Anda di halaman 1dari 9

Konsep Dasar Keperawatan

a. Pengkajian
Menurut Lasma & Sirait tahun 2017 pengkajian merupakan
langkah pertama dalam proses keperawatan memiliki peran
mengumpulkan informasi, data pasien untuk selanjutnya
diidentifikasi dan dilakukan proses keperawatan.
Dasar pengkajian pasien :
1) Keluhan utama
Terdapat gejala seperti batuk berdahak, demam, sesak nafas
dan nyeri dada
2) Aktivitas/istirahat
Pada pasien tuberculosis biasanya mudah kelelahan dan
nafas pendek saat melakukan aktivitas. Jika malam hari
mengalami kesulitan tidur, mengigil atau berkeringat.
3) Integritas ego
Gejala yang terdapat pada pasien tuberculosis adalah
faktor psikologis karena masalah keuangan, rumah, tidak
mempunyai harapan untuk sembuh dan stress. Ditandai
dengan menyangkal, ansietas.
4) Makanan/caairan
Terjadi penurunan berat badan karena kehilangan nafsu
makan. Ditandai dengan turgor kulit kering.
5) Nyeri/kenyamanan
Batuk yang terus menerus menyebabkan nyeri dada.
Ditandai perilaku menahan dada, gelisah.
6) Pernafasan
Terdapat gejala nafas pendek, batuk berdahak maupun
tidak berdahak, terpapar oleh individu yang terinfeksi.
Ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi nafas,
bunyi nafas dan karakteristik sputum.
7) Pemeriksaan penunjang
Terdapat peningkatan pada leukosit dan LED. Ditemukan
sputum BTA (+). Rontgen foto PA.

b. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) Diagnosa
keperawatan merupakan pernyataan atau penilaian seorang
perawat terhadap masalah yang muncul akibat respon pasien.
Berikut beberapa diagnose yang mungkin muncul dalam studi
kasus :
1) Hipertermia b.d proses penyakit. (D.0130)
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas.
(D.0001)
3) Ganggguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi dan Penurunan membrane alveolus-kapiler. (D.0003)
4) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrient.
(D.0019)

c. Intervensi
Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) :
1) Hipertermia b.d proses penyakit. (D.0130)
a. Tujuan : setelah mengimplementasikan selama 3x8
jam diharapkan suhu tubuh menjadi normal.

b. Kriteria hasil :
 Menggigil menurun
 Tidak tampak kulit yang memerah
 Tidak ada kejang
 Tidak tampak Akrosianosis
 Tidak terdapat takikardia
 Tidak tampak takipnea
 Tidak terdapat bradikardia
 Tidak ada hipoksia
 Suhu tubuh membaik
 Suhu kulit membaik
 Kadar glukosa membaik
c. Intervensi :

2. Observasi
3 . o Identifikasi
lokasi,
4. karakteristik, durasi,
frekuensi,
5. kualitas, intensitas nyeri
6 . o Identifikasi skala
nyeri
7 . o Identifikasi
respons nhyeri non
8. verbal
9 . o Identifikasi
faktor yang
10. memperberat dan
11. memperingan nyeri
1 2 . o Identifikasi
pengetahuan dan
13. keyaninan tentang nyeri
1 4 . o Identifikasi
pengaruh budaya
15. terhadap respon nyeri
1 6 . o Identifikasi
pengaruh nyeri
17. pada kualitas hidup
1 8 . o Monitor
keberhasilan terapi
19. komplementer yang
sudah
20. diberikan
2 1 . o Monitor efek
samping
22. penggunaan analgetik
23. Terapeutik
2 4 o Berikan teknik
.

nonfarmakologis untu
Observasi
 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons hyeri nonverbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyerioIdentifikasi pengaruh nyeripada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

2) Bersihan jalan nafas b.d sekresi jalan nafas (D.0001)


a. Tujuan : setelah mengimplementasikan selama 3x8
jam diharapkan dapat bersihan jalan nafas meningkat

b. Kriteria hasil :
 Batuk efektif meningkat
 Produksi sputum menurun
 Frekuensi napas membaik (16-20x/mnt)
 Pola napas membaik (L.01001)
c. Intervensi :
 Observasi pola napas
 Observasi sputum
 Posisikan semi fowler
 Ajarkan teknik batuk efektif
 Kolaborasi pemberian bronkodilator
 Monitor RR (I. 01014)

3) Ganggguan pertukaran gas b.d Ketidakseimbangan ventilasi-


perfusi dan Penurunan membrane alveolus-kapiler. (D.0003)
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakankeperawatan 3 x 8 jam,
maka Gangguan pertukaran gas meningkat.
b. Kriteria hasil :
 Dispnea menurun
 Bunyi nafas tambahanmenurun
 Gelisah menurun
 PCO2 membaik
 PO2 membaik
 Takikardia membaik
 pH arteri membaik
c. Intervensi :
Pemantauan respirasi
1. Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman,dan upaya nafas
 Monitor pola nafas (seperti bradipnea,takipnea,
hiperventilasi, kussmaul,cheyne-stokes, ataksisk)
 Monitor saturasi oksigen
 Auskultasi bunyi nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.

Terapi oksigen
1. Observasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
Terapi oksigen
1. Observasi
2 Monitor. alat terapi oksigen
3 . o Monitor aliran oksigen secara periodic
4. dan pastikan fraksi yang diberikan
5. cukup
6 . o Monitor efektifitas terapi oksigen
7. (mis. Oksimetri, AGD), jika perlu
8 . o Monitor kemampuan melepaskan
9. oksigen saat makan
1 0 . o Monitor tanda tanda hipoventilasi
1 1 . o Monitor tanda dan gejala toksikasi
12. oksigen dan atelektasis
1 3 . o Monitor tingkat kecemasan akibat
14. terapi oksigen
1 5 . o Monitor integritas mukosa hidung
16. akibat pemasangan oksigen
17. 2. Terapeutik
1 8 . o Bersihkan secret pada mulut, hidung,
19. dan trakea, jika perlu
2 0 . o Siapkan dan atur peralatan pemberian
21. oksigen
2 2 . o Berikan oksigen tambahan, jika perlu
2 3 . o Tetap berikan oksigen saat pasien
24. ditransportasi
2 5 . o Gunakan perangkat oksigen yang
26. sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
27. 3. Edukasi
2 8 . o Ajarkan pasien dan keluarga cara
 Monitor kecepatan aliran oksigen
 Monitor alat terapi oksigen
 Monitor aliran oksigen secara periodik
 Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri,
AGD), jika perlu
 Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
 Monitor tanda tanda hipoventilasi
 Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelectasis
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
25. Terapeutik
 Bersihkan secret pada mulut, hidung,dan trakea, jika
perlu
 Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
 Berikan oksigen tambahan, jika perlu
 Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
 Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
26. Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
27. Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur

4) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrient.


(D.0019)
a. Tujuan : setelah mengimplementasikan selama 3x8
jam diharapkan membaiknya status nutrisi.
b. Kriteria Hasil :
 Porsi makanan yang dihabiskan meningkat ( ½ - 1 Porsi )
 Membaiknya nafsu makan
 Frekuensi makan kembali normal (L.03030)
c. Intervensi :
 Manajemen nutrisi (I.03119)
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Monitor berat badan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien jika di butuhkan
 Edukasi diet (I. 12369)
 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
 Pemantaun Nutrisi (I. 03123)
 Monitor mual dan muntah
 Pemberian Obat Intravena (I. 02065)
 Monitor tanda vital
 Jelaskan jenis
 obat,alasan pemberian

Anda mungkin juga menyukai