Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH IMD TERHADAP INVOLUSI UTERI

Disusun oleh :

PUSKESMAS PAGUYANGAN
Jalan Raya Paguyangan Kec. Paguyangan kab.Brebes 52276
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15% dari


seluruh wanita yang hamil akan berpotensi mengalami komplikasi yang berkaitan
dengan kehamilan, sertadapat mengancam jiwa ibu danjanin (Feryanto, 2011). Data
Indonesia penyebab kematian ibu melahirkan, diketahui bahwa pendarahan (28%),
Eklamsia (24%), infeksi (11%) dan komplikasi masa nifas (8%) (Depkes RI, 2015).
Selama masa nifas, alat-alat luar dan dalam berangsur-angsur kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi.
Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta
membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya. Secara alamiah selama
kehamilan, rahim makin lama makin membesar. Setelah persalinan rahim akan
mengecil kembali perlahan-lahan ke bentuk semula (Saleha, 2009)
Protokol evidenbased yang baru telah diperbaharui oleh WHO (world health
organization) dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir satu jam pertama, salah satu
dari pernyataannya, yaitu bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan
ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam (Ambarwati dan
wulandari,2009)
Angka kematian ibu (AKI) Indonesia masih tinggi di negara ASEAN. Pada
tahun 2003 Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 2004 yaitu 240 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000
kelahiran hidup,tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun
2007 yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals
(MDG) angka kematian ibu di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000
kelahiran hidup (Barata, 2008)
Selanjutnya, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rita (2008) tentang
pengaruh waktu menyusu dini terhadap involusi uterus di Klinik Alisa Ponorogo Jawa
Timur didapatkan hasil 95% dengan menyusui secara dini involusi ibu postpartum baik,
dan 41,7% involusi uterus kurang baik karena tidak menyusu dini.
Lebih lanjut, hasil survey yang peneliti lakukan di puskesmas paguyangan yang
merupakan pusat layanan kesehatan masyakat kecamatan paguyangan dimana
puskesmas paguayangan ini menerapkan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang
menjadi acuan pertolongan persalinan dan menerapkan tehnik Insiasi Menyusu Dini
(IMD).
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa inisiasi menyusu dini
(IMD) sangat penting karena pengaruh hisapan bayi pada payudara Ibu dapat
mengakibatkan pengeluaran hormon oksitosin yang dapat mengurangi kejadian
perdarahan setelah nifas dan membantu percepat pemulihan rahim Ibu. Dari kesimpulan
di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh
Inisiasi Menyusu Dini terhadap Involusi uteri ibu post partum di puskesmas paguyangan
Kab. Brebes pada tahun 2022.

B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah analsisi jurnal keperawatan maternitas ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh sejauh mana IMD terhadap involusi uteri ibu post partum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh sejauh manaIMD terhadap involusi uteri ibu post partum.
b. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Paguyangan supaya
dapat mengimplementasikan dalam memberikan pelayanan pada ibu post partum .

BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD )

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan cara atau upaya untuk membiarkan

bayi yang baru lahir untuk mencari payudara ibu sendiri segera setelah lahir. Inisiasi

Menyusu Dini IMD merupakan pengenalan awal dari bayi proses menyusu yang

dilakukan :

1. Segera mungkin dalam fase 1 jam setelah kelahiran

2. Setelah bayi lahir dalam keadaan sehat dan menangis

3. Sesudah tali pusat dipotong dan dilap dengan kain hangat ( dengan tetap

mempertahankan verniks)

4. Bayi Diletakkan telanjang dan diletakkan didada ibu yang juga telanjang dengan

posisi tengkurap menghadap kearah ibu.

5. Bayi sengaja dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya ( pencarian memakan

waktu bervariasi sekitar 30-40 menit )

Dapat dilakukan pada bayi yang dilahirkan normal maupun dengan operasi sesar.

2. Involusi Uteri
Involusi uteri adalah kembalinya uterus pada keadaan sebelum hamil dalam
bentuk maupun posisi. Involusi ini dapat mengecilkan rahim setelah persalinan agar
kembali kebentuk asal dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. (Marmi, 2012).
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm
dibawah umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat
ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16
minggu dengan berat 1000 gram. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama masa hamil.
Pertumbuhan uterus pada masa prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan
jumlah sel- sel otot dan hipertropi, yaitu pembesaran selsel yang sudah ada. Pada
masa post partum penurunan kadar hormonhormon ini menyebabkan autolisis.
3. Analisa Jurnal

Secara umum jurnal yang berjudul Pengaruh Inisiasi menyusu dini (early
initation) atau permulaan menyusu dini terhadap involusi uteri pada ibu post partum
di klionik khodijah padang tahun 2018 yang diteliti oleh Iin Wahyuni dkk sudah
baik. Abstrak pada jurnal ini sudah mencakup dan menyimpulkan isi penelitian
dengan baik. Dalam jurnal ini dijelaskan secara detail mengenai Tinggi Fundus Uteri
(TFU) dengan mengklasifikasi waktu. dan teknik pengambilan sampel denga teknik
Purposive sampling dengan pembagian karakteristik respon secara jelas. Metode
yang digunakan sudah tepat yaitu dengan menggunakan kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol untuk melihat sejauh mana pengaruh yang terjadi setelah
dilakukannya penelitian ini.

4. Implikasi Keperawatan

Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari jurnal tersebut adalah:

a. Perawat dapat memberikan penyuluhan tentang pentinnya Inisiasi Menyusu Dini


(IMD).

b. Perawat dan pasien berkolaborasi dalam penyuksesan arti pentingya IMD.

c. Melibatkan keluarga pasien dalam memBerikan arti pentingnya IMD.

BAB III
RESUME JURNAL

A. Judul Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Inisiasi menyusu dini (early initation) atau
permulaan menyusu dini terhadap involusi uteri pada ibu post partum di klinik khodijah
padang tahun 2018. Penelitian di teliti oleh Iin wahyuni dan Nanda Masriani Daulay
B. Metode Penelitian

Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu
rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Nursalam, 2003)
dengan rancangan post test.
Sampel pada peneliti ini akan dilakukandengan menggunakan tekhnik
Purposive sampling sehingga populasi dijadikan sampel dengan kriteria inklusi yang
telah ditentukan berjumlah 60 orang di Klinik Bersalin Khodijah Tahun 2018.
Alat pengumpul data berupa pita centimeter dan lembar observasi. Mengambil
data demografi untuk penunjang pada penelitian ini yang meliputi usia, paritas,
pekerjaan, pendidikan. Peneliti menggunakan pita centimeter untuk mengobservasi
involusi uteri dengan mengukur tinggi fundus uteri pada Ibu postpartum sesudah
dilakukan tehnik inisiasi menyusu dini pada kelompok kontrol dan intervensi dan
analisa data menggunakan univariat dan bivariat.

C. Analisa Data
Analisa data digunakan uji t-independent. Dari hasil penelitian diperoleh data
Karekteristik responden pada kelompok intervensi berumur 21-25 (46.7%),
pendidikan SMA (30.0%), pekerjaan IRT (56.7%), sedangkan pada kelompok
kontrol berumur 21-25 (36.7%), pendidikan SMA (40.0%), pekerjaan IRT (53.3%).
Dari hasil uji t-independent diperoleh hasil TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p=
0.003 dan TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari
setelah IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan
yang tidak dilakukan IMD

D. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dr. Asti Praborini, Spa, IBCLC
dari Jakarta Brestfeeding Center menyebutkan bahwa ibu yang melakukan inisiasi
menyusu dini akan mempercepat involusi uterus karena pengaruh hormon
oksitosin ditandai dengan rasa mules karena rahim yang berkontraksi (Praborini,
A, (2008)
Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rita (2008) tentang pengaruh waktu menyusu dini terhadap
involusi uterus di Klinik Alisa Ponorogo Jawa Timur didapatkan hasil 95%.

E. Kesimpulan
1. Karekteristik responden pada kelompok intervensi dapat digambarkan sebagai
berikut: umur responden mayoritas berumur 21-25 sebanyak 14 orang (46.7%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 9 orang (30.0%), pekerjaan mayoritas IRT
sebanyak 17 orang (56.7%).

2. Karekteristik responden pada kelompok kontrol dapat dapat digambarkan sebagai


berikut: umur responden mayoritas berumur 21-25 sebanyak 11 orang (36.7%),
pendidikan mayoritas SMA sebanyak 12 orang (40.0%), pekerjaan mayoritas IRT
sebanyak 16 orang (53.3%).

3. Kelompok intervensi rata-rata TFU 2 jam setelah IMD adalah 12 cm, median
12 cm dengan standar deviasi 0,34 dan rata-rata TFU 12 jam setelah IMD
adalah 10 cm, median 10 cm dengan standar deviasi 0.46 sedangkan rata-rata
TFU 7 hari setelah IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan standar deviasi
0.44.
4. Kelompok kontrol rata-rata TFU 2 jam setelah IMD adalah 13 cm, median 12
cm dengan standar deviasi 0.48 dan rata-rata TFU 12 jam setelah IMD adalah
11 cm, median 11 cm dengan standar deviasi 0.51, sedangkan rata-rata TFU 7
hari setelah IMD adalah 7 cm, median 7 cm dengan standar deviasi 0.52.
5. Berdasarkan hasil uji statistik TFU 2 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.003 dan
TFU 12 jam setelah IMD didapatkan nilai p= 0.000, sedangkan TFU 7 hari setelah
IMD diperoleh nilai p= 0.002, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan rata-rata TFU 2 jam, 12 jam dan 7 hari setelah dilakukan IMD dengan
yang tidak dilakukan IMD
F. Saran dari Peneliti
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Inisiasi menyusu dini memberikan
manfaat terhadap involusi uterus di klinik Khodijah padang . Oleh karena itu,
penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa Inisiasi menyusu dini
(IMD) salah satu intervensi non- farmakologik untuk membantu pemulihan
ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di Rumah
Sakit, Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa
Inisiasi menyusu dini memberikan manfaat terhadap involusi uterus di klinik
Khodijah padang . Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan
bahwa Inisiasi menyusu dini (IMD) salah satu intervensi non- farmakologik
untuk membantu pemulihan ibu setelah melahirkan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan baik di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas maupun di masyarakat.
B. Saran
1. Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat memasang informasi spanduk banner tentang arti
pentiinya IMD ibu post partum.
2. Perawat
Diharapkan perawat dapat meningkatkan kemampuannya dalam memberikan
penyuluhan pentinya IMD ibu post partum.

Paguyangan , Juni 2022


Penyusun

ULLY CHAERONI,S.Kep

SATUAN ACARA PENYULUHAN 
INISISASI MENYUSU DINI (IMD)
 

Pokok Bahasan         : IMD (Inisiasi Menyusu Dini)


Tanggal                      : Sabtu, 11– 06 – 2022
Waktu                        : 09.00 – Selesai
Tempat                      : Ruang PONED Puskesmas Paguyangan
Sasaran                      : Ibu menyusui

A. Tujuan
1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 25
Menit, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengerti
tentang IMD dan dapet mempraktekkannya.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 25 Menit, diharapkan
peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b. Menjelaskan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
c. Menjelaskan penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
d. Menjelaskan tahapan perilaku bayi sebelum menyusu
e. Menjelaskan hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat IMD

B. Materi
(Terlampir)

C. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi

D. Media
1) Leaflet
2) Ppt

E. Pelaksanaan Kegiatan :

No. Waktu Kegiatan penyuluhan Evaluasi


1. Pembukaan a. Mengucap salam a. Menjawab salam,
5 menit b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Menjelaskan Tujuan c. Mendengarkan
d. Apersepsi
2. Isi a. Menjelaskan tentang IMD a. Mendengarkan dan
10 menit memperhatikan.
b. Menjelaskan tentang b. Mendengarkan dan
manfaat IMD memperhatikan
c. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan dan
penatalaksanaan IMD memperhatikan
d. Menjelaskan tentang d. Mendengarkan dan
tahapan perilaku bayi memperhatikan
sebelum menyusu
e. Menjelaskan hal yang e. Mendengarkan dan
perlu dilakukan dan memperhatikan
dihindari saat IMD
3. Diskusi Tanya jawab Ibu / suami bertanya
5 menit
4. Penutup a. Menyimpulkan hasil a. Menyampaikan
5 menit penyuluhan. pendapat
b. Memberikan kesempatan b. Memberikan
kepada peserta penyuluhan pendapat
untuk menyampaikan
perasaannya setelah
mengikuti kegiatan.
c. Menjawab salam
c. Memberi salam.

F. Evaluasi :
Melakukan evaluasi secara lisan dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik, dengan kriteria evaluasi:
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) minimal
dengan kata-kata sendiri.
2. Peserta dapat menjelaskan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) minimal 2
contoh.
3. Peserta dapat menjelaskan penatalaksanaan Inisiasi Meyusui Dini (IMD)
minimal 2 contoh.
4. Peserta dapat menjelaskan tahapan perilaku bayi sebelum menyusu
5. Peserta dapat menjelaskan hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat Inisiasi
Meyusui Dini (IMD) minimal 2 contoh.
Materi Penyuluhan Kesehatan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

A. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah memberikan kesempatan kepada bayi untuk
memulai menyusu sendiri segera lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi
dengan ibu selama satu jam atau sampai menyusu pertama selesai.

IMD dilakukan dengan cara memberi kesempatan pada bayi untuk merangkak
mencari payudara ibu “The Breast Crawl” (Marshall Klaus: Mother and Infant:
Early Emotional Ties Pad 1998 UNICEF INDIA: The Breast Crawl 2007).

Inisiasi menyusu dini (IMD) terdiri atas dua komponen utama, yaitu kontak kulit
dan upaya menyusu (sunkling). Kontak kulit ke kulit dini dan kesempatan untuk
menyusu pada satu jam pertama se telah persalinan adalah dua hal yang sama
pentingnya. Bayi harus diletakkan di dada ibu dan diberikan kesempatan untuk
menyusu secara dini. Minimal selama 60 menit setelah persalinan.

B. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


IMD atau Inisiasi Menyusu Dini dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk
bayi, namun juga untuk Ibu dan keluarga. Manfaat IMD antara lain :
1. Manfaat IMD bagi Bayi
a. Menghangatkan bayi melalui kontak kulit antara ibu dan bayi (Bonding
Attatement) atau mencegah Hipotermia
b. Memberikan perlindungan alamiah bayi karena bayi mendapatkan
kolostrum yang kaya akan zat kekebalan tubuh terhadap infeksi
c. Membentuk kekebalan bayi pada saat bayi merayap di dada ibu, menjilat-
jilat ibu dan menelan bakteri Non Pathogen dari kulit ibu yang berfungsi
untuk mengurangi resiko alergi (Imunisasi Dini)
d. Memudahkan bayi untuk menyusu ASI Esklusif 6 bulan dan tetap
menyusu hingga 2 tahun
e. Perkembangan psikomotorik lebih cepat
f. Menunjang perkembangan kognitif
g. Meningkatkan angka keselamatan bayi

2. Manfaat IMD bagi Ibu


a. Membantu kontraksi rahim pengeluaran plasenta
b. Mengurangi pendarahan pasca melahirkan
c. Merangsang hormon oksitosin yang menyebabkan reflek pengeluaran ASI
d. Membuat ibu merasa rileks dan tenang, mencintai bayi dan merasa
bahagia.
e. Mengurangi resiko terkena kanker payudara dan ovarium

3. Manfaat IMD bagi Keluarga


a. Pengalaman batin yang sangat indah bagi Ayah, Ibu dan Bayi.
b. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak

C. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Penatalaksanaan dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD), antara lain :
1. Suami mendampingi ibu saat melahirkan
2. Saat bayi lahir, dikeringkan dengan handuk kecuali tangannya dan diberi topi
3. Bayi ditengkurapkan di perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu
4. Ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati putting
5. Biarkan bayi mencari putting sendiri
6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama minimal satu jam
atau sampai proses menyusu awal selesai
7. Bila dalam satu jam menyusu awal belum terjadi, dekatkan bayi ke putting
tetapi jangan memasukkan putting ke mulut bayi dan berikan waktu 30
menit atau satu jam lagi.

D. Tahapan perilaku bayi sebelum menyusu


Lima tahapan perilaku bayi sebelum menyusu: (Marshall Klaus: Mother and
Infant: early Emotional Tias Pad 1998 UNICEF INDIA: The Breast Crawl 2007)

1. Dalam 30 menit pertama


Istirahat siaga, sekali kali bayi melihat ibunya, menyesuaikan dengan
lingkungan
2. 30-40 menit
Bayi mengeluarkan suara, gerakan menghisap, memasukkan tangan ke mulut
3. Mengeluarkan air liur
4. Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak kearah payudara
5. Menjilat-jilat kulit ibu, menyentuh putting susu dengan tangannya, bayi
menghentak kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan ke kiri,
menemukan putting menjilat dan mengulum putting susu, membuka mulut
lebar dan melekat dengan baik.

E. Hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat IMD


Hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari saat IMD, antara lain :
1. Untuk bayi
a. Bayi yang menangis kuat tidak perlu isap lendir.
b. Keringkan segera bayi, kecuali tangannya.
c. Bayi dan ibu harus diselimuti untuk mempertahankan kehangatan di
samping kontak kulit ke kulit.
d. Tunda pemberian injeksi vitamin K, Hepatitis B, menimbang dan
pengukuran bayi, membungkus bayi setelah IMD.
e. Tunda memandikan bayi setelah 24 jam.
f. Lanjutkan kontak kulit ke kulit sampai bayi selesai menyusu.

2. Untuk ibu
a. Jangan membasuh payudara sebelum bayi menyusu (dot not wash).
b. Angkat kepala ibu dengan bantal untuk memfasilitasi kontak mata antara
ibu dan bayi.
c. Jangan memindahkan ibu dari ruang persalinan sebelum selesai menyusu
dini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/inisiasi.menyusui.dini/
001/001
/396/1/4.html diakses tanggal 24 Desember 2018 pukul 14.00 WIB

http://www.inisiasimenyusudini.com/ diakses tanggal 24 Desember 2018 pukul


14.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai