilakukan
populasi sesuai dengan yang
selama 3 hari yaitu pada tanggal 12 -
dikehendaki peneliti
14 Maret 2019 untuk klien pertama
(tujuan/masalah dalam
dan pada tanggal 15 - 17 Maret
penelitian), sehingga sampel
2019untuk klien kedua. Pembahasan
akan fokus pada masalah dalam kategori kecemasan
keperawatan yang muncul pada sedang.
proses keperawatan yang diawali dari Klien yang berinisial Ny.
pengkajian, perumusan diagnosa R berumur 35 tahun, jenis
keperawatan, perencanaan kelamin perempuan, klien
keperawatan, tindakan keperawatan datang ke rumah sakit dengan
dan evaluasi keperawatan. diagnosa medis G3P2A0 dengan
Kala I Lama. Ny. R mengatakan
A. Hasil merasa cemas karena bayi yang
Pengkajian yang dikandungnya tidak kunjung
dilakukan pada kedua responden lahir dan Ny. R mencemaskan
didapakan hasilk, klien yang kondisi bayinya di dalam rahim
berinisial Ny. S berumur 33 serta terkejut ketika diberitahu
tahun, jenis kelamin perempuan, akan dilakukan tindakan operasi
klien datang dengan diagnosa sesar, tidak mengetahui tentang
medis G2P1A0 dengan Kala II operasi sesar karena di
Lama. Ny. S mengatakan dirinya persalinannya yang sebelumnya
terkejut ketika diberitahu oleh melahirkan secara normal, dan
bidan ponek bahwa harus segera takut akan terjadi hal-hal yang
dilakukan tindakan operasi sesar, tidak diinginkan pada bayinya.
karena dirinya dan keluarga Tekanan darah Ny. R 150/90
berharap persalinan secara mmHg, nadi 95x/menit,
normal, dan takut karena pernafasan 25x/menit. Ny. R
pertama kali dilakukan operasi mengalami sesak nafas dan
sesar, merasa gagal menjadi terengah-engah, tekanan darah
seorang ibu karena tidak klien meningkat dan nadi cepat,
melahirkan secara normal, dan klien terlihat terkejut ketika
mendengar issue bahwa akan diberitahu akan dilakukan
terasa sakit ketika dilakukan tindakan Sectio Caesarea, klien
tindakan operasi sesar. Tekanan merasa badannya kaku, wajah
darah Ny. S 150/100 mmHg, terlihat, klien mengatakan tidak
nadi 90x/menit, pernafasan dapat menahan kencing, sering
24x/menit. Ny. S mengalami berkemih, klien mengatakan
nafas cepat dan terengah-engah, tidak nafsu makan, menolak
tekanan darah klien meningkat makan, nyeri abdomen, mual,
dan nadi klien cepat, klien nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman
tampak terkejut diberitahu pada abdomen, B6: Lemah.
tindakan Sectio Caesarea, wajah Pengukuran kecemansa
klien tegang, klien merasa menggunakan Skala Skala
badannya kaku-kaku, mata HARS dan skala Ny. R 25 skor
terkadang berkedip-kedip, klien termasuk dalam ketgori
terpasang DC, nyeri abdomen, kecemasan sedang.
mual, klien tampak lemah. Berdasarkan data
Pengukuran skala kecemasan subjektif dan data objektif pada
menggunakan Skala HARS dan Ny. S dan Ny. R, penulis
Skala Ny. S 22 skor termasuk merumuskan masalah
keperawatan baik sebelum verbal maupun nonverbal, beri
maupun sesudah tindakan kesempatan klien untuk
operasi Sectio Caesarae adalah mengekspresikan kemarahannya
kecemasan berhubungan dengan dengan menangis, kurangi
krisis situasi dan maturasi. rangsangan di sekitar klien,
Perencanaan keperawatan seperti cahaya yang tidak terlalu
yang disusun oleh penulis baik terang, tidak terlalu banyak
pada Ny. S dan Ny. R adalah orang, dan dekorasi yang tidak
rencana tujuan, kriteria hasil terlalu berlebihan, jauhkan
serta rencana tindakan sumber-sumber yang dapat
keperawatan. Tujuan yang ingin menambah kecemasan.
dicapai oleh penulis adalah Pelaksanaan tindakan
setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Ny. S
keperawatan selama 3x7 jam dilakukan selama 3 hari dari
masalah kecemasan tanggal 12-14 Maret 2019.
berkurang/hilang, menunjukkan Tindakan keperawatan pada hari
pengendalian diri terhadap Selasa, 12 Maret 2019 adalah
kecemasan dengan kriteria hasil Pre Sectio Caesarea, Rabu, 13
klien bisa mengontrol Maret 2019 adalah hari pertama
kecemasannya secara mandiri, Post Sectio Caesarea, dan hari
klien atau keluarga mampu Kamis, 14 Maret 2019 adalah
menyebutkan tanda dan gejala hari kedua Post Sectio Caesarea.
kecemasan, tanda tanda vital Tindakan keperawatan yang
dalam batas normal, dan skala telah dilakukan pada Selasa, 12
HARS 0-6 skor. Maret 2019 pukul 08.00 WIB
Rencana tindakan yang membantu klien menentukan
akan dilakukan yaitu kaji tingkat penyebab kecemasan, klien
kecemasan klien, bantu klien mengatakan merasa cemas
menentukan penyebab karena pertama kali dilakukan
kecemasan, jelaskan pada operasi dan kata orang dioperasi
keluarga klien tentang tanda dan itu sakit, klien kooperatif, klien
gejala kecemasan yang dialami terlihat tegang dan mata
klien, berikan penjelasan pada berkedip-kedip. Pukul 08.20
keluarga perbedaan gejala secara WIB mendampingi klien ketika
fisik atau gangguan serangan mengalami kecemasan, klien
panik, jaga diri perawat untuk mengatakan merasa diperhatikan
tetap tenang dalam menangani karena banyak yang menunggu,
klien dengan kecemasan, dorong karena klien mengatakan
pasien mengungkapkan perasaan suaminya sedang bekerja, klien
dan pikiran klien, ajak klien tampak rileks. Pukul 08.25 WIB
fokus pada situasi, ajak klien tuk mengajarkan relaksasi napas
berdzikir, ajarkan teknik dalam, klin tampak rileks. Pukul
imajinasi bombing dan relaksasi 08.30 WIB mengajak klien
progresif, beri pujian pada klien untuk berdzikir, klien tampak
yang mampu beraktivitas sehari- rileks. Pukul 08.35 WIB
hari, motivasi klien baik secara melibatkan keluarga dalam
pengurangan kecemasan, klien atas kelahiran anaknya,
keluarga klien mengatakan klien mengucapkan terima kasih,
sudah mencoba menenangkan klien tersenyum dan berjabat
klien, klien terlihat tegang. tangan. Pukul 08.30 WIB
Pukul 08.40 WIB mengurangi mengkaji tingkat kecemasan
rangsangan di sekitar klien, klien, klien mengatakan nyeri
cahaya tidak terlalu terang pada luka di perutnya, badan
menggunakan kipas angin kaku, mata berkedip-kedip,
manual untuk mengurangi wajah sedikit tegang, bicara
kepanasan. Pukul 08.45 WIB cepat dengan tanda-tanda vital,
memotivasi klien baik secara TD: 130/90 mmHg, RR:
verbal maupun nonverbal, klien 22x/menit, nadi: 90x/menit, dan
mengatakan akan skala HARS 15 skor (kecemasan
menghilangkan pikiran-pikiran sedang). Pukul 09.00 WIB
negatif, klien kooperatif, klien membantu klien menentukan
terlihat tegang. Pukul 10.30 WIB penyebab kecemasan, klien
menjelaskan pada keluarga klien mengatakan cemas karena nyeri
tentang tanda dan gejala luka diperutnya, rasanya seperti
kecemasan yang dialami klien, ditusuk-tusuk, dengan skala 3
keluarga klien mengatakan dan sakit ketika bergerak, dan
menjadi tahu tanda dan gejala klien tampak menahan rasa
kecemasan yang dialami sakit. Pukul 09.30 WIB
anaknya, keluarga klien menjauhkan sumber-sumber
kooperatif dan mampu yang dapat menambah
menyebukan tanda dan gejala kecemasan, klien mengatakan
kecemasan. Pukul 10.45 WIB nyeri berkurang, nyeri pada luka
mengajarkan relaksasi napas post SC rasanya seperti ditusuk-
dalam, klin tampak rileks. Pukul tusuk dengan skala 2 dan sakit
11.00 WIB mengajak klien ketika untuk bergerak,
untuk berdzikir, klien tampak pemberian ketorolac 30 mg
rileks. Pukul 12.00 WIB melalui IV dan klien tampak
mengurangi rangsangan di rileks. Pukul 10.00 WIB
sekitar klien, cahaya tidak terlalu menjelaskan pengaruh cemas
terang menggunakan kipas angin terhadap kesembuhan luka pada
manual untuk mengurangi ibu dan dampak pada bayi, klien
kepanasan. Pukul 12.15 WIB megatakan menjadi tahu
memotivasi klien baik secara pengaruh cemas yang
verbal maupun nonverbal, klien dirasakannya dan klien
mengatakan akan kooperatif. Pukul 10.30 WIB
menghilangkan pikiran-pikiran menyampaikan teknik-teknik
negatif, klien kooperatif, klien pengurangan kecemasan, klien
terlihat tegang. mengatakan menjadi tahu teknik
Tindakan keperawatan pengurangan kecemasan dan
dilakukan pada hari Rabu, 13 klien kooperatif. Pukul 11.00
Maret 2019 pukul 08.00 WIB mendiskusikan bersama
mengucapkan selamat kepada klien mengenai alternatif dalam
mengurangi kecemasan, klien cemas, klien kooperatif dan
mengatakan dengan relaksasi klien tampak rileks. Pukul 15.30
napas dalam dan berdzikir WIB menjauhkan sumber-
kecemasan berkurang, klien sumber yang dapat menambah
kooperatif. Pukul 11.30 WIB kecemasan, klien mengatakan
mengajarkan relaksasi napas nyeri berkurang, nyeri pada luka
dalam, klien mengatakan nyeri post SC rasanya seperti ditusuk-
berkurang, nyeri pada luka post tusuk dengan skala 2 dan sakit
SC rasanya seperti ditusuk-tusuk ketika bergerak, klien tampak
dengan skala 2 dan sakit ketika rileks dan pemberian ketorolac
untuk bergerak, klien tampak 30 mg melalui IV.
sedikit rileks. Pukul 12.00 WIB Pelaksanaan tindakan
mengajak klien untuk berdzikir, keperawatan pada Ny. R
klien tampak sedikit rileks. dilakukan selama 3 hari dari
Pukul 12.30 WIB mengurangi tanggal 15-17 Maret 2019.
rangsangan di sekitar klien, klien Tindakan keperawatan pada hari
tampak sedikit rileks, dan Sabtu, 15 Maret 2019 adalah Pre
cahaya tidak terlalu terang. Sectio Caesarea, Minggu, 16
Pukul 13.00 WIB memotivasi Maret 2019 adalah hari pertama
klien baik secara verbal maupun Post Sectio Caesarea, dan hari
nonverbal, klien mengatakan Senin, 17 Maret 2019 adalah
jika lukanya tidak sakit klien hari kedua Post Sectio Caesarea.
tidak akan merasa cemas, klien Tindakan keperawatan yang
kooperatif dan terlihat tegang. telah dilakukan pada hari Senin,
Tindakan keperawatan 15 Maret 2019 pukul 12.30 WIB
dilakukan pada hari Kamis, 14 membantu klien menentukan
Maret 2019 pukul 14.00 WIB penyebab kecemasan, klien
mengkaji tingkat kecemasan mengatakan merasa cemas
klien, klien mengatakan sudah karena bayinya tidak kunjung
tidak merasa cemas, klien lahir dan diberitahu akan
tampak rileks dengan tanda– dilakukan tindakan operasi sesar,
tanda vital, TD: 130/80 mmHg, klien kooperarif dan terlihat
RR: 19x/menit, nadi: 88x/menit, tegang. Pukul 12.35 WIB
dan skala HARS 6 skor (tidak mendampingi klien ketika
ada kecemasan). Pukul 14.30 mengalami kecemasan, klien
WIB memotivasi klien baik mengucapkan terima kasih dan
secara verbal maupun nonverbal, merasa merepotkan sudah
klien berterima kasih sudah ditemani, klien tampak cemas.
diingatkan untuk mengontrol Pukul 12.45 WIB mengajarkan
kecemasannya, klien kooperatif relaksasi napas dalam, klien
dan tampak rileks. Pukul 15.00 tampak rileks. Pukul 12.50 WIB
WIB menjelaskan pengaruh mengajak klien untuk berdzikir,
cemas terhadap kesembuhan klien tampak rileks. Pukul 14.30
luka pada ibu dan dampak pada WIB menjelaskan pada keluarga
bayi, klien mengatakan sudah klien tentang tanda dan gejala
mengontrol dirinya agar tidak kecemasan yang dialami klien,
keluarga klien mengatakan tidak nyeri pada luka post SC rasanya
paham jika anaknya merasa seperti berdenyut-denyut dengan
cemas, keluarga klien tampak skala 4 dan sakitnya intermitten,
khawatir dan mampu dan klien tampak meringis
menyebutkan tanda dan gejala kesakitan. Pukul 15.30 WIB
kecemasan. Pukul 15.00 WIB menjauhkan sumber-sumber
melibatkan keluarga dalam yang dapat menambah
pengurangan kecemasan, kecemasan, klien mengatakan
keluaga klien sudah mencoba nyeri berkurang, nyeri pada luka
menenangkan klien, klien post SC rasanya seperti
tampak cemas. Pukul 15.30 WIB berdenyut-denyut dengan skala 3
mengurangi rangsangan di dan sakitnya intermitten,
sekitar klien, cahaya tidak terlalu pemberian ketorolac 30 mg
terang. Pukul 16.00 WIB melalui IV, klien tampak rileks.
memotivasi klien baik secara Pukul 16.00 WIB menjelaskan
verbal maupun nonverbal, klien pengaruh cemas terhadap
mengatakan akan kesembuhan luka pada ibu dan
menghilangkan pikiran-pikiran dampak pada bayi, klien
negatif, klien kooperatif, klien mengatakan akan mencoba
terlihat tegang, suara pelan. untuk lebih tenang, klien
Tindakan keperawatan kooperatif, suara pelan dan
yang telah dilakukan pada hari wajah tegang. Pukul 16.30 WIB
Minggu, 16 Maret 2019 pukul menyampaikan teknik-teknik
14.00 WIB mengucapkan pengurangan kecemasan, klien
selamat kepada klien atas mengatakan menjadi tahu teknik
kelahiran anaknya, klien pengurangan kecemasan, klien
mengucapkan terima kasih dan kooperatif. Pukul 17.00 WIB
berjabat tangan. Pukul 14.30 mendiskusikan bersama klien
WIB mengkaji tingkat mengenai alternatif dalam
kecemasan klien, klien mengurangi kecemasan, klien
mengatakan cemas karena mengatakan memilih teknik
kondisi bayinya prematur dan relaksasi napas dalam dan
nyeri luka operasi, nyeri pada berdzikir seperti kemarin, klien
luka post SC rasanya seperti kooperatif. Pukul 17.30 WIB
berdenyut-denyut dengan skala 4 mengajarkan relaksasi napas
dan sakitnya intermitten, wajah dalam, klien mengatakan nyeri
tegang, tampak menahan sakit berkurang, nyeri pada luka post
dengan tanda-tanda vital, TD: SC rasanya seperti berdenyut-
140/90 mmHg, RR: 22x/menit, denyut dengan skala 3 dan
nadi: 90x/menit, dan skala sakitnya intermitten, klien rileks.
HARS 19 skor (kecemasan Pukul 18.00 WIB mengajak
sedang). Pukul 15.00 WIB klien untuk berdzikir,klien
membantu klien menentukan rileks. Pukul 18.30 WIB
penyebab kecemasan, klien mengurangi rangsangan di
mengatakan cemas karena nyeri sekitar klien, cahaya tidak terlalu
luka operasi dan badan kaku, terang. Pukul 19.00 WIB
memotivasi klien baik secara klien sedikit rileks dengan
verbal maupun nonverbal, klien pemberian ketorolac 30 mg
mengatakan sudah mencoba melalui IV. Pukul 10.00 WIB
mengontrol cemasnya, klien menjelaskan pengaruh cemas
kooperatif dan klien rileks. terhadap kesembuhan luka pada
Pukul 21.00 WIB menjauhkan ibu dan dampak pada bayi, klien
sumber-sumber yang dapat mengatakan akan berusaha lagi
menambah kecemasan, klien untuk lebih tenang, klien
mengatakan nyeri berkurang, kooperatif dan klien tampak
nyeri pada luka post SC rasanya rileks.
seperti berdenyut-denyut dengan Catatan perkembangan
skala 3 dan sakitnya intermitten, mengenai respon Ny. S dari
pemberian ketorolac 30 mg tindakan yang telah dilakukan
melalui IV. selama 3 hari didapatkan hasil
Tindakan keperawatan pada hari Selasa, 12 Maret 2019
yang telah dilakukan pada hari pukul 14.00 WIB yaitu klien
Senin, 17 Maret 2019 pukul mengatakan merasa cemas akan
08.00 WIB mengkaji tingkat dilakukan tindakan operasi sesar,
kecemasan klien, klien dan kata orang operasi sesar itu
mengatakan sedikit cemas sakit. Tanda-tanda vital klien,
karena nyeri luka masih terasa, TD: 150/100 mmHg, RR:
klien tampak menahan sakit, 24x/menit, nadi: 97x/menit,suhu:
mata berkedip-kedip dengan 36°C, Skala HARS 22 skor
tanda-tanda vital, TD: 140/80 (kecemasan sedang), klien
mmHg, RR: 20x/menit, nadi: mengalami gelisah, wajah
90x/menit, dan skala HARS 12 tegang mata berkedip-kedip,
skor (kecemasan sedang). Pukul jantung berdebar-debar, kaku,
08.30 WIB membantu klien reaksi terkejut, lingkar hitam di
menentukan penyebab bawah mata, keluarga klien bisa
kecemasan, klien mengatakan menyebutkan tanda dan gejala
cemas karena luka operasi, klien kecemasan. Masalah klien belum
tampak sedikit tegang, menahan teratasi. Lanjutkan intervensi
sakit, mata berkedip-kedip. (kaji tingkat kecemasan klien,
Pukul 09.00 WIB memotivasi ajarkan relaksasi napas dalam,
klien baik secara verbal maupun ajak klien untuk berdzikir,
nonverbal, klien mengatakan motivasi secara verbal maupun
sudah mencoba mengontrol nonverbal).
cemasnya, klien kooperatif, dan Rabu, 13 Maret 2019
klien tampak sedikit rileks. pukul 14.00 WIB catatan
Pukul 09.30 WIB menjauhkan perkembangan yang diperoleh
sumber-sumber yang dapat yaitu klien mengatakan cemas
menambah kecemasan klien karena luka pada perutnya terasa
mengatakan nyeri berkurang, nyeri dan membatasi gerakan,
nyeri pada luka post SC rasanya klien merasakan nyeri pada luka
seperti berdenyut-denyut dengan post SC rasanya seperti ditusuk-
skala 2 dan sakitnya intermitten, tusuk dengan skala nyeri 2 dan
klien merasa sakit ketika untuk menyebutkan tanda dan gejala
bergerak. Klien tampak menahan kecemasan. Masalah klien belum
sakit, TD: 130/90 mmHg, RR: teratasi. Lanjutkan intervensi
22x/menit, nadi: 90x/menit, (kaji tingkat kecemasan klien,
suhu: 36,5°C, skala HARS 15 ajarkan relaksasi napas dalam,
skor (kecemasan sedang). ajak klien untuk
Masalah belum teratasi. berdzikir,motivasi secara verbal
Lanjutkan intervensi (kaji maupun nonverbal).
tingkat kecemasan klien, ajarkan Minggu, 16 Maret 2019
relaksasi napas dalam, ajak klien 21.30 WIB catatan
untuk berdzikir, motivasi secara perkembangan yang diperoleh
verbal maupun nonverbal, yaitu klien mengatakan cemas
kolaborasi dengan dokter karena kondisi bayinya prematur
pemberian obat analgetik). dan nyeri luka operasi, klien
Kamis, 14 Maret 2019 merasakan nyeri pada luka post
pukul 21.00 WIB catatan SC rasanya seperti berdenyut-
perkembangan yang diperoleh deyut dengan skala nyeri 3 dan
yaitu klien mengatakan sudah sakitnya intermitten. Klien
tidak merasa cemas. Objektif tampak menahan sakit dengan
(O) klien tampak rileks, TD: tanda-tanda vital, TD: 140/90
130/80 mmHg, RR: 19x/menit, mmHg, RR: 22x/menit, nadi:
nadi: 88x/menit, S: 36°C, skala 90x/menit, suhu: 36,3°C, skala
HARS 6 skor. Masalah klien HARS 19 skor (kecemasan
teratasi. Hentikan intervensi. sedang). Masalah belum teratasi.
Catatan perkembangan Lanjutkan intervensi (kaji
mengenai respon Ny. R dari tingkat kecemasan klien, ajarkan
tindakan yang telah dilakukan relaksasi napas dalam, ajak klien
selama 3 hari didapatkan hasil untuk berdzikir, motivasi secara
pada hari Sabtu, 15 Maret 2019 verbal maupun nonverbal,
14.00 WIB catatan kolaborasi dengan dokter
perkembangan yang diperoleh pemberian obat analgetik.
yaitu klien mengatakan cemas Senin, 17 Maret 2019
karena bayinya yang 14.00 WIB catatan
dikandungnya tidak kunjung perkembangan yang diperoleh
lahir dan mencemaskan kondisi yaitu klien mengatakan sedikit
bayinya serta terkejut ketika cemas, karena kondisi bayinya
diberitahu akan dilakukan yang prematur dan nyeri luka
operasi sesar. Tanda-tanda vital masih terasa, klien merasa nyeri
klien, TD: 150/90 mmHg, RR: pada luka post SC rasanya
25x/menit, nadi: 95x/menit, seperti berdenyut-denyut dengan
suhu: 36,5°C, skala HARS 25 skala nyeri 2 dan sakitnya
skor (kecemasan sedang), klien intermitten. Klien tampak rileks
mengalami tremor, reaksi dengan tanda-tanda vital TD:
terkejut, agitasi, wajah tegang, 140/80 mmHg, RR: 20x/menit,
lemah, kaki goyah, keringat nadi: 90x/menit, suhu: 36,5°C,
berlebih, keluarga klien bisa skala HARS 12 skor (kecemasan
sedang). Masalah klien sebagian tubuh mengambil lebih banyak
teratasi. Lanjutkan intervensi oksigen, medilatasi pupil, dan
(kaji tingkat kecemasan klien, meningkatkan tekanan arteri
ajarkan relaksasi napas dalam, serta frekuensi jantung sambil
ajak klien untuk berdzikir, membuat konstruksi pembuluh
motivasi secara verbal maupun darah perifer dan memirau darah
nonverbal, kolaborasi dengan dari sistem gastrointestinal dan
dokter pemberian obat analgetik. reproduksi serta meningkatkan
B. Pembahasan glikogenolisis menjadi glukosa
Tanda dan gejala yang bebas guna menyokong jantung,
ditunjukkan pada klien yang otot, dan sistem saraf pusat.
mengalami kecemasan yaitu Ketika bahaya mengembalikan
tanda dan gejala secara fisik, butuh ke kondisi normal ataupun
seperti napas pendek, tekan tanda ancaman berikutnya
darah dan nadi meningkat, mengaktifkan kembalirespon
sianosis, anoreksia, diare atau simpatis. (Videbeck, 2010)
konstipasi, gelisah, termor, Kecemasan merupakan
berkeringat, sulit tidur, dan sakit kekhawatiran yang tidak jelas
kepala, tanda dan gejala secara dan menyebar, berkaitan dengan
kognitif, dilihat dari cara perasaan tidak pasti dan tidak
mempersepsikan sesuatu. berdaya (Stuart dalam
Persepsi individu tersebut Handayani, dkk, 2014).
cenderung sempit, tanda dan Perubahan-perubahan fisiologis
gejala secara perilaku, ditandai yang muncul akibat kecemasan
dari gerakan individu, seperti diantaranya nadi meningkat,
gerakan yang tersentak-sentak tekanan darah meningkat, dan
dengan cara bicara yang cepat nafas lebih dalam (Thbihari,
dan berlebihan, tanda dan gejala dkk, 2015). Ny. S dan Ny. R
secara emosi, individu mengalami kenaikan tekanan
memperlihatkan rasa menyesal, darah baik sebelum maupun
sedih yang terlalu mendalam, sesudah dilakukan prosedur
rasa takut, gugup, dan suka cita pembedahan Sectio Caesarea.
yang berlebihan. Tekanan darah Ny. S yaitu
Respon sistem saraf 150/100 mmHg, tekanan darah
otonom terhadap rasa takut dan Ny. R 150/ 90 mmHg. Hasil
ansietas menimbulkan tersebut sesuai dengan studi
aktivitasvinvolunter pada tubuh pendahuluan yang dilakukan
yang termasuk dalam Sukartinah (2016), bahwa
mekanisme pertahanan diri. terdapat 2 dari 5 ibu mengalami
Serabut saraf simpatis kenaikan tekanan darah akibat
“mengaktifkan” tanda-tanda kecemasan akan dilakukan
vital pada setiap tanda bahaya tindakan SC. Beberapa
untuk mempersiapkan perubahan fisiologis yang
pertahanan tubuh. Kelenjar ditunjukkan kedua klien akibat
adrenal melepas adrenalin tekanan darah meningkat seperti
(epinefrin), yang menyebabkan
sesuai dengan yang disebutkan Caesarea sesuai dengan teori
oleh Irianto (2014). yang disebutkan oleh Sumarah
Menurut studi dalam Handayani, dkk (2014)
pendahuluan yang dilakukan diantaranya terjadi kontraksi
Dwi Hastuti (2015), bahwa 6 uterus yang lemah, sirkulasi
dari 10 ibu merasakan uteroplasenta menurun, suplai
kecemasan ketika akan oksigen dalam darah menuju
dilakukan tindakan SC dan 4 uterus terhambat, dan terjadi
dari 10 ibu mengatakan tidak iskemia uterus sehingga
mengetahui keperluan yang menimbulkan nyeri hebat.
harus dipersiapkan sebelum Kecemasan pada ibu juga dapat
tindakan Sectio Caesarea. Hasil menghambat dalam proses
pengkajian yang didapat sesuai penyembuhan luka, pernyataan
dengan studi pendahuluan yang tersebut sesuai dengan penelitian
dilakukan Dwi Hastuti (2015), yang dilakukan oleh Ahmad
Ny. S mengatakan merasa cemas Yusuf, dkk (2017), didapatkan
karena pertama kali dilakukan hasil dari 28 responden terdapat
tindakan SC, Ny. R mengatakan 16 orang dengan (57%) terjadi
merasa cemas tidak mengetahui penyembuhan luka yang kurang
tindakan SC karena persalinan baik, 3 orang (11%) terjadi
sebelumnya secara normal. penyembuhan luka yang buruk,
Penulis memprioritaskan dan 9 orang (32%) terjadi
diagnosa kecemasaan karena penyembuhan luka yang baik.
merupakan keluhan utama yang Kecemasan yang tidak
dirasakan klien ketika akan ditangani juga akan berdampak
dilakukan tindakan SC. Kedua bagi kesehatan janin. Pernyataan
klien mengatakan cemas ketika tersebut sesuai dengan yang
akan dilakukan tindakan SC disebutkan oleh Shahhosseini,
karena pertama kali dilakukan dkk (2015) yaitu janin
dan terlihat keduanya mengalami stres, terjadi
menunjukkan tanda dan gejala gangguan emosional, gangguan
kecemasan seperti tekanan darah hiperaktifitas, kurang asupan
meningkat, nadi cepat, dan nafas nutrisi, desentralisasi, dan dalam
cepat. jangka panjang akan
Kecemasan yang tidak mengganggu dalam motorik dan
ditangani akan berdampak bagi kognitif anak.
ibu diantaranya kecemasan bisa Intervensi yang
menyebabkan perubahan ditetapkan penulis sesuai
psikologis ibu sesuai dengan diagnosa kecemasan
yang disebutkan oleh Jenita berhubungan dengan krisis
(2017) yaitu post partum blues situasi dan maturasi fokus pada
serta kesedihan dan duka pengurangan kecemasan.
cita/depresi selain itu terdapat Tujuan dan keriteria hasil yang
dampak yang dapat terjadi akibat ditetapkan sesuai dengan NOC
kecemasan ketika akan (Nursing Outcome
dilakukan tindakan Sectio Classification) yang disebutkan
oleh NANDA NIC NOC (2016). dalam menangani klien dengan
Tujuan yang ingin dicapai kecemasan dengn rasionalisasi
adalah kecemasan berkurang, kecemasan yang dirasakan
dan klien menunjukkan individu bisa menular kepada
pengendalian diri terhadap individu yang lain, ketenangan
kecemasan. Kriteria hasil yang perawat yang menjadikan rasa
ditentukan adalah klien bisa cemas klien berkurang, dorong
mengontrol kecemasannya, klien pasien mengungkapkan perasaan
atau keluarga mampu dan pikiran pasien dengan
menyebutkan tanda dan gejala rasionalisasi mengungkapkan
kecemasan yang sudah perasaan dapat mengurangi
dijelaskan, dan klien mampu beban yang dirasakan sehingga
mengontrol rasa cemas secara kecemasan berkurang ajak
mandiri. (Judith, 2016) pasien fokus pada situasi dengan
Penulis menetapkan rasionalisasi dapat membantu
intervensi yang sama pada kedua dalam mekanisme koping yang
klien karena kesamaan kondisi diperlukan, ajak klien untuk
klien yang didapat pada saat berdziki denga rasionalisasi
dilakukan pengkajian dan sesuai sedikit rangsangan positif dapat
NIC (Nursing Intervention mengurangi ansietas dan
Classification) yang disebutkan membuat Klien lebih fokus,
NANDA NIC NOC (2016) ajarkan teknik imajinasi bimbing
antara lain kaji tingkat ansietas dan relaksasai progresif dengan
klien dengan rasionalisasi rasionalisasi dapat mengontrol
mengetahui tingkat kecemasan kecemasan, beri pujian pada
klien dapat memudahkan pasien yang mampu beraktivitas
mengidentifikasi reaksi fisik dari sehari-hari dengan rasionalisasi
kecemasan, bantu klien pujian yang diberikan dapat
menentukan penyebab ansietas meningkatkan harga diri
dengan rasionalisasi klien dapat sehingga bisa mengurangi
mengontrol ansietas yang kecemasan, motivasi pasien baik
dirasakannya ketika mengetahui secara verbal maupun nonverbal
penyebabnya, jelaskan pada dengan rasionalisasi pasien
keluarga klien tentang tanda dan merasa diperhatikan dan dapat
gejala ansietas yang dialami meningkatkan harga diri, beri
klien dengan rasionalisasi kesempatan pasien untuk
pengetahuan keluarga yang mengekspresikan kemarahannya
bertambah membantu pasien dengan menangis dengan
mengontrol kecemasannya, rasionalisasi mengungkapkan
berikan penjelasan pada perasaan klien dapat membuat
keluarga perbedaan gejala secara pasien lebih tenang, kurangi
fisik atau gangguan serangan rangsangan disekitar klien,
panik dengan rasionalisasi seperti cahaya yang tidak terlalu
membantu keluarga mengenali terang, tidak terlalu banyak
kecemasan yang terjadi, jaga diri orang, dan dekorasi ruangan
perawat untuk tetap tenang yang tidak terlalu berlebihan
dengan rasionalisasi kondisi berdzikir, mengurangi
sekitar klien yang tidak rangsangan disekitar klien,
mendukung akan memperburuk seperti cahaya yang tidak terlalu
kecemasan yang dirasakan klien, terang, tidak terlalu banyak
jauhkan sumber-sumber yang orang, dan dekorasi ruangan
dapat menambah ansietas yang tidak terlalu berlebihan,
dengan rasionalisasi sesuatu memotivasi pasien baik secara
yang mengganggu tidak verbal maupun nonverbal.
membuat situasi menjadi lebih Menurut Thbihari, dkk
baik dan ansietas sulit dikontrol. (2015) perubahan-perubahan
Menurut Judith (2016), fisiologis yang muncul akibat
Implementasi keperawatan kecemasan diantaranya nadi
adalah tindakan yang sesuai meningkat, tekanan darah
dengan yang telah direncanakan; meningkat, dan nafas lebih
mencakup tindakan mandiri dan dalam. Pada hari pertama fokus
kolaborasi. Tindakan mandiri pada pengurangan kecemasan
adalah tindakan keperawatan untuk mengurangi beban pikiran
berdasarkan analisis dan klien yang sehingga tekananan
kesimpulan perawat dan bukan darah klien menurun karena
atas petunjuk tenaga kesehatan kedua klien tekanan darahnya
lain. Tindakan kolaborasi adalah tinggi. Kecemasan pada ibu juga
tindakan keperawatan yang berdampak pada janin, sesuai
didasarkan oleh hasil keputusan dengan teori Shahhosseini, dkk
bersama dokter atau petugas (2015), mnyebutkan dampak
kesehatan lain. Tindakan pada janin diantaranya janin
keperawatan yang telah mengalami stres, terjadi
dilakukan merupakan cara untuk gangguan emosional, gangguan
merealisasikan rencana hiperaktifitas, kurang asupan
keperawatan yang telah dibuat nutrisi, desentralisasi, dan dalam
sesuai diagnosa yang telah jangka panjang akan
dirumuskan. mengganggu dalam motorik dan
Kedua klien dilakukan kognitif anak.
tindakan keperawatan yang Pada hari kedua dan
sama. Pada hari pertama ketiga, kedua klien merasa
tindakan yang dilakukan yaitu cemas karena masalah utama
mengkaji tingkat ansietas klien, nyeri luka post SC. Penulis
membantu klien menentukan fokus dalam pengurangan rasa
penyebab ansietas, menjelaskan nyeri dengan mengajarkan
pada keluarga klien tentang teknik relaksasi napas dalam dan
tanda dan gejala ansietas yang mengajak klien untuk berdzikir
dialami klien, mendampingi sehingga dapat mengurangi
klien ketika mengalami nyeri. Selain itu, penulis juga
kecemasan, melibatkan keluarga berkolaborasi dengan dokter
dalam pengurangan kecemasan, dalam pemberian obat analgetik
mengajarkan relaksasi nafas yaitu ketorolac 30 mg diberikan
dalam, mengajak klien untuk melalui IV. Penulis juga
menjelaskan pengaruh cemas dilakukan tindakan keperawatan.
pada proses penyembuhan luka. Evaluasi yang didapatkan berupa
Terdapat 3 fase dalam proses catatan perkembangan klien
penyembuhan luka, seperti fase diantaranya subjektif, objektif,
inflamasi, fase fibroblastik, dan analisis, dan planning. Catatan
fase pematangan. Jika pada fase perkembangan merupakan hasil
awal dalam proses penyembuhan yang didapat dari diagnosa yang
luka terhambat, fase selanjutnya sudah dirumuskan pada pre dan
pun ikut terhambat. Fase post Sectio Caesarea yaitu
inflamasi terhambat karena kecemasan berhubungan dengan
terjadi gangguan pada krisis situasi dan maturasi.
glukokortikoid yang termasuk Evaluasi hari ketiga Ny.
pada jalur neuroendokrin, jika S pada tanggal 14 Maret 2019
kurun waktu fase inflamasi teratasi dan evaluasi hari ketiga
terlewati maka sulit bagi jahitan Ny. R pada tanggal 17 Maret
luka untuk menyatu dan berisiko 2019 sebagian teratasi. Masalah
terjadinya infeksi (Ahmad pada Ny. S teratasi dengan skala
Yusuf, dkk, 2017). HARS 6 (tidak ada kecemasan)
Tindakan yang dilakukan karena terdapat beberapa faktor
pada kedua klien disesuaikan yang mendukung kecemasan Ny.
dengan situasi dan kondisi klien S dapat berkurang, seperti
di ruangan. Terdapat beberapa kondisi interpersonal klien yang
intervensi yang belum dilakukan positif, keluarga klien yang
pada kedua klien yaitu berikan kooperatif, tingkat pendidikan
penjelasan pada keluarga tinggi dan kondisi bayi yang
perbedaan gejala secara fisik sehat. Masalah pada Ny. R
atau gangguan serangan panik, sebagian teratasi karena Ny. R
karena kedua klien masuk dalam masih merasa sedikit cemas
kategori kecemasan sedang dengan skala HARS 12 skor
bukan gangguan serangan panik. (kecemasan sedang), Ny. R
Beri pujian pada klien yang masih merasakan kecemasan
mampu neraktivitas sehari-hari akibat kondisi bayinya yang
juga tidak dilakukan karena prematur, kondisi interpersonal
selama 3 hari dalam pengelolaan klien, tingkat pendidikan rendah
keperawatan kedua klien dalam dan keluarga yang kurang
kondisi terdapat luka operasi dan mendukung klien dalam
belum beraktivitas secara pengurangan kecemasan.
normal. Kedua tindakan tersebut Hasil yang didapatkan
tidak berakibat fatal apabila dari penelitian yang dilakukan
tidak dilakukan. penulis pada Ny. S dan Ny. R
Evaluasi keperawatan sesuai dengan teori tentang
adalah hasil perkembangan yang kecemasan yang dikemukakan
berpedoman pada hasil dan oleh Suliswati (2014), antara
tujuan yang akan dicapai (Judith, lain teori interpersonal
2016). Evaluasi dilakukan mengemukakan bahwa
selama tiga hari setelah kecemasan bisa timbul akibat
individu tidak mampu bergaul operasi sesar. Tekanan darah Ny. R
dengan orang lain atau akibat 150/90 mmHg, nadi 95x/menit,
dari lingkungan yang tidak pernafasan 25x/menit dengan skala
menerima keberadaan individu HARS 25 skor (kecemasan sedang).
tersebut, teori keluarga Berdasarkan hasil pengkajian,
mengemukakan kecemasan penulis merumuskan masalah
muncul dalam keluarga akibat keperawatan untuk Ny. S dan Ny. R
perbedaan karakter tiap individu sebelum dan sesudah tindakan Sectio
dalam keluarga, dan teori Caesarea yaitu kecemasan
biologis mengemukakan berhubungan dengan krisis situasi
kecemasan timbul pada dan maturasi. Kecemasan pada Ny. R
seseorang yang mengalami berlanjut diakibatkan karena kondisi
gangguan pada neurotransmitter bayinya prematur.Rencana tindakan
dan Notoatmodjo (2013) keperawatan pada Ny. S dan Ny. R
mengemukakan mengenai teori sesuai dengan teori yang
pendidikan bahwa pendidikan dikemukakan oleh Stuart (2013).
pada umumnya berguna dalam Tujuan yang diharapkan ansietas
merubah pola pikir, pola berkurang dan menunjukkan
bertingkah laku dan pola pengendalian diri terhadap
pengambilan keputusan. kecemasan dengan kriteria hasil
SIMPULAN DAN SARAN keluarga atau klien mampu
Berdasarkan tujuan dari menyebutkan tanda dan gejala
penelitian pengelolaan keperawatan kecemasan, dan klien mampu
kecemasan pada ibu bersalin dengan mengontrol kecemasan secara
Sectio Caesarea di RSUD Bendan mandiri, tanda-tana vital dalam batas
Kota Pekalongan, penulis normal, skala HARS 0-6 skor.
menyimpulkan sebagai berikut: Implementasi yang dilakukan
Berdasarkan pengkajian yang untuk mengurangi kecemasan yaitu
dilakukan penulis didapatkan hasil teknik relaksasi napas dalam dan
pada Ny. S yaitu Ny. S mengatakan teknik distraksi yang dilakukan yaitu
dirinya merasakan cemas ketika dengan berdzikir, sesuai dengan teori
diberitahu oleh bidan jaga ruangan yang dikemukakan oleh Judith
bahwa harus segera dilakukan (2016). Evaluasi akhir yang didapat
tindakan operasi sesar karena Ny. S pada klien pertama (Ny. S) yaitu
mengatakan sebenarnya dirinya dan klien mengatakan sudah tidak merasa
keluarga berharap persalinan secara cemas, klien tampak rileks, TD:
normal. Tekanan darah Ny. S 130/80 mmHg, RR: 19x/menit, Nadi:
150/100 mmHg, nadi 90x/menit, 88x/menit dengan skala HARS 22
pernafasan 24x/menit dengan skala skor (kecemasan sedang), masalah
HARS 22 skor (kecemasan sedang). teratasi, hentikan intervensi. Evaluasi
Ny. R mengatakan merasa cemas yang didapat pada Ny. R yaitu klien
karena bayi yang dikandungnya tidak mengatakan sedikit cemas, karena
kunjung lahir dan Ny. R bayinya dalam kondisi prematur dan
mencemaskan kondisi bayinya di nyeri luka masih terasa, klien mulai
dalam rahim serta terkejut ketika rileks dengan TD: 140/80 mmHg,
diberitahu akan dilakukan tindakan RR: 20x/menit, Nadi: 90x/menit,
Suhu: 36,5°C, masalah sebagian sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.
teratasi, lanjutkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Untuk penulis dengan adanya
Aspuah, Siti. (2013). Kumpulan
karya tulis ilmiah ini diharapkan
Kuesioner dan Instrumen
kedepannya penulis dapat
Penelitian Kesehatan.
meningkatkan pengetahuan serta
Yogyakarta: Nuha Medika.
kompetensi penulis dengan cara
berlatih , praktik langsung khususnya Hastuti, Dwi. (2015). Hubungan
pada klien klien dengan kecemasan Pengetahuan Tentang Sectio
akibat Sectio Caesarea, dan Caesarea dengan Kecemasan
memanfaatkan e-library di kampus Ibu Pre Operasi di Ruang
sehingga jika penulis menemukan Catleya Rumah Sakit Panti
kasus yang sama dapat melakukan Waluyo Surakarta. (online),
pengelolaan pada pasien secara (http://www.digilib.stikeskus
komprehensif dan benar. Bagi umahusada.ac.id diakses
masyarakat, diharapkan mampu tanggal 2 November 2018).
mengontrol kecemasan dengan cara
teknik relaksasi napas dalam dan Issacs. (2005). Keperawatan dan
teknik distraksi yaitu berdzikir dalam Kesehatan Jiwa Psikiatrik.
menghadapi segala sesuatu agar tidak Jakarta: Buku Kedokteran
timbul dampak dari masalah yang EGC.
sedang dihadapi, khususnya bagi ibu
bersalin dengan Sectio Caesarea dan Keliat, Budi Anna, dkk. Manajemen
keluarga. Kasus Gangguan Jiwa:
Dengan disusunnya Karya CMHN (Intermediate
Tulis Ilmiah ini semoga dapat Course). Jakarta: Buku
digunakan sebagai informasi bagi Kedokteran EGC.
institusi pendidikan dalam Maryani. (2017). Determinan
pengembangan dan peningkatan Persalinan Seksio Sesarea Di
mutu pendidikan di masa yang akan Rsud Wates Kulon Progo
datang seperti memperbanyak buku Tahun 2016. (online),
dan latihan kasus terutama dalam (https://digilib.unisayogya.ac.
pengetahuan tentang kecemasan pada id diakses 2 November 2018).
ibu bersalin dengan Sectio Caesarea.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat Mindasari, Yayan, dkk. (2017).
memberikan tambahan referensi Hubungan Stress Ibu Pre-
pengetahuan serta ketrampilan dalam Operasi Seksio Sesarea
merawat klien dengan kecemasan Terhadap Penyembuhan Luka
akibat Sectio Caesarea secara Operasi Sesarea di Ruang
komprehensif dan optimal karena Nifas Rumah Sakit Ben Mari
kecemasan dapat berdampak baik Malang. (online), Vol. 2 No.
secara fisik maupun psikologis bagi 2, (http://publikasi.unitri.ac.id
klien maupun bayi untuk itu perlu diakses tanggal 10 Desember
diperhatikan dalam pemberian 2018).
asuhan keperawatan pada ibu
bersalin dengan Sectio Caesarea
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan
Keperawatan Maternitas. Ketidakefektifan Pemberian
Jakarta: Salemba Medika. ASI Post Section Caesarea
Hari Ke-0 Atas Indikasi
Noorhidayah, SA. (2016). Hubungan Chepalopelvic Disproportion
Kepatuhan Minum Obat Di Ruang Bougenvil RSUD
Antihipertensi Terhadap Dr. R.Goeteng
Tekanan Darah Pasien Taroenadibrata Purbalingga.
Hipertensi di Desa (online),
Salamreho. (online), (https://repository.ump.ac.id
(http://repository.umy.ac.id diakses 2 November 2018).
diakses tanggal 16 Desember
2018). Roihatul dan Dewi. (2017).
Pengaruh Slow Deep
Nora, rista. (2018). Hubungan Breathing Terhadap
Tingkat Nyeri Dengan Penurunan Tingkat
Tingkat Kecemasan Pada Kecemasan Pasien Pre
Pasien Pada Pasien Pot Op Operasi Sectio Caesarea.
Sectio Caesarea Di Ruang (online), Vol. 5 No. 2,
Kebidanan Rumah Sakit (http://journal.wima.ac.id
Bhayangkara Padang Tahun diakses tanggal 30 November
2017. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2018).
(online), Vol. 12 No. 9.
(https://jurnal.umsb.ac.id Saryono. (2010). Kumpulan
diakses 2 November 2018). Instrumen Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta:
Nursalam. (2015). Konsep dan Nuha Medika.
Penerapan Metodologi
Peneitian Ilmu Keperawatan: Sihombing, Novianti, dkk. (2017).
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Determinan Persalinan
Instrumen Penelitian Section Caesarea Di
Keperawatan. Jakarta: Indonesia (Analisis Lanjut
Salemba Medika. Data Riskesdas 2013). Jurnal
Ilmu Kesehatan. (online),
Rejeki, Sri Dan Sari, Maya. (2018). Vol. 8 No. 1.
Karakteristik Ibu Bersalin (https://ejournal.litbang.depke
Dengan Indikasi Sectio s.go.id diakses 2 November
Caesarea Di Rumah Sakit 2018).
Martha Friska Pulo Brayan
Pada Tahun 2018. Jurnal Stuart. (2013). Teori Psikodinamik
Ilmu Kesehatan. (online), Klinik. Jakarta: Buku
Vol. 7 No. 1. Kedokteran EGC.
(https://penelitian.uisu.ac.id
diakses 2 November 2018) Sugeng dan Weni. (2010). Asuhan
Keperawatan Post Operasi
Rizkiyati, Rizka. (2017). Asuhan Pendekatan Nanda, NIC,
Keperawatan Pada Ny. S NOC. Yogyakarta: Nuha
P1A1 Dengan Masalah Medika.
Sujarweni, Wiratna. (2014). Uswandari, Baiq Dian. (2017).
Metodologi Penelitian. Hubungan Antara
Yogyakarta: Pustaka Baru Kecemasan dengan Kejadian
Press. Hipertensi pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha.
Sukartinah. (2016). Hubungan (online),
Tingkat Kecemasan dengan (http://www.repository.ums.a
Status Hemodinamik pada c.id diakses tanggal 14
Pasien Pre Operasi Sectio Januari 2019).
Caesarea di Ruang IBS
RSUD dr. Soediran Mangun Wilkinson, Judith. M. (2016).
Sumarso Wonogiri. (online), Diagnosis Keperawatan:
(http://www.digilib.stikeskus Diagnosis NANDA-1,
umahusada.ac.id diakses Intervensi NIC, Hasil NOC.
tanggal 2 November 2018). Jakarta; Buku Kedokteran
EGC.
Suliswati. (2014). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Yusuf, Ahmad, dkk. (2017). Stress
Jiwa. Jakarta: Buku Memperlambat Penyembuhan
Kedokteran EGC. Luka Paska Seksio Sesarea.
(online), Vol. 2 No. 2,
Tine Donsu, Jenita Doli. (2017). (http://e-journal.unair.ac.id
Psikologi Keperawatan. diakses tanggal 5 Desember
Yogyakarta: Pustaka Baru 2018).
Press.

Anda mungkin juga menyukai