Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

K DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN UTAMA NUSEA PADA PASIEN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUANG ASTER UPTD PUSKESMAS KROYA 1

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Prodi Profesi Ners Stase
Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
RAGIL ANDRIYANI
2022030181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN UTAMA NUSEA PADA PASIEN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUANG ASTER UPTD PUSKESMAS KROYA 1

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Ragil Andriyani
2022030181

Telah dikonsulkan kepada pembimbing akademik


Pada tanggal: November 2022

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(Lutfi Istiana, S.Kep.Ners) (Eka Riyanti, M. Kep., Sp. Kep.Mat)


DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i
Halaman Pengesahan........................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Pengertian.............................................................................................4
B. Etiologi.................................................................................................5
C. Batasan Karakteristik............................................................................5
D. Patofisiologi dan Pathway....................................................................6
E. Diagnosa Keperawatan yang Muncul...................................................9
F. Intervensi Keperawatan........................................................................9
BAB II Tinjauan Kasus....................................................................................10
BAB III Pembahasan........................................................................................28
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Nausea merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensai yang
tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada
seluruh bagian perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak (Mardell,
2013).
Nausea adalah suatu keadaan subyektif mengenai rasa kurang nyaman
pada bagian belakang tenggorokan serta lambung, yang dapat mengakibatkan
muntah. Mual memiliki batasan karakteristik diantaranya: keengganan terhadap
makanan, mual, peningkatan menelan, peningkatan saliva, rasa asam di dalam
mulut dan sensasi muntah (Keliat, 2015).
Nausea adalah perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan
atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah (SDKI, 2017).
B. Etiologi
1. Gangguan biokimiawi (mis. uremia, ketoasidosis diabetik)
2. Gangguan pada esofagus
3. distensi lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pamkreas
6. Peregangan kapsul limpa
7. Tumor terlolisasi (mis. neuroma akustik, tumor otak primer atau sekunder,
metastasis tulang di dasr tengkorak)
8. peningkatan tekanan intraabdominal (mis. keganasan intraabdomen)
9. Peningkatan tekanan intrakranial
10. Peningkatan tekanan intraorbital (mis. glaukoma)
11. Mabuk perjalanan
12. Kehamilan
13. Aroma tidak sedap
14. Rasa makanan/minuman yang tidak enak
15. Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
16. Faktor psikologis (mis. kecemasan, ketakutan, stres)
17. Efek agen farmakologis
18. Efek toksin
(SDKI, 2017)
C. Batasan Karakteristik
1. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a. Mengeluh mual
b. Merasa ingin muntah
c. Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
2. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a. Merasa asam di mulut
b. Sensasi panas/dingin
c. Sering menelan
Objektif
a. Salva meningkat
b. Pucat
c. Diaforesis
d. Takikardia
e. Pupil dilatasi
D. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
Dasar patotisiologis dari hiperemesis gravidarum masih
kontroversi. Hiperemesis gravidarum tampaknya terjadi sebagai
interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, sosial dan
budaya (Ogunyemi dkk. 2013).
Patofisiologi dari hiperemesis gravidarum masih kurang baik
dipahami. Terdapat banyak teori yang berusaha menjelaskan
patofisiologi dari penyakit ini, Muntah adalah suatu cara dimana
saluran cema bagian atas membuang isinya bila terjadi iritasi,
rangsangan atau tegangan yang beriebihan pada usus. Rangsangan
pada saluran cema dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen
simpatis menuju pusat muntah. Pusat muntah juga menerima
rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi dari serebral, dari
chemorecepior trigger zone (CTZ) pada area postrema dan dari
aparatus vestbular via serebelum. Beberapa signal perifer xn^m-bypuss
trigger zone mencapai pusat muntah melalui nukleus traktus solitarius.
Pusat muntah sendiri berada pada dorsolateral daerah formasi
retikularis dari medulla oblongata. Pusat muntah ini berdekatan
dengan pusat pemapasan dan pusat vasomotor. Rangsangan aferen
dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V, VFI, X, XII ke
saluran cema bagian atas dan melalui saraf spinal ke diaphragma, otot
iga dan otot abdomen (Widayana, Megadhana dan Kemara, 2013).
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan
karbohidrat habis terpakai untuk keperluan energi, Hal tersebut
menyebabkan pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan
protein. Pembakaran lemak yang terjadi merupakan pembakaran
lemak yang kurang sempurna. Oleh karena itu, terbentuk benda keton
dalam darah yang menambah beratnya gejala klinis. Beberapa cairan
lambung serta eletrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium banyak
keluar melalui muntah. Penurunan kalium akan menambah beratnya
gejala muntah pada pasien hiperemesis gravidarum. Dengan kata lain,
semakin rendah kalium dalam keseimbangan tubuh semakin
meningkatkan terjadinya muntah.
Muntah yang beriebihan menyebabkan cairan tubuh makin
berkurang sehingga darah menjadi kentai (hemokonsentrasi) yang
dapat menyebabkan peredaran darah menjadi lambat, yang berarti
konsumsi oksigen dan nutrisi di jaringan berkurang. Kekurangan
nutrisi dan oksigen di jaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan
yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan ibu hamil. Selain
itu, muntah yang beriebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah kapiler pada lambung dan esofagus sehingga terkadang muntah
bisa bercampur darah (Manuaba, Manuaba dan Manuaba, 2009).
Menurut Gunawan, Manengkei dan Ocviyanti (2011),
peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (p-hCG) akan
menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen, yang dapat
merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan kehamilan ganda
atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar muntah yang
lebih berat. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah
dengan cara menghambat motililas lambung dan irama kontraksi otototot
polos lambung. Penurunan kadar thyrotropin-stimulatinghormone (TSH)
pada awal kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum
meskipun mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum merefleksikan
perubahan hormonal yang lebih drastis dibandingkan kehamilan biasa.
Perubahan fisiologis pada saluran gastrointestinal dalam
kehamilan, terutama disebabkan oleh kerja progesteron, dapat
menyebabkan masalah, termasuk relaksasi sfingter kardiak (terletak di
antara esofagus dan lambung) yang menyebabkan refluks esofagus
dan nyeri ulu hati. dan penurunan peristaltik yang menyebabkan
konstipasi. Hampir 79% wanita yang mengalami nyeri ulu hati dan
atau refluks melaporkan mengalami mual dan muntah setiap hari yang
umumnya muncul di trimester pertama dan hilang pada trimester
kedua. Literatur lain menyebutkan 60% wanita hamil mengalami nyeri
ulu hati dan refluks esofagus lebih sering terjadi pada trimester ketiga.
Pathway

Nausea
E. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul
1. Defisit volume cairan
2. Defisit Nutrisi
3. Hipertermia
4. Gangguan intergritas kulit
5. Ansietas
6. Intoleransi aktivitas
7. Defisist pengetahuan
F. Intervensi Keperawatan
Outcome
 Tingkat Nausea Menurun (L.08065)
Intervensi Keperawatan
A. Menejemen Mual (I. 03117)
1. Observasi
 Identifikasi pengalaman mual
 Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan (mis. Bayi, anak-
anak, dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif)
 Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
 Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan)
 Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi dan kalori
2. Terapeutik
 Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap,
suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan)
 Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak
berwarna, jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
(mis. Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
BAB II
TINJAUAN KASUS

Nama mahasiswa : Ragil Andriyani


Tanggal pengkajian : 14 November 2022
Nim : 2022030181
Ruangan / RS : Ruang Aster UPTD Puskesmas Kroya 1

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. K
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pangurangan Lor 12/05, Cirebon
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk Puskesmas : 13 November 2022
No RM : 022xxx
Diagnos Medik : Hiperemesis Gravidarum

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. S
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pangurangan Lor 12/05, Cirebon
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pedagang
Hub. Dgn klien : Suami
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan mual.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien datang ke UGD Puskesmas Kroya 1 pada tanggal 13 November 2022
dengan keluhan pusing, mual, muntah sudah 2 hari. Pasien mengatakan dari
awal kehamilan memang sering mengalami mual tetapi hanya di pagi hari dan
tidak sampai muntah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital adalah TD : 120/80
mmHg, N : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, S 37°C, BB : 56 kg, : TB 154 cm.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular ataupun menurun,
kehamilan yang pertama dan kedua tidak mengalami mual muntah sampai
seperti ini.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menurun dan penyakit menular.
G. GENOGRAM

Keterangan :
: Laki-laki : Garis keturunan

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Garis perkawinan

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Klien mengatakan pertama kali mengalami menstruasi pada usia 14 tahun,
lama menstruasi 5-6 hari dengan siklus 28 hari teratur. Klien memiliki 2
orang anak yaitu anak perempuan dan laki laki dengan persalinan spontan.
I. RIWAYAT KB
Klien mengatakan tidak melakukan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
N Jenis Keadaan Bayi Masalah
Tahun Penolong JK
o Persalinan Waktu Lahir Kehamilan
1. 2009 Spontan Bidan Laki - laki Sehat 40 Minggu
2. 2016 Spontan Bidan Perempuan Sehat 38 Minggu
Pengalaman menyusui : Ya Berapa lama : 2 tahun

K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI


HPHT : 16-08-2022 BB sebelum hamil : 49 Kg
Taksiran partus : 23-05-2023 TD sebelum hamil : 110/70
mmHg
TD BB TFU Letak/ DJJ Usia Keluhan Data
Presentase Janin Gestasi Lain
120/8 56 Kg - - - 11+5 Mual -
0 minggu
mmH
g

L. RIWAYAT PERSALINAN
Klien mengatakan persalinan sebelumnya spontan semua.
M. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Keadaan mental
Pasien mengatakan bahagia dengan kehamilannya.
2. Adaptasi psikologis
Pasien mengatakan sakitnya saat ini adalah proses yang wajar dan pasti
akan sembuh.
3. Penerimaan terhadap kehamilan
Pasien menjaga kehamilan dan mempersiapkan persalinan dengan baik,
dan menerima yang akan lahir baik laki-laki ataupun perempuan.
4. Masalah khusus
Tidak ada masalah khusus.
N. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi – Managemen Kesehatan
Sebelum sakit : klien biasa memeriksakan kesehatannya ke dokter di
puskesmas terdekat.
Saat dikaji : klien mengatakan rutin control selama hamil.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Sebelum sakit : klien mengatakan makan minum seperti pada umumnya
dan dengan porsi yg sedang
Saat dikaji : klien mengatakan makan dan minum sedikit karena tidak
nafsu makan.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1 x sehari, BAK 4-5 x/hari.
Saat dikaji : klien mengatakan BAK 4-5 x/hari dan hari ini belum BAB.
4. Pola Latihan – Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat melakukan aktivitas secara
mandiri.
Saat dikaji : klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga.
5. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum sakit : Klien memiliki konsep diri dan semangat yang tinggi.
Saat dikaji : klien mengatakan optimis bahwa dirinya akan sembuh.
6. Pola Istirahat – Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak.
Saat dikaji : klien mengatakan sering terbangun di malam hari.
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Pasien mengatakan senang sengan kehamilannya karena anaknya akan
bertambah satu lagi.
8. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum sakit : klien mengatakan selama ini hubungannya dengan
keluarganya baik-baik saja.
Saat dikaji : klien mengatakan keluarganya mendukungnya penuh untuk
kesembuhan klien.
9. Pola Reproduksi / Seksual
Klien mengatakan berhubungan seksual normal.
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Klien mengatakan selalu optimis dengan keadaan yang dihadapi.
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Klien mengatakan ibadah teratur sholat 5 waktu dan selalu berdoa supaya
diberi kelancaran sampai persalinan dan diberikan kesehatan baik ibu
maupun bayinya.
O. PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetrik : G3 P : 2 A:0 Bayi rawat gabung : -
Jika tidak alasan :-
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmetis
BB / TB : 56/154
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 37°C
Pernafasan : 22 x/menit
Kepala leher
Kepala : Rambut bersih, hitam, sedikit rontok
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih, bibir kering, tidak ada caries
Telinga : Serumen sedikit, tidak ada gangguan pendengaran.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
Masalah Khusus : Tidak ada
Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Reguler, tidak ada suara tambahan
Paru
Inspeksi : Simestris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
Payudara
Puting susu :-
Pengeluaran ASI :-
Masalah khusus :-
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen
Auskultasi : Bising usus 16 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perineum dan Genital
Vagina : tidak terdapat perdarahan
Integritas kulit : lembab
Perineum : Utuh
Tanda REEDA
R : kemerahan :Tidak
E : bengkak : Tidak
E : echimosis :Tidak
D : discharge :Tidakada
A : aproximate : Baik
Kebersihan : Bersih
Lokia Jumlah
Jenis / warna : Tidak ada
Konsistensi : Tidak ada
Bau : Tidak ada
Hemorrhoid
Derajat : Tidak ada
Lokasi : Tidak ada
Berapa lama : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Masalah khusus : Tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas atas :
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstremitas bawah :
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Tanda Homan :+/-
Masalah khusus : Tidak ada
P. KEADAAN MENTAL
Adaptasi psikologis : Klien mengatakan optimis akan sembuh. Keluarga
mendukung sepenuhnya terhadap kesembuhan klien.
Penerimaan terhadap bayi : -
Masalah khusus :-
Q. KEMAMPUAN MENYUSUI
-
R. OBAT-OBATAN
Klien mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan lainya kecuali yg sudah
diresepkan dari dokter yg merawatnya sekarang.
S. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Batang 0.3 L 3-5 %
Limfosit 43.5 H 25-40 %
Hemoglobin 13.2 11.7-15.5 g/dL
Leukosit 8740 3600-11000 uL
Hematokrit 42 35-47 %
Eritrosit 4.77 3.80-5.20 10^6/uL
MCHC 34.7 32-36 %
RDW 12.2 11.5-14.5 %
Eosionofil 3.3 2-4 %
Batang 2.5. 0 3-5 %
Monosit 6.3 2-8 %
2. Pemeriksaan Patologi: -
T. PROGRAM TERAPI
Rute
Terapi Dosis Indikasi
Pemberian
Ringer laktat adalah cairan
infus yang biasa digunakan pada
pasien dewasa dan anak-anak
sebagai sumber elektrolit dan air.
RL 20 tpm IV Biasanya, cairan obat ini
diberikan untuk
penderita dehidrasi yang
mengalami gangguan
elektrolit di dalam tubuh.
Obat yang digunakan untuk
2x1
Ondancentron IV mencegah serta mengobati mual
amp
dan muntah.
Obat yang digunakan untuk
2x1 mengobati gejala atau penyakit
Ranitidin IV
amp yang berkaitan dengan produksi
asam lambung berlebih.
3 x 500 Obat untuk meredakan demam
Paracetamol Oral dan nyeri.
mg
3x1 Obat untuk meredakan gejala
Antacid Oral akibat sakit maag atau penyakit
tablet
asam lambung.
2 x1 Obat yang menghambat produksi
Lansoprazole Oral lambung asam.
tablet
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS :
- Klien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
Kehamilan
DO : Nausea
- Pasien tampak pucat.

DS :
- Klien mengatakan mual dan tidak nafsu makan. Faktor psikologis
Resiko defisist
DO : (keengganan untuk
nutrisi
- Pasien tampak pucat. makan)

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nause berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien mengeluh mual.
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan).
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan dan hasil yang diharapkan / TTD &


Tgl/Jam No. DK Intervensi
kriteria hasil Nama
14/11/ 2022 D.0076 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Mual (I. 03117)
13.00 WIB selama 2 x 24 jam diharapkan masalah Observasi :
keperawatan nausea menurun dengan kriteria o Identifikasi pengalaman mual
hasil :
o Identifikasi dampak mual terhadapkualitas
L.08065-Tingkat Nausea
Indikator A T hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas,
Nafsu makan 3 5 kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
Ket:
o Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan
1: Menurun
2: Cukup menurun tingkat keparahan)
3: Sedang o Monitor asupan nutrisi
4: Cukup meningkat
Terapeutik :
5: Meningkat
o Berikan makan dalam jumlah kecil dan
Indikator A T
Keluhan mual 3 5 menarik.
Ket: o Berikan makanan dingin, cairan bening,
1: Meningkat
tidak berbau dan tidak berwarna.
2: Cukup meningkat
3: Sedang Edukasi :
4: Cukup menurun o Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
5: Menurun o Anjurkan sering membersihkan mulut,
Indikator A T kecuali jika merangsang mual
Pucat 3 5 o Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan

Ket: rendah lemak


1: Memburuk o Ajarkan penggunaan teknik
2: Cukup memburuk
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
3: Sedang
4: Cukup membaik (mis. Biofeedback, hipnosis, relaksasi,
5: Membaik terapi musik, akupresur)
Kolaborasi :
o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron
injeksi , ranitidin injeksi, antacid dan
lansoprazole) sesuai advice.

D.0032 Setelah dilakukan intervensi selama 2 x 24 Manajemen Nutrisi ( I.03119)


jam diharapkan masalah keperawatan Observasi
disfungsi status nutrisi membaik dengan
o Identifikasi status nutrisi
kriteria hasil sebagai berikut:
L.03030-Status Nutrisi o Identifikasi alergi dan intoleransi
indikator A T makanan
Porsi makan yg 3 5
o Identifikasi makanan yang disukai
dihabiskan
Ket : o Monitor asupan makanan
1 : Menurun Teraupetik
2 : Cukup menurun o Berikan makanan tinggi serat untuk
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat mencegah konstipasi
5 : Meningkat Edukasi
o Anjurkan posisi duduk
indikator A T
Nafsu makan 3 5 o Anjurkan diet yang diprogramkan
Membran mukosa 3 5 Kolaborasi
Ket : o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron
1 : Memburuk
injeksi , ranitidin injeksi, antacid dan
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang lansoprazole) sesuai advice.
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/Jam No. DK IMPLEMENTASI RESPON TTD


14 1 Mengidentifikasi pengalaman mual S : Klien mengatakan kehamilannya yang
November pertama dan kedua juga mengalami mual
2022 tapi tidak sampai muntah.
13.30 O:
WIB -
13.35 1 Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas S : Klien mengatakan karena mual jadi tidak
WIB hidup nafsu makan
O : Klien tampak pucat

13.40 1 Menganjurkan pasien untuk mengurangi mual S : -


dengan menghirup aromaterapi O ; Pasien kooperatif
14.00 1,2 Memberikan terapi antiemetik ( ondancentron S:-
WIB O : Obat masuk
injeksi 1 amp , ranitidin injeksi 1 amp, antacid 1
tablet.

15.30 2 Mengidentifikasi status nutrisi S:-


WIB O : TB : 154 CM
BB : 56 kg
IMT : 23.6
15.40 2 Mengidentifikasi alergi makanan S : Pasien mengatakan tidak punya alergi
WIB makanan.
O:-
15.45 2 Mengidentifikasi makanan yang disukai S : Pasien mengatakan makanan apa saja suka
WIB yang penting halal.
O:-
16.00 2 Memberikan makanan sesuai diet di puskesmas S:-
WIB Menganjurkan klien untuk duduk O : - Klien menerima makanan
- Klien duduk
16.15 2 Memmonitor asupan makanan S : Klien mengatakan hanyan menghabiskan ½
WIB porsi makanan yang disediakan.
O : Tampak makanan yang diberikan
puskesmas tidak habis.

Tgl/Jam No. DK IMPLEMENTASI RESPON TTD


15 1,2 Monitor asupan nutrisi S : Klien mengatakan tadi makan habis ¾ porsi.
November O : Klien tampak lebih segar
2022
13.00
WIB
13.35 1 Memonitor mual S : Klien mengatakan mual sudah berkurang,
WIB mual datang saat makan saja.
O:-

14.00 1,2 Memberikan terapi antiemetik ( ondancentron S:-


WIB O : Obat masuk
injeksi 1 amp , ranitidin injeksi 1 amp, antacid 1
tablet.
14.05 1 Menganjurkan pasien untuk makan tinggi S : -
WIB karbohidrat dan sering membersihkan mulut. O : Pasien kooperatif
16.00 2 Memberikan makanan sesuai diet di puskesmas S:-
WIB Menganjurkan klien untuk duduk O : - Klien menerima makanan
- Klien duduk

EVALUASI

TTD
No.
Tgl/Jam Perkembangan (SOAP) &
DK
Nama
14 November D.007 S : Klien mengatakan mual berkurang, makan habis 1/2 porsi.
2022 6 O : Makanan yang diberikan puskesmas tidak habis.
17.00 WIB A : Masalah belum teratasi
- Nafsu makan cukup meningkat
- Keluhan mual cukup menurun
- Pucat cukup membaik
P : lanjutkan intervensi
o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron injeksi , ranitidin injeksi, antacid dan
lansoprazole) sesuai advice.
o Anjurkan sering mmbersihkan mulut.
o Anjurkan makan tinggi karbohidrat.
D.003 S : Klien mengatakan mual berkurang, makan habis 1/2 porsi.
2 O : Makanan yang diberikan puskesmas tidak habis.
A : Masalah belum teratasi
- Porsi makan yang dihabiskan cukup meningkat
- Nafsu makan cukup membaik
- Membran mukosa cukup membaik
P : lanjutkan intervensi
o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron injeksi , ranitidin injeksi, antacid dan
lansoprazole) sesuai advice.
o Anjurkan diet yang diprogramkan.
TTD
No.
Tgl/Jam Perkembangan (SOAP) &
DK
Nama
15 November D.007 S : Klien mengatakan sudah tidak mual, makan habis 1 porsi.
2022 6 O : Pasien tampak segar
17.00 WIB A : Masalah teratasi
- Nafsu makan meningkat
- Keluhan mual menurun
- Pucat membaik
P : Hentikan intervensi
D.003 S : Klien mengatakan sudah tidak mual, makan habis 1 porsi.
2 O : Pasien tampak segar
A : Masalah teratasi
- Porsi makan yang dihabiskan meningkat
- Nafsu makan membaik
- Membran mukosa membaik
P : Hentikan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian pada klien Ny. “K” dengan diagnosa medis
Hiperemesis Gravidarum dengan maasalah keperawatan nausea dan resiko deficit
nutrisi di Ruang Aster UPTD Puskesmas Kroya 1 selama dua hari (14 November
2022 s/d 15 November 2022), maka akan dilakukan pembahasan sebagai berikut.
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan
pengumpulan data yang akurat dan secara sistematis dalam membantu dan
menentukan status kesehatan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengkajian pada Ny. “K” dengan
diagnosa medis Hiperemesis Gravidarum dengan maasalah keperawatan
nausea dan resiko deficit nutrisi di Ruang Aster UPTD Puskesmas Kroya 1
selama dua hari (14 November 2022 s/d 15 November 2022), hal ini sesuai
dengan karya tulis ilmiah Rina (2019) yang memfokuskan pengkajian pada
masalah nutrisi.
b. Diagnosa
Dalam karya tulis ilmiah Rina (2019) ditemukan 3 (tiga) diagnosa
keperawatan pada Hiperemesis Gravidarum yaitu :
1. Defisit ntrisi berhubungan dengan factor psikologis (keengganan untuk
makan).
2. Resiko Defisit Volume Cairan Berhubungan Dengan Kekurangan Intake.
3. Kurang pengetahuan tentang nausea dan vomitus berhubungan dengan tidak
mengenal sumber informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Ny. “K”
pada Hiperemesis Gravidarum hanya 2 (dua) yaitu :
1. Nausea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien mengeluh
mual.
2. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (keengganan
untuk makan).
c. Intervensi (Perencanaan)
Berdasarkan diagnosa yang ditemukan pada kasus, maka perencanaan
ditetapkan sebagai berikut :
1. Nausea berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan pasien mengeluh
mual.
Menejemen Mual (I. 03117)
Observasi :
o Identifikasi pengalaman mual
o Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
o Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
o Monitor asupan nutrisi
Terapeutik :
o Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik.
o Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna.
Edukasi :
o Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
o Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
o Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
o Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis.
Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi :
o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron injeksi , ranitidin injeksi,
antacid dan lansoprazole) sesuai advice.
2. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (keengganan
untuk makan).
Manajemen Nutrisi ( I.03119)
Observasi
o Identifikasi status nutrisi
o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
o Identifikasi makanan yang disukai
o Monitor asupan makanan
Teraupetik
oBerikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Edukasi
o Anjurkan posisi duduk
o Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
o Berikan terapi antiemetik ( ondancentron injeksi , ranitidin injeksi,
antacid dan lansoprazole) sesuai advice.
c. Implementasi
Setelah menyusun rencana keperawatan kemudian dilanjutkan dengan
melaksanakan tindakan keperawatan atau implementasi. Dalam pengertiannya
implementasi itu sendiri adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dari kedua diagnosa yang
ada, hanya satu diagnosa yang difokuskan yaitu Nausea. Adapun tindakan yang
dilakukan secara mandiri untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi tersebut
pada Hiperemesis Gravidarum adalah mengidentifikasi pengalaman mual,
mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup, memonitor mual,
memonitor asupan nutrisi, menganjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika merangsang mual, menganjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
lemak, mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual dan memberikan terapi antiemetik ( ondancentron injeksi , ranitidin
injeksi, antacid dan lansoprazole) sesuai advice.Implementasi dilakukan dari
tanggal 14 November 2022 s/d 15 November 2022 sesuai dengan diagnosa
yang ditegakan.
Meskipun hanya satu masalah yang difokuskan dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yaitu nausea pada Hiperemesis Gravidarum namun
semua intervensi dari kedua diagnosa tersebut yang ditemukan pada tinjauan
kasus tetap dilaksanakan, dan tidak ada hambatan yang dirasakan pada
pelaksanaan, sebab klien dan keluarga mau bekerjasama dan kooperatif dalam
pemberian tindakan keperawatan tetapi untuk waktu yang terbatas, namun hal
ini dapat teratasi walaupun hanya menggunakan waktu yang terbatas di ruang
perawatan tersebut dan dalam pemberian tindakan tetap melaksanakan prinsip
teknik antiseptik sesuai dengan teori.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan yang
meliputi hasil dari penerapan asuhan keperawatan langsung kepada klien.
Tahap evaluasi berpedoman pada kriteria tujuan yang tercantum pada rencana
keperawatan dan merupakan proses umpan balik dari tindakan yang diberikan
selama 2 hari mulai tanggal 14 November 2022 s/d 15 November 2022.
Evaluasi yang menunjang adanya kemajuan dan dari masalah yang dihadapi
oleh klien. Adapun evaluasi yang difokuskan ialah masalah nausea namun
masalah yang lain tetap dilakukan evaluasi. Setelah melakukan asuhan
keperawatan selama 2 hari mulai tanggal 14 November 2022 s/d 15 November
2022 kedua masalah keperawtan yaitu nausea dan resiko deficit nutrisi teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Indriyani, D. (2013). Aplikasi konsep dan teori keperawatan maternitas


Hiperemesis Gravidarum. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Rina. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. A dengan Hiperemesis
Gravidarum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Hasanuddin Damrah Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai