Anda di halaman 1dari 3

Keterangan Intervensi

A. Manajemen Hipovolemia
 Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misalnya tekanan darah
menurun, nadi teraba lemah, turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, lemah dan merasa haus).
2. Monitor intake dan output cairan.
 Terapeutik
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan asupan oral
 Edukasi
1. Jelaskan penyebab kekurangan cairan (hipovolemia)
2. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misalnya NaCl, RL) 2)
Kolaborasi pemberian obat-obatan antidiare (seperti attapulgite, diatabs,
loperamide) dan antibiotik (seperti ciprofloxacin, levofloxacin, cefixime,
metronidazole, cotrimoxazole).
B. Manajemen Nyeri
 Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat dingin, terapi
bermain
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
 Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

C. Pencegahan Infeksi
 Observasi :
Periksa kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Terapeutik

1. Siapkan materi, media tentang faktor-faktor penyebab, cara identifikasi


dan pencegahan risiko infeksi di rumah sakit maupun di rumah
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
5. Informasikan hasil pemeriksaan laboratorium (mis. leukosit, WBC)
6. Anjurkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai kondisi
7. Anjurkan membatasi pengunjung
8. Ajarkan cara merawat kulit pada area yang edema
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
10. Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat
11. Anjurkan kecukupan mobilisasi dan olahraga sesual kebutuhan
12. Anjurkan latihan napas dalam dan batuk sesual kebutuhan
13. Anjurkan mengelola antibiotik sesuai resep
14. Ajarkan cara mencuci tangan
15. Ajarkan etika batuk

D. Terapi Relaksasi
 Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi,
atau gejala lain yang menggangu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif dilakukan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
4. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
 Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman
4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
 Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis terapi relaksasi yang
tersedia (terapi relaksasi benson)
2. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
5. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai