Anda di halaman 1dari 7

Nama : MUHAMMAD ZEN

Prodi : Profesi Ners


NIM : 433811490122101

KASUS HARI PERTAMA KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

KASUS 1
Seorang pasien berusia 35 tahun, mengeluh sesak nafas dan batuk-batuk. Pasien
tampak gelisah, nafas cuping hidung. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80
mmHg, Nadi 104 x/ menik, RR 28 / menit dan suhu 37,5 derajat C. Batuk disertai
sputum purulen, dalam jumlah banyak dan sulit dikeluarkan. Terdengar bunyi ronkhi
dan rales. Klien memiliki riwayat merokok aktif sejak 10 tahun yang lalu.
Bersadarkan kasus tersebut :
1. Tentukan masalah keperawatan prioritas ! (berdasarkan SDKI)
Diagnosa prioritas :
Bersihan jalan napas b/d benda asing dalam jalan napas
2. Tentukan Luaran dari masalah tersebut diatas ! (berdasarkan SLKI)
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan :
 Frekuensi napas membaik (5)
 Produksi sputum menurun (5)
 Nadi Rate membaik (5)
 TD membaik (5)
3. Tentukan Intervensi apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
diatas ! (berdasarkan SIKI)
Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Observasi
 Identifikasikemampuan batuk
 Monitor adanya retensi sputum
 Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
 Monitor input dan output cairan (mis. jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
 Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
 Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
 Anjurkan mengulangitarik napas dalam hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang
ke-3
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu

4. Uraikan 2 macam Intervensi Keperawatan berdasarkan SIKI yaitu Terapi


Oksigen dan Penghisapan Jalan Nafas !
Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
 Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor posisi alat terapi oksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodeik & pastikan praksi yang
diberikan cukup
 Monitor efektivitas terapi oksigen
 Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
 Monitor tanda – tanda hipoventilasi
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
 Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
 Tetap berikan oksigen saat pasien di transportasi
Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/ atau tidur.
Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
Observasi
 Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
 Auskultasi suara napas sebelum dan setelah dilakukan penghisapan
 Monitor status oksigenasi (Sal, dan SvO2), status neurologis (status
mental, tekanan intrakranial, tekanan perfusi serebral) dan status
hemodinamik (MAP dan irama jantung) sebelum, selama dan setelah
tindakan
 Monitor dan catat wara, jumlah dan konsistensi sekret
Terapeutik
 Gunakan teknik aseptik (mis. gunakan sarung tangan, kaca mata atau
masker, jika pertu)
 Gunakan prosedural steril dan disposibel
 Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
 Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak lebih dari setengah
diameter ETT
 Lakukan penghisapan mulut, nasofaring, trakea dan/atau endotracheal
tube (ETT)
 Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30
detik sebelum dan setelah tindakan
 Lakukan pengisapan lebih dari 15 detik
 Lakukan pengisapan ETT dengan tekanan rendah (80 - 120 mmHg)
 Lakukan penghisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan
invasif
 Hentikan pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami
kondisi-kondisi seperti bradikardi, penurunan saturasi.
 Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika pertu
Edukasi
 Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan
penghisapan di nasothacheal
 Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama insersi kateter suction

KASUS 2
Seorang pasien laki-laki, post operasi Laparatomi e.c. Appendicitis Perforasi hari ke
3, mengeluh kesakitan terutama di lokasi luka operasi. Skala nyeri 5, TD 140/80
mmHg, Nadi 100 x/menit, RR 28 x/ menit. Pasien terlihat gelisah, meringis
kesakitan, mata kemerahan karena sulit tidur. Pasien telah mendapat terapi analgetik,
namun efek terapi habis setelah 3 sd 4 jam pasca terapi. Tramadol 3 x 100 mg,
ketorolac 3 x 1 ampul.
Bersadarkan kasus tersebut :
1. Tentukan 2 masalah keperawatan prioritas ! (berdasarkan SDKI)
Diagnosa prioritas :
 Nyeri Akut b/d agen cidera fisik
 Risiko Infeksi b/d kerusakan integritas kulit
2. Tentukan Luaran dari masalah tersebut diatas ! (berdasarkan SLKI)
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan :
Tingkat Nyeri
 Keluhan nyeri menurun (5)
 Gelisah menurun (5)
 Sulit tidur menurun (5)
 Meringis menurun (5)

Risiko Infeksi
 Kemerahan menurun (5)
 Nyeri menurun (5)
3. Tentukan Intervensi apa saja yang dapat dilakukan untuk megatasi masalah
diatas ! (berdasarkan SIKI)
Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada area luka
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisio tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
4. Uraikan 2 macam Intervensi Keperawatan berdasarkan SIKI yaitu Manajemen
Nyeri (non farmakologik dan farmakologik menggunakan prinsip 12 benar)!
Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi
 Menidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitias,
intonsilas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengarh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, stupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pernilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pernicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Prinsip pemberian 12 benar obat yaitu :
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
8. Hak klien untuk menolak
9. Benar pengkajian
10. Benar evaluasi
11. Benar reaksi terhadap makanan
12. Benar reaksi terhadap obat lain

Anda mungkin juga menyukai