BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
janin dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen dan uterus
untuk mengeluarkan bayi. Cara ini dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah
bedah sectio caesaria (SC) Adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Menurut WHO,
peningkatan persalinan dengan operasi sesar di seluruh negara terjadi semenjak tahun 2007-
2008 yaitu 110.000 perkelahiran di seluruh Asia. Di Indonesia sendiri, angka kejadian operasi
sesar juga terus meningkat baik di rumah sakit pemerintah maupun di rumah sakit swasta.
angka kejadian sectio caesaria mengalami peningkatan Pada tahun 2000 jumblah ibu bersalin
dengan sectio caesaria, 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19% ,tahun 2002 sebesar 47,13%,
tahun 2003, sebesar 46,87%, tahun 2004, sebesar 53,22% dan tahun 2005 sebesar 51,59% dan
sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Depkes RI, 2012).
kecenderungan peningkatan operasi sesar di Indonesia dari tahun 1991 sampai tahun 2007
yaitu 1,3-6,8 persen. Persalinan sesar di kota jauh lebih tinggi dibandingkan di desa yaitu 11
persen dibandingkan 3,9 persen. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan
metode operasi sesar sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010
sampai dengan 2013, dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%). Secara umum pola
persalinan melalui operasi sesar menurut karakteristik menunjukkan proporsi tertinggi pada
kuintil indeks kepemilikan teratas (18,9%), tinggal di perkotaan (13,8%), pekerjaan sebagai
pegawai (20,9%) dan pendidikan tinggi/lulus PT (25,1%). (Analisis lanjut Riskesdes, 2017).
Sesuai pengambilan data awal Di rumah sakit umum Dewi sartika kendari, Sulawesi
Tenggara Jumblah persalinan dengan sectio caesarea tahun 2016 sebanyak 496 kasus (50%),
dan priode januari-Desember pada tahun 2017, berjumblah 679 kasus (3%), dan pada tahun
2018 berjumblah 669 orang (36%).
Di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal dunia karena komplikasi
yang terkait dengan kehamilan, persalinan dengan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan
meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena
kehamilan, persalinan dan nifas. Dari angka tersebut sekitar 13,4% melalui dengan Sectio
caesarea (Pudiastuti, 2012). Kematian ibu akibat operasi SC menunjukan angka 1 per 1.000
persalinan. Menurut Benson dan Pernolls (2009), angka kematian pada operasi SC 40 sampai 80
tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25 kali lebih besar dibanding
persalinan pervaginam. Untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi
dibandingkan persalinan pervaginam, komplikasi tindakan anastesi sekitar 10% dari angka
kematian ibu (Farrel, 2010). Dampak yang sering timbul dalam persalinan SC antara lain adalah
infeksi yang banyak disebut sebagai morbilitas pasca operasi. Kurang lebih 90% dari morbilitas
pasca operasi
disebabkan oleh infeksi seperti: infeksi rahim, infeksi kandung kemih, infeksi usus dan infeksi
luka bekas operasi. Apabila infeksi tidak segera diatasi dan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan infeksi yang berlarut sampai dengan sepsis yang dapat mengakibatkan kematian
terhadap ibu.
Luka yang di timbulkan karena pembedahan harus segera di atasi, karena apa bila luka
tersebut tidak segera di tangani dapat menimbulkan infeksi yang akhirnya justru memberikan
akibat atau dampak yang lebih buruk. Salah satu tindakan keperawatan untuk mempercepat
proses penyembuhan luka yaitu Ambulasi dini (Muttaqin, 2012). Masalah yang sering di
keluhkan pada ibu pasca operasi sectio caesarea adalah ketidak nyamanan (nyeri). Hal ini
berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan yang lain seperti ketidak nyamanan/ hambatan
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang di lakukan segera pada pasien paska
operasi di mulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan
bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien (Yuni, 2014). Pentingnya di lakukan ambulasi dini
yaitu, untuk mempercepat kesembuhan ibu sehingga dapat kembali melakukan aktivitas
Manfaat melakukan Ambulasi dini antara lain pasien akan merasa lebih kuat dan sehat,
faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik, memperlancar peredaran darah sehingga
mempercepat penyembuhan luka, otot menjadi lebih kuat sehingga pasien mampu merawat
diri dan bayi nya secara mandiri (Karlina, 2014) Gerakan Ambulasi dini yang lain sebagian
responden sudah melakukan dengan baik, seperti pergerakan kaki di tempat tidur, mengangkat
Penelitian dilakukan oleh Kaur, Kaur dan Sikka (2015) yang meneliti tentang
pengaruh ambulasi dini pada pemulihan pasca operasi caesar diperoleh hasil temuan
penelitian ini bahwa ambulasi dini efektif dalam pemulihan pasca operasi dan mencegah
komplikasi post operasi, dimana latihan ambulasi dini dimulai 6 jam post operasi caesar pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol ambulasi standar perawatan setelah 13 14 post
operasi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
terhadap pemulihan dengan menilai intensitas nyeri, penggunaan analgetik, asupan oral, awal
platus, dan mempengaruhi kemampuan dalam menyusui dan memegang bayi. Hal ini akan
dapat mempercepat pasien keluar dari rumah sakit dan lebih fokus kepada perawatan bayinya.
Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa ambulasi dini sangat dibutuhkan oleh pasien post
operasi dan efektif digunakan untuk meningkatkan kearah pemulihan pasien post operasi.
Ambulasi dini pada pasien post SC dapat di pengaruhi oleh berbagai macam faktor yang
dapat menyebabkan kurang berhasilnya melakukan ambulasi dini. Menurut hasil penelitian
yang di lakukan Putina & Chabibah (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kemandirian ibu post SC menunjukan bahwa faktor dukungan tenaga kesehatan, umur,
kehamilan, pendidikan, pengalaman SC, gaya hidup, dan dukungan keluarga mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kemandirian ibu post SC dalam melakukan ambulasi dini.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Penerapan Ambulasi Dini Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Aktivitas Di RSUD Dewi Sartika kendari"
• Rumusan masalah
Bagaimana penerapan Ambulasi Dini Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Dalam
• Tujuan penulisan
• Tujuan umum
• Tujuan Khusus
Mengidentifikasi kemampuan melakukan Ambulasi pasien Post Sectio caesarea sebelum &
setelah latihan ambulasi dini