Anda di halaman 1dari 3

Efusi Pleura

Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
penumpukan cairan dalam rongga pleura.
2. Kelebihan volume cairan b/d efusi pleura.
3. Nyeri akut b/d inflamasi, proses tindakan drainase.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan nafsu makan
akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.
5. Gangguan rasa nyaman b/d sesak nafas serta gangguan stimulasi lingkungan
6. Resiko infeksi b/d penyakit kronis

Nursing diagnosa Goal Interventions


Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1). Buka jalan nafas, gunakan teknik
efektif b/d menurunnya keperawatan diharapkan bersihan chin lift atau jaw trust prn.
ekspansi paru sekunder jalan nafas kembali efektif secara 2). Posisikan pasien untuk
terhadap penumpukan cairan bertahap selama 8jam tindakan memaksimalkan ventilasi.
dalam rongga pleura. keperawatan dengan kriteria 3). Identifikasi psien bila perlunya
hasil: pemasangan alat jalan nafas buatan.
DS: “sulit bicara“ 1). Menunjukkan jalan nafas yang 4). Auskultasi suara nafas.
DO: gelisah, Batuk tidak paten (klien tidak merasa 5). Berikan bronkodilator prn.
efektif, tidak mampu batuk, tercekik, irama nafas, frekuensi 6). Monitor respirasi dan status O2.
sputum berlebihan, mengi, pernafasan dalam rentnag normal,
whezzing atau ronkhi kering, tidak ada suara nafas abnormal). (NANDA, hal 303).
pola napas berubah. 2). Mampu mengidentifikasi dan
mencegah factor yang dapat
mengahambat jalan nafas.
Kelebihan volume cairan b/d Setelah dilakukan Tindakan 1). Tentukan Riwayat jumlah dan tipe
efusi pleura. keperawatan diharapkan intake cairan dan eliminasi.
kelebihan volume cairan teratasi 2). Tentukan kemungkinan factor resiko
secara bertahap selama 8jam dari ketidakseimbangan volume cairan
tindakan keperawatan dengan (hipertermia, terapi diuretic, kelainan
kriteria hasil: renal, gagal jantung, diaphoresis,
1). Terbebas dari edema, efusi, disfungsi hati, dll).
anaskara. 3). Monitor BB, HR, RR.
2). Bunyi nafas bersih, tidak ada 4). Catat secara akurat intake dan
dispnea/ortopnea. output.
3). TTV dalam rentang normal. 5). Monitor tanda dan gejala odem.

(NANDA Jilid 3, hal 278).

Nyeri akut b/d inflamasi, Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


proses tindakan drainase. keperawatan diharapkan nyeri 1). Lakukan pengajian nyeri (lokasi,
DS: “pasien mengeluh nyeri“ yang dirasakan dapat berkurang karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
DO: Pasien tampak meringis, secara bertahap selama 8jam dan factor presipitasi nyeri).
bersikap protektif, gelisah, tindakan keperawatan dengan 2). Observasi reaksi nonverbal dari
frekuensi nadi meningkat, kriteria hasil: ketidaknyamanan nyeri.
sulit tidur. 1). Pasien mampu mengontrol 3). kontrol lingkungan yang dapat
nyeri mempengaruhi nyeri (suhu ruangan,
2). Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan, dan kebisingan).
berkurang. 4). Pilih dan lakukan penanganan nyeri
3). Mampu mengenali nyeri. (farmakologi, non farmakologi dan
interpersonal).
5). Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
6). Monitor penerimaan pasien terhadap
manajaemen nyeri.

(NANDA Jilid 3, hal 299)

Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1). Monitor adanya penurunan berat
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan diharapkan status badan.
b/d penurunan nafsu makan nutrisi membaik secara bertahap 2). Monitor kalori dan intake nutrisi.
akibat sesak nafas sekunder selama 8jam tindakan 3). Monitor turgor kulit.
terhadap penekanan struktur keperawatan dengan kriteria 4). Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
abdomen. hasil: menentukan jumlah kalori dan nutrisi
1). Pasien mampu yang dibutuhkan.
mengidentifikasi kebutuhan 5). Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi. nutrisi.
2). Tidak ada tanda-tanda 6). Kaji kemampuann pasien untuk
malnutrisi. mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
3). Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dan menelan. (NANDA Jilid 2, hal 311)
4). Tidak terjadi penurunan berat
badan.
Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan tindakan 1). Gunakan pendekatan yang
sesak nafas serta gangguan keperawatan diharapkan menenagkan.
stimulasi lingkungan gangguan rasa nyaman teratasi 2). Jelaskan semua prosedur dan apa
secara bertahan selama 8jam yang dirasakan selama prosedur.
Ds: “pasien mengeluh tidak tindakan keperawatan dengan 3). Dorong keluarga untuk menemani
nyaman” kriteria hasil: pasien.
1). Mampu mengontrol 4). Instrusksikan psien untuk
Do: gelisah, menunjukkan kecemasan. menggunakan teknik relaksasi.
gejala distress, tampak 2). Status lingkungan yang 5). Berikan obat untuk mengurangi
merintih, pola eliminasi nyaman. kecemasan.
berubah, postur tubuh 3). Mengontrol nyeri.
berubah, iritabilitas. (NANDA Jilid 2, hal 276)

Resiko infeksi b/d penyakit Setelah dilakukan tindakan 1). Bersihka lingkunga setelah dipakai
kronis keperawatan diharapkan tidak ada pasien lain
tanda-tanda infeksi pada pasien 2). Monitor tanda dan gejala infeksi
selama 8jam perawatan dengan sistemik dan local
kriteria hasil: 3). Monitor hitung WBC
1). Pasien bebas dari tanda dan 4). Tingkatkan intake nutrisi
gejala infeksi 5). Berikan terapi antibiotic bila perlu
2). Menunjukkan kemampuan
untuk mencegah timbulnya (Nanda Jilid 3, hal 310)
infeksi

Referensi:
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia ed 1 cetatakan
II. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai