Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN MOBILISASI IBU POST SC (SECTIO CAESAREA) DENGAN

PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG 1 RSU dr. SOEKARDJO


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015
Tupriliany Danefi, Fenty Agustini
STIKes Respati Tasikmalaya, Jl. Raya Singaparna KM 11Cikunir Tasikmalaya Jawa Barat 46418, Indonesia

ABSTRAK

Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan,
persalinan dan nifas yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%. Data yang
diperoleh di RSU dr. Soekardjo pada tahun 2013 sebanyak 1192 persalinan dengan Sectio Caesarea dengan kejadian infeksi
luka sebanyak 10 kasus (%), pada tahun 2014 terdapat 946 persalinan sectio caesarea dengan kejadian infeksi luka 15 kasus
(%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara mobilisasi pada ibu pasca operasi SC dengan
penyembuhan luka operasi diruang 1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
analitik dengan metode kohort. Dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu pasca operasi Sectio Caesarea yang ada di ruang 1 RSU dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya periode Maret- April 2015 jumlah 37 sampel. Pengambilan data dengan data primer dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang melakukan mobilisasi dengan kategori
baik dan mengalami penyembuhan luka yang baik sebanyak 31 orang (83,8%) penyembuhan yang kurang baik sebanyak 1
orang (2,7%). Simpulan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan yang signifikan antara mobilisasi ibu post SC
dengan penyembuhan luka operasi di Ruang I RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Saran bagi bidan untuk
lebih meningkatkan pelayanan terutama bagi ibu post SC dalam perawatan luka post SC dan mobilisasi dini.
Kata Kunci : Mobilisasi, penyembuhan luka, Sectio Caesarea

CORRELATION BETWEEN MOBILIZATION POST SC (SECTIO CAESAREA)


WITH THE RECUPERATION WOUNDS OF OPERATIONS IN ROOM 1 dr.
SOEKARDJO GENERAL HOSPITAL CITY OF TASIKMALAYA 2015
ABSTRACT

According to the department of health in 2010, the immediate cause of maternal deaths in Indonesia
related to pregnancy, labor and post-partum haemorrhage is 28%, 24% eclampsia, infections 11%, obstructed labor
5%, and 5% abortion. Based on data obtained in dr. Soekardjo in 2013 as many as 1192 labor with Sectio Caesarea with
the incidence of wound infection 10 cases, in 2014 there were 946 Sectio Caesarea labor with the incidence of
wound infection 15 cases. The purpose of this study was to know the correlation between maternal postoperative
mobilization SC with surgery wound healing in room 1 dr. Soekardjo Tasikmalaya 2015. Type of research were used
in this study is quantitative analytic study cohort. When use univariat and bivariat analysis with Chi Square analysis.
Population in this study are all 37 mother postoperative Sectio Caesarea in room 1 dr. Soekardjo Tasikmalaya period
from March to April 2015. Colecting data by using primary data and use quesioner instrument. Based on the results of
cross tabulation known respondents were mobilizes with good category and experiencing good wound healing as many
as 31 people (83.8%), poor healing as much as 1person (2.7%). The conclusions in this study are There is a significant
correlation between maternal mobilization sc with wound healing post surgery in space I dr. Soekardjo Tasikmalaya
City Year 2015. Suggestion for the Midwifery to improve services expecially for post SC mom in recuperation wound
and mobilitation.
Keywords : Mobilization, Wound healing, Sectio Caesarea

11
PENDAHULUAN partum, karena dengan melakukan mobilisasi
akan membantu mempercepat proses pemulihan
Millenium Development Goals (MDGs) masa nifas terutama pada ibu post SC supaya
adalah deklerasi millenium yang berisi ibu mendapatkan perawatan dan penyembuhn
komitmen untuk mempercepat pembangunan luka yang normal. Apabila mobilisasi tidak
manusia dan pemberantasan kemiskinan, segera dilakukan akan berdampak pada proses
dimana salah satu dari tujuan tersebut pada pemulihan dan penyembuhan yang lambat dan
tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan juga bisa menyebabkan komplikasi seperti
ibu, dimana target yang dicapai sampai tahun infeksi dan perdarahan.
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko Berdasarkan data yang diperoleh di RSU dr.
jumlah kematian ibu. Dan Angka Kematian Ibu Soekardjo Kota Tasikmalaya pada tahun 2013
(AKI) merupakan salah satu indikator untuk dari 4558 ibu bersalin sebanyak 1192 (26,15%)
melihat derajat kesehatan perempuan (UNICEF, persalinan dengan Sectio Caesarea dengan
2005). Pencapaian tujuan milenium di kejadian infeksi luka sebanyak 10 kasus,
Indonesia terancam tingginya angka kematian sedangkan pada tahun 2014 terdapat 946
ibu. Hasil Survei Demografi Kesehatan (26,21%) persalinan dengan Sectio Caesarea
Indonesia (SDKI) tahun 2012 tingkat kematian dari jumlah total ibu bersalin sebanyak 3609
ibu saat melahirkan masih tinggi yaitu sebesar orang dengan kejadian infeksi luka sebanyak
359/100.000 kelahiran hidup, sedangkan hasil 15 kasus. Sehingga dilihat dari data tersebut
survei tahun 2007 mencapai 228/100.000 angka kejadian infeksi luka post Sectio Caesarea
kelahiran hidup. Hal ini tampak terjadi mengalami peningkatan.
peningkatan dari hasil survei sebelumnya Berdasarkan hasil penelitian Hal ini sesuai
(Depkes, 2013). dengan hasil penelitian Indarmien Netty yang
Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab berjudul Hubungan Mobilisasi Dini dengan
langsung kematian maternal di Indonesia terkait Penyembuhan Luka Post Operasi Seksio Sesarea
kehamilan, persalinan dan nifas yaitu di Ruang Rawat Gabung Kebidanan RSUD H.
perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, Abdul Manaf Kota Jambi Tahun 2012 dengan
partus lama 5%, dan abortus 5%. Pada masa hasil p-value=0,028 yang berarti secara statistik
persalinan komplikasi paling tinggi terjadi pada menunjukan ada hubungan yang bermakna antar
persalinan yang dilakukan dengan cara SC, mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post
dengan kata lain SC juga merupakan risiko operasi seksio sesarea.
morbiditas dan mortalitas ibu yang lebih tinggi Berdasarkan data di atas, diperlukan upaya
daripada persalinan pervaginam. Komplikasi terhadap penyembuhan pasien pasca SC dengan
yang sering terjadi pada post SC adalah infeksi, mobilisasi, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
perdarahan, luka kandung kemih, dan rupture mengkaji lebih jauh dengan mengadakan
uteri. penelitian dengan judul “Hubungan Mobilisasi
Sectio Caesarea adalah suatu perdarahan Ibu Post SC (Sectio Caesarea) dengan
guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding Penyembuhan Luka Operasi Di Ruang 1 RSU
abdomen dan uterus. Akan tetapi, persalinan dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015”.
melalui Sectio Caesaria bukanlah alternatif yang Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
lebih aman karena diperlukan pengawasan mengetahui hubungan mobilisasi pada ibu pasca
khusus terhadap indikasi dilakukan Sectio operasi SC dengan penyembuhan luka operasi
Caesaria, karena tanpa pengawasan yang baik di ruang 1 RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
dan cermat akan berdampak pada kematian ibu. tahun 2015.
Oleh karena itu pemeriksaan dan monitoring
dilakukan beberapa kali sampai tubuh ibu BAHAN DAN METODE
dinyatakan dalam keadaan sehat. Komplikasi
tersebut dapat dicegah bila pasien post partum Jenis penelitian yang digunakan dalam
pasca SC mau melakukan Mobilisasi. Oleh penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
karena itu, Mobilisasi merupakan suatu proses analitik dengan metode kohort. Dalam
yang sangat penting dilakukan oleh ibu post penelitian ini menggunakan 2 Variabel yaitu

12
mobilisasi dini sebagai variabel dependent dan Untuk responden yang kurang dalam
penyembuhan luka sebagai variabel melakukan mobilisasi, hal tersebut dikarenakan
independent. Populasi dalam penelitian ini indikasi responden dilakukan tindakan operasi
adalah semua ibu pasca operasi Sectio Caesarea SC karena mengalami eklampsi shingga
yang ada di ruang 1 RSU dr. Soekardjo Kota responden tersebut setelah tindakan operasi
Tasikmalaya periode Maret-April 2015 yang harus masuk ke ruang ICU karena kondisinya
berjumlah 37 responden. Dalam penelitian ini tidak stabil.
penulis menggunakan tekhnik Purposive Mobilisasi yang tidak dilakukan responden
Sampling yaitu pengambilan kasus atau tersebut adalah mobilisasi pada hari pertama
responden yang kebetulan ada atau tersedia di miring ke kanan dan ke kiri, pada hari kedua
suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian miring ke kanan dan ke kiri, penderita dapat di
(Notoatmodjo, 2010), dengan kriteria responden dudukkan selama 5 menit, diminta untuk
adalah sebagai berikut : a) Ibu bersedia menjadi bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya
responden b) Ibu kooperatif c) Ibu tidak disertai batuk-batuk kecil, posisi tidur terlentang
memiliki penyakit Diabetes Mellitus. Tempat dirubah menjadi setengah duduk, dan pada hari
penelitian di Ruang I RSU dr. Soekardjo Kota ke tiga yaitu penderita dapat di dudukkan
Tasikmalaya tahun 2015. Teknik pengumpulan selama 5 menit, posisi tidur terlentang dirubah
data yang digunakan dalam penelitian ini menjadi setengah duduk, penderita dianjurkan
dengan data primer dengan menggunakan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan
intrumenAnalisis yang digunakan dalam kemudian berjalan sendiri.
penelitian ini adalah analisis univariat untuk Adapun faktor lain misalkan pengetahuan
menggambarkan distribusi dan frekuensi ibu, umur, paritas, dukungan tenaga kesehatan
gambaran mobilisasi dan penyembuhan luka ibu maupun keluarga, yang menjadi dasar utama
post SC dan analisis bivariat dengan mempengaruhi penyembuhan luka adalah
menggunakan Uji Chi Square untuk kemauan ibu untuk melakukan mobilisasi post
mengetahui hubungan mobilisasi dengan SC. Pasien yang memiliki kemauan yang baik
penyembuhan luka ibu. tentang sesuatu hal, maka ia akan cenderung
mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan masalah tersebut dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki kemauan
A. Mobilisasi Pasca Operasi Sectio Caesarea (Wulandari, 2010;5).
Hasil penelitian mengenai mobilisasi pasca Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat
operasi sectio caesarra adalah sebagai berikut: berguna untuk membantu jalannya
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi responden penyembuhan pasien. Mobilisasi berguna untuk
berdasarkan pelaksanaan mobilisasi mencegah terjadinya thrombosis dan emboli.
pasca operasi sectio caesaria Miring ke kanan dan kiri sudah dapat dimulai
Kategori Jumlah Persentase sejak 6-10 jam setelah pasien sadar. Latihan
(%) pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
Baik 31 83,8
Cukup 5 13,5
terlentang sedini mungkin setelah sadar. Pada
Kurang 1 2,7 hari kedua pasien dapat di dudukkan selama 5
Jumlah 37 100 menit dan diminta untuk bernafas dalam-dalam
Sumber: Hasil Penelitian lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi kecil yang gunanya untuk melonggarkan
responden berdasarkan pelaksanaan mobilisasi pernafasan dan sekaligus menumbuhkan
ibu post SC di RSU dr. Soekardjo kota kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
Tasikmalaya tahun 2015 diperoleh bahwa pulih. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah
sebagian besar responden melakukan mobilisasi menjadi setengah duduk. Selanjutnya secara
sebanyak 31 orang (83,8%), cukup melakukan berturut-turut, hari demi hari pasien dianjurkan
mobilisasi sebanyak 5 orang (13,5%), dan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan dan
kurang melakukan mobilisasi sebanyak 1 orang berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai 5 pasca
(2,7%). operasi.

13
penyembuhan melalui intensi sekunder.
B. Penyembuhan Luka Pasca Operasi Sectio (Johnson, 2005).
Caesarea Menurut Johnson (2005) proses fisiologi
Hasil penelitian mengenai penyembuhan luka penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 3 fase
pasca operasi sectio caesarra adalah sebagai utama, yaitu: fase Inflamasi (0- 3 hari), fase
berikut: destruksi (1- 6 hari), fase proliferasi (durasi 3-
24 hari), dan fase maturasi (durasi 24-365 hari).
Tabel 3.2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan penyembuhan luka C. Hubungan Mobilisasi Ibu Post SC
pasca operasi sectio caesaria (Section Caesarea) dengan Penyembuhan
Luka Operasi di Ruang I RSU dr. Soekardjo
Kategori Jumlah Persentase Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Hasil
(%) penelitian mengenai hubungan Mobilisasi Ibu
Baik 32 86,5
Kurang 5 13,5 Post SC (Section Caesarea) dengan
Jumlah 37 100 Penyembuhan Luka Operasi adalah sebagai
Sumber: Hasil Penelitian berikut:
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Tabel 3.3 Cross Tabulation (tabulasi silang)
bahwa sebagian besar responden penyembuhan antara Mobilisasi dengan
lukanya baik yaitu sebanyak 32 orang (86,5 %). Penyembuhan Luka pada Ibu Post
Dilihat dari kejadian penyembuhan luka Operasi Sectio Caesarea di RSU dr.
responden yang belum sembuh setelah hari ke-3 Soekardjo tahun 2015
post operasi SC yaitu sebanyak 5 orang (13,5%).
Luka yang belum sembuh yaitu seperti jahitan Penyembuhan Luka
yang sudah rapat tetapi lukanya masih basah. P
Ya Tidak
Mobilisasi Jumlah value
Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti (luka (kurang
nutrisi, riwayat penyakit, keadaan luka, sembuh) baik)
pengobatan, perawatan luka dan sebagainya. F % F % F %
Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004;251- Baik 31 83,8 0 0 31 100
153) faktor lain yang mempengaruhi Cukup 1 2,7 4 10,8 5 100 0,000
penyembuhan luka SC selain mobilisasi, Kurang 0 0 1 2,7 1 100
diantaranya : usia, nutrisi, infeksi, sirkulasi Jumlah 32 86,5 5 13,5 37 100
(hipovolemia) dan oksigenasi, hematoma,
Sumber: Hasil Penelitian
benda asing, iskemia, diabetes mellitus, keadaan
Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat
luka, dan Obat-obatan.
diketahui bahwa respondenyang melakukan
Menurut Robbins (2004;80) penyembuhan
mobilisasi dengan baik dan mengalami
luka merupakan suatu proses yang kompleks,
penyembuhan luka yang baik sebanyak 31 orang
tetapi umumnya terjadi secara teratur. Jenis sel
(83,8%) dan penyembuhan yang kurang baik
khusus secara beruntun pertama-tama akan
(0%), responden yang cukup melakukan
membersihkan jejas, kemudian secara progresif
mobilisasi sebanyak 5 orang (13,5%), dan
membangun dasar untuk mengisi setiap defek
mengalami penyembuhan luka yang baik
yang dihasilkan. Peristiwa tersebut tertata rapi
sebanyak 1 orang (2,7%), dan penyembuhan
melalui keadaan saling mempengaruhi antara
yang kurang baik sebanyak 4 orang (10,8%),
faktor pertumbuhan terlarut dan ECM. Faktor
responden yang kurang melakukan mobilisasi
fisik juga turut berperan, termasuk tenaga yang
sebanyak 1 orang (2,7%), dan penyembuhan
dihasilkan oleh perubahan bentuk sel.
luka yang baik (0%), penyembuhan yang kurang
Penyembuhan luka dimulai sejak terjadinya
baik sebanyak 1 orang (2,7%) dinilai pada hari
cidera pada tubuh, luka memiliki tepi
ke-5 pasca operasi SC yang dipengaruhi dari
berlawanan, misalnya luka operasi, sembuh
pelaksanaan mobilisasi post SC tanpa
dengan cepat dengan intensi pertama atau
memperhatikan faktor pendukung lain yang
primer. Luka dalam dan menganga lebih lama
mempengaruhi penyembuahan luka.

14
Setelah dianalisis dari hasil uji statistik mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi
diperoleh probality lebih kecil dari pada nilai mobilisasi secara teratur dan bertahap yang
Alpha (0,000 < 0,05). Dengan demikian H0 diikuti dengan latihan adalah hal yang paling
ditolak Ha diterima. Maka berarti terdapat dianjurkan.
hubungan yang signifikan antara mobilisasi ibu Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
post SC dengan penyembuhan luka operasi di Indarmien Netty yang berjudul Hubungan
Ruang I RSU dr. Soekardjo kota Tasikmalaya Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka
tahun 2015. Berdasarkan data tersebut dapat Post Operasi Seksio Sesarea di Ruang Rawat
dikemukakan bahwa pelaksanaan mobilisasi Gabung Kebidanan RSUD H. Abdul Manaf
pada responden pasca opersi SC merupakan Kota Jambi Tahun 2012 dapat disimpulkan
salah satu upaya mempercepat proses bahwa ada hubungan yang bermakna antar
penyembuhan luka SC. Terlihat pada saat mobilisasi dini dengan penyembuhan luka post
penelitian responden yang segera setelah sadar operasi seksio sesarea dengan p-value=0,028.
kemudian melakukan mobilisasi, proses Mobilisasi dini sangat bermanfaat untuk
pulihnya lebih cepat. Karena dengan melakukan melancarkan sirkulasi darah, membantu proses
mobilisasi segera setelah sadar menimbulkan pemulihan, mencegah terjadinya infeksi yang
rasa percaya diri kepada responden bahwa timbul karena gangguan pembuluh darah balik
dirinya mampu dan didukung pula oleh keluarga serta mencegah perdarahan lebih lanjut. Dengan
dan tenaga kesehatan sehingga proses mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik
pemulihannya lebih cepat dan proses sehingga fundus uteri keras, maka resiko
penyembuhan lukanyapun lebih cepat perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan,
dibandingkan dengan responden yang tidak karena kontraksi membentuk penyempitan
segera melakukan mobilisasi. pembuluh darah yang terbuka, Involusi uterus
Sesuai dengan pendapat Kasdu (2003;69- tidak baik, apabila tidak dilakukan mobilisasi
71) jahitan luka diperut ibu akan ditutupi kain secara dini karena dapat menghambat
kassa lembut. Kassa perut baru dibuka pada hari pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga
ke-3 post operasi SC, terkecuali apabila ada menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
indikasi lain sebelum hari ke-3 misalnya apabila Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
basah dan berdarah harus dibuka dan diganti. kesembuhan luka adalah mobilisasi dini.
Luka insisi dibersihkan dengan NaCl dan Mobilisasi dini merupakan faktor yang dapat
dicampurkan gentamicin, lalu ditutup dengan mempercepat pemulihan luka pasien post
kassa steril. Setelah hari ke-3 secara periodik operasi sectio caesarea dan mencegah
pembalut luka diganti dan luka dibersihkan. komplikasi post operasi. Banyak keuntungan
Diperhatikan pula keadaan lukanya apakah luka yang dapat diraih dari latihan mobilisasi dini di
sudah sembuh. tempat tidur dan berjalan pada periode dini post
Menurut Mochtar (157-158) mobilisasi operasi, mobilisasi dini sangat penting dalam
segera tahap demi tahap sangat berguna untuk percepatan hari rawat dan mengurangi
membantu jalannya penyembuhan penderita. terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan
Kemajuan mobilisasi bergantung pula pada otot di seluruh tubuh, gangguan sirkulasi darah
jenis-jenis operasi yang dilakukan dan dan gangguan peristaltic. Proses penyembuhan
komplikasi yang mungkin dijumpai. Secara luka dikatakan baik apabila tidak ditemukan
psikologi hal ini memberikan pula kepercayaan tanda-tanda infeksi seperti rubor, dolor, kalor,
pada si sakit bahwa dia mulai sembuh. tumor, dan gangguan fungsi laesa.
Perubahan gerakan dan posisi ini diterangkan Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut
kepada penderita atau dan keluarga yang dan sesuai dengan hasil penelitian yang telah
menungguinya. Hal ini sesuai dengan teori dilakukan peneliti sebelumnya, penulis
Ancheta & Simkin (2005) menyatakan bahwa menyimpulkan bahwa mobilisasi merupakan
Mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk salah satu faktor utama yang mendukung proses
proses penyembuhan luka dan mencegah penyembuhan luka pada ibu post operasi SC.
terjadinya infeksi serta trombosis vena. Bila Mobilisasi tidak dilihat dari frekuensi ibu
terlalu dini melakukan mobilisasi dapat melakukan mobilisasi tapi dari kesegeraan ibu

15
melakukan mobilisasi. Sehingga pelaksanaan http://www.depkes.go.id. Diakses 17 Maret
mobilisasi sangat dianjurkan bagi ibu post 2014
operasi SC karena dapat mempercepat proses
penyembuhan luka. Depkes, (2005). Jumlah Persalinan Dengan
Sectio Caesarea. Available from URL :
KESIMPULAN http://www.depkes.go.id. Diakses 17 Maret
2014.
Hasil pembahasan mengenai hubungan
Mobilisasi Ibu Post SC (Section Caesarea) Kasdu, Dini. (2003). Operasi Caesar Masalah
dengan Penyembuhan Luka Operasi di Ruang I dan Solusinya. Puspa Swara. Jakarta.
RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun
2015 bahwa : Mochtar. (1998). Sinopsis Obstetri : Obstetri
1. Sebagian besar ibu Post SC di Ruang I RSU Operatif, Obstetri Sosial, Edisi 2. EGC. Jakarta.
dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015
melakukan mobilisasi. Indarmien, Netty. (2013) Hubungan Mobilisasi
2. Jumlah persentase proses penyembuhan luka Dini Dengan Penyembuhan Luka Post Operasi
pada ibu Post SC di Ruang I RSU dr. Seksio Sesarea Di Ruang Rawat Gabung
Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Kebidanan RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi
yaitu hampir semua penyembuhan lukanya Tahun 2012. Available from URL :
baik. http://www.unja.ac.id/online journal/online-
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara journal/index.php/sains/article/view/2026.
mobilisasi ibu post sc dengan penyembuhan Diakses Juli 2015.
luka operasi di Ruang I RSU dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian.
PT Rineka Cipta. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian.
Ancheta, R. & Simkin P. (2005). Buku Saku PT Rineka Cipta. Jakarta.
Persalinan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Robbins, dkk. (2004). Buku Ajar Patologi
Robbins, Edisi 7, Volume 1. EGC. Jakarta.
Depkes RI, 2013. Angka Kematian Masih
Tinggi di Indonesia. Available from URL :

16

Anda mungkin juga menyukai