Oleh
MENGETAHUI
1
BAB I
PENDAHULUAN
turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, atau jalan
lahir dengan bantuan, atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran, sekitar
99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang, sekitar 80% kematian
persalinan dan setelah persalinan. Menurut WHO pada tahun 2014 Angka Kematian
Ibu (AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa dimana dibagi atas beberapa Negara
antara lain Amerika Serikat mencapai 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia Tenggara
yaitu Indonesia 241 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup, Brunai 60 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000
kematian ibu di Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
2
di bawah dari negara-negara yang ada di ASEAN (Depkes RI, 2015). Terkait target
Tahun 2019 untuk menurunkan angka kematian ibu sebesar 306 per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2030 sebesar 70/100.000 kelahiran hidup (Anung,
2015). Penyebab kematian ibu termasuk perdarahan post partum, eklampsia, partus
lama dan sepsis. Penyebab kematian ibu yaitu partus lama dengan jumlah rata-rata
di dunia sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%. Dari hasil survey diketahui bahwa
partus lama merupakan komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak nomor
jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2016 sebanyak 301,7 per 100.000
kelahiran hidup atau 61 jiwa. Adapun penyebab kematian yaitu karena Perdarahan
19,7% kasus, Hypertensi dalam kehamilan 16,4% kasus, Infeksi 1,7% kasus, Partus
Lama 1,7% kasus, lain-lain 59,1% kasus. Dari data awal yang diperoleh pada
tanggal 22 November 2017 di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Pada tahun 2015
jumlah ibu bersalin yaitu 1.743 orang yang terdiri dari 51,6% ibu bersalin normal,
7,5% ibu bersalin dengan Extrasi Vacum, 40,9% ibu bersalin dengan Sectio
Caesaria dimana indikasi non medis berjumlah 22% atau 157 ibu. Sedangkan pada
tahun 2016, jumlah ibu bersalin 2.178 orang, terdiri dari ibu bersalin normal 47,1%,
ibu yang bersalin dengan extrasi vacum 4,3% dan Sectio Caesaria 48,6% dimana
terdapat 26,5% atau 280 ibu atas indikasi non medis. Dilihat dari data di atas maka
terjadi peningkatan jumlah kejadian Sectio Caesaria atas indikasi non medis.
Nyeri persalinan mulai timbul pada tahap kala I yang berasal dari kontraksi
uterus dan dilatasi serviks. Dengan makin bertambahnya baik lama maupun
3
frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat (Lestari, dkk.
2012). Association for the study of pain dalam Judha 2012, menyatakan nyeri
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan
music, hypnobriting, water birth (Maryunani, 2010). Salah satu metode yang efektif
dalam mengurangi nyeri persalinan secara non farmakologi adalah dengan metode
Deep back massage adalah pijatan lembut dengan menekan daerah sakrum
menggunakan telapak tangan. Pijat ini diberikan dengan menggunakan dasar teori
gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall (1997). Pijatan yang
diberikan akan merangsang saraf diameter besar yang menyebabkan gate control
menutup dan impuls nyeri tidak diteruskan ke korteks serebral, sehingga rasa nyeri
analisis jurmal tentang “pengaruh deep back massage terhadap penurunan nyeri
4
2.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh deep back massage terhadap penurunan
nyeri persalina.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan bahan
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
5
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
d. Bagi pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi referensi bagi pasien dan
6
BAB II
Analisis jurnal ini menggunakan 2 (dua) media atau metode pencaian jurnal
yaitu menggunakan data base dari google scholar dan science direct sebagai
berikut :
turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan disusul dengan
pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir, atau jalan
lahir dengan bantuan, atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
7
Tanda-tanda dan gejala premonitor yang dapat memberitahukan anda
beberapa,semua atau tidak sama sekali dari gejala-gejala tersebut, tetapi hal ini
sangat berguna untuk diketahui ketika menemui wanita pada akhir kehamilan
sehingga anda dapat memberikan petunjuk dan konseling antisipasi yang tepat
(APN, 2004).
f) Lama persalinan
2) Janin ( Passanger)
a) Letak janin.
b) Posisi janin.
c) Presentasi janin.
d) Letak plasenta.
8
4) Kejiwaan (Psyche)
b) Pengalaman persalinan.
d) Intregitas emosional
Proses persalinan terdiri atas empat fase atau kala Kala I : waktu mulai
janin. Kala III : waktu pelepasan plasenta dan pengeluaran plasenta. Kala IV : waktu
Salah satu teori nyeri yang paling dapat diterima dan dipercaya adalah Gate
control theory. Para pakar di bidang kebidanan juga menganut gate control theory
ini untuk menjelaskan nyeri dalam persalinan. Dasar pemikiran pertama gate control
theory adalah bahwa keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri tergantung pada
sistem saraf mengontrol atau mengendalikan transmisi nyeri akhirnya. Jika gate
terbuka, impuls yang menyebabkan sensari nyeri dapat mencapai tingkat kesadaran.
Jika gate tertutup, impuls tidak mencapai tingkat kesadaran dan sensasi nyeri tidak
dialami. Indikator adanya intensitas nyeri yang paling adalah laporan ibu tentang
nyeri itu sendiri. Namun demikian intensitas nyeri juga dapat ditentukan dengan
berbagai macam cara salah satuya adalah dengan menanyakan pada ibu untuk
pasien sehingga kebutuhan oksigen meningkat, otot menjadi tegang serta tekanan
9
menyebabkan terjadinya pada kekuatan kontraksi sehingga mengakibatkan partus
pada kala I fase aktif sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang
ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri suatu tindakan
dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat. Mengingat
dampak nyeri cukup signifikan bagi ibu dan bayi, maka harus ada upaya untuk
untuk mengatasi nyeri persalinan dibagi menjadi cara farmakologi dan non
farmakologi. Rasa nyeri yang dialami tiap individu berbeda-beda dan akan datang
secara perlahan dan akan mencapai puncaknya pada saat detikdetik terakhir
persalinan. Ada yang cukup kuat menghadapinya, ada juga yang tidak kuat
menghadapinya. Bagi pasien atau ibu yang merasakan nyeri tidak tertahankan lagi
dan justru bisa mengganggu proses persalinan. Metode farmakologi lebih mahal,
nonfarmakologi lebih murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat
music, hypnobriting, water birth (Maryunani, 2010). Salah satu metode yang efektif
10
dalam mengurangi nyeri persalinan secara non farmakologi adalah dengan metode
Deep back massage adalah pijatan lembut dengan menekan daerah sakrum
menggunakan telapak tangan. Pijat ini diberikan dengan menggunakan dasar teori
gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall (1997). Pijatan yang
diberikan akan merangsang saraf diameter besar yang menyebabkan gate control
menutup dan impuls nyeri tidak diteruskan ke korteks serebral, sehingga rasa nyeri
Deep back massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi
ketegangan sendi sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin. Metode deep back
miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap
dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. Selama kontraksi
dapat dilakukan penekanan pada sacrum yang dimulai saat awal kontraksi dan
diakhiri setelah kontraksi berhenti. Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang
dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum dimana penekanan selama kontraksi sama
sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan teori gate control. Back Pressure efektif
spinalis melalui segmen posterior syaraf spina torakallis 10, 11 dan 12. Penyebaran
nyeri pada kala I persalinan adalah nyeri punggung bawah yang dialami oleh ibu
disebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap tulang belakang, nyeri ini tidak
11
menyeluruh melainkan nyeri disuatu titik. Akibat penurunan janin, lokasi nyeri
jantung janin berpindah kebawah pada abdomen ibu ketika terjadi penurunan kepala
(Mander, 2004). Tehnik Deep back massage adalah metode procedural yang
diterapkan sebagai instrumen perlakuan pada kelompok yang mendapat deep back
massage. Secara prinsip metode ini efektif dilakukan pada pembukaan 4-7 cm. Deep
back massage saat persalinan dapat berfungsi sebagai analgesic epidural yang dapat
mengurangi nyeri dan stress, serta dapat memberikan kenyamanan pada ibu bersalin.
Oleh karena itu diperlukan asuhan essensial pada ibu saat bersalin untuk mengurangi
nyeri dan stress akibat persalinan yang dapat meningkatkan asuhan kebidanan pada
Deep back massage memberikan stimulasi pada bagian sacrum dengan cara
melakukan gosokan lembut dengan kedua tangan pada sacrum ibu bersalin selama
mengelus-elus pada ibu bersalin kala 1 fase aktif. Namun kekuatan penekanan saat
ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu untuk merilekskan otot-otot
dapat dilakukan setelah diberikan massase pada ibu selama 20 menit sejak adanya
kontraksipada salah satu pembukaan kala I fase aktif namun sebelumnya telah
dilakukan observasi pada ibu dengan asuhan persalinan normal (relaksasi) tanpa
diberikan perlakuan massase untuk mngetahui tingkat nyeri yang dialami ibu
(Aryani, 2015).
12
Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2004) pijat dan sentuhan membantu
ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu
yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas
dari rasa sakit, karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman dan enak. Saat
memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakh tekanan yang diberikan
otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan garakan atau perubahan posisi sendi
Metode massase terdiri dari beberapa metode meliputi metode effleurage, metode
kadang kala metode massase yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga
hasilnya tidak effesien. Salah satu contohnya pada pelaksanaan tehnik deep back
dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang
kala penatalaksanaan tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak
berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam keadaan
berbaring miring, atau penekananya tidak tepat pada daerah sacrum (Noviyanti,
2016).
perubahan suhu kulit, dan secara umum memberikan perasaan nyaman yang
13
berhubungan dengan keeratan hubungan manusia. Massage dapat bermacam-
macam bentuk mulai dari usapan ringan (belaian), sampai dengan massage
mendalam pada kulit dan struktur dibawahnya. Menurut teori Gate Control Theory,
hal ini diyakini bahwa dapat merangsang pengeluaran dari hormone endorphin,
Meiliasari, 2004).
Indikasi pemberian Massage yaitu diberikan pada saat ibu inpartu merasa
bahwa nyeri yang dirasakan sangat mengganggu dan menyiksa. Hal ini dikarenakan
persepsi nyeri berbeda pada setiap individu. (Danuatmaja & Meiliasari, 2004).
Massage adalah cara alamiah dan spontan atau tanpa induksi persalinan atau cara –
cara lain yang berguna untuk mempercepat persalinan karena pada ibu yang
dilakukan induksi persalinan atau cara – cara untuk menimbulakan medikasi nyeri
karena Massage merupakan terapi nyeri yang paling sederhana (Danuatmaja &
Meiliasari, 2004).
14
2.3 Standar Operasional Prosedur Deep Back Massage
JUDUL SOP :
1. Pengertian Deep Back Massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat
mengurangi ketegangan pada sendi sacroiliacus pada posisi
oksiput posterior janin.
5. menurunkan kecemasan
6. mempercepat persalinan
3. Indikasi 1. Klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung pada ibu
hamil kala 1 fase aktif
15
3. Posisikan klien dengan posisi miring ke kiri atau duduk untuk
mencegah terjadinya hipoksia janin.
16
BAB III
3.1 Hasil
17
Primigravida control group tanggal 21 Februari –
di BPS Endang pretest-post test. 31 Mei 2012. Uji
Adji, Amd.Keb
Besar sampel analisis yang
adalah 26 orang, digunakan adalah
dengan teknik wilcoxon macth pairs
allocation random test. Hasil:
sampling Berdasarkan hasil uji
kemudian dibagi wilcoxon macth pairs
menjadi 2 test menunjukkan nilai
kelompok yaitu z hitung sebesar
13 orang -2,179, dengan nilai
kelompok signifikansi 0,029 <
intevensi dan 13 0,05. Diskusi : Maka
orang kelompok dapat disimpulkan
kontrol. bahwa ada pengaruh
deep back massage
terhadap nyeri
persalinan kala I fase
aktif ibu inpartu
primigravida.
Pemberian deep back
massage yang tepat
dan sering, yang
dilakukan oleh
pendamping persalinan
maupun keluarga akan
mengurangi nyeri
persalinan kala I fase
aktif.
Dwi Nur Pengaruh Deep 2018 Desain penelitian Hasil penelitian:
Oktaviani Back Massage menggunakan menunjukkan bahwa
Terhadap
Katili1 Quasi ada pengaruh deep
Nyeri
Persalinan Exsperiment back massage terhadap
Kala I Fase dengan rancangan nyeri pesalinan kala I
Aktif Di
non-equivalent fase aktif dengan p
Ruang Bersalin
18
Rsud Dr. M.M pre test and post value 0.047 < 0.05.
Dunda test control group. Simpulan: ada
Limboto
Sampel yaitu pengaruh deep back
semua ibu massage terhadap nyeri
bersalin kala I pesalinan kala I fase
fase aktif yang aktif
berjumlah 32
responden dengan
menggunakan
teknik accidental
sampling yang
terbagi menjadi 2
kelompok, 16
responden
kelompok
intervensi dan 16
responden
kelompok
kontrol. Analisis
penelitian ini
menggunakan uji
chi square.
Muniarti Pengaruh Deep 2017 Desain penelitian Dari hasil penelitian
Back Massage adalah penelitian sebelum perlakuan
Terhadap
Pra Eksperiment hampir setengah
Intensitas
Nyeri dengan responden mengalami
Persalinan pendekatan nyeri berat terkontrol
Kala I Fase
metode One sebanyak 8 responden
Aktif Di
Ruang Bersalin Group Pra-Post (38,1%) dan setelah
Rumah Sakit Test Design. perlakuan hampir
Immanudin
Populasinya setengah responden
Kabupaten
Kotawaringin semua ibu mengalami nyeri
Barat bersalin pada saat sedang sebanyak 8
penelitian, responden (38,1%).
dengan sampel 21
19
responden Hasil analisa data
diambil dengan menggunakan uji-T
tekhnik accidental dengan nilai sig (2-
sampling. tailed) : 0,000 dan :
Pengumpulan 0,05, jadi < sehingga
data dengan H0 ditolak dan H1
observasi. diterima, artinya ada
perbedaan intensitas
nyeri persalinan
sebelum dan sesudah
diberikan deep back
massage.
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat
digunakan sebagai
alternatif penurunan
rasa nyeri pada
persalinan dengan
mudah dilakukan tanpa
efek yang
membahayakan dalam
memberikan intervensi
pada ibu selama
persalinan kala I fase
aktif.
20
masing-masing kekerasan otot adalah
kelompok. Kami 4,2 ± 1,6 dan 3,5 ± 1,3;
menggunakan dan VAS skor
jaringan meter / perbedaan adalah 1,9 ±
algometer dan 0,9 dan 1,4 ± 0,8.
skala analog Dibandingkan dengan
visual (VAS) kelompok kontrol,
untuk menilai kelompok perlakuan
intensitas ambang memiliki ambang nyeri
nyeri tekanan, tekanan yang lebih
kekerasan otot tinggi ( t = 2,09, P <
dan sakit. 0,05), dan kekerasan
ambang nyeri tekanan
yang lebih tinggi ( t =
2,09, P < 0,05), dan
kekerasan ambang
nyeri tekanan yang
lebih tinggi ( t = 2,09,
P < 0,05), dan
kekerasan ambang
nyeri tekanan yang
lebih tinggi ( t = 2,09,
P < 0,05), dan
kekerasan ambang
nyeri tekanan yang
lebih tinggi ( t = 2,09,
P < 0,05), dan
kekerasan otot yang
lebih rendah ( t = 2,05,
P < 0,05) dan intensitas
nyeri ( t = 2,46, P <
0,05).
21
3.2 Pembahasan
Deep back massage adalah penekanan pada sacrum yang dapat mengurangi
ketegangan sendi sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin. Perlakuan deep
dari informasi pada keluarga dan terbiasa dengan pekerjaan dalam rumah
ingin tahunya dan belajar dari lingkungan penurunan nyeri persalinannya dapat
teratasi.
Didukung dengan penelitian dari Sartina dengan judul Pengaruh Deep Back
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bps Bunda
Amud Dan Bps Ummi Tahun 2016 bahwa dari data yang diperoleh menunjukkan
deep back massage terdapat 8 responden (80%) yang mengalami penurunan nyeri
persalinan kala I fase aktif dan (20%) atau 2 responden yang tidak mengalami
nyeri persalinan. Dari 10 orang responden dalam kelompok kontrol yakni yang
mengalami penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif dan (70%) atau 7 responden
yang tidak mengalami penurunan nyeri persalinan. Secara rinci penurunan nyeri
22
persalinan dapat dilihat pada tabel 8. Berdasarkan hasil uji statistic dengan
ρ value lebih kecil dari 0,05 dan t hitung (4,344) > t tabel (2,093) maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh deep back massage terhadap
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif di BPS Bunda Amud dan BPS Ummi
faktor perancu penelitian ini juga memberi pengaruh yang cukup bermakna baik
Ny.Ne dan Ny.Ni menunjukkan hal tersebut. Ny.Ne (35 tahun) dan Ny.Ni (21
nyeri persalinan yang cukup signifikan pada keduanya yaitu dari 8 menjadi 6. Selain
persalinan, pengalaman yang diperoleh dari informasi pada keluarga dan terbiasa
dengan pekerjaan dalam rumah tangganya. Sehingga meskipun secara teori ibu
persalinan namun karena rasa ingin tahunya dan belajar dari lingkungan penurunan
nyeri persalinannya dapat teratasi. Responden pada kelompok kontrol yakni tanpa
perlakuan deep back massage, ternyata juga mengalami penurunan nyeri persalinan.
Ny.A, Ny.K dan Ny.F menunjukkan hal tersebut. Secara kualitatif berdasarkan
bagi tiap responden sehingga nyeri dalam persalinan kala I fase aktif dapat teratasi.
23
Hal ini juga didukun oleh penelitian dari Astria Blandina Gaidaka pada
tahun 2017 dengan judul Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Nyeri Persalinan
Kala I Fase Aktif Ibu Inpartu Primigravida di BPS Endang Adji, Amd.Keb,
didapatkan bahwa ibu Inpartu Primigravida yang Dilakukan Deep Back Massage
dilakukan terhadap 13 ibu inpartu pada kelompok intervensi di BPS Ny. Endang
intervensi berada dalam rentang intensitas nyeri sedang sebanyak 2 orang (15,4%),
nyeri berat terkontrol yaitu sebesar 11 orang (84,6%), setelah dilakukan intervensi
intensitas nyeri ibu inpartu yang tetap pada nyeri berat terkontrol berjumlah 2 orang
(15,4%), intensitas nyeri yang berkurang menjadi nyeri sedang berjumlah 6 orang
(46,1%) sedangkan intensitas nyeri yang berkurang menjadi nyeri ringan berjumlah
5 orang (38,5%). Sedangkan pada ibu Inpartu Primigravida yang Tidak Dilakukan
Deep Back Massage didapatkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 13
ibu inpartu pada kelompok kontrol di BPS Ny. Endang Adji,Amd.Keb, diperoleh
hasil sebagian besar ibu inpartu berada dalam intensitas nyeri berat terkontrol yaitu
8 orang (61,5 %). Sebagian besar ibu inpartu pada kelompok kontrol menggunakan
teknik pernapasan dan pendampingan suami. Sesuai teori yang dikemukan oleh
pada konsentrasi yang dibutuhkan ibu hamil untuk mengatur napasnya. Saat
Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang
24
Massage diketahui bahwa sebelum perlakuan dari 21 responden hampir
bahwa tingkatan nyeri dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya faktor fisik yang
terdiri dari intensitas dan lamanya kontraksi rahim, besarnya janin, keadaan umum
ibu, pembukaan mulut rahim. Pada faktor psikologik reaksi pasien terhadap rasa
nyeri pada persalinan berbeda – beda. Hal ini antara lain tergantung dari sikap dan
keadaan mental pasien, kebiasaan, dan budaya. Dari beberapa faktor tersebut bisa
Seseorang wanita yang belum pernah mengalami persalinan akan mengalami nyeri
persalinan yang lebih hebat dibandingkan dengan wanita yang sudah pernah
melahirkan hal ini disebabkan oleh serviks pada wanita multipara mengalami
perlunakan
Dalam Penelitian Dwi Nur Oktaviani Katili1 Dengan Judul Pengaruh Deep
Back Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin
Rsud Dr. M.M Dunda Limboto Tahun 2018, didapatkan bahwa Dari uji statistik
Chi Square diperoleh nilai P value (0.047) dimana lebih kecil dari 0.05 dan nilai X2
hitung yang lebih besar dari X2 tabel (9,630 > 9.488) yang berarti Ha diterima dan
Ho ditolak dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh deep back massage
terhadap perbedaan tingkat nyeri sesudah pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Pada hasil post test yang dilakukan kembali pada 16 responden pada
25
perubahan tingkat nyeri, kedua responden masih menunjukkan rasa nyeri yang
meskipun sudah dilakukan perlakuan deep back massage hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu salah satunya adalah kurangnya dukungan keluarga, ibu
pertama kali melahirkan, dan setiap ibu merespon nyeri dengan respon yang
kontrol hasil post test yang dilakukan kembali pada 16 responden tanpa pemberian
meski tidak dilakukan deep back massage. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti ibu pernah memiliki pengalaman melahirkan dan adanya
dukungan keluarga yang baik sehingga nyeri yang dirasakan dapat teralihkan dan
lingkungan sekitar yang dapat menarik perhatian ibu sehingga ibu dapat melupakan
nyeri yang dirasakan. Sesuai teori yang menyatakan bahwa hanya seorang yang
mengalami nyeri yang paling mengerti dan memahami tentang nyeri yang
dirasakan.
pengobatan nyeri pada kelompok perlakuan mulai menurun sedangkan nyeri pada
Jadi dari ke-5 peneltian diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
terhadap deep back massage untuk penurunan nyeri persalina kala 1 fase aktif .
26
Nyeri pada persalinan disebabkan oleh berbagai hal antara lain penekanan pada
ujung saraf antara serabut otot dari corpus fundus uterus. Spasme otot disebabkan
kondisi yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi pemicu timbulnya rasa nyeri.
Adanya iskemia miometrium dan serviks karena kontraksi. Bila aliran darah yang
menuju jaringan terhambat maka jaringan menjadi terasa nyeri. Diduga salah satu
penyebab nyeri pada keadaan iskemia adalah terkumpulnya sejumlah asam laktat
yang akan merangsang ujung saraf serabut nyeri. Selain itu adanya proses
peradangan pada otot uterus. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim
menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis.
Adanya dilatasi seviks dan segmen bawah rahim, banyak data yang mendukung
hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan
segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan
pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi. Tekanan
pada saluran kemih, kandung kemih dan anus. Ketakutan dan kecemasan yang
yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan berat (Lestari dkk,
2012).
27
Terapi Deep Back Massage harus lebih di promosikan dan lebih dikenalkan
lagi pada ibu hamil dan juga keluarga agar mereka tau dan bisa mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan oleh ibu hamil ketika ingin melahirkan.
2. Pendidikan Kesehatan
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan bahan
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif, dapat ditarik
pengaruh deep back massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif
pelaksana perlu lebih memahami tentang manfaat deep back massage terhadap
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Komunikasi dan konseling pada ibu
bersalin juga menjadi faktor yang penting. Bagi ibu yang akan bersalin patutnya
mengetahui tehnik pengurangan rasa nyeri salah satunya dengan deep back massage
yang dapat mengurangi rasa nyeri persalinan kala I fase aktif sehingga dapat
mengurangi kecemasan dan rasa khawatir ibu dalam menghadapi proses persalinan.
4.2 Saran
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi dan bahan
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
29
c. Bagi rumah sakit
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
d. Bagi pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi referensi bagi pasien dan
30
Daftar Pustaka
Danuatmaja. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa Swara.
Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2017. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo. Gorontalo : Dikes Provinsi Gorontalo.
Gaidaka. 2017. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif Ibu Inpartu Primigravida di BPS Endang Adji, Amd.Keb.
Jenny. 2017. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan
Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Immanudin Kabupaten
Kotawaringin Barat.
Judha, Sudarti, Fauziah, 2012, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan,
Nuha Medika Yogyakarta
Lestari dkk, 2012. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin
Primigravida di Wilayah Kerja BPS Puskesmas Dlanggu Kabupaten
Mjokerto. The Indonesion Journal of Pulblik Health, Vol.9 No.1.hal 37-50.
Maita, 2016. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan
di BPM Khairani Asnita. Jurnal ilmu kesehatan. Vol.9, No. 2, Hal 186-
190.
31
Sartina. 2016. Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bps Bunda Amud Dan Bps Ummi.
Ujiningtyas. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Salemba Medika.
Jakarta
Wahyuni, Wahyuningsih, 2015, Pengaruh Massage Effleurage Terhadap Tingkat
Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Di RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu Klaten 2015.
World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF UNFPA, The World
Bank. Trends in maternal mortality.
Yanti. 2010. Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Zhixin. 2012. Therapeutic evaluation of lumbar tender point deep massage for
chronic non-specific low back pain .
32