Anda di halaman 1dari 32

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
PENYAKIT ATRESIA ANI
KEPERAWATAN ANAK
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 6
Mu’ammar Reza
P07220220058

P07220220071 Sasmita Maharani


KONSEP DASAR
A
Pengertian
ATRESIA ANI
Menurut kamus kedokteran, Atresia berarti tidak adanya lubang pada
tempat yang seharusnya berlubang. Sehingga atresia ani berarti tidak
terbentuknya lubang pada anus. Atresia ani adalah suatu kelainan
kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya
agenesis ani, agenesis rektum dan atresia rektum.
B
Etiologi
ATRESIA ANI

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga


bayi lahir tanpa lubang dubur.

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu


atau 3 bulan.

3. Adanya gangguan atau berhentinya embriologi di daerah usus, rectum


bagian distal serta traktur urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke 4
sampai ke 6 usia kehamilan.

(Nurarif & Kusuma, 2016)


C
Patofisiologis
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada
kehidupan embrional. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju
rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis
hiperkloremia, sebaliknya feses mengalir kearah traktus urinarius
menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan
terbentuk fistula antara rektum dengan organ sekitarnya.

-ATRESIA ANI
D
Manifestasi
ATRESIA ANI
● Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
● Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
● Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.
● Distensi terhadap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada
fistula).
● Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.
● Pada pemeriksaan rectal tauce terdapat adanya membran anal
● Perut kembung.
(Nurarif & Kusuma, 2016)
E
Penatalaksanaan
ATRESIA ANI
Penatalaksanaan Medis

1. Kolostomi

2. Diltasi anal (secara digital atau manual)

3. Anoplasty

4. Bedah laparoskopik/Bedah terbuka tradisional


ATRESIA ANI
Penatalaksanaan Non Medis

1. Toilet training

2. Bowel Management

3. Diet konstipasi

4. Diet laksatif/tinggi serat


ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
a) Identitas klien: meliputi nama, umur, berat badan, dan jenis kelamin, alamat rumah, suku, agama dan
nama orang tua
b) Riwayat penyakit: meliputi sejak kapan timbulnya demam, gejala lain serta yang menyertai demam
(misalnya mual, muntah, nafsu makan, diaphoresis, eliminasi,nyeri otot dan sendi dll)
c) Pola persepsi manajemen kesehatan: Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan.
d) Pola nutrisi metabolic: Menggambarkan makanan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/muntah
e) Pola eliminasi: kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi
f) Pola latihan aktivitas
g) Pola kognitif perseptual: meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau, dan
kompensasinya terhadap tubuh
h) Pola istirahat dan tidur: Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia

atau mimpi buruk

i) Pola diri persepsi diri: gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri

j) Pola reproduksi seksual: riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit, hubungan

sex, pemeriksaan genital

k) Pola koping stress: interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping, yang

biasa digunakan, efek penyakit

l) Pola keyakinan dan nilai: sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk

dan konsekuesinya.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. (D.0142) Risiko infeksi b/d efek prosedur invasif

2. (D.0077) Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

3. (D.0080) Ansietas b/d krisis situasional

4. (D.0129) Gangguan integritas kulit/jaringan b/d kelembaban


Intervensi
(D.0077) Nyeri akut I.08238 Manajemen Nyeri
Observasi
L.08066 Tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Setelah dilakukan tindakan
intensitas nyeri
keperawatan selama 3x7 jam,
- Identifikasi skala nyeri
diharapkan tingkat nyeri menurun.
Dengan kriteria hasil : - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Keluhan nyeri menurun (5) Terapeutik
- Meringis menurun - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Sikap protektif menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun - Fasilitasi istirahat dan tidur
- Menarik diri menurun Edukasi
- Diaforesis menurun - Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
- Frekuensi nadi membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
(D.0142) Risiko infeksi I.14539 Pencegahan Infeksi
Observasi:
Setelah dilakukan intervensi - Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
selama 3x7 jam maka tingkat Terapeutik
-Batasi jumlah pengunjung
infeksi menurun, dengan kriteria
-Berikan perawatan kulit pada daerah edema
hasil : -Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
1. Demam (5) dan lingkungan pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
2. Kemerahan (5) Edukasi
3. Nyeri (5) -Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Ajarkan cara memeriksa luka
-Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Reduksi ansietas (I.09134)
(D.0080) Ansietas Observasi
L.09093 Tingkat ansietas -Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stressor)
Setelah dilakukan tindakan -Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
keperawatan selama 3x7 jam, -Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
diharapkan tingkat ansietas menurun -Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
-Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
dengan kriteria hasil:
Edukasi
3.Verbalisasi khawatir akibat kondisi - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, Jika perlu
-Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
yang dihadapi menurun. kebutuhan
4.Perilaku gelisah menurun. Kolaborasi
-kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu
Perilaku tegang menurun
(D.0129) Gangguan integritas I.14564 Perawatan Luka
kulit/jaringan Observasi
- Monitor karakteristik luka (mis:drainase,warna,ukuran,bau)
L.14125 Integritas kulit dan - Monitor tanda –tanda infeksi
jaringan Terapeutik
- lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Setelah dilakukan tindakan
- Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
intervensi keperawatan selam 3x7 - Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,
jam diharapkan integritas kulit dan sesuai kebutuhan
Edukasi
jarigan meningkat. Dengan Kriteria
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
hasil : - Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
1.hidrasi meningkat - Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
2.elasititas meningkat - Kolaborasi prosedur debridement(mis: enzimatik biologis
3.kerusakan lapisan kulit membaik mekanis,autolotik), jika perlu
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah
pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai rencana yang sudah dilakukan,
teknik dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah
selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi
yang sudah dilakukan dan bagaimana respon dari pasien (bararah &
jauhar, 2013).
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini merupakan membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan dan kriteria hasil evaluasi yang telah
diharapkan dapat terapai. Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan di
dokumentasikan dalam soap (subjektif, objektif, assesment, planing).
(bararah & jauhar,2013).
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai