Anda di halaman 1dari 7

Nursing Science Journal (NSJ) p-ISSN: 2722-4988

Volume 3, Nomor 1, Juni 2022 e-ISSN : 2722-5054


Hal 27-32

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEMATANGAN EMOSI REMAJA DI


SMK NEGERI 2 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

Khoirul Azizah1, Bety Agustina Rahayu2


1,2
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta
Alamat Email: khoirul.azizah18@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Masa remaja merupakan titik puncak emosionalitas, dimana terjadi perkembangan
emosi, pertumbuhan fisik terutama organ-organ seksual yang mempengaruhi berkembangnya emosi atau
perasaan dan dorongan baru yang dialami, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan
lebih intim dengan lawan jenis. Pada masa perkembangan ini remaja akan rentang terhadap masalah
mental emosionalnya. Masalah kesehatan mental emosional banyak terjadi pada masa remaja
diantaranya perubahan psikoseksual, pengaruh teman sebaya, gangguan perkembangan moral, stres
dimasa remaja, perilaku beresiko tinggi. Tujuan: untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pola asuh
orangtua dengan kematangan emosi remaja di SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta”. Metode:Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimen dengan desain atau rancangan penelitian deskriptif
korelasional yaitu mengkaji hubungan antara variabel. Sedangkan pendekatan yang di gunakan adalah
cross sectional. Hasil:Sebagian besar pola asuh orangtua menerapkan tipe pola asuh demokratis yaitu
sebanyak 46 responden (68%) dengan tingkat kematangan emosi pada remaja sedang yaitu sebanyak 34
responden (50%). Berdasarkan analisis data menggunakan Kendall Tau diperoleh nilai korelasi 0,149
dengan taraf signifikansi p> 0,05. Kesimpulan: Dari penelitian ini tidak ada hubungan antara pola asuh
orangtua dengan kematangan emosi remaja di SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta.

Kata Kunci : Kematangan Emosi, Orangtua, Pola Asuh, Remaja

ABSTRACT

Background: Adolescence is the peak point of emotionality, where there is emotional development,
physical growth, especially the sexual organs that affect the development of new emotions or feelings
and impulses experienced, such as feelings of love, longing, and the desire to get acquainted more
intimately with the opposite sex. During this period of development, adolescents will be susceptible to
mental emotional problems. Emotional mental health problems often occur in adolescence including
psychosexual changes, peer influence, moral development disorders, stress in adolescence, high-risk
behavior. Purpose: to determine whether there is a relationship between parenting patterns and
adolescent emotional maturity at SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta. Method:This type of
research is a non-experimental quantitative research design or descriptive correlational research design
that examines the relationship between variables. While the approach used is cross sectional.
Results:Most of the parenting styles applied democratic parenting, as many as 46 respondents (68%)
with a moderate level of emotional maturity, namely 34 respondents (50%). Based on data analysis using
Kendall Tau, a correlation value of 0.149 was obtained with a significance level of p> 0.05. Conclusion:
there is no relationship between parenting patterns and adolescent emotional maturity at SMK Negeri 2
Sewon Bantul Yogyakarta.

Keywords: Emotional Maturity, Parents, Parenting, Adolescents

27
Latar Belakang kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan,
Masa remaja merupakan titik puncak keinginan-keinginan, cita-cita, alam
emosionalitas, dimana terjadi perkembangan perasaannya serta pengintegrasian sehingga
emosi, pertumbuhan fisik terutma organ-organ mampu memberikan reaksi emosional yang
seksual (Bariyyah Hidayati &, 2016). stabil, tidak berubah-ubah dari satu suasana hati
Perkembangan ini mempengaruhi ke suasana hati yang lain dan mampu
berkembangnya emosi atau perasaan dan menekan/mengontrol emosi yang timbul secara
dorongan baru yang dialami, seperti perasaan baik walaupun pada situasi yang kurang
cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan menyenangkan (Lumenta, Wungouw, &
lebih intim dengan lawan jenis (Arifah, 2016). Karundeng, 2019). Menurut Hurlock (2004)
Menurut WHO, remaja merupakan penduduk yang dikutip dalam Fitri & Adelya, (2017)
dalam rentang usia 10-19 tahun. Menteri kematangan emosi remaja dapat dipengaruhi
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, beberapa faktor salah satunya adalah pola asuh
menyatakan remaja merupakan penduduk dalam orangtua.
rentang usia 10-18 (Kementerian Kesehatan RI, Pola asuh adalah pola sikap atau
2017). perlakuan orang tua terhadap remaja yang
Word Health Organization (WHO) masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri
mengungkapkan bahwa 1 dari 5 anak kurang terhadap perilaku remaja antara lain terhadap
dari 16 tahun mengalami masalah mental kompetensi emosional, sosial, dan intelektual.
emosional. Sebanyak 104 dari 1000 anak yang Terdapat tiga jenis pola asuh orangtua yang
berusia 4-15 tahun mengalami masalah mental masing-masing memiliki kontribusi yang
emosional. Berdasarkan data epidemiologi penting dalam pembentukan karakter anak. Pola
global, 12-13% anak dan remaja menderita asuh tersebut yaitu permissif, otoriter dan
gangguan mental (Devita, 2019). Hasil demokratis Hurlock, (1999) dalam Fitri &
Riskesdas 2018 menunjukkan gangguan depresi Adelya, (2017). Penelitian ini bertujuan untuk
sudah mulai terjadi sejak rentang usia remaja mengetahui “Hubungan pola asuh orangtua
(15-24 tahun) dengan prevalensi 6,2%, dengan kematangan emosi remaja di SMK
sedangkan prevalensi depresi pada remaja di Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta”.
Yogyakarta sebesar 5,5% (Kemenkes RI, 2018).
Emosi sebagai suatu keadaan yang Metode
bergejolak pada diri individu yang berfungsi Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10
sebagai inner adjustment (penyesuaian dari Agustus- 18 September 2021. Jenis penelitian
dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai ini merupakan jenis penelitian kolerasi.
kesejahteraan dan keselamatan individu Rancangan penelitian yang digunakan dalam
(Nasruddin, 2018). Kematangan emosi adalah penelitian adalah pendekatan cross-sectional
27
yaitu jenis penelitian yang menekankan pada Tabel 1. Karakteristik Respoden
waktu pengukuran atau observasi data variabel Karakteristik n %
independen dan dependen hanya satu kali pada Usia
16 tahun 13 19%
satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Populasi 17 tahun 43 63%
18 tahun 12 18%
pada penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Jenis kelamin
Perempuan 46 68%
kelas XII SMK Negeri 2 Sewon Bantul Laki-laki 22 32%
Usia orangtua
Yogyakarta yang berjumlah 214 orang.
31-40 tahun 8 12%
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah 41-50 tahun 28 41%
51-60 tahun 25 37%
dengan menggunakan simple random sampling 61-70 tahun 7 10%
Pekerjaan orangtua
yaitu pengambilan sampel secara acak, jumlah IRT 13 19%
Swasta 29 43%
sampel adalah 68 responden. PNS 14 21%
Wiraswasta 12 18%
Instrumen yang digunakan dalam Penghasilan orangtua
penelitian ini adalah kuesioner online yang telah < Rp.500.000,00 32 47%
> Rp.500.000,00 36 53%
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis
data yang di lakukan dalam penelitian ini terbagi Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan

atas analisa univariat dan bivariat. Dalam bahwa responden paling banyak berada pada

penelitian ini analisis univariat digunakan untuk usia 17 tahun yaitu 43 orang (63%). Berdasarkan

menguji karakteristik responden, pola asuh jenis kelamin paling banyak pada perempuan

orangtua dan tingkat kematangan emosi remaja. yaitu 46 orang (68%. Berdasarkan usia orangtua

Analisis bivariat digunakan untuk menguji paling banyak berada pada usia 41-50 tahun

hubungan pola asuh orangtua dengan yaitu 28 orang (41%. Berdasarkan jenis

kematangan emosi remaja di SMK Negeri 2 pekerjaan orangtua paling banyak bekerja

Sewon Bantul Yogyakarta menggunakan uji sebagai swasta yaitu 29 orang (43%).

Kendall Tau.Penelitian ini telah dinyatakan Berdasarkan penghasilan orangtua perbulan

lolos etik dari komisi etik penelitian kesehatan paling banyak yaitu > Rp.500.000,00 sebanyak

di STIKES Surya Global Yogyakarta. 36 orang (53%).


Dari hasil penelitian dapat dijelaskan

Hasil distribusi frekuensi frekuensi pola asuh orangtua

Penelitian ini dilaksanakan di SMK pada Tabel 2.

Negeri 2 sewon Bantul Yogyakarta yang berada Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pola Asuh
Orangtua
di Cangkringmalang Timbulharjo Sewon, Pola Asuh n %
Bantul, Yogayakarta. SMK Negeri 2 Sewon Otoriter 14 21%
Pemisif 8 12%
memiliki jumlah siswa sebanyak 214 orang Demokratis 46 68%
dengan karakteristik seperti ditunjukan pada Total 68 100%

Tabel 1. Sumber: Data Primer Agustus (2021)

28
dengan pola asuh demokratis dengan tingkat
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
kematangan emosi sedang sebanyak 21
bahwa sebagian besar responden mendapatkan
orang.
tipe pola asuh demokratis yaitu sebanyak 46 Dari hasil penelitian dapat dijelaskan
orang (68%). hubungan pola asuh orangtua dengan
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan kematangan emosi remaja yang ditampilkan
distribusi frekuensi frekuensi tingkat pada Tabel 5.
kematangan emosi remaja yang ditampilkan Tabel 5. Analisa Bivariat Hubungan Pola Asuh
Orangtua dengan Kematangan Emosi Remaja
pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Variabel Kematangan Emosi
Kematangan Emosi Remaja Pola Asuh n Koefisien Nilai
Tingkat Korelasi Signifikansi
Kematangan N % 68 0,149 0,186
Emosi Sumber : Hasil SPSS Agustus (2021)
Tinggi 24 35%
Sedang 34 50% Berdasakan tabel 4.5 menunjukan p>
Rendah 10 15% 0,05 sehingga Ho diterima Ha ditolak yang
Total 68 100%
artinya tidak ada hubungan antarapola asuh
Sumber: Data Primer Agustus (2021)
orangtua dengan kematangan emosi remaja di
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta. Dari
bahwa sebagian besar responden memiliki
hasil koefisien korelasi Kendall Tau sebesar
tingkat kematangan emosi sedang yaitu
0,149 yang mana arah hubungan positif atau
sebanyak 34 orang (50%).
hubungannya lemah dengan nilai signifikan
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan
0,186. Tanda positif dapat diartikan bahwa tidak
tabulasi silang antara pola asuh orangtua dengan
ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan
kematangan emosi remaja yang ditampilkan
kematangan emosi.
pada Tabel 4.
Tabel 4. Tabulasi Silang antara Pola Asuh Pembahasan
Orangtua dengan Kematangan Emosi Remaja
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-
Kematangan Emosi Total rata usia responden adalah17 tahun.
Pola Asuh
Tinggi Sedang Rendah
Demokratis 19 21 6 46
Karakteristik responden sebagai besar berusia
Permisif 1 6 1 8 17 tahun atau menurut kategori umur middle
Otoriter 4 7 3 14
adolescent (Arista, Dolorosa, & Suharyani,
Total 24 34 10 68
Sumber : Data Primer Agustus (2021 2019). Responden sebagian besar merupakan
individu yang senang jika banyak teman yang
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
mengakuinya, dimana ada kecenderungan
remaja dengan pola asuh tertinggi yaitu remaja
mencintai pada diri sendiri dan menyukai
teman-teman yang sama dengan dirinya.
29
Menurut Monks (1999) remaja pria harus (17%) mahasiswa kematangan emosinya berada
membebaskan dirinya dari oedispoes complex pada kategori tinggi, 53 (76%) mahasiswa
(perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kematangan emosinya berada pada kategori
kanak- kanak) dengan mempererat hubungan sedang dan 5 (7%) mahasiswa kematangan
kawan - kawan dari lain jenis (Adrian, 2021). emosinya berada pada kategori rendah. Sama
Menurut Jannah, (2017) remaja pada masa halnya dengan penelitian yang dialakukan oleh
kelima yaitu pada usia 14-19 tahun merupakan Dellaneira Ananda., Wilson., (2020) dengan
masa pubertas mencapai kematangan. judul Hubungan Kematangan Emosi terhadap
Hasil penelitian ini juga menunjukkan Penyesuaian Sosial Remaja di Panti Asuhan
bahwa pola asuh orang tua pada remaja di SMK Tunas Melati Kota Pontianak, hasil dari
Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta sebagian penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
besar adalah demokratis sebanyak 46 (68%). memiliki kematangan emosi sedang dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian persentase 63%.
yang dilakukan oleh (Warouw, Posangi, & Hasil uji statistik dalam penelitian ini
Bataha, 2019) di SMAN 1 Kakas menunjukan menunjukkan tidak ada hubungan antara pola
bahwa respoden pola asuh orangtua yang asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja
banyak diterapkan adalah pola asuh demokratis di SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta.
sebanyak 77.0 % (29 orang), pola asuh otoriter Hasil didasarkan pada uji Kendall Tau dengan p
37.8 % (28 orang) dan paling sedikit adalah pola value = 0,186 (p value >0,05) maka Ha ditolak
asuh permisif 23 % (17 orang). dan Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
yang dilakukan oleh Maksum & Winasih, asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja
(2018) di SD Negeri Cimpon Desa Tirtosari di SMK Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta.
Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Nilai correlation coeffcient (CC) variabel pola
menunjukkan bahwa orang tua yang asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja
menerapkan pola asuh demokrasi sebanyak 43 adalah 0,149 yang menunjukan bahwa keeratan
orang (93.48%) dan orang tua yang menerapkan hubungannya lemah.
tipe pola asuh otoriter ditemukan dalam jumlah Hal ini sejalan dengan penelitian
terkecil sebanyak 3 orang (6,5%). Tingkat Lindawati & Utami (2021) yang berjudul
kematangan emosi remaja di SMK Negeri 2 “Hubungan Pola Asuh Orangtua terhadap Emosi
Sewon Bantul Yogyakarta sebagian besar Remaja”. Hasil olah data yang didapat nilai t
adalah sedang sebanyak 34 (50%). Penelitian ini hitung lebih kecil daripada t tabel serta data yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh diperoleh dari nilai pearson correlation sebesar
Pranoto & Joesoef, (2021), menyatakan bahwa -0,079 atau lebih kecil dari 0,05 artinya tidak
dari 70 responden yang diteliti terdapat 12 terdapat korelasi antara pola asuh dan emosi
30
remaja. Penelitian ini juga sejalan dengan kematangan emosi remaja di SMK Negeri 2
penelitian yang dilakukan oleh Andriani, (2020) Sewon Bantul Yogyakarta, dengan nilai
di SMP IT Al-Kindi Pekanbaru. Hasil penelitian koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,149
diketahui bahwa mayoritas orangtua yang mana terdapat hubungan positif dengan
menggunakan pola asuh demokratif sebanyak nilai keeratan lemah dan nilai signifikan 0,186.
86 responden (98.9%) memiliki perubahan
emosi remaja yang masking sebanyak 54 remaja Ucapan Terimakasih
(62,1%). Dari hasil uji chi square diketahui Penulis mengucapkan terima kasih kepada
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Sewon Bantul
antara pola asuh orangtua terhadap perubahan Yogyakarta atas diberikannya izin penelitian
emosional remaja di SMP IT Al-Kindi dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Pekanbaru tahun 2019. Hal ini bisa terjadi Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
karena banyak faktor yang mempengaruhi Surya Global Yogyakarta yang telah
kematangan emosi remaja. Peran orangtua memberikan dukungan dalam penyelesaian
dalam pengasuhan memang sangat penting bagi publikasi ini.
proses kematangan emosi remaja, tetapi ada
beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi Daftar Pustaka
Adrian, K. (2021). Memahami Oedipus
antara lain usia, perubahan fisik dan kelenjar,
Complex, Ketertarikan Anak Laki-Laki
jenis kelamin, dan lingkungan. terhadap Ibunya. Retrieved June 29, 2022,
from
https://www.alodokter.com/memahami-
Kesimpulan oedipus-complex-ketertarikan-anak-laki-
laki-terhadap-ibunya
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di SMK Negeri 2 Sewon Bantul Andriani. (2020). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Terhadap Perubahan Emosional
Yogyakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Remaja di SMPI IT AL-Kindy Pekanbaru
pola asuh yang diterapkan orang tua pada siswa tanin 2019. Health Care Media, 4, 74–79.
kelas XII di SMK Negeri 2 Sewon Bantul
Arifah, D. (2016). Interaksi Sosial Terhadap
Yogyakarta yaitu demokratis 46 orang (68%), Lawan Jenis Pada Remaja Tunagrahita
Ringan Di SLB Bhakti Wiyata Kulon
permisif 8 orang (12%) dan otoriter 14 orang
Progo. Program Studi Pedidikan Luar
(21%). Tingkat kematangan emosi pada siswa Biasa. Retrieved from
http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/1262001
kelas XII di SMK Negeri 2 Sewon Bantul
2/index.pdf
Yogyakarta sebanyak 24 orang (35%) dalam
Arista, D., Dolorosa, E., & Suharyani, A.
kategori tinggi, 34 orang (50%) dalam kategori
(2019). Analisis Karakteristik Responden
sedang dan 10 orang (15%) dalam kategori Kopi Bubuk Instan Indocafe Di Kota
Pontianak. Pontianak.
rendah. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak
ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan
31
Bariyyah Hidayati, K., & . M. F. (2016). Konsep Maksum, K., & Winasih, S. (2018). Hubungan
Diri, Adversity Quotient dan Penyesuaian Pola Asuh Orang Tua terhadap
Diri pada Remaja. Persona:Jurnal Perkembangan Moral Siswa Kelas Tinggi
Psikologi Indonesia, 5(02), 137–144. Di SD Negeri Cimpon Desa Tirtosari
https://doi.org/10.30996/persona.v5i02.7 Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul
30 Tahun Ajaran 2014/2015. LITERASI
(Jurnal Ilmu Pendidikan), 8, 75.
Dellaneira Ananda., Wilson., & M. I. I. (2020). https://doi.org/10.21927/literasi.2017.8(2
Hubungan Kematangan Emosi terhadap ).75-84
Penyesuaian Sosial Remaja di Panti
Asuhan Tunas Melati Kota Pontianak. Nasruddin, I. (2018). Emosi dan Aspeknya.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(2). Journal Pendidikan, 2, 1–16. Retrieved
Retrieved from from
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/art https://sumsel.kemenag.go.id/file/dokume
icle/view/5913 n/emosidanimplikasinya.pdf

Devita, Y. (2019). Prevalensi Masalah Mental Pranoto, Y., & Joesoef, M. (2021). Perbedaan
Emosional Remaja Di Kota Pekanbaru. Kematangan Emosi Berdasarkan Jenis
Jurnal Keperawatan Priority, 1(2), 33– Kelamin Di Fk Uisu Angkatan 2017 The
43. Differences In Emotional Maturity Based
https://doi.org/10.25157/jkg.v1i2.2643 On Gender In Fk Uisu Class Of
Pendahuluan Menurut Monks ( 2004 )
Fitri, N. F., & Adelya, B. (2017). Kematangan manusia dalam hidupnya mengalami dua
emosi remaja dalam pengentasan masalah. perkembangan yaitu perkembangan,
Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 2(2), 20(2), 142–149.
30–39. Retrieved from Warouw, I., Posangi, J., & Bataha, Y. (2019).
https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi/artic Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
le/view/225 Perilaku Agresif Pada Anak Usia Remaja
Di Sma N 1 Kakas. Jurnal Keperawatan,
Jannah, M. (2017). Remaja Dan Tugas-Tugas 7(1).
Perkembangannya Dalam Islam. https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24333
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 1(1),
243–256.
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v
1i1.1493

Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas


2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Infodatin


Pusta Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja.

Lumenta, N., Wungouw, H. I. ., & Karundeng,


M. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Kematangan Emosi Remaja
Di Sma N 1 Sinonsayang. Jurnal
Keperawatan, 7(1).
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24344

32

Anda mungkin juga menyukai