Anda di halaman 1dari 10

ASKEP IBU HAMIL

DENGAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA
KELOMPOK 9 :
ACHMAD FAUZI 08200100108
ADE AS’ARI 08200100189
ANA YULITA NOVITRI 08200100188
HANDOYO MITCEL 08200100169
MARTHA RETEBAN 08200100187
NURUL KHIKMAH 08200100181
ORLIS SINTIKE AKAL 08200100182
SRI YANTI 08200100180
Latar belakang

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tiap tahun jumahnya makin meningkat. Kejadian
KDRT ini ternyata juga banyak terjadi pada Ibu Hamil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Handayani (2004) pada rumah sakit Koja dan Rumah sakit Fatmawati Jakarta, menunjukan
bahwa dari 100 orang ibu hamil, teridentifikasi 40% nya mengalami kekerasan, baik kekerasan
fisik, kekerasan ekonomi, kekerasan seksual dan kekerasan psikologis Selama kehamilan,
sasaran tubuh tindak kekerasan pada ibu hamil berubah, perempuan dilaporkan sering
mengalami pemukulan didaerah kepala, payudara, perut (paling banyak) dan genetalia, dan
diantara hal tersebut diatas kekerasan seksual yang paling banyak terjadi (Ward dan Hisley,
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Kevan, N.G dan Archer, J (2011), menemukan bahwa
kekerasan pada 65% (n:13) ibu hamil melaporkan pernah mendapatkan pukulan di perut selama
hamil. Hal di atas menunjukkan bahwa pada saat hamil sasaran kekerasan pada tubuh
perempuan lebih banyak mengarah pada daerah reproduksi dan perut sehingga akan sangat
berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis ibu dan bayi dalam kehamilannya Bahkan
beberapa ahli berpendapat bahwa kekerasan selama kehamilan adalah sebuah upaya
pembunuhan kepada janin.
Definisi penyakit

 KDRT adalah suatu bentuk penganiayaan secara fisik maupun emosional atau
psikologis yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam
kehidupan rumah tangga (Sugihastuti, 2007)
 Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung di mulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin (prawiro hardjo, 2005).
 Menurut kelompok kami, definisi ibu hamil yang mengalami KDRT adalah
penganiayaan fisik maupun mental yang terjadi didalam rumah tangga terhadap
ibu yang sedang mengalami masa kehamilan dari trimester 1-3.
Etiologi

 Kehamilan yang tidak diharapkan


 Jumlah anak yang banyak
 Penggunaan alcohol dan obat-obatan
 Perselingkuhan dan perjudian
 Budaya
 Stres
Pathway
Manifestasi klinik

Psikologis
 Cemas/ ketakutan
 Letih
 anoreksia
 Sulit tidur

Fisiologis
 Injury (memar, lebam, lecet)
 Penurunan berat badan
 Abortus spontan
 Kematian ibu/ janin
 Gangguan tumbuh kembang janin
 Perdarahan
Askep (pengkajian, masalah keperawatan - SDKI,
intervensi keperawatan - SIKI)

 Pengkajian
Pengkajian tentang kekerasan selama kehamilan direkomendasikan di kaji pada awal ibu berkunjung ke
antenatal care, karena biasanya ibu jarang memeriksakan kehamilannya karena terkendala ijin dari
pasangan, hal ini untuk mengantisipasi permasalahan secara dini yang dapat timbul pada bayi yang
dikandungnya (Amerika Academy of pediatric, 2010). Perlu pendekatan dan perlu di bangun hubungan
saling percaya antara ibu dengan perawat. Saat pengkajian kekerasan sebaiknya dilakukan saat klien
tidak bersama pasanganny, serta waspada pada pasangan yang selalu menjawab pertanyaan terkait luka
yang dialami istrinya saat hamil, karena bisa jadi itu luka akibat tidakan kekerasan. (Murray &
McKinney,2014).
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan masalalu
 Riwayat Kesehatan keluarga (psikologis dan ekonomi)
 Riwayat pendidikan, budaya dan spiritual (keyakinan)
 Head to toe
Lanjutan…

 Masalah keperawatan
1. Ansietas
2. Nyeri akut
3. Gangguan pola tidur
4. Gangguan integritas kulit
5. Resiko defisit nutrisi
6. Resiko perdarahan
7. Resiko cedera pada ibu
8. Resiko cedera pada janin
 Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Gangguan integritas kulit dan Ekspektasi : meningkat Intervensi utama :


jaringan b.d trauma fisik 1. Perawatan integritas kulit
Kriteria hasil : a. Observasi : identifikasi penyebab luka
Ditandai dengan : kerusakan - Elasitas meningkat b. Terapeutik : lakukan pemijatan dengan lotion/ minyak pada area yang kering, hindari
jaringan/ lapisan kulit, nyeri, - Hidrasi meningkat olesan pada kulit yang luka dan sensitif
perdarahan, kemerahan, - Perfusi jaringan meningkat c. Edukasi : anjurkan minum cukup, anjurkan asupan nutrisi adekuat, anjurkan hindari
hematoma - Nyeri menurun paparan suhu ekstrime
- Perdarahan menurun 2. Perawatan luka
- Kemerahan menurun d. Observasi : monitor karakteristik luka, monitor tanda-tanda infeksi
- Hematoma menurun e. Terapeutik : bersihkan luka dengan nacl, beri salep yg sesuai ke kulit, pasang balut
- Suhu kulit membaik sesuai jenis luka, beri terapi TENS
- Sensasi membaik f. Edukasi : jelaskan tanda gejala infeksi, ajarkan prosedur perawatan luka secara
- Tekstur membaik mandiri
g. Kolaborasi : prosedur debridement dan antibiotic, jika perlu
Intervensi pendukung :
1. Manajemen nyeri
a. Observasi : identifikasi nyeri PQRST, identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri, monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan,
monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik : berikan Teknik nonfarmakologis (TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, terapi pijat, kompres), control lingkungan, fasilitasi istirahat tidur.
c. Edukasi : jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan
nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, ajarkan Teknik nonfarmakologis
d. Kolaborasi : pemberian analgetic, jika perlu
Sekian
Dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai