Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)


DI RUANG BERSALIN RSUDZA BANDA ACEH

OLEH :

AFDHILLA MAULIZA, S. Kep

2212501010056

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI (KPD)

1. Pengkajian
1) Identitas
2) Riwayat kesehatan dahulu
3) Riwayat kesehatan sekarang
4) Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit keturunan dalam keluarga
5) Pola-pola fungsi kesehatan
 Pola persepsi
 Pola nutrisi
 Pola aktifitas
 Pola eleminasi
 Pola istirahat dan tidur
 Pola hubungan dan peran
 Pola penagulangan stress
 Pola sensori dan kognitif
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola reproduksi dan social
 Pola kepercayaan.

6) Pemeriksaan fisik
 Kepala
 Leher
 Mata
 Telinga
 Hidung
 Dada
 Abdomen
 Genitalia
 Anus
 Ekstermitas
 Muskuluskeletal
 Tanda-tanda vital

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ketegangan otot rahim.
2) Risiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
4) Ansietas berhubungan dengan persalinan prematur dan neonatus berpotensi lahir
prematur.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Rencana Keperawatan
(SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(SLKI) SLKI
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D0077) Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3 x 24 jam
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan nyeri dapat
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
teratasi dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri
menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Kesulitan tidur
menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. TTV membaik memperingan nyeri
4. Pola tidur membaik
5. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. kompres hangat/dingin,
mengatur posisi, relaksasi, dan distraksi)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
Risiko Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
Infeksi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
(D.0142)
keperawatan 3 x 24 jam
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
diharapkan risiko infeksi
sistemik
dapat teratasi dengan kriteria
hasil: Terapeutik
1. Demam menurun 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun
3. Nyeri menurun 2. Berika perawatan kulit pada area edema
4. Bengkak menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
5. Kadar sel darah putih
pasien dan lingkungan pasien
membaik
4. pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko
tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi
Defisit Tingkat Pengetahuan Pengembangan Kesehatan Masyarakat (I14548)
pengetahuan (L.12111)
Observasi
(D0111) Setelah dilakukan tindakan
1. Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan
keperawatan 3 x 24 jam
prioritasnya
defisit pengetahuan dapat
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi potensi atau aset dalam masyarakat
terkait isu yang dihadapi
1. Perilaku sesuai
anjuran meningkat 3. Identikasi kekuatan dan partner dalam
2. Verbalisasai minat pengembangan kesehatan
dalam belajar
meningkat 4. Identifikasi pemimpin atau tokoh dalam
3. Kemampuan masyarakat
menjelaskan Terapeutik
pengetahuan tentang
suatu topic meningkat 1. Berikan kesempatan kepada setiap anggota
4. Kemampuan masyarkat untuk berpartisipasi sesuai asset yang
menggambarka dimiliki
pengalaman
2.Libatkan anggota masyarakat untuk
sebelumnya yang
meningkatkan kesadaran terhadap isu dan masalah
sesuai dengan topic
meningkat kesehatan yang dihadapi
5. Perilaku sesuai 3. Libatkan masyarakat dalam proses perencanaan
dengan pengetahuan dan implementasi serta reviinya
meningkat
4. Kembangkan strategi dalam manajemen konflik
Bangun komitmen antar anggota masyarakat
Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
(D0080)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3 x 24 jam
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (Mis:
diharapkan ansietas dapat
teratasi dengan kriteria hasil: kondisi, waktu, stressor)
2. Monitor tanda-tanda ansietas (Verbal dan
1. Verbalisasi khawatir nonverbal)
akibat kondisi yang
dihadapi menurun Terapeutik
2. Perilaku gelisah 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk
menurun menumbuhkan kepercayaan
3. TTV membaik. 4. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Pola tidur membaik 5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan

Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
dialami 2.
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika


perlu
DAFTAR PUSTAKA

Fujiayarti. (2016). Hubungan antara Usia Dan Paritas Ibu Bersalin Denggan Kejadian
Ketuban Pecah Dini Di Puskesmas PONED Cingambul Kabupaten Majalengka. Tahun
2016-1017. Vol 4: 19.
Mamede, dkk. (2012). Inngestion of causatic substance and its complications. Sao Paulo: Med
J
Manuaba, IBG.et al. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG.
Marmi, (2011).Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Norma N, Dwi. (2013). Asuhan Kebidanan: Patologi Teori dan Tinjauan Kasus. Yogyakarta:
Nuha Medika
Nugroho, T. (2010). Buku Ajar Obsetri. Yogyakarta: Nuha Medika
PPNI. (2016a). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
PPNI. (2016b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
PPNI. (2016c). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI
Prawirohardjo, Sarwono 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai