Anda di halaman 1dari 21

MODUL KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan dasar profesi

Disusun Oleh:

Rivana Lambani Banjarnahor

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KLABAT

AIRMADIDI – MANADO

AGUSTUS, 2020

Memandikan klien di atas Tempat Tidur (Bed Bath)

Tujuan:
1. Membersihkan kulit tubuh secara menyeluruh dan mengurangi bau badan

2. Meningkatkan relaksasi dan perasaan segar atau rasa nyaman

3. Menstimulasi sirkulasi dan meningkatkan rentang gerak

Alat-alat:

1. Towel 8. Bedpan

2. Washlap #2 9. Urinal

3. Baskom mandi #2 10. Tissue

4. Sabun dan tempat sabun 11. Laundy bag

5. Selimut mandi atau kain penutup 12. Glove bersih

6. Baju 13. Linen tambahan

7. Alat bantu higenis (salep, deodorant, lotion, bedak)

PROSEDUR
Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat yang digunakan (isi dengan air Menigkatkan efisiensi tindakan
hangat secukupnya)
2. Jelaskan prosedure yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerjasama
3. Persiapkan lingkungan. Tutup pintu/ jendela/ tirai, atur Mencegah pasien kedinginan dan
suhu ruangan, sediakan waktu untuk pasien eliminasi. memberikan privasi kepada klien
4. Cuci tangan dan gunakan glove Mengurangi penyebaran MO
5. Turunkan side rail diarah terdekat perawat dan side rail Mencegah hal yang tidak diinginkan
yang satu tetap diangkat. Posisikan klien sesuai dan mendukung mekanisme tubuh
kenyamanan pasien dan kenyamanan perawat dalam yang baik
memobilisasi.
6. Tutup tubuh klien dengan selimut mandi (blanket dan Memberikan privasi, mencegah
blanket sheet dilipat sampai dibagian kaki bawah) dan kedinginan dan mencegah basah dan
letakkan towel dibawah kepala klien kotor

7. Cek kehangatan air Mencegah air terlalu panas atau


dingin
8. Basahkan –peras wash lap dan bersihkan mata dengan Mencegah kecipratan dan mencegah
wash lap ( warna terang) dari dalam keluar dengan sisi kontaminasi pada daerah yang telah
berbeda, lanjut kebagian wajah, telinga dan leher kemudian dibersihkan
keringkan
9. Tanyakan klien tentang penggunaan sabun untuk wajah Menghargai klien dalam
menggunakan produk perawatan
wajah sesuai pilihanya
10. Bersihkan bilas dan keringkan seluruh wajah
11. Buka baju (dari tangan yang terpasang iv), letakkan Gosokan yang tegas menstimulasi
towel dibawah lengan dan bersihkan seluruh lengan sirkulasi
dengan cara memanjang sampai dengan axilla
12. Celupkan tangan klien di baskom yang berisi air dan Meningkatkan efisien dalam
sabun, gosok tangan, sela-sela jari dan juga kuku. membersihkan
Bersihkan – bilas dan keringkan
Tanyakan penggunaan lotion atau bedak.
13. Bersihkan dada dan perut. Lipat selimut mandi sampai Meningkatkan sirkulasi
daerah umbilical. Bersihkan dengan cara memanjang.
(perhatikan daerah lipatan-lipatan)
14. Gulug selimut mandi sampai daerah supra pubic, tutup Meningkatkan kenyamanan dan
daerah dada denga towel, kemudian bersihkan daerah keamanan
abdomen dengan cara memanjang. (mencegah linen basah)
15. Bantu klien untuk posisi prone(tengkurap) atau lateral Meningkatkan kenyamanan dan
(miring), (sesuai kesanggupan klien), letakkan towel keamanan
sepanjang sisi klien yang dekat dengan perawat.
16. Jaga klien tetap tertutup dengan meletakkan selimut Mmemberikan privacy dan mencegah
diatas bahu hingga kaki. kedinginan
17. Bersihkan – bilas- keringkan punggung dari leher ke Memperlancar sirkulasi
koksigis menggunakan gosokan yang panjang dan tegas.
18. Beri perhatian khusu pada lipatan bokong dan anus. Daerah bokong dan anus lembab dan
banyak MO
19. kenakan pakaian klien dimulai dari bagian ekstrimitas Memudahkan tindakan dan
atas ( terlebih dahulu dipasang daerah yang cedera / menurunkan rentang gerak
terpasang iv)
20. Buka celana, keluarkan kaki yang terjauh lipat selimut Meningkatkan kenyamanan dan
sampai garis tengah. mencegah pasien kedinginan
21. Tekuk lutut klien dengan meletakkan tangan anda di Mendukung sendi dan ekstrimitas
bawah tungkai dan saat memegang tumit klien, tinggikan selama pengangkatan dan mencegah
tugkai dan geserkan handuk mandi memanjang di bawah ketegangan
tungkai. (mendukung sendi, mencegah ketegangan dan
keletihan)
22. Bersihkan – bilas- keringkan kaki menggunakan gosokan Meperlancar sirkulasi
yang panjang dan tegas dari pangkal paha bagian luar ke
ujjung kaki kemudian dari ujung kaki ke paha bagian dalam.
23. Perineal care
24. Gunakan lotion bila disukai
25. Dokumentasi Dokumentasi yang akurat dan tepat
waktu mencegah hilangnya data
serta memberi informasi untuk
penanganan selanjutnya.
Oral Hygiene

Oral hygiene pasien yang tidak sadar atau lemah


Perawatan mulut untuk klien tidak sadar merupakan tantangan khusus. Banyak klien
tidak memiliki atau mengalami peurunan reflex muntah sehingga sekresi cenderung
terakumulasi di mulut yang meningkatkan resiko aspirasi.

Alat-alat:

1. Larutan anti infeksi (NaCl,dll)


2. Sikat gigi spons/sikat gigi kecil/spatel lidah yang dibungkus kasa
3. Spatel lidah berbantalan
4. Handuk
5. Kidney basin
6. Gelas berisi air
7. Jeli larut air
8. Suction, kattter suction
9. Gloves unsterile
No Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat Meningkatkan efisiensi
tindakan
2. Jelas prosedur Mengurangi kecemasan
3. Tutup pintu/screen Memberi privasi
4. Cuci tangan Mengurangi penyeberan MO
5. Pakai gloves unsterile Mengurangi penyebaran MO
6. Atur posisi nyaman dan ketinggian tempat tidur pasien Meningkatkan kenyamanan
pasien dan perawat
7. Pindahkan pasien mendekati sisi tempat tidur yang dekat Pengaturan kepala yang sesuai
dengan perawat; pastikan kepala klien dipuar kearah kasur mencegah aspirasi
8. Letakkan handuk dibawah wajah pasien dan letakkan kidney Mencegah linen menjadi kotor
asin dibawah dagu pasien
9. Masukkan toungue spatle yang bberbantal dengan epat dan Mencegah klien mengigit jari
lembut diantara geraham belakang perawat; menyediakan
kemudahan dirongga mulut
10. Bersihkan ulut dengan menggunakan sikat atau tounguw Tindakan penggosokan
spatle yang dkilembabkan dengan NaCl/ antiseptic dan air mengangkat partikel makanan
a. Berihkan permukaan mengunyah bagian dalam diantara gigi bagian dalam, luar
b. Bersihkan bagian permukaan luar gigi gigi dan permukaan geraham
c. Usap bagian dasar mulut dan sebelah dalam pipi Pengulangan pembilasan
d. Sikat lidah tapi hindari reflex muntah mengangkat kotoran yang
terlepas
13. Nyalakan mesin sution ( yang sudah disambungkan dengan Mengangkat sekresi yang
sution tube) dan suction sekresi yang mengumpul selama tersisa
pembersihan
14. Keringkan dan berikan jeli larut air pada bibir (dapat Melubrikasi bibir, mencegah
menggunakan madu) kering dan retak
15. Rapikan kembali peralatan Menjamin lingkungan yang
bersih dan rapih
16. Beritahu pasien prosedur sudah selesai,
17. Lepaskan gloves dan cuci tangan Mengurangi penyebara MO
18. Dokumentasi
Perineal care
Tujuan: menjaga kebersihan daerah perineum, mencegah infeksi daera perineum,
memberikan rasa nyaman

Alat-alat:

1. Baskom
2. Sabun
3. Wash lap
4. Selimut mandi
5. Towel
6. Bedpan
7. Disposable pad
8. Tissue
9. Keidney basin
10. Glove bersih
Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-ala yang digunakan Meningkatkan efisiensi tindakan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerja sama
3. Tutup pintu atau screen Memberi privasi
4. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
5. Cek vital sign klien (PRN) Indikasi status kesehatan
6. Pakai glove unsterile Mengurangi penyebaran MO
7. Atur posisi nyaman dan ketinggian tempat tidur Meningkatkan kenyamanan dan
mencegah ketegangan pada oto
8. Bantu klien pada posisi tidur miring letakan towel Mencegah pemaparan tubuh yang tidak
sepanjang sisi badan klien dan pertahankan klien agar perlu
tertutup selimut
9. Jika ada feses ambil tissue toilet dan bersihkan dengan Mengurangi transmisi MO dari anus ke
sekali usapan dan buang urethra atau genitalia
10. Bersihkan bokong dan anus dari depan kebelakang
11. Bersihkan bilas dengan teliti dan keringkan secara tepat
12. Perawatan perineal Wanita
a. Ganti glove jika sudah kotor
b. Letakan disposable pad dibawah bokong klien Melindungi kasur dari basah dan kotoran
dengan posisi klien supine
c. Bantu klien dlam posisi dorsal Memudahkan akses ke genitalia
d. Lipat linen tempat tidur paling atas kearah kaki Membuka perineum untuk akses yang
lebih mudah
e. tempat tidur dan angkat baju klien sampai diatas Meningkatkan keamanan, suhu air yang
daerah genitalia sesuai mencegah terbkarnya perineum
f. Lipat ujung-ujung samping sekitar tungkai dan Memudhkan akses ke genitalia, terbuka
dibawah pinggang secara maksimal
g. Naikan bed said rail tempat tidur,isi baskom dengan Meningkatkan keamanan , suhu air yang
air hangat dan letakan di over bed said table sesuai mencegah terbakarnya perineum
h. Turunkan bad said rail dan bantu klien memfleksikan Memudahkan akses ke genitalia, terbuka
lutut dan pisahkan kedua kaki terbuka secara maksimal
i. Lipat ujung bawah selimut mandi diantara kedua
tungkai klien kearah abdomen Mengurangi kecemasan klien menjamin
j. Bersihkan da keringkan paha atas klien klien tetap terbungkus hingga prosedur
k. Bersihkan lania mayora, gunakan tangan yang tidak dimulai
dominan untuk membuka labia secara lembut dari
paha; dengan tangan dominan, bersihkan secara hati- Lipatan kulit dapat berupa sekresi yang
hati lipatan kulit mengandung MO, usapan dari perineum
l. Ulangi pada sisi yang berlawanan gunakan bagian ke rectum mengurangi resiko
wash lap yang berbeda berpindahnya MO dar feses ke meatus
m. Bilas dan keringkan daerah tersebut secara merata urinarius
n. Pisahkan labia dengan tangan tidak dominan untuk
membuka meatus uretra dan orifisium vagina Untuk klien wanita yang menggunakan
o. Dengan tangan dominan bersihkan bersihkan kearah retesii kateter urin dan yang sedang
bawah dari pubia kearah rectum dengan satu kali mentruasi bersihkan dengan catton ball
usapan
p. Gunakan bagian waslap yang berbeda untuk setiap
usapan
q. Bersihkan secara merata sekitar labia minora,
klitoris, dan orifisium Vagina

r. Jika klien berada diatas bedpan, siram dengan air Pembilasan mengangkat sabun dan MO
hangat di atas daerah perineum lebih efektif daripada pengusapan
s. Kringkan daerah perineum secara merata Lembab merupakan tempat MO
t. Minta klien miring untuk memperoleh posisi nyaman Posisi miring menyediakan akses daerah
anus untuk pembersihan
13. Perawatan perineal pria
a. Ganti sarung tangan ( prn ) jika sudah kotor Mengurangi penyebaran MO
b. Letakan disposible pad dibawah bokong klien Mencegah basa dan kotor pada kasur
dengan posisi klien supine
c. Naikan bed side rail, isi baskom dengan air hangat Meningkatkan kenyamanan
dan letakan di ove bed table
d. Turun ujung atas selimut mandi dibawah perineum Handuk mencegah lembab yang
klien dan secara lembut angkat penis dan letakan berkumpul pada inguinal
handuk mandi di bawahnya
e. Secara lembut raih tangkai penis, jika klien tidak di Penaganan yang lembut mengurangi
sirkumsisi, Tarik kulit luarnya peluan ereksi. Sekresi membuat MO
berkumpul dibawah lipatan kulit
f. Cuci kepala penis pertama-tama pada meatus uretra
g. Gunakan gerkan melingkar, bersihkan dari meatus Mencegah infeksi, masuknya MO ke
kearah luar dan kebawah tabgkai ulang dengan was meatus uretra
lap yang bersih sampai penis bersih
h. Bilas dan keringkan secara lembut Retraksi kulit luar dapat mengetarkan
sekitar kepala penis dapat menyebabkan
edema
i. Cuci tangkai penis dengan usapan lembut tetapi Pijatan yang keras pada penis
tegas kearah bawah menyebabkan ereksi yang dapat
menyebabkan malu pada klien dan
perawat
j. Bilas dan keringkan penis secara merata Kondisi lembab berlebihan menyebabkan
bertumpuknya MO
k. Instruksikan klien untuk membuka kaki sedikit Memudahkan akses ke jaringan skrotum
l. Secara lembut bersihkan skrotum Tekanan keras pada skrotum membuat
klien kesakitan
m. Angkat secara hati-hati dan bersihkan lipatan kulit Sekresi berkumpul di daerah lipatan kulit
dibawahnya, bilas dan keringkan
n. Minta klien miring, untuk memperoleh posisi Posisi miring menyediakan akses daerah
nyaman anus mudah untuk bersihkan
14. Jika klien mengalami inkontensia feses atau urin Melindungi kulit dari lembab yang
gunakan salep pelindung kulit pada anus dan kulit berlebihn dan toksin dari urin da feses
perineum
15. Rapihkan dan bersihkan peralatan yang telah digunakan Menjamin lingkungan bersih dan rapih
16. Pastikan bel pemanggil dalam jangkaun klien bed dalm Menjamin komunikasi, keamanan dan
posisi rendah dan bed side rail dalam posisi terpasang kenyamanan klien
17. Beritahu klien prosedur telah selesai perawat Memberi kesempatan klien untuk istirahat
meninggalkan ruangan
18. Lepaskan glove jika menggunakan dan lakukan hand Mengurangi penyebaran MO
washing
19. Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan Memastikan keakuratan dan ketepatan
kondisikan permukaan genitalia eksternal serta kulit waktu dokumentasikan perawata,
sekitar terhadap kemerahan, bengkak kotoran atau iritasi memberi informasi yang tepat untuk
setelah pemebersihan penanganan selanjutnya

LEOPOLD MANUEVER
PENGERTIAN Suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu
merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan
tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-
bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat
tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard
Leopold.
TUJUAN 1. Menentukan tinggi Fundus uteri dan Usia Kehamilan
2. Mentukan letak punggung dan bagian – bagian terkecil dari
janin
3. Menentukan letak janin didalam rahim
4. Menentukan bagian terendah janin dan menilai apakah sudah
masuk dalam rongga panggul
5. Mengetahui lebih awal adanya kelainan serta rujukan tepat
waktu
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Persiapan Pasien
 Jelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada Ibu
 Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari
pemeriksaan ini
 Jelaskan pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan
rasa kuatir atau tidak enak tetapi tidak akan
membahayakan bayi yang ada dalam kandungan
 Bila Ibu mengerti apa yang disampaikan mintalah
persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan

2. Persiapan Alat
 Tempat Tidur
 Selimut/kain penutup
 Pita centimeter/ Metline
 Alat tulis
 Status Ibu Hamil dan Buku KIA
 Buku register / kohort Ibu
 Sarana cuci tangan

3. Lingkungan: ruangan yang nyaman, penerangan yang cukup,


tutup skeren atau kain layar/pintu

PELAKSANAAN
1. Menyapa Ibudan mempersilahkan Ibu duduk
2. Memberitahukan Ibu tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
3. Mencuci tangan 7 langkah
4. Mengatur posisi ibu berbaring dan menekuk lutut
5. Menyisihkan pakaian ibu sampai seluruh bagian perut ibu
terlihat  jelas
6. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut
7. Melakukan Palpasi Leopold I: Untuk menentukan Tinggi
Fundus Uteri dan bagian janin yang terdapat di fundus uteri.

 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu dan melihat ke arah


muka ibu
 Kaki ibu ditekuk
 Rahim dibawah ke tengah
 Tentukkan TFU dengan menggunakan jari
 Tentukan TFU dengan menggunakan pita CM, letakkan pita
CM secara terbalik dari fundus uteri sampai ke tepi atas
simfisis, ditandai batasnya, lalu baca hasilnya kemudian
didokumentasikan
 Gerakkan jari kedua tangan yang berada di fundus uteri untuk
meraba bagian teratas janin
 Tentukan bagian janin yang ada dalam fundus uteri
 Catat hasil :
- Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang
akan teraba adalah keras,bundar dan melenting
(seperti mudah digerakkan)
- Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang
akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang
melenting
- Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada
Fundus teraba kosong.

Menentukkan Usia Kehamilan:


o Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat
teraba 1-2  jari di atas simpisis
o Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat
teraba di antara simpisis dan pusat
o Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat
teraba 3 jari di bawah pusat
o Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat
teraba tepat di pusat
o Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat
teraba 3 jari di atas pusat
o Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat
teraba di pertengahan antara Prosesus Xipoideus
dan pusat
o Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat
teraba 3 jari di bawah Prosesus Xipoideus
o Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat
teraba di pertengahan antara Prosesus Xipoideus
dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan teknik
wawancara dengan pasien untuk membedakan
dengan usia kehamilan 32 minggu).

8. Melakukan Palpasi Leopold II:


 Kedua tangan pindah ke samping kiri dan kanan perut
ibu
 Raba sisi rahim dengan menggunakan kedua telapak
tangan
 Dorong rahim ke satu sisi sambil raba secara lembut dan
perlahan dan raba bagian janin yang berada di sisi
tersebut
 Lakukan ke sisi yang lain dengan cara yang sama
 Tentukan letak punggung janin
 Catat Hasil:
- Bagian punggung: akan teraba tahanan yang keras,
rata dan memanjang, dan tidak dapat digerakkan
- Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba
kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol,
kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif
maupun pasif.

9. Melakukan Palpasi Leopold III:

 Letakkan tangan kanan di atas simpisis dengan ibu jari di


sebelah kanan pasien dan empat jari lainnya di sebelah
kiri pasien
 Goyang bagian bawah janin ke kiri dan ke kanan secara
lembut dan perlahan, jangan sampai pasien merasa
kesakitan
 Tentukan letak bagian bawah janin
 Catat hasil:
- Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang
simetris adalah bokong
- Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki
PAP, maka saat bagian bawah digoyang, sudah tidak
bisa (seperti ada tahanan)

10. Melakukan Palpasi Leopold IV:


 Posisi membelakangi pasien
 Raba bagian janin yang terletak di sebelah bawah dengan
kedua telapak tangan dan seberapa jauh bagian tersebut
telah masuk ke dalam pintu atas panggul
 Tentukan bagian janin yang berada di bawah
 Perkirakan apakah ada disproporsi kepala janin dengan
panggul
 Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin tersebut
telah masuk pintu atas panggul.
 Catat hasil :
- Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu
(konvergen) berarti bagian terendah janin belum
memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila
kedua tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak
bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
- Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (kepala masih
dapat di raba dengan lima jari di atas simphysis dan
mudah digerakkan), 4/5 (sebagian besar kepala janin
belum masuk PAP dan sulit digerakkan), 3/5 (bagian
terbesar janin belum masuk panggul), 2/5 (hampir
seluruh kepala sudah masuk panggul dan tidak dapat
digerakkan), 1/5 (sebagian kecil kepala dapat diraba
dan sudah di dasar panggul), 0/5 (kepala  janin tidak
teraba dari luar dan sudah di perineum)

11. Mempersilahkan ibu untuk bangun dan duduk.


12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
13. Membereskan alat-alat
14. Mencuci tangan 7 langkah
15. Mendokumentasikan hasil Pemeriksaan pada Buku KIA,
Kartu Ibu (Rekam medik), Register kunjungan, Kohor Ibu.
Pemasangan Elekrokardiogram (EKG)

Tujuan:

1. Untuk mengetahui andanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia

2. Kelainan-kelainan otot jantung

3. Pengaruh/eek obat-obat jantung

4. Gangguan-gangguan elekrolit

5. Perikarditis

6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel

7. Menilai fungsi pacu jantung

Alat:

1. Mesin EKG
2. Plat elekrode:
a. 4 buah electrode ekstrimitas dan manset
b. 6 buah electrode dada dengan balon penghisap
3. Kertas EKG
4. Jelly elektroe/kapas alcohol
5. Tissue
6. Pulpen
No Prosedur Rasional
.
1. Persiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Jelaskan prosedur
3. Tutup pintu/screen
4. cuci tangan
5. Tanggalkan benda-benda berbentuk metal yang ada pada Mengurangi gangguan aliran
tubuh pasien listrik pada perekaman EKG
6. Tekan tombol on pada mesin EKG Untuk memulai perekaman
7. Beri jelly pada bagian dada, lengan dan kaki bagian dalam Lengan dan kaki dalam
mengandung sedikit lapisan
lemak. Pemberian jelly
membuat kontak yang efektif
antara kulit dan elektroda
8. Letakkan elektroda ekstrimitas sesuai tempatnya: Penempanan elektroda yang
a. Merah (RA/R) lengan kanan tapat untuk memastikan hasil
b. Kuning (LA/L) lengan kiri test yang akurat
c. Hijau (LF/F) tungkai kiri
d. Hitam (RF/N) tungkai kanan
9. Buka kancing baju pasien bagian dada Mempersiapkan pasien utnuk
pemasangan elektroda dada
10. Pemasangan elektroda dada (sandapan unipolar Penempatan elektroda dada
prekordial),. yang tepat untuk memastikan
a. V1: sela iga ke 4 garis sterna kanan alat bekerja dengan benar
b. V2: sela iga ke 4 garis sterna kiri
c. V3: terletak diantara V2 dan V4
d. V4: ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
e. V5: garis aksila depan sejajar dengan V4
f. V6: garis aksila tengah sejajar dengan V4
11. Anjurkan pasien untuk tenang, hindari pergerakan Menjaga klien tetap tenagn dan
tidak bergerak akan
menghasilkan perekaman yang
baik
12. Tekan tombol print dan tunggu sampai selesai merekam V6. Untuk mendapatkan irama
jantung yang lengkap
13. Lepaskan elektroda ekstrimitas dan elektroda prekordial Menjaga kebersihan alat untuk
sambil membersihkan dengan tisu pemakaian selanjutnya
14. Bersihkan sisa jelly pada dada dan ekstremitas pasien. Menjaga kebersihan dan
Kancing kembali baju pasien kenyamanan pasien
15. Rapikan kembali peralatan
16. Dokumentasi

Posterior Lead EKG

Karena lokasi dari jantung bagian posterior, perubahan diikuti dengan kerusakan
miokardial tidak timbul pada EKG standar sehingga harus menggunakan lead EKG posterior.

Biasanya posterior lead EKG digunakan bersamaan dengan EKG standar dan hanya
merekam posterior lead V7, V8, dan V9.

No. Tindakan
1. pemasangan elektroda dada posterior
a. V7: sejajar dengan V6 di interkostal kelima, posterior
garis aksila
b. V8: terletak pada garis midscapular interkostal ke lima,
diantara V7 dan V9
c. V9: bagian kiri pada spinal column pada interkostal ke
lima, sejajar dengan V6

MANAJEMEN NYERI NONFARMAKOLOGI

Tujuan :
1. Mengurangi pengaruh nyeri terhadap fisik
2. Mengurangi persepsi pasien terhadap nyeri
3. Pasien dapat mengontrol nyeri

No Tahapan Prosedur Rasional


Persiapan Alat
1 Sediakan alat-alat yang dibutuhkan : a. Membantu Intervensi yang
a. Skala nyeri akan dilakukan
b. Teknik relaksasi: Musik sesuai dengan yang
dibutuhkan (CD, Handphone, etc)
c. Distraksi: Sesuai dengan yang dibutuhkan (Contoh
Video Games, Puzzels, Koran, etc)
Persiapan Perawat
2 Kaji: Skor nyeri menjadi dasar dari
a. Karakteristik nyeri intervensi yang akan
b. Penyebab nyeri diberikan. respon nyeri untuk
c. Intensitas nyeri mengevaluasi keefektifan
d. Kaji aspek fisiologis untuk mengukur penurunan
e. Tingkah laku nyeri, tanda dan gejala
f. Emosi biasanya tidak Nampak pada
g. Tanda dan Gejala nyeri nyeri kronik, tanda perubahan
h. Laporan nyeri dari pasien fisik mengindikasikan
perubahan tingkat
kenyamanan.
3 Amati area nyeri pasien dan rasa ketidaknyamanan
a. Inspeksi perubahan warna kulit, bengkak dan
drainage Observasi klinis akan
b. Palpasi temperature, sensasi sentuhan, area nyeri mengkonfirmasikan
c. Kaji Range of Motion jika memungkinkan kebenaran yang pasien
katakan. Area yang pasien
rasa tidak nyaman dapat
menjadi ukuran spesifik
untuk mengurangi nyeri.
4 Review kembali order dokter untuk mengurangi nyeri Beberapa order medis
diperlukan untuk melakukan
terapi nonfarmakologi.
5 Kaji pemahaman pasien dan kesediaan pasien untuk Paartisipasi pasien akan
melakukan teknik nonfarmakologi meningkatkan keefektifan
tindakan
6 Kaji aktivitas yang pasien suka (contoh: bermain Membantu pasien
puzzle, main catur, imagery, music relaksasi yang berpartisipasi
disukai
7 Kontrak waktu dengan pasien saat pasien dapat Meningkatkan kesempatan
berkonsentrasi dengan baik intervensi berhasil
8 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic Meningkatkan tingkat
30 menit sebelum implementasi kenyamanan pasien
Persiapan pasien
9 Jelaskan prosedur dan tujuan Penjelasan tepat akan
meningkatkan partisipasi
pasien
10 Atur lingkungan pasien : Suara dan suhu yang ekstrem
a. Suhu sesuai keinginan pasien dapat meningkatkan nyeri,
b. Suara cahaya yang terlalu terang
c. Pencahayaan dan samar akan memperburuk
d. Singkirkan hal-hal yang mengganggu nyeri
11 Cuci tangan Mencegah transmisi
mikroorganisme
12 Atur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien Meningkatkan relaksasi
PELAKSANAAN

TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF

1 Instruksikan pasien untuk menarik napas dalam secara Meningkatkan oksigen yang
perlahan dengan menggunakan diafragma masuk, mengurangi cemas
dan mencegah napas pendek,
menghindari hiperventilasi.
2 Anjurkan pasien untuk menutup mata jika diperlukan Memantau pasien tetap fokus
3 Anjurkan pasien untuk meregangkan otot selama 3-4 Relaksasi adalah respon
detik dan kemudian merelaksasikan otot selama 6-7 integrasi yang berhubungan
detik dimulai dari kaki sampai kepala dengan cara: dengan menurunnya sistem
a. Instruksikan pasien untuk meregangkan otot selama saraf simpatik yang
inhalasi dan merelaksasikan otot saat ekshalasi meningkat dan menurunkan
tegangan otot, relaksasi juga
b. Saat berelaksasi, minta pasien untuk menarik napas menurunkan frekuensi nadi,
dalam dan minta pasien menikmati indahnya perasaan pernafasan dan tekanan darah
saat relaks dan membantu menurunkan
tingkat kecemasan.

Menarik napas dalam


mencegah Valsalva manuver
yang mana meningkatkan
tekanan intrathoracic dan
fungsi jantung
4 Jelaskan kepada pasien bahwa pasien akan merasakan Mencegah pasien merasakan
sensasi geli, berat dan melayang saat relaksasi cemas terhadap sensasi yang
terjadi
5 Minta pasien untuk melanjutkan teknik relaksasi Mengijinkan kesempatan
secara perlahan dan napas dalam untuk menikmati perasaan
relaksasi
6 Ketika sudah selesai, instruksikan pasien untuk Mengembalikan kesadaran
menarik dan membua napas dalam penuh pasien
7 Minta pasien untuk mulai bergerak secara perlahan Berdiri secara cepat dapat
setelah beristirahat selama 1 menit menyebabkan pusing

DEEP BREATHING EXERCISE

1 Instruksikan pasien untuk duduk nyaman dengan kaki Mendukung relaksasi


tegap. Jika pasien tidak bisa duduk, atur posisi pasien
ke posisi supine dengan bantal kecil dibawah kepala
2 Minta pasien untuk menempatkan satu tangan di dada Agar pasien fokus pada dada
dan tangan lain di abdomen dan kemudian abdomen
3 Ajarkan pasien untuk menarik napas dalam melalui Menyediakan waktu yang
hidung, sampai abdomen terlihat mengembang dan tepat untuk inhalasi dan fokus
tangan di abdomen bergerak keluar pasien meregangkan otot
abdomen
4 Ketika abdomen sedikit mengembang anjurkan pasien Memberikan inhalasi
untuk tetap bernafas sampai dada juga ikut maksimum
mengembang dengan tangan di dada bergerak keluar
5 Istirahat sejenak beberapa detik. Kemudian anjurkan Mengijinkan pertukaran
pasien untuk membuang napas secara perlahan dengan oksigen dan karbondioksida
pursed lips. Kontrol pengeluaran udara. Ulangi 4-6 yang optimal
menit

GUIDED IMAGERY

1 Instruksikan pasien untuk berimajinasi tentang Mengembangkan spesifik


menghirup udara adalah bola energy penyembuhan imajinasi membantu untuk
menghilangkan persepsi nyeri
2 Instruksikan pasien untuk membayangkan menghirup Kemampuan pasien
udara adalah perjalanan ke area nyeri berkonsentrasi dapat
mengurangi persepsi nyeri
3 Alternative Imagery: Pasien dapat langsung
a. Anjurkan pasien untuk membayangkan sebuah berimajinasi setelah
tempat yang indah contoh pantai atau gunung. Pilih menentukan pilihan tempat
sebuah gambar yang damai untuk pasien. tenang
b. Anjurkan pasien untuk merasakan aspek sensori dari Membantu pasien
tempat-tempat tenang (Contoh: pantai, angin sepoi- berkonsentrasi dan rileks
sepoi, pasir hangat di kaki, panasnya sinar matahari, melalui stimulasi beberapa
suara ombak, bau garam, burung berterbangan dan sensasi. Pastikan itu
kicauan burung di udara merupakan pengalaman
pasien bukan hanya
pengalaman pribadi
4 Anjurkan pasien untuk tetap menarik napas dalam, Mempromosikan relaksasi
perlahan dan sesuai irama melalui relaksasi otot
5 Anjurkan pasien menghitung 1-3, tarik napas dan buka Mempromosikan relaksasi
mata melalui relaksasi otot
6 Minta pasien untuk bergerak secara perahan Mempromosikan relaksasi
melalui relaksasi otot

DISTRAKSI

1 Minta perhatian pasien untuk menghilangkan nyeri Mengahlikan perhatian dapat


dengan teknik distraksi mempengaruhi aspek kognitif
pada nyeri
2 Minta pasien untuk menutup mata dan fokus pada satu Perhatian langsung dari
objek di ruangan pasien dan melindungi pasien
dari distraksi eksternal
3 Instruksikan pasien untuk mengontrol dan Mempromosikan relaksasi
berkonsentrasi pada pernafasan dengan berpikir (Tarik dengan berkonsentrasi pada
napas, satu, Dua; Buang napas, satu, dua) tindakan kinestetik, ini akan
menurunkan konsentrasi
pasien terhadap nyeri.
4 Distraksi teknik Berfokus pada aktivitas
a. Gunakan musik sesuai dengan yang pasien inginkan. membantu mengahlikan
Tegaskan pasien untuk mendengarkan irama dan atur perhatian terhadap nyeri
volume suara sesuai dengan nyeri yang dirasakan
(Meningkat atau Berkurang)
b. Anjurkan pasien untuk menceritakan secara detail Detail stress dari suatu
suatu pengalaman atau cerita kejadian dapat meningkatkan
dsitraksi dari rangsangan
nyeri
c. Ikutsertakan pasien dalam percakapan, minta Pengunjung bisa membantu
dukungan partisipasi anggota keluarga dan pengunjung mengahlikan perhatian dari
nyeri mild ke moderate.
Jarang seseorang nyeri berat
dapat menggunakan teknik
distraksi

TERMINASI

1 Observasi: Menunjukkan keefektifan


a. Pernafasan prosedur, tingkat relaksasi,
b. Posisi pasien derajat nyeri
c. Ekspresi wajah
d. Nada suara
e. Mood
f. Perilaku
g. Rasa ketidaknyamanan
2 Kaji skala nyeri Mengukur perubahan
intensitas nyeri
3 Observasi bagaimana pasien mengontrol nyeri Mengonfirmasikan
pembelajaran

PROSEDUR GUIDED IMAJERY


Tahap-tahap Cara pelaksanaan Hasil yang diharapkan
imajinasi
terbimbing
1. Persiapan 1. Sediakan lingkungan yang nyaman 1. Dalam 3 menit klien
dan tenang tampak lebih tenang
dan rileks
2. Berikan privasi klien

1. dalam 2 menit klien


2. 1. Mengucapkan salam dan merasa lebih akrab
pelaksanaan berkenalan dengan klien dengan pelaksanaan
distraksi imajinasi
2. Menjelaskan tujuan distraksi terbimbing
imajinasi terbimbing mengetahui tujuan
distraksi imajinasi
3. Menjawab pertanyaan klien terbimbing, tidak
merasa takut dan tidak
4. Membangun kepercayaan klien salah paham, klien
untuk berhasil dalam distraksi merasa percaya diri
imajinasi terbimbing untuk berhasail dalam
distraksi imajinasi
5. Menciptakan kontrak distraksi terbimbing dan
imajinasi terbimbing tercipta kontrak
distraksi imajinasi
6. Bantu klien ke posisi yang nyaman terbimbing
1) Bantu klien pada posisi bersandar dan
mintak klien menutup matanya
- klien merupakan
2) Gunakan sentuhan hanya jika hal ini partisipan aktif dalam
tidak membuat klien merasa terancam, latihan imajinasi
bagi beberapa klien, sentuhan fisik terbimbing dan harus
mungkin mengganggu karena kepercayaan memahami secara
budaya dan agama mereka lengkap tentang apa
yang harus dilakukan
dan hasil akhir yang
diharapkan

3. 1. Meminta klien untuk menghitung - Dalam 3 menit klien


memberikan mundur mulai angka 100 diselingi memasuki kondisi
sugesti untuk dengan sugesti semakin rileks rileks dan ciri-ciri
distraksi sampai angka-angka lenyap dari
imajinasi pikiran 1. Pernafasan diafragma
terbimbing tampak tenang
2. Memperdalam tingkat rileksasi 2. Akral tubuh hangat
pikiran dengan memberi sugesti 3. Bola mata mengarah
setiap hembusan nafas ke atas atau bola mata
menghantarkan tubuh dan pikiran mengarah ke atas dan
ke dalam relaksasi yang semakin kebawah atau ke kiri
nyaman, semakin damai dan secara terus menerus
semakin masuk dalam alam bawah tanpa digerakan
sadar
- gunakan nama yang disukai klien
- bicara jelas dengan nada suara
yang tenang dan netral
- minta klien menarik nafas dalam
dan perlahan untuk merelaksasikan
semua otot
- dorong klien untuk “pergi
ketempat yang sebelumnya ia rasa
sangat tentram”.
- Bantu klien merinci gambaran dari
bayangannya mintak klien untuk
mengunakan semua indranya
dalam menjelaskan bayangan dan
lingkungan bayangan tersebut
- Minta klien untuk menjelaskan
perasaan fisik emosional yang
ditimbulkan oleh bayangannya.
Arahkan klien untuk
mengeksplorasi respons terhadap
bayangan karena ini akan
memungkinkan klien
memodifikasi imajinasinya.
Respons negatife dapat diarahkan
kembali oleh perawat untuk
memberikan hasil akhir yang lebih
positif.
- Berikan umpan balik kontinu
kepada klien berikan komentar
pada tanda-tanda relaksasi dan
ketentraman.

4. Meminta klien membuka mata pelan- - Dalam 1 menit


Membangun pelan setelah hitungan 5 hitungan 5 distraksi imajinasi
kan subyek mundur hingga 1 katakan kepada klien terbimbing berakhir
bahwa ia kan merasa telah beristirahat dengan nyaman
ketika mata terbuka sehingga klien tidak
merasa pusing atau
binggung saat
membuka mata

Referensi

Affandi, D. B dkk. (2015). Materi Promosi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi.Direktorat


Kesehatan Reproduksi.BKKB.Jakarta.
Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat Airmadidi. (2018). Module Fundamental of
Nursing Practice II.

Mustika, M. (2017). Pengaruh teknik distraksi imajinasi terbimbing terhadap penurunan


skala nyeri pada pasien dewasa di instalasi gawat darurat RS kepresidenan RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta. Diakses dari http://digilib.esaunggul.ac.id/pengaruh-teknik-distraksi-
imajinasi-terbimbing-terhadap--di-istalasi-gawat-darurat-----------------------------------rs-
kepresidenan-rspad-gatot-soebroto-jakarta-9047.html
Potter., et. al. (2016). Fundamentals of Nursing (9 ed.). Missouri: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai