Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura.
2. Kelebihan volume cairan b/d efusi pleura.
3. Nyeri akut b/d inflamasi, proses tindakan drainase.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu makan
akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.
5. Gangguan rasa nyaman b/d sesak nafas serta gangguan stimulasi lingkungan
6. Resiko infeksi b/d penyakit kronis
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1). Monitor adanya penurunan berat
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan diharapkan status badan.
b/d penurunan nafsu makan nutrisi membaik secara bertahap 2). Monitor kalori dan intake nutrisi.
akibat sesak nafas sekunder selama 8jam tindakan 3). Monitor turgor kulit.
terhadap penekanan struktur keperawatan dengan kriteria 4). Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
abdomen. hasil: menentukan jumlah kalori dan nutrisi
1). Pasien mampu yang dibutuhkan.
mengidentifikasi kebutuhan 5). Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi. nutrisi.
2). Tidak ada tanda-tanda 6). Kaji kemampuann pasien untuk
malnutrisi. mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
3). Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dan menelan. (NANDA Jilid 2, hal 311)
4). Tidak terjadi penurunan berat
badan.
Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan 1). Gunakan pendekatan yang
sesak nafas serta gangguan keperawatan diharapkan menenagkan.
stimulasi lingkungan gangguan rasa nyaman teratasi 2). Jelaskan semua prosedur dan apa
secara bertahan selama 8jam yang dirasakan selama prosedur.
Ds: “pasien mengeluh tidak tindakan keperawatan dengan 3). Dorong keluarga untuk menemani
nyaman” kriteria hasil: pasien.
1). Mampu mengontrol 4). Instrusksikan psien untuk
Do: gelisah, menunjukkan kecemasan. menggunakan teknik relaksasi.
gejala distress, tampak 2). Status lingkungan yang 5). Berikan obat untuk mengurangi
merintih, pola eliminasi nyaman. kecemasan.
berubah, postur tubuh 3). Mengontrol nyeri.
berubah, iritabilitas. (NANDA Jilid 2, hal 276)
Resiko infeksi b/d penyakit Setelah dilakukan tindakan 1). Bersihka lingkunga setelah dipakai
kronis keperawatan diharapkan tidak ada pasien lain
tanda-tanda infeksi pada pasien 2). Monitor tanda dan gejala infeksi
selama 8jam perawatan dengan sistemik dan local
kriteria hasil: 3). Monitor hitung WBC
1). Pasien bebas dari tanda dan 4). Tingkatkan intake nutrisi
gejala infeksi 5). Berikan terapi antibiotic bila perlu
2). Menunjukkan kemampuan
untuk mencegah timbulnya (Nanda Jilid 3, hal 310)
infeksi
Referensi:
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia ed 1 cetatakan
II. Jakarta Selatan.