Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

Oleh :

MONIKA JAYANTI
NIM : P01720422020

Pembimbiing Akademik Pembimbing Lahan

(Ns. Khelli Fitria Annuril, M.Kep.,Sp.Kep.Mat) (Oci Lestari., SST)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


LAPORAN KASUS

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

Oleh :

MONIKA JAYANTI
NIM : P01720422020

Pembimbiing Akademik Pembimbing Lahan

(Ns. Khelli Fitria Annuril, M.Kep.,Sp.Kep.Mat) (Oci Lestari., SST)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS KEPERAWATAN

1. Data umum klien meliputi: nama klien, usia, agama, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan terakhir, nama suami, umur suami, agama,
pekerjaan suami, pendidikan terakhir suami, dan alamat
2. Riwayat kesehatan meliputi: keluhan utama, keluhan sat pengkajian,
riwayat penyakit sekarang, riwayat menstruasi (menarchea, siklus, jumlah,
lamanya, keteraturan, dan apakah mengalami dismenorhea), riwayat
perkawinan, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, riwayat
kehamilan sekarang (ANC)
3. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
a) Jenis persalinan apakah spontan atau operasi SC
b) Tanggal/jam persalinan
c) Jenis kelamin bayi
d) Jumlah perdarahan
e) Penyulit dalam persalinan baik dari ibu maupun bayi
f) Keadaan air ketuban meliputi warna dan jumlah
4. Riwayat genekologi kesehatan masa lalu apakah ibu pernah mengalami
operasi atau tidak.
5. Riwayat KB baik jenis maupun lama penggunaan Riwayat kesehatan
keluarga apakah ada penyakit menurun atau menular dari keluarga.
6. Riwayat Psikososial
Adaptasi psikologis post partum menurut tori rubin dibagi dalam periode
yaitu sebagai berikut:
a) Periode Taking In
1) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik.
3) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan
segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain
4) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
5) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika
melahirkan secara berulang-ulang
6) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan
tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.
7) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi,
nafsu makan menandakan ketidak normalan proses pemulihan.

b) Periode Taking Hold

1) Berlangsung 3- 10 hari setelah melahirkan


2) Pada fase in ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya
dalam merawat bayi
3) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh
Karena itu, ibu membutunkan sekali dukungan dari orang-orang
terdekat
4) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan
begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
5) Pada periode in ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai
belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta
belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.

c) Periode Letting Go

1) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.


2) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
3) Ibu menerima tanggung jawab sebagal lbu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya Keinginan
untuk merawat bayi meningkat
4) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues
7. Pemeriksaan fisik

a) Status Obstetri

b) TTV: nadi, suhu, tekanan darah, dan pernapasan

c) Pemeriksaan mata: konjungtiva, sclera pucat atau tidak.

d) Pemeriksaan mulut: mukosa bibir kering atau tidak.

e) Pemeriksaan thorax: retraksi otot dada, bunyi natas, bunyi jantung.

f) Pemeriksaan abdomen: luka jaritan operasi, keadaan luka, bising usus.

g) Pemeriksaan ekstremitas: pergerakan, edema, sianosis, terpasang infus


IVFD atau tidak, akral dingin.

h) Pemeriksaan genetalia: pengeluaran lochea, kebersihan.

i) Obat-obatan yang dikonsumsi

j) Pemeriksaan penunjang seperti darah lengakap: WBC, HCT, HGB

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontruksi uterus karena


proses inovulasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan ruptur jaringan, penurunan sistem
kekebalan tubuh.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan yang kurang
kondusif
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
5. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang pentingnya menyusui/ metode menyusui.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
Nyeri akut b.d robekan Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen Jalan Nafas
jalan lahir keperawatan selama 3 x 24 jam, Aktivitas Keperawatan:
diharapkan pasien: Observasi :
SLKI: Tingat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Ekspestasi : Menurun durasi, frekuensi, kalitas nyeri
Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
1. Keluhan nyeri
Teraupetik:
2. Meringis
3. Gelisah 4. Berikan teknik non farmakologis
4. Kesulitan tidur 5. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
7. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian analgetik
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: Reduksi Ansietas
Berhubungan dengan Krisis selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan:
situasional. SLKI: Tingkat Ansietas Observasi
Ekspestasi : Menurun 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
Kriteria hasil : Kondisi, waktu, stressor).
1. Verbalisasi kebingunga n menurun 2. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal).
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi Terapeutik
3. Yang dihadapi menurun (5) 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
4. Perilaku gelisah menurun (5) kepercayaan.
5. Perilaku tegang menurun (5) 4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
6. Konsentrasi membaik (5) memungkinkan.
7. Pola tidur membaik (5) P 5. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan
8. Pola perkemihan membaik (5) dengan penuh perhatian.
9. Frekuensi tekanan darah menurun 6. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
(5) 7. Tempatkan barang pribadi yang
10. Frekuensi nadi menurun (5) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
11. Frekuensi pernapasan menurun (5) kecemasan.
Edukasi
8. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami.
9. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis,pengobatan, dan prognosis.
10. Latih teknik relaksasi : terapi musik klasik.
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: PENCEGAHAN INFEKSI
Risiko Infeksi b.d ruptur selama ......x 24 jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan:
jaringan, penurunan SLKI: TINGKAT INFEKSI Observasi :
sistem kekebalan tubuh Kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
(D.0142) 1. Demam menurun sistemik
2. Kemerahan menurun Teraupetik:
3. Nyeri menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
4. Bengkak menurun 3. Berikan perawatan kulit pada daerah edema
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko
tinggi
Edukasi:
6. Jelaskan tanda dan gejala infeski
7. Ajarkan cara memeriksa luka
8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
-
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI: DUKUNGAN TIDUR
Menyusui Tidak Efektif b.d selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan:
kurang terpapar informasi SLKI: STATUS MENYUSUI Observasi :
pentingnya menyusui/ metode Kriteria hasil : 1. Identifikasi keiapan dan kemampuan
menyusui. 1. Tetesan/pancaran ASI meningkat menerima informasi
(D.0029) 2. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
2. Suplai ASI adekuat meningkat
Teraupetik:
3. Hisapan bayi meningkat 3. Berikan konsling menyusui
4. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
5. Ajarkan 4 posisi menyusui
6. Ajarkan peraatan payudara dengan
mengkompres dengan kapas yang telah
diberikan minyak kelapa
7. Aharkan perawatan payudara post
partum(Memerah asi, pijat payudara,pijat
oksitosin)
Edukasi:
8. Sediakan materi atau media pendidikan kesehatan
9. Berikan kesempatan untuk bertanya
10. Libatkan sistem pendukung, suami dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai