Oleh:
Afdhilla Mauliza,
S.Kep
2112501010086
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan bronkus. TBC paru tergolong penyakit air borne
infection, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru.
Kemudian kuman menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran
darah, sistem saluran limfe, melalui bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya
Tuberculosis (TBC) adalah infeksius kronik yang biasanya mengenai paru-paru yang disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini ditularkan oleh droplet nucleus, droplet yang
ditularkan melalui udara dihasilkan ketika orang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau
tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan
Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa
menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than
Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC
(WHO, 2017).
a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu Pagi Sewaktu (SPS) hasilnya BTA
positif.
b) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran
tuberkulosis.
c) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman Tuberkulosis positif.
d) 1 atau lebih spesimen dahak hasinya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan
sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada Tuberkulosis paru BTA positif. Kriteria diagnostik
Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
Pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan
atau kultur).
Pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan
Pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan
pengobatannya.
6) Kasus lain
Semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan di atas. Dalam kelompok ini termasuk kasus
kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA (+) setelah selesai pengobatan
ulangan.
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium
tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan berukuran panjang 1-
genus, satu diantaranya adalah Mycrobacterium, yang salah satunya speciesnya adalah
Mycrobacterium tuberculosis. Basil TBC mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam,
sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch untuk mewarnainya secara khusus. Oleh karena itu,
kuman ini disebut pula Basil Tahan Asam (BTA). Basil TBC sangat rentan terhadap sinar
matahari, sehingga dalam beberapa menit saja akan mati. Ternyata kerentanan ini terutama
terhadap gelombang cahaya ultraviolet. Basil TBC juga rentan terhadap panas-basah, sehingga
dalam 2 menit saja basil TBC yang berada dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena
air bersuhu 100°C. Basil TBC juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol
Kuman ini tahan pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-
tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman pada saat itu berada dalam sifat dormant.
Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit dari tidurnya dan menjadikan tuberculosis aktif
kembali. Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran nafas (droplet infection)
sampai alveoli, maka terjadilah infeksi selanjutnya menyerang kelenjar getah bening setempat
dan terbentuklah primer kompleks, keduanya ini dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam
mikobakterium. Tuberculosis yang kebanyakan didapatkan pada usia 1-3 tahun. Sedangkan
yang disebut tuberculosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh
karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala tuberkulosis menurut Wong (2008) adalah sebagai berikut:
1) Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
2) Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan
3) Anoreksia
5) Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan)
6) Peningkatan frekuensi pernapasan
8) Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
9) Demam persisten
10) Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat badan
3) Batuk berdarah.
4) Sesak napas terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru
5) Badan lemas.
Patofisiologi Tuberkulosis
Penatalaksanaan TB
Untuk pengobatannya menurut Kemenkes RI (2015), obat tuberkulosis dibagi menjadi dua
tahap yaitu:
1) Tahap awal: obat diberikan setiap hari, hal ini bertujuan untuk secara efektif menurunkan
jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir kuman yang sudah resisten
sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan awal ini pada semua pasien baru
harus diberikan selama 2 bulan, pada umumnya apabila dengan pengobatan teratur akan
2) Tahap lanjutan: pengobatan tahap lanjutan adalah tahap yang penting untuk membunuh
sisa-sisah kuman sehingga pasien dapat sembuh dan tidak terjadi kekambuhan. Sementara itu
ada beberapa kategori untuk paduan obat tuberkulosis, yaitu sebagai berikut (Depkes RI, 2014):
1) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
2) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
5) Obat untuk pasien TB resistan: OAT lini ke-2 yaitu Kanamycin, Capreomisin, Levofloksasin,
Ethionamide, sikloserin dan PAS, serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol
6) Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat
dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam
Untuk pemantauan hasil pengobatan pada pasien dewasa dilakukan pemeriksaan ulang dahak
secara mikroskopis, pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan
pengobatan dilakukan pemeriksaan dua contoh uji dahak (sewaktu dan pagi). Hasil
pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah satu
contoh uji positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan. Proses ini meliputi
pengumpulan data secara sistematis, verifikasi data, organisasi data, interpretasi data dan
a. Data Pasien
Penyakit tuberkulosis dapat menyerang manusia mulai dari anak sampai dewasa dengan
perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak
ditemukan pada pasien yang tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga
masuknya cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim. Tuberkulosis pada anak dapat
terjadi diusia berapapun, namun usia paling umum adalah 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering
3:1. Tuberkulosis luar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia <3 tahun.
Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12 tahun cukup rendah, kemudian
meningkat setelah usia remaja dimana TB paru-paru menyerupai kasus pada pasien dewasa
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain :
2) Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari batuk kering sampai dengan
3) Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru-paru.
4) Nyeri dada : jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
5) Malaise : ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit
6) Sianosis, sesak nafas, kolaps : merupakan gejala atelektasis. Bagian dada pasien tidak
bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada fototoraks, pada sisi
7) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tingal, karena biasanya penyakit ini muncul bukan
1) Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
2) Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri,
biasanya pada keluarga yang kurang mampu, masalah berhungan dengan kondisi ekonomi,
untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa
f. Faktor pendukung :
1) Riwayat lingkungan
2) Pola hidup: Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan
diri.
g. Pemeriksaan Diagnostik:
2) Tes tuberkulin : Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).
3) Poto torak : Infiltnasi lesi awal pada area paru atas. Pada tahap ini tampak gambaran bercak-
bercak seperti awan dengan batas tidak jelas. Pada kavitas bayangan, berupa cincin. Pada
4) Bronchografi : untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena tuberkulosis
paru
h. Pemeriksaan fisik.
umforik
5) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak).
Subyektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas pendek), sulit tidur,
Obyektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut: infiltrasi radang
2) Pola nutrisi
Obyektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
3) Respirasi
Obyektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid atau bercak
darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah,kasar di daerah apeks paru,
takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak nafas, pengembangan
pernafasan tidak simetris (effusi pleura), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural),
4) Rasa nyaman/nyeri
Obyektif : Berhati-hati pada aera yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila
5) Integritas ego
Subyektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2017). Pada pasien dengan tuberkulosis terdapat beberapa diagnose
e. Deficit Pengetahuan
f. Risiko infeksi