Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

I DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT PADA PASIEN DISPEPSIA
DI RUANG ASTER UPTD PUSKESMAS KROYA I

Disusun Oleh:
Ragil Andriyani
2022030181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. I DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT PADA PASIEN DISPEPSIA
DI RUANG ASTER UPTD PUSKESMAS KROYA I

Yang disiapkan dan disusun oleh :


Ragil Andriyani
2022030181

Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan


pada tanggal : November 2022

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Tatik Winarni, S.Kep.,Ners) (Podo Yuwono, M.Kep.,CWCS)


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Menurut The International Association for the Study of Pain, nyeri
adalah pengalaman yang bersifat subjektif dan tidak menyenangkan, yang
menyangkut pancaindera, dan suatu pengalaman emosional karena
kerusakan jaringan aktual atau potensial (Betz & Sowden, 2009, hlm.801
dalam Handayani, 2016). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau
emosional pada seseorang akibat kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset yang mendadak atau lambat, berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2017).

B. Etiologi
Menurut SDKI (2017), etiologi nyeri akut adalah sebagai berikut :
a. Agen pencedera fisiologis (misal inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (misal terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (misal abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)

C. Batasan Karakteristik
Gejala dan tanda mayor nyeri akut
1. Subjektif :
a. Mengeluh nyeri
2. Objektif:
a. Ekspresi wajah meringis
b. Gelisah
c. Sulit tidur
d. Berposisi meringankan nyeri
Gejala dan tanda minor nyeri akut
1) Subjektif : -
2) Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Proses berpikir terganggu
d) Menarik diri
e) Berfokus pada diri sendiri
f) Diaforesis
3) Kondisi pembedahan
4) Cedera traumatis
5) Infeksi

D. Fokus Pengkajian
Pengkajian dilakukan sebelum mendapatkan data lengkap. Pengkajian ini
diprioritaskan untuk menentukan kondisi pasien (Mitayani, 2013) :
1. Identitas pasien
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat, nomor
rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit (MRS), dan tanggal
pengkajian. Kaji juga identitas penanggung jawab atas pasien.
2. Data kesehatan
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien (keluhan yang paling
dirasakan saat dikaji).
2. Riwayat obstetri dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan
dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan saat ini, dan riwayat KB.
3. Riwayat penyakit
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah pasien
dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau
diabetes melitus.
4. Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti
pengkajian pada pernafasan, nutrisi (makan dan minum), eliminasi (BAB
dan BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat dan tidur, berpakaian,
rasa nyaman (pasien merasakan adanya dorongan meneran, tekanan ke
anus, perineum menonjol), kebersihan diri, rasa aman, pola komunikasi
atau hubungan pasien dengan orang lain, ibadah, produktivitas, rekreasi,
dan kebutuhan belajar.
5. Pemeriksaan fisik
Mengkaji keadaan umum pasien terlebih dahulu seperti GCS, tingkat
kesadaran, TTV. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan
fisik head to toe
6. Data penunjang
Dilakukan atas indikasi tertentu yang digunakan untuk memperoleh
keterangan yang lebih jelas. Pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan data penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan ultrasonography (USG).
E. Pathway

Gambar 1.1 Pathway Dispepsia


F. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul
Masalah keperawatan lain yang muncul diantaranya yaitu :
1. Deficit nutrisi berhubungan dengan gangguann psikologis (keengganan
untuk makan).
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.
G. Intervensi

No SDKI/SLKI SIKI Rasionalisasi


1 Nyeri akut berhubungan dengan Manajemen nyeri
agen pencedera fisiologis (08238) :
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 2x24 jam 1. Mengetahui
1. Identifikasi lokasi, keluhan nyeri
diharapkan nyeri akut dapat teratasi
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, pasien secara
Tingkat Nyeri (08066) frekuensi, kualitas dan komprehensif
Indikator Awal Akhir intensitas nyeri
Keluhan nyeri 2 4 2. Identifikasi skala nyeri 2. Mengetahui skala
nyeri untuk
Meringis 2 4
diturunkan ke
Keterangan :
skala yang
1 = Meningkat
diharapkan
2 = Cukup meningkat
3. Identifikasi faktor yang 3. Untuk
3 = Sedang
memperberat dan mengetahui
4 = Cukup menurun
memperingan nyeri faktor yang dapat
5 = Menurun
memperberat
nyeri
4. Identifikasi respons 4. Untuk mencari
nyeri non verbal hal yang dapat
memperberat dan
memperingan
Teraupetik nyeri
5. Berikan teknik 5. Untuk
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
Edukasi pasien
6. Anjurkan teknik 6. Untuk
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
Kolaborasi pasien
7. Kolaborasi pemberian 7. Meredakan nyeri
analgetik, jika perlu
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 02 November 2022/12.30
Tanggal Pengkajian : 02 November 2022/13.00
Nama Pengkaji : Ragil Andriyani
Ruang : Dahlia
Waktu Pengkajian : 13.00 WIB
1. Identitas Klien
Nama : Ny. I
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Nusajati 5/2
Diagnoa Medik : Dispepsia
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 40 tahun
Alamat : Nusajati 5/2
Hub dengan Klien : Suami
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Keluhan Utama
Nyeri pada bagian perut atas. Pengkajian nyeri :
P: Nyeri perut bertambah jika berjalan
Q: Nyeri dirasakan seperti terbakar
R: Perut bagian atas
S: Skala 6
T: Terus menerus
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien Ny.I datang ke UGD Puskesmas Kroya I dengan keluhan nyeri pada
bagian perut atas, dan mual muntah. Pada saat pengkajian klien mengatakan
nyeri pada bagian perut bagian atas, dan jika makan jadi mual.
Dari hasil pemeriksaan fisik pasien terlihat lemas dan memeganggi
perutnya. Pemeriksaan TTV didapatkan TD: 112/69 mmHg, N: 105x/menit,
RR: 20x/menit dan S: 36,3°C.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah sakit seperti ini tetapi tidak sampai dirawat inap
sudah sembuh.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit hipertensi yaitu ibunya.
6. Genogram

Keterangan
: laki-laki
: perempuan
: pasien

7. Pola Fungsional Menurut Virginia Henderson


1. Pola pemenuhan kebutuhan dasar virginia henderson
1) Kebutuhan bernafas dengan normal
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pernafasan
- Saat sakit: Pasien saat dikaji tidak merasa sesak, napas normal.
2) Kebutuhan nutrisi
- Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan
lauk seadanya dan minum 5-6 gelas sedang sehari
- Saat sakit: Pasien makan 3×sehari dengan porsi sedikit, karena
ketika makan muncul mual.
3) Kebutuhan eliminasi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan eliminasi,
BAK normal berwarna kuning bening dan BAB 2 hari sekali
dengan karakteristik normal tidak keras
- Saat sakit : Pasien masih belum BAB,
4) Kebutuhan bergerak dan membertahankan postur
- Sebelum sakit : Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan
kemampuan
- Saat sakit : Pasien hanya dapat melakukan aktivitas tiduran
5) Kebutuhan tidur dan istirahat
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur 6 jam/hari
- Saat sakit : Selama di rawat pasien sulit untuk istirahat
6) Kebutuhan berpakaian
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berpakaian secara
mandiri
- Saat sakit : Pasien membutuhkan bantuan keluarga untuk
berpakaian
7) Mempertahankan suhu tubuh
- Sebelum sakit : pasien mengatakan jika panas menggunakan
pakaian tipis dan jika dingin menggunakan selimut
- Saat sakit : pasien mengatakan jika dingin menggunakan selimut
8) Kebutuhan kebersihan diri
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa melakukan kebersihan
diri seperti mandi secara mandiri tanpa bantuan.
- Saat sakit : Pasien dibantu seka oleh keluarganya.
9) Kebutuhan menghindari bahaya
- Sebelum sakit : pasien dapat menghindari jika merasa berbahaya
- Saat sakit : Pasien terpasang pembatas tempat tidur untuk
menghindari jatuh.
10) Kebutuhan komunikasi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan
baik dan lancar.
- Saat sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
11) Kebutuhan mempercayai keimanan
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan beribadah 5 kali dalam
sehari, dan selalu berdoa agar selalu diberi kesehatan.
- Saat sakit : Pasien beribadah jika mampu
12) Kebutuhan pekerjaan dan penghargaan
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan selama di rumah hanya
melakukan kegiatan rumah tangga
- Saat sakit : Pasien tidak bisa beraktivitas selama sakit
13) Kebutuhan hiburan dan rekreasi
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan jarang melakukan liburan
karena lebih baik di rumah dengan suami
- Saat sakit : Pasien tidak berekreasi selama sakit.
14) Kebutuhan belajar
- Sebelum sakit : Pasien tidak mengerti akan proses perjalanan
penyakit yang dialaminya karena tidak pernah tahu akan
mengalami sakit seperti ini.
- Saat sakit : Pasien tampak mengerti dengan penyakit dan
kondisinya saat ini.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum (ku) : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tekanan darah : 112/69 mmHg
4) Nadi : 105×/menit
5) Suhu : 36,3°C
6) Pernafasan : 21×/menit
b. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada jejas, bentuk bulat, tidak ada benjolan
b. Wajah : simetris, tidak ada jejas
c. Mata : sklera tidak ikhterik, konjungtiva anemis, tidak ada
benjolan sekitar mata , penglihatan normal
d. Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan area
hidung, penciuman normal
e. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, tidak ada
benjolan yang terlihat diarea mulut
f. Telinga : bersih, tidak ada jejas, tidak ada benjolan sekitar
telinga, pendengaran normal
g. Leher : tidak ada jejas, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
h. Dada
Paru-paru : I : tidak ada jejas
P : tidak ada retraksi dinding dada
P : bunyi sonor
A : suara nafas vesikuler
Jantung : I : tidak ada jejas
P : ictus cordis tidak teraba
P : bunyi pekak
A : S1/S2 normal
i. Abdomen : I : tidak ada jejas
A : bising usus normal
P : timpani
P : tidak ada pembesaran hati dan limfe
j. Ekstermitas : Atas : tidak ada jejas, tidak ada oedema
Bawah : tidak ada jejas,
k. Kulit : membran kulit kering , terdapat kerusakan jaringan
kulit luar pada luka bekas operasi
l. Genetalia : normal
Laboratorium dan Diagnostik
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.6 11.7-15.5 gr/dl
Hematokrit 41 35-47 %
Leukosit (H) 8980 3800-11.000 /uL
Eritrosit 4.78 3.80-5.20 10^6/uL
Trombosit 240.000 150.000-440.000 /uL
MCV 84.7 fL 80-100
MCH 28.5 pg/cell 26– 34
MCHC 33.6 % 32- 36
RDW 15.9 % 11.5-14.5
MPV 9.5 fL 9.4-12.3
HITUNG JENIS
Basofil 0.6 % 0-1
Eosinofil 5.6 % 2-4
Batang 0.2 % 3-5

Terapi
No Jenis obat Dosis Indikasi
1 NaCL 0,9% 20tpm/menit Rehidrasi, suplai energi
parenteral
3 Paracetamol 500 mg Meredakan nyeri

5 Inj.ondansetron 3 x 500 Utuk mengurangi mual

6 Inj. Ketorolac 3x1 Meredakan nyeri

ANALISA DATA
Tanggal: 02/11/2022
N Data Fokus Problem Etiologi
o
1 DS: Pasien mengatakan nyeri padabagian perut atas. Nyeri Agen
Akut pencedera
P : Nyeri bertambah ketika berjalan fisiologis
Q : Terasa panas seperti terbakar
R : Perut bagian atas
S : Skala nyeri 6
T : Terus menerus
DO :
- Memegang area nyeri
- Mengeluh nyeri
- Ekspresi wajah meringis
- Tekanan darah : 112/69 mmHg
- Nadi : 105×/menit
- Suhu : 36,3°C
- Pernafasan : 21×/menit

2 DS : - Pasien mengatakan setiap makan rasa ingin Faktor Resiko


muntah. psikologis Defisit
- Pasien mengatakan malas untuk makan. (keenggan Nutrisi
DO: an untuk
- Porsi makan dari puskesmas tidak habis. makan)

Prioritas Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri.
2. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan) ditandai dengan pasien mengeluh mual.

Intervensi Keperawatan
Tanggal: 02-11-2022
Tgll/jam DX Kriteria hasil Intervensi TTD
Rabu, 02 - 1 Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen nyeri
11-2022 keperawatan selama 3x24 Jam Observasi
diharapkan masalah keperawatan  Monitor skala nyeri
13.00 Nyeri akut b.d agen pencedera  Monitor keberhasilan
WIB fisiologis dapat diatasi dengan terapi yang sudah
Kriteria hasil : diberikan
Tingkat Nyeri (0066)  Monitor efek samping
Indikator A T penggunaan analgesic
Keluhan Nyeri 3 1  Monitor tanda-tanda vital
Meringis 3 1
Terapeutik
Kesulitan Tidur 3 1
 Berikan dan ajarkan teknik
Keterangan :
non farmakologi untuk
1 : Menurun
mengurangi nyeri (teknik
2 : Cukup menurun
relaksasi nafas dalam)
3 : Sedang
Edukasi
4 : Cukup meningkat
 Berikan terapi analgesic
5 : Meningkat
sesuai advice dokter
Indikator A T
Nafsu makan 3 5
Pola Tidur 3 5
Ket:
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
Rabu, 02 - 2 SLKI : Resiko deficit nutrisi SIKI : Manajemen Mual
11-2022 Setelah dilakukan intervensi selama Observasi
3 x 24 jam diharapkan masalah  Identifikasi faktor
keperawatan disfungsi status nutrisi penyebab mual
13.00
pasien dapat berkurang dengan  Monitor mual
WIB
kriteria hasil sebagai berikut:  Monitor asupan nutrisi
indikator A T
Terapeutik
Nyeri 4 1
 Kurangi atau hilangkan
Mual 4 1
penyebab mual
Muntah 4 1
Edukasi
Keterangan :
 Anjurkan istirahat dan
1 : Menurun
tidur yang cukup
2 : Cukup menurun
Kolaborasi
3 : Sedang
 Kolaborasi pemberian
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat terapi untuk menurunkan
indikator A T nyeri
Suara peristaltik 4 1
Keterangan :
1 : Meningkat
2 : Cukup Meningkat
3 : sedang
4 : Cukup menurun
5 : menurun
Implementasi Keperawatan

Tgl/Jam Dx Kep Implementasi Respon Paraf


Rabu, 02 - 1 Mengajarkan teknik non farmakologi untuk S : Pasien mengatakan belum tau teknik
11-2022 mengurangi nyeri (teknik relaksasi nafas relaksasi nafas dalam dan mau diajari
13:30 dalam) teknik relaksasi nafas dalam
O: Pasien tampak mempraktekkan teknik
relaksasi nafas dalam yg sudah
dicontohkan oleh perawat
14.00 1 Memberikan obat oral paracetamol 500 mg O : Obat oral diminum oleh pasien
14.10 1,2 Memberikan terapi injeksi ketorolac dan O: Obat inj. masuk/iv
ondancentron 1 amp.
16.10 1 Monitor skala nyeri S:Pasien mengatakan kepalanya masih terasa
sakit tapi sudah berkurang
O:Pasien memilih skala nyeri 6 untuk
menggambarkan tingkat nyerinya
16.15 2 Monitor mual S: Pasien mengatakan masih terasa mual tapi
sudah berkurang
16.20 2 Monitor asupan nutrisi S: Pasien mengatakan masih belum nafsu
makan
O: Jatah makan siang pasien habis ½ porsi
Tgl/Jam Dx Kep Implementasi Respon Paraf
Kamis, 1 Memonitor skala nyeri pasien S : Pasien mengatakan kepala masih agak nyeri
03/11/2022 O : Pasien tampak lebih tenang
13.00 Pasien memilih skala 4 untuk
menggambarkan tingkat nyerinya
13. 05 1 Menganjurkan pasien untuk melakukan O : Pasien melakukan tehnik relaksasi nafas
tehnik relaksasi nafas dalam lagi dalam
14.00 1 Memberikan obat oral paracetamol 500 mg O : Obat diminum pasien
14.10 1,2 Memberikan terapi injeksi ketorolac dan O: Obat inj masuk/iv
ondancentron 1 amp.
14.15 1,2 Memonitor tanda – tanda vital TD : 1114/84 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.7°C
16.00 2 Monitor mual S: Pasien mengatakan masih terasa mual sedikit
16.10 2 Monitor asupan nutrisi S: Pasien mengatakan sudah mulai nafsu
makan
O: Jatah makan siangnya habis 3/4 porsi
Tgl/Jam Dx Kep Implementasi Respon Paraf
Kamis, 1 Memonitor skala nyeri pasien S :Pasien mengatakan kepala masih nyeri
04/11/2022 sedikit.
13.00 O : Pasien tampak lebih segar
Pasien memilih skala nyeri 2 untuk
menggambarkan tingkat nyerinya
14.00 1 Memberikan obat oral paracetamol 500 mg O : Obat diminum pasien
14.10 1,2 Memberikan terapi injeksi ketorolac dan O: Obat inj masuk/iv
ondancentron 1 amp.
14.20 Memonitor tanda – tanda vital O :TD : 126/82 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.2°C
16.00 2 Monitor mual S: Pasien mengatakan sudah tidak mual lagi
16.10 2 Monitor asupan nutrisi S: Pasien mengatakan sudah nafsu makanya
sudah membaik
O: Jatah makan habis 1 porsi

Evaluasi Keperawatan

Tgl/Jam No. Dx SOAP Paraf


02/11/2022 1 S:Pasien mengatakan kepalanya masih terasa sakit tapi sudah berkurang, skala nyeri 5.
17.15 O: Pasien masih gelisah
TD : 121/82 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.4°C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
- Keluhan nyeri cukup meningkat
- Gelisah cukup meningkat
P : Lanjutkan Intervensi
2 S : Pasien mengatakan masih mual, tapi sudah berkurang.
O: Jatah makan siang pasien habis ½ porsi
TD : 121/82 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.4°C
A : Masalah Nausea belum teratasi
- Keluhan mual sedang
- Nafsu makan sedang
- Takikardi sedang
P : Pertahankan intervensi
03/11/2022 1 S : Pasien mengatakan nyeri kepala mulai berkurang, skala nyeri 4.
17.00 O : Pasien tampak lebih tenang
Pasien memilih skala 4 untuk menggambarkan tingkat nyerinya
TD : 118/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.7°C
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
- Keluhan nyeri sedang
- Gelisah sedang
P : lanjutkan Intervensi
2 S : Pasien mengatakan masih terasa mual sedikit
O: Jatah makan siangnya habis 3/4 porsi
TD : 118/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.7°C
A : Masalah nausea belum teratasi
- Keluhan mual cukup menurun
- Nafsu makan cukup meningkat
- Takikardi cukup menurun
P : lanjutkan intervensi
04/11/2022 1 S :Pasien mengatakan nyeri kepala sudah sangat berkurang, skala nyeri 2 timbul
17.30 kadang – kadang.
O : Pasien tampak lebih segar
- TD : 124/81 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36°C
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian
- Keluhan nyeri cukup menurun
- Gelisah cukup menurun
P : Lanjutkan intervensi, rawat jalan.
2 S: Pasien mengatakan sudah tidak mual lagi
S: Pasien mengatakan sudah nafsu makanya sudah membaik
O: Jatah makan habis 1 porsi
- TD : 124/81 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36°C
A : Masalah nausea teratasi
- Keluhan mual menurun
- Nafsu makan meningkat
- Takikardi menurun
P : Hentikan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN

Nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri dapat mempengaruhi seluruh pikiran
seseorang, mengatur aktivitasnya dan mengubah kehidupan orang tersebut. Nyeri
yaitu sebuah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul serta aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari yang ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan. Pengendalian nyeri secara farmakologis efektif
untuk nyeri sedang dan berat. Namun demikian pemberian farmakologis tidak
untuk bertujuan untuk meningkatkan klien sendiri untuk mengontrol nyerinya.
Hasil pengkajian data pada Ny. I menunjukan bahwa klien mengalami
kesakitan pada perut bagian atas. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah
cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya (self-
limiting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih dan area yang terjadi kerusakan. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya
(self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah
keadaan pulih dan area yang terjadi kerusakan. Untuk mengatasi masalah nyeri
telah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan yang
mengacu pada SIKI (2019) yaitu: memonitor skala nyeri, monitor keberhasilan
terapi yang sudah diberikan, memonitor efek samping penggunaan analgesic,
memonitor tanda-tanda vital, mengajarkan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri (teknik relaksasi nafas dalam) dan memberikan terapi analgesic
sesuai advice.

Evaluasi yang didapatkan dari implementasi di atas keluhan nyeri cukup


menurun, karena paisen sudah boleh pulang intervensi yang dilanjutkan hanya
pemberian analgesic sesuai advice per oral untuk dikonsumsi di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi


dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan
Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Handayani, C. U., Alfiyanti, D., & Nurulilita, U. (2016). Pengaruh Pemberian
Madu dalam Menurunkan … ( danaunika2091@gmail.com ) Jurnal Ilmu
Keper awatan dan Kebidanan ( JIKK ), Vol . … No . …. 1–11.
Merilyn E. Doengoes. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (3rd ed.). Jakarta:
EGC
Smeltzer & Bare. 2015. Keperawatan Medikal Bedah (Hanbook for Brunner &
Suddarth’s Testbook of Medical-Surgical Nursing). Edisi 12. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai