Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Jalan Napas (I.

01011)

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas

Tindakan

Observasi

 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)


 Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgiling, mengi, wheezing,
ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

 Pertahanan kepatenan jalan napas dengan head-tift dan chin-lift


(jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
 Posisikan Semi-Fowler atau Fowler
 Berikan minuman hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan proses McGill
 Berikan Oksigen, Jika perlu

Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, Jika tidak komtraindikasi


 Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, Jika


perlu

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Intoleran aktivitas

Manajemen Energi (I.05178)

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau


mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan

Tindakan

Observasi

 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan


 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

Terapeutik

 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,


suara, kunjungan)
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan


makanan

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Dukungan Tidur (I.09265)

Definisi

Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang teratur

Tindakan

Observasi

 Identifikasi pola aktivitas dan tidur


 Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis)
 Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis.
kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air
sebelum tidur)
 Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik

 Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,


dan tempat tidur)
 Batas waktu tidur siang, jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian obat atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga

Edukasi

 Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


 Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari makanan atau minuman yang mengganggu
tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

Referensi:
 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Manajemen Nyeri (I.08238)

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang


berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan

Tindakan

Observasi

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas


nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.


TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau
dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Promosi Dukungan Keluarga (I.13488)

Definisi

Meningkatkan partisipasi anggota keluarga dalam perawatan emosional


dan fisik

Tindakan

Observasi

 Identifikasi sumber daya fisik, emosional, dan pendidikan keluarga


 Indetifikasi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
 Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan dan
perilaku pasien
 Identifikasi stressor situasional anggota keluarga lainnya
 Identifikasi gejala fisik akibat stress (mis. mual, muntah,
ketidakmampuan)

Terapeutik

 Sediakan lingkungan yang nyaman


 Fasilitasi program perawatan dan pengobatan yang dijalani anggota
keluarga
 Diskusikan anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam perawatan
 Diskusikan kemampuan dan perencanaan keluarga dalam perawatan
 Diskusikan jenis perawatan di rumah
 Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan
 Dukung anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan
hubungan keluarga
 Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga
 Hargai mekanisme perawatan yang digunakan keluarga

Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang
dijalani pasien
 Anjurkan keluarga bersikap asertif
 Anjurkan meningkatkan aspek positif dari situasi yang dijalani pasien

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Manajemen Aritmia (I.02035)

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola gangguan irama dan atau frekuensi


jantung yang berpotensi mengganggu hemodinamik atau mengancam
nyawa

Tindakan

Observasi

 Priksa onset dan pemicu aritmia


 Identifikasi jenis aritmia
 Monitor frekuensi dan durasi aritmia
 Monitor keluhan nyeri dada (intesitas, lokasi, faktor pencetus dan
faktor pereda)
 Monitor respon hemodinamik akibat aritmia
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor kadar elektrolit

Terapiutik

 Berikan lingkungan yang tenang


 Pasang jalan napas buatan (mis. OPA,NPA,LMA,ETT), jika perlu
 Pasang akses intravena
 Pasang monitor jantung
 Rekam EKG 12 sadapan
 Periksa interval QT sebelum dan sesudah pemberian obat yang
dapat memperpanjang interval QT
 Lakukan manuver valsava
 Lakukan masase karotis unilateral
 Berikan oksigen, sesuai indikasi
 Siapkan pemasangan ICD (implantable Cardioverter Defibrillator)
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian antiaritmia, Jika perlu


 Kolaborasi pemberian kardioversi, Jika perlu
 Kolaborasi pemberian defibrilasi, Jika perlu

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Perawatan Jantung (I.02075)

Definisi

Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat


ketidakseimbangan antara suplai dan konsumsi oksigen miokard

Tindakan

Observasi

 Identifikasi tanda atau gejala primer penurunan curah jantung


(meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal
dyspnea, peningkatan CVP)
 Identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah jantung
(meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena
jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
 Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada (mis. intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang mengurangi nyeri)
 Monitor EKG 12 sadapan
 Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
 Monitor nilai laboratorium jantung (mis. elektrolit, enzim jantung,
BNP, NTpro-BNP)
 Monitor fungsi alat pacu jantung
 Periksa tekanan darah dan fungsi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
(mis. beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapiutik

 Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah


atau posisi nyaman
 Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
 Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
 Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
 Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
 Berikan dukungan emosional dan spiritual
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

Edukasi

 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi


 Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
 Anjurkan berhenti merokok
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
 Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu


 Rujuk ke program rehabilitasi jantung

Referensi:

 PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

SLKI

Pola Napas (L.01004)


Definisi

Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang memberikan ventilasi adekuat

Ekspektasi

Membaik

Kriteria Hasil
Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, Sedang 3, Cukup Meningkat 4,
Meningkat 5

1. Ventilasi semenit (........)


2. Kapasitas vital (........)
3. Diameter thoraks anterior-posterior (........)
4. Tekanan ekspirasi (........)
5. Tekanan inspirasi (........)

Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,


Menurun 5

1. Dispnea (........)
2. Penggunaan otot bantu napas (........)
3. Pemanjang fase ekspirasi (........)
4. Otopnea (........)
5. Penapasan pursed-lip (........)
6. pernapasan cuping hidung (........)

Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,


Membaik 5

1. Frekuensi napas (........)


2. Kedalaman napas (........)
3. Ekskursi dada (........)

*note: Jika menggunakan metode pendokumentasian manual atau tulisan,


maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan
untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor
dengan skala 1 s.d 5.
Referensi dan Sumber Bacaan:

 PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tingkat Ansietas (L.09093)

Definisi

Kondisi emosi dan pengalaman subjektif terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman

Ekspektasi

Menurun

Kriteria Hasil
Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,
Menurun 5

1. Verbalisasi kebingungan (........)


2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi (........)
3. Perilaku gelilsah (........)
4. Perilaku tegang (........)
5. Keluhan pusing (........)
6. Anoreksia (........)
7. Palpitasi (........)
8. Diaforesis (........)
9. Tremor (........)
10. Pucat (........)

Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,


Membaik 5

1. Konsentrasi (........)
2. Pola tidur (........)
3. Frekuensi pernapasan (........)
4. Frekuensi nadi (........)
5. Perasaan keberdayaan (........)
6. Tekanan darah (........)
7. Kontak mata (........)
8. Pola berkemih (........)
9. Orientasi (........)
*note: Jika menggunakan metode pendokumentasian manual atau tulisan,
maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan
untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor
dengan skala 1 s.d 5.

Referensi dan Sumber Bacaan:

 PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tingkat Nyeri (L.08066)

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan


jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan

Ekspektasi

Menurun

Kriteria Hasil
Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, Sedang 3, Cukup Meningkat 4,
Meningkat 5

1. Kemampuan menuntaskan aktivitas (........)

Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,


Menurun 5

1. Keluhan nyeri (........)


2. Meringis (........)
3. Sikap protektif (........)
4. Gelisah (........)
5. Kesulitan tidur (........)
6. Menarik diri (........)
7. Berfokus pada diri sendiri (........)
8. Diaforesis (........)
9. Perasaan depresi (tertekan) (........)
10. Perasaan takut mengalami cedera berulang (........)
11. Anoreksia (........)
12. Perineum terasa tertekan (........)
13. Uterus teraba membulat (........)
14. Ketegangan otot (........)
15. Pupil dilatasi (........)
16. Muntah (........)
17. Mual (........)

Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,


Membaik 5

1. Frekuensi nadi (........)


2. Pola napas (........)
3. Tekanan darah (........)
4. Proses berpikir (........)
5. Fokus (........)
6. Fungsi berkemih (........)
7. Perilaku (........)
8. Nafsu makan (........)
9. Pola fikir (........)

*note: Jika menggunakan metode pendokumentasian manual atau tulisan,


maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan
untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor
dengan skala 1 s.d 5.

Referensi dan Sumber Bacaan:

 PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Curah Jantung (L.02008)

Definisi

Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan


metabolisme tubuh

Ekspektasi

Meningkat
Kriteria Hasil
Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, Sedang 3, Cukup Meningkat 4,
Meningkat 5

1. Kekuatan nadi perifer (........)


2. Ejection fraction (EF) (........)
3. Cardiac Index (CI) (........)
4. Left Ventricular Stroke Work Index (LVSWI) (........)
5. Stroke Volume Index (SVI) (........)

Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,


Menurun 5

1. Palpitasi (........)
2. Bradikardia (........)
3. Takikardia (........)
4. Gambaran EKG aritmia (........)
5. Lelah (........)
6. Edema (........)
7. Distensi vena jugularis (........)
8. Dispnea (........)
9. Oliguria (........)
10. Pucat/ sianosis (........)
11. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) (........)
12. Ortopnea (........)
13. Batuk (........)
14. Suara jantung S3 (........)
15. Suara jantung S4 (........)
16. Murmur jantung (........)
17. Berat Basan (........)
18. Hepatomegali (........)
19. Pulmonary vascular resistance (........)
20. Systemic vascular resistance (........)

Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,


Membaik 5

1. Tekanan darah (........)


2. Capillary refill time (CRT) (........)
3. Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) (........)
4. Central Venous Pressure (CVP) (........)
*note: Jika menggunakan metode pendokumentasian manual atau tulisan,
maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan
untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor
dengan skala 1 s.d 5.

Referensi dan Sumber Bacaan:

 PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Toleransi Aktivitas (L.05047)

Definisi

Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga

Ekspektasi

Meningkat

Kriteria Hasil
Skor : Menurun 1, Cukup Menurun 2, Sedang 3, Cukup Meningkat 4,
Meningkat 5

1. Frekuensi nadi (........)


2. Saturasi oksigen (........)
3. Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari (........)
4. Kecepatan berjalan (........)
5. Jarak berjalan (........)
6. Kekuatan tubuh bagian atas (........)
7. Kekuatan tubuh bagian bawah (........)
8. Toleransi menaiki tangga (........)

Skor : Meningkat 1, Cukup Meningkat 2, Sedang 3, Cukup Menurun 4,


Menurun 5

1. Keluhan lelah (........)


2. Dispnea saat beraktivitas (........)
3. Dispnea setelah beraktivitas (........)
4. Perasaan lemah (........)
5. Aritmia saat beraktivitas (........)
6. Atritmia setelah beraktivitas (........)
7. Sianosis (........)
Skor : Memburuk 1, Cukup Memburuk 2, Sedang 3, Cukup Membaik 4,
Membaik 5

1. Warna kulit (........)


2. Tekanan darah (........)
3. Frekuensi napas (........)
4. EKG Iskemia (........)

*note: Jika menggunakan metode pendokumentasian manual atau tulisan,


maka setiap kriteria hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan
untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan metode pendokumentasian
berbasis komputer maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor
dengan skala 1 s.d 5.

Referensi dan Sumber Bacaan:

 PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

SDKI

D.0005. Pola Napas Tidak Efektif

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Respirasi

Definisi

Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.

Penyebab

1. Depresi pusat pernapasan


2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan)
3. Deformitas dinding dada
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan Neuromuskuler
6. Gangguan Neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif,
cedera kepala, gangguan kejang)
7. Imaturitas neurologis
8. Penurunan energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada Medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif Objektif

1. Penggunaan otot
bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi
memanjang
3. Pola napas abnormal
1. Dispnea
(mis. takipnea,
bradipnea,
hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-
stokes)

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif Objektif

1. Ortopnea 1. Pernapasan pursed-


lip
2. Pernapasan cuping
hidung
3. Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit
menurun
5. Kapasitas vital
menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirasi
menurun
8. Ekskursi dada
berubah

Kondisi Klinis Terkait

1. Depresi sistem saraf pusat


2. Cedera Kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullain Bare Syndrome
5. Multiple Sclerosis
6. Myasthenia Gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegi
9. Intoksikasi Alkohol

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

D.0008. Penurunan Curah Jantung

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Sirkulasi

Definisi

Ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan


metabolisme Tubuh

Penyebab

1. Perubahan irama jantung


2. Perubahan frekuensi jantung
3. Perubahan kontraktilitas
4. Perubahan preload
5. Perubahan afterload
Gejala & Tanda Mayor:
Subjektif Objektif

Perubahan irama jantung


Perubahan irama jantung
1. Bradikardia/takikardia
1. Palpitasi 2. Gambaran EKG aritmia
atau gangguan konduksi

Perubahan Preload

Perubahan Preload 1. Edema


2. Distensi vena jugularis
3. Central venous pressure
1. Lelah
(CVP)
meningkat/menurun
4. Hepatomegaly

Perubahan afterload

1. Tekanan darah
meningkat/menurun
Perubahan afterload 2. Nadi perifer teraba
lemah
1. Dispnea 3. Capillary refill time > 3
detik
4. Oliguria
5. Warna kulit pucat
dan/atau sianosis

Perubahan kontraktilitas
Perubahan kontraktilitas
1. Paroxysmal
1. Terdengar suara jantung
nocturnal dyspnea
S3 dan atau S4
(PND)
2. Ejection fraction (EF)
2. Ortopnea
menurun
3. Batuk

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif Objektif

Perubahan preload Perubahan preload

 (tidak tersedia) 1. Murmur jantung


2. Berat badan
bertambah
3. Pulmonary artery
wedge pressure
(PAWP) menurun

Perubahan afterload

Perubahan afterload 1. Pulmonary vascular


resistance (PVR)
meningkat/menurun
 (tidak tersedia)
2. Systemic vascular
resistance (SVR)
meningkat/menurun

Perubahan kontraktilitas

1. Cardiac indeks (CI)


Perubahan kontraktilitas menurun
2. Left ventricular stroke
 (tidak tersedia) work index (LVSWI)
menurun
3. Stroke volume index
(SVI) menurun

Perilaku/emosional
Perilaku/emosional
1. Cemas
 (tidak tersedia)
2. Gelisah

Kondisi Klinis Terkait

1. Gagal jantung kongestif


2. Sindrom koroner akut
3. Stenosis mitral
4. Regurgitasi mitral
5. Stenosis aorta
6. Regurgitasi aorta
7. Stenosis trikuspidal
8. Regurgitasi trikuspidal
9. Stenosis pulmonal
10. Regurgitasi pulmonal
11. Aritmia
12. Penyakit jantung bawaan

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


D.0056. Intoleransi Aktivitas

Kategori : Fisiologis

Subkategori : Aktivitas dan Istirahat

Definisi

Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Penyebab

1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


2. Tirah baring
3. Kelemahan
4. Imobilitas
5. Gaya hidup monoton

Gejala & Tanda Mayor:


Subjektif Objektif

1. Frekuensi jantung
1. Mengeluh Lelah meningkat >20% dari
kondisi istirahat

Gejala & Tanda Minor:


Subjektif Objektif

1. Tekanan darah
berubah >20% dari
1. Dispnea saat/setelah kondisi istirahat
aktivitas 2. Gambaran EKG
2. Merasa tidak nyaman menunjukan aritmia
setelah beraktivitas saat/setelah aktivitas
3. Merasa lemah 3. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
4. Sianosis
Kondisi Klinis Terkait

1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal

Referensi:

 PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai