LP GEA WORD Arifin
LP GEA WORD Arifin
Disusun Oleh :
ACH ARIFIN
236410002
Mahasiswa
( )
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
( ) ( )
Menyetujui,
Kepala Ruangan
( )
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa Gastroenteritis sesuai dengan Praktik
Keperawatan Anak Profesi Ners di ruang ARIMBI RSUD Jombang, disusun oleh :
Nama : ACH ARIFIN
NIM : 236410002
Prodi : Profesi Ners
Sebagai syarat kebutuhan pemenuhan Tugas Praktik Keperawatan Anak Profesi Ners
ITSKes ICME Jombang.
Disetujui Pada :
Hari/ Tanggal :
Mahasiswa
( )
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
( ) ( )
Menyetujui,
Kepala Ruangan
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Muttaqin,
2017).
Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan pada
dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di masyarakat luas,
gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber (Nurarif & Kusuma, 2015)
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja
dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun
waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
(Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2017).
B. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2016), penyebab dari
gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Infeksi
C. Patofisiologi
D. Pathway
lnfeksi Makanan Psikologi
lsi usus
Meningkatkan tekanan
osmotik
Diare
Mual muntah
Hilang cairan dan elektrolit Frekuensi BAB meningkat
berlebihan
Nafsu makan menurun
Sesak
Dehidrasi
E. Komplikasi
Menurut Wijayaningsih (2013) beberapa komplikasi diare, diantaranya :
1. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang dibagi menjadi:
Dehidrasi ringan,apabila terjadi kehilangan cairan < 5% BB
Dehidrasi sedang,apabila terjadi kehilangan cairan 5-10% BB
Dehidrasi berat,apabila terjadi kehilangan cairan >10-15% BB
2. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-25% maka akan menyebabkan
penurunan tekanan darah.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
5. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
6. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan
F. Manifestasi Klinis
Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus
gastroenteritis, antara lain :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
2. Suhu badan meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
4. Timbul diare
5. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lender
6. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
7. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
8. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus
otot dan turgor kulit berkurang, selaputlendir pada mulut dan bibir terlihat kering
9. Berat badan menurun, Pucat, lemah
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2016) pemeriksaan penunjang pada diagnos medis diare
adalah :
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan urine lengkap
3. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
4. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
5. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi Helicobacter Jejuni sangat
dianjurkan
6. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif tentang pada diare kronik.
7. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (GDA) & elektrolit
(Na, K, Ca, dan P serum yang diare disertai kejang)
8. Pemeriksaan tinja
9. Pemeriksaan analisa gas darah
10. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
11. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium, kalium, calsium dan fosfor
(terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
12. Pemeriksaan kadarglukosa darah bila terdapat tanda-tanda hipoglikemia.
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
(2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang
saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum
tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh
usus penderita diare.
Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralitdengan
osmolaritas rendah. Berdasarkan penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah
diberikan kepada penderita diare akan:
a. Mengurangi volume tinja hingga 25%
b. Mengurangi mual muntah hingga 30%
c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena
sampai 33%.
K. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan Setelah diberikan Pemantauan Respirasi (I.01014)
pertukaran gas intervensi selama 1x24 Observasi :
(D.0003) jam maka diharapkan 1. Monitor frekuensi, irama,
pertukaran gas pasien dan kedalaman upaya nafas
meningkat dengan 2. Monitor pola nafas
kriteria hasil : 3. Monitor saturasi oksigen
(L.01003) 4. Monitor nilai analisa gas
1. Pola nafas membaik darah
(5) Terapeutik :
2. Pola warna kulit 1. Dokumentasikan hasil
membaik (5) pemantauan
3. Sianosis membaik (5) Edukasi :
4. Takikardia membaik 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
(5) pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
2. Diare (D.0020) Setelah diberikan Manajemen diare (I.03101)
intervensi selama 1x24 Observasi :
jam maka diharapkan 1. Identifikasi penyebab diare
eliminasi fekal membaik 2. Identifikasi riwayat
dengan kriteria hasil : pemberian makanan
(L.04000) 3. Monitor warna, volume,
1. Keluhan bab cair frekuensi, dan konsitensi
menurun (1) tinja
2. Destinasi abdomen 4. Monitor tanda dan gejala
menurun (1) hypovolemia
3. Konsistensi feses 5. Monitor jumlah pengeluaran
membaik (5) diare
4. Frekuensi defekasi Terapeutik :
membaik (5) 1. Memberikan asupan
5. Peristaltik usus makanan oral, mis. larutan
membaik (5) garam, gula, oralit
2. Pasang jalur intravena
3. Memberikan cairan
intravena
4. Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
5. Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas.
pedas dan mengandung
laktosa
3. Anjurkan melanjutkan
pemberian asi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas, mis.
loperamide, difenoksilat
2. Kolaborasi obat pengeras
feses, mis. atapulgit, smektil,
kaolinpektin.
3. Hipovolemia Setelah diberikan Manajemen syok hipovolemik
(D.0023) intervensi selama (I.02050)
1x24jam maka Observasi :
diharapkan status cairan 1. Monitor status
klien dapat membaik kardiopulmonal (frekuensi
dengan kriteria : dan kekuatan nadi, fekuensi
(L.03028) napas, TD dan MAP)
1. Kekuatan nadi 2. Monitor status oksigenasi
meningkat (5) (oximetry nadi, AGD)
2. Turgor kulit 3. Monitor status cairan
meningkat (5) (masukan dan haluaran,
3. Output urine turgor kulit dan CRT)
meningkat (5) 4. Periksa tingkat kesadaran
4. Membran mukosa dan respon pupil
membaik (5) Terapeutik :
5. Oliguria membaik (5) 1. Pertahankan jalan napas
6. Intake cairan membaik paten
(5) 2. Memberikan oksigen untuk
7. Suhu tubuh membaik mempertahankan saturasi
(5) oksigen
3. Berikan posisi syok
(modified trendelerberg)
4. Pasang jalur IV berukuran
besar (mis. nomor 14/ nomor
16)
5. Pasang kateter urine untuk
menilai produksi urine
6. Pasang selang nasogastric
untuk dekompresi lambung
7. Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian infus
cairan kristaloid 1-2L, pada
dewasa
2. Kolaborasi pemberian infus
cairan kristaloid 20ml/kg/bb,
pada anak-anak
3. Kolaborasi pemberian
tranfusi darah, jika perlu
4. Gangguan Setelah diberikan Perawatan integritas kulit
integritas kulit intervensi selama 1x24 (I.11353)
(D.0129) jam diharapkan integritas Observasi :
kulit dan jaringan 1. Identifikasi penyebab
meningkat dengan gangguan integritas kulit
kriteria hasil :
(L.14125) Terapeutik :
1. Elastisitas meningkat 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika
(1) tirah baring
2. Kerusakan jaringan 2. Bersihkan perineal dengan
menurun (5) air hangat, terutama selama
3. Tanda infeksi periode diare
menurun (5) 3. Gunakan produk berbahan
4. Suhu kulit membaik petroleum/minyak pada kulit
(1) kering
4. Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan sayur dan buah
5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu exstrim
5. Deficit nutrisi Setelah diberikan Manajemen nutrisi (I.03119)
(D.0019) intervensi selama 1x24 Observasi :
jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi
nutrisi membaik dengan 2. Identifikasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makan
(L.03030) 3. Identifikasi makanan yang
1. Nafsu makan disukai
membaik (5) 4. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Berat badan membaik dan jenis nutrient
(5) 5. Identifikasi perlunya
3. Bising usus dalam penggunaan selang
rentan normal (5) nasogastric
4. Nyeri abdomen 6. Monitor asupan makanan
menurun (1) 7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
1. Lakukan oral hygine
sebelum makan, jika perlu
2. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
3. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
4. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
5. Berikan suplemen makanan
jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan,
mis. Pereda nyeri, antimetik,
jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
6. Ansietas Setelah diberikan Reduksi ansietas (I.09314)
(D.0080) intervensi selama 1x24 Observasi :
jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi saat tingkat
ansiteas menurun dengan ansietas berubah
kriteria hasil : 2. Identifikasi kemampuan
(L.09093) mengambil keputusan
1. Verbalisasi 3. Monitor tanda ansietas
kebingungan menurun Terapeutik :
(1) 1. Ciptakan suasana terapuetik
2. Verbalisasi khawatir untuk menumbuhkan
menurun (1) percaya
3. Perilaku gelisah 2. Pahami situasi yang
menurun (1) membuat ansietas
4. Berlaku tegang 3. Gunakan pendekatan yang
menurun (1) tenang dan meyakinkan
5. Pola tidur membaik 4. Motivasi mengidentifikasi
(5) suasana yang memicu
kecemasan
Edukasi :
1. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
2. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
kecemasan
3. Latih teknik relaksasi
4. Anjurkan keluarga untuk
tetap menemani pasien
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA