Anda di halaman 1dari 8

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN


KEMATANGAN EMOSI REMAJA
DI SMA N 1 SINONSAYANG
Nikita Lumenta
Herlina I. S. Wungouw
Michael Karundeng
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Univeristas Sam Ratulangi
Email:nikitalumenta76@gmail.com
Abstrack Emotional maturity is a person's ability to control and control his emotions well.
This is based on a condition of feeling or reaction feeling stable towards an object of the
problem so that to take a decision or behavior based on a consideration. One of the factors
that influence emotional maturity is parenting which is divided into three types, namely
authoritarian parenting, permissive parenting, and democratic parenting. The purpose of this
study was to determine the relationship of parenting parents with the emotional maturity of
adolescents in SMA N 1 Sinonsayang. The design method uses a cross sectional approach.
Respondents consisted of 95 teenagers with sampling techniques using total sampling. Data
collection using a questionnaire. Chi Square Test Results with a confidence level of 95% v (α
0.05), where the value of p = 0,018 is smaller than α = 0.05. The conclusion is there is a
relationship between parenting parents and adolescent emotional maturity in SMA N 1
Sinonsayang
Keywords: Parenting patterns, emotional maturity, adolescence

Abstrak Kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol dan


mengendalikan emosinya secara baik. Hal ini didasari sebagai suatu kondisi perasaan atau
reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu objek permasalahan sehingga untuk mengambil
suatu keputusan atau tingkah laku didasari dengan suatu pertimbangan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kematangan emosi adalah pola asuh orang tua yang terbagi dalam tiga tipe,
yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi remaja di SMA
N 1 Sinonsayang. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Responden
terdiri dari 95 remaja dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil Uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95%v(α 0,05), dimana nilai p = 0,018 lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan ada
hubungan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi remaja di SMA N 1
Sinonsayang.
Kata Kunci: Pola asuh orang tua, Kematangan emosi, Remaja.

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

PENDAHULUAN realistis dan tidak gegabah dalam


Remaja yang dalam bahasa latin disebut mengambil keputusan (Astuti, 2012).
adolescence yang berarti “tumbuh” atau Pembentukan kematangan emosi tidak
“tumbuh menjadi dewasa”. Istilah remaja lepas dari peranan pola asuh orangtua,
mempunyai arti yang lebih luas mencakup karena orangtua adalah orang pertama
kematangan emosional, mental, sosial dan yang memiliki peranan dalam mengatur
fisik, dimana masa remaja merupakan dan mendidik seorang remaja untuk
masa transisi dalam rentang kehidupan memperoleh kematangan emosi yang baik
manusia yang menghubungkan masa (Hurlock 2004). Pola asuh sebagai pola
kanak-kanak dan masa dewasa (Ali & sikap atau perlakuan orangtua terhadap
Asrori, 2010). Menurut WHO remaja remaja yang masing-masing mempunyai
merupakan penduduk dalam rentang usia pengaruh tersendiri terhadap perilaku
10-19 tahun, menurut Menteri Kesehatan remaja antara lain terhadap kompetensi
RI Nomor 25 tahun 2014, remaja emosional, sosial, dan intelektual. Terdapat
merupakan penduduk dalam rentang usia tiga pola asuh orangtua terhadap remaja
10-18 tahun dan menurut Badan dimana masing-masing memiliki
Kependudukan Keluarga Berencana kontribusi yang penting dalam pemben-
(BKKBN) rentang usia remaja 10-24 tahun tukan karakter anak. Pola asuh tersebut
dan belum menikah. Jumlah kelompok usia yaitu authoritative, authoritarian dan
10-19 tahun di Indonesia menurut sensus permissive. (Baumrind, 2012).
penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau Penelitian yang dilakukan Yuni
sekitar 18% dari jumlah penduduk. Jumlah (2018) yaitu untuk mengetahui apakah ada
remaja di dunia diperkirakan berjumlah 1,2 hubungan pola asuh orang tua dengan
milyar atau 18% dari jumlah penduduk kematangan emosi remaja dan dalam
dunia (Kementrian Kesehatan RI, 2014). peneitian ini terdapat hasil yang signifikan
Seorang remaja dikatakan telah memiliki antara pola asuh orang tua dengan
kematangan emosi bila ia memiliki karak- kematangan emosi remaja dan dalam
teristik seperti mudah mengalirkan cinta penelitian ini digunakan metode kuantitatif
dan kasih sayang, mampu untuk korelasional, adapun pendekatan yang
menghadapi kenyataan, kemampuan dilakukan adalah kuantitatif. Dari
menilai secara positif pengalaman hidup, pendataan awal yang penulis peroleh di
mampu berfikir positif mengenai diri SMA N 1 Sinonsayang jumlah siswa
pribadi, penuh harapan, ketertarikan untuk keseluruhan terdapat 125 siswa terdiri dari
memberi, kemampuan untuk belajar dari 73 siswa perempuan dan siswa laki-laki
pengalaman, kemampuan menangani berjumlah 52. Dari wawancara pada pihak
permusuhan konstruktif, berfikir terbuka sekolah terdapat gambaran mengenai
(Kapri & Rani, 2014). kematangan emosi siswa yaitu
Kematangan emosi adalah kesadaran menunjukkan bahwa siswa kurang bisa
yang mendalam terhadap kebutuhan- dalam mengendalikan emosinya, misalnya
kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, seperti ada siswa yang melampiasakan
alam perasaannya serta pengintegrasian kemarahannya dengan teman dekatnya,
sehingga mampu memberikan reaksi bertengkar, saling merendahkan sesama
emosional yang stabil, tidak berubah-ubah temanya, suka berkata kasar, dan merokok
dari satu suasana hati ke suasana hati yang di lingkungan sekolah. Di lihat dari
lain dan mampu menekan/mengontrol pendataan awal diharapkan siswa mampu
emosi yang timbul secara baik walaupun mengendalikan emosinya dan mampu
pada situasi yang kurang menyenangkan. berpikir secara baik sehingga dalam belajar
Kematangan emosi sangat mempengaruhi akan memperoleh hasil yang baik pula.
pola perilaku remaja, karena kematangan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
emosi menyebabkan remaja berperilaku tertarik untuk melakukan penelitian

2
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

tentang adanya hubungan pola asuh orang editing, coding, tabulating, dan analisa
tua dengan kematangan emosi remaja di univariat dilakukan untuk menganalisa
SMA N 1 Sinonsayang. variabel pola asuh orang tua dan variabel
kematangan emosi. Analisa bivariat yang
METODE PENELITIAN digunakan adalah hasil tabulasi silang.
Desain penelitian ini adalah cross sectional Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa
yaitu Variabel independen dan Variabel kemaknaan 95% (P.Value < 0, 05). Setelah
dependen akan dilakukan serta diuji hasil memenuhi syarat dan di Tarik
dikumpulkan secara bersamaan (Setiadi, suatu kesimpulan dimana nilai p-value<0,
2013). Penelitian ini dilaksanakan di SMA 05). Maka sesuai dengan Hipotesis awal
N 1 Sinonsayang dalam waktu 1 bulan bahwa ada hubungan antara variabel
yaitu bulan Maret 2019. Populasi dalam dependen dan variabel independen.
penelitin ini adalah seluruh siswa di SMA
N 1 Sinonsayang. Penentuan jumlah HASIL dan PEMBAHASAN
sampel pada penelitian ini dilakukan 1. Analisa Univariat
perhitungan menggunakan rumus Slovin. Tabel 1. Distribusi Responden Menurut
Setiadi (2013) dan didapati hasil 95 Pola Asuh Orang Tua
responden yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu: siswa yanag bersedia menjadi Pola asuh orang n %
responden, siswa yang hadir saat tua
pengambilan data. Kriteria eksklusi: siswa
Baik 50 52,6
yang tidak hadir saat pengambilan data,
siswa yang tidak mengisi kuesioner, siswa
Kurang Baik 45 47,4
yang tidak tinggal serumah dengan orang
tua kandung (ayah dan ibu). Penelitian ini Total 95 100%
menggunakan instrumen berupa kuesioner Sumber: data primer, 2019
dan kuesioner ini sudah pernah di teliti
oleh Cici Devi (2012). Kuesioner pola Sebagian besar responden mendapatkan
asuh terdiri dari 48 pertanyaan dimana pola pola asuh orang tua yang baik yaitu
asuh Baik dengan skor ≤ 120, pola asuh sebanyak 50 (52, 6%). Dilihat juga dari
yang kurang baik ≥ 120 kuesioner penelitian yang dilakukan, terdapat
kematangan emosi terdiri dari 30 responden yang telah mendapatkan pola
pertanyaan dan kuesioner ini sudah pernah asuh yang baik seperti mengahargai
diteliti oleh Yahya (2012) pertanyaan penulis dalam melakukan penelitian, sopan
dibagi dalam dua kategori terkontrol dan dalam berkomunikasi dan mengisi
tidak terkontrol jika skor >75 terkontrol kuesioner dengan baik. Peneliti juga
jika skor <= 75 tidak terkontrol. Penelitian berasumsi bahwa pola asuh orangtua yang
ini menggunakan Data primer adalah data diterapkan di rumah pada responden
yang diperoleh langsung dari responden kebanyakan responden sudah mendapatkan
dan data sekunder data yang diperoleh dari pola asuh yang baik dari orang tua.
dari rekaptulisasi jumlah siswa di SMA N Menurut Wong (2009) pola
1 Sinonsayang. pengasuhan merupakan suatu proses
Pengolahan data pada penelitian ini mendidik, membimbing, dan
menggunakan pengolahan data dari mendisiplinkan serta melindungi anak
Notoatmojo (2012) diperoleh dari hasil untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan
secara manual dengan mengelompokan norma dalam masyarakat, pola asuh dibagi
hasil dari lembar kuesioner yang dibagikan menjadi tiga tipe yaitu otoriter, demokratis,
dan selanjutnya dilakukan analisis dan permisif. Menurut Petranto (Suarsini,
menggunakan uji statistik. Setelah itu 2013) pola asuh orang tua merupakan pola
diolah menggunakan system perilaku yang diterapkan pada anak
komputerisasi, tahap-tahap tersebut yaitu bersifat relative, konsisten dari waktu ke
3
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

waktu. Pola perilku ini dirasakan oleh dikatakan bahwa pola asuh yang
anak, dari segi negative maupun positif. diterapkan orangtua di rumah akan
Pola asuh yang diterapakan tiap keluarga berdampak kepada perilaku yang
berbeda, hal ini tergantung pandangan dari ditimbulkan remaja. Kondisi ini akan
tiap orang tua. Pola asuh orang tua adalah mendorong tumbuh dan berkembangnya
salah satu faktor yang mempengaruhi aspek kematangan emosi remaja. Namun
kematangan emosi remaja karena dalam penelitian ini tidak sejalan dengan
pengalamannya berinteraksi dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti
keluarga akan menentukan pola-pola (2013) dimana dalam penelitian ini
perilaku anak terhadap orang lain dalam mengatakan tidak ada hubungan antara
lingkungannya serta cara-cara orang tua pola asuh dengan kematangan emosi.
dalam memperlakukan anak-anaknya akan
memberikan akibat yang permanen dalam Tabel 2. Distribusi Responden
kehidupan anak. Berdasarkan Kematangan Emosi Remaja
Pola asuh orang tua memilki
pengaruh yang sangat besar bagi Kematangan n %
keperibadian anak yang tungguh sehingga emosi
anak berkembang menjadi pribadi yang Terkontrol 47 49,5
percaya diri, berinisiatif, berambisi, Tidak 48 50,5
beremosi stabil bertanggung jawab, dan terkontrol
mampu menjalin hubungan interpersonal Total 95 100%
yang posifit. Pola asuh orang tua juga Sumber: data primer, 2019
berpengaruh bagi kematangan emosi
remaja. Orang tua merupakan lembaga Penelitian tentang kematangan emosi yang
pertama dan utama dalam kehidupan anak, telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian
tempat belajar dan menyatakan diri sebagai besar responden sudah memiliki
makhluk sosial. Karena keluarga kematangan emosi yang tidak terkontrol
merupakan kelompok social yang pertama sebanyak 50, 5 (48 orang) dan sisanya
termpat anak dapat berinterksi. Dari terkontrol sebanyak 49,5 (47 orang).
pengalamannya berinteraksi di dalam Penelitian dapat dilihat melalui gejala-
keluarga ini akan menentukan pola gejala dalam bentuk tingkah laku, respon
perilaku anak terhadap orang lain di dalam maupun sikap remaja dalam berinteraksi
lingkungannya. Pola asuh orang tua adalah terhadap lingkungan sekitarnya. Istilah
salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan emosi sering kali membawa
kematangan emosi remaja. Karena implikasi adanya kontrol emosi. Dari
keluarga sebagai pengasuh dan kematangan emosi ini, maka para siswa di
pembimbing dalam meletakkan dasar- harapkan untuk menjadi lebih bisa
dasar perilaku remaja karena sikap, bersikap dewasa dalam berpikir dan
perilaku dan kebisan orang tua selalu bertindak. Siswa mampu mengendalikan
dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya perasaan dan tidak mementingkan
yang kemudian semua itu secara sadar atau kepentingan ego masing-masing sehingga
tidak sadar diresapinya dan kemudian akan tercipta lingkungan sekolah yang
menjadi kebiasaan pula bagi anaknya. baik, disiplin, aman, berprestasi dengan
Sejalan dengan penelitian dari Ferieska memiliki kematangan emosi yang stabil
(2016) terdapat hubungan yang signifikan siswa mampu melakukan kontrol terhadap
antara pola asuh orang tua dengan emosinya dalam menghadapi situasi yang
kematangan emosi remaja. Pola asuh orang ada.
tua merupakan pola asuh yang dapat Hasil penelitian (Astuti 2012) juga
menimbulkan sikap kematangan emosi mengindikasikan berbagai permasalahan
pada remaja dengan demikian dapat emosional remaja disebabkan oleh dampak
kasus-kasus keluarga atau lingkungan
4
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

sekitar remaja, diantaranya, korban Kusumawanta (2009) mengatakan bahwa


perceraian orang tua, ketidakharmonisan kematangan emosi adalah kemampuan
antara anggota keluarga, dan sebagainya. seseorang dalam mengontrol dan
Permasalahan emosional remaja yang mengendalikan emosinya. Seseorang yang
muncul ialah perilaku-perilaku agresif, memiliki kematangan emosi yang sudah
impulsif, mengalami gangguan perhatian matang tidak cepat terpengaruh oleh
seperti kurang konsentrasi, kecemasan, rangsangan atau stimulus baik dari dalam
kehilangan harapan-harapan, dan hal-hal maupun dari luar. Emosi yang sudah
yang terkait dengan mood management matang selalu belajar menerima kritik,
Fenomena yang terjadi sekarang mampu menangguhkan respon-responnya,
banyak di temui masalah remaja yang dan memilki saluran sosial bagi energi
berhubungan dengan kematangan emosinya, misalnya bermain, melakukan
emosinya, salah satunya penelitian hobi dan sebagainya. Salah satu faktor
menurut Asih dan Pratiwi (2010) yang yang mempengaruhi perkembangan
berjudul “Perilaku Prososial Ditinjau Dari kematangan emosi seseorang adalah pola
Empati dan Kematangan Emosi” pada asuh orang tua. Pola asuh orang tua
penelitian ini di jelaskan bahwa ada terhadap anak bervariasi. Ada yang yang
hubungan positif dan signifikan antara bersifat otoriter, acuh tak acuh (permisif),
kematangan emosi dengan perilaku dan demokratis (Astuti, 2012).
prososial dan ada hubungan positif antara
empati dengan perilaku prososial, seperti 2. Analisa Bivariat
perilaku yang menguntungkan orang lain
yang dilakukan secara sukarela dan tanpa Tabel 3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
keuntungan yang nyata bagi orang yang dengan Kematangan Emosi Remaja Di
memberikan bantuan. Individu yang telah SMA N 1 Sinonsayang.
mencapai kematangan emosi dapat P-
diidentifikasikan sebagai individu yang Kematangan emosi
value
dapat menilai situasi secara kritis terlebih Pola Tidak
dahulu sebelum bertindak, tidak lagi Terkontrol Total
asuh terkontrol
bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti
n % n %
anak-anak atau orang yang tidak matang
emosinya, memiliki kontrol diri yang Baik 31 62,0% 19 38,0% 50 0,018
kurang baik, tidak dapat menilai situasi
Kurang
secara kritis terlebih dahulu sebelum 16 35,6% 29 64,4% 45
baik
bertindak dan tidak lagi bereaksi tanpa
berpikir sebelumnya. Individu yang sudah Total 47 100 48 100
memilki kematangan emosi mampu Sumber: Data Primer 2019
mengekspresikan emosinya dengan tepat
atau sesuai dengan keadaan yang Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari
dihadapinya sehingga lebih mampu 95 responden diketahui kebanyakan
beradaptasi karena dapat menerima responden sudah mendapatkan pola asuh
beragam orang dan situasi dan yang baik yaitu sebanyak 50 (52, 6) dan
memberikan reaksi yang tepat sesuai mendapatkan pola asuh yang kurang baik
dengan tuntutan yang dihadapi (Hurlock, yaitu sebanyak 45 responden (47,4).
2004). Analisis hasil uji hipotesis dari pola asuh
Kematangan emosi adalah orang tua dengan kematangan emosi
kemampuan menerima hal-hal negatif dari remaja di SMA N 1 Sinonsayang
lingkungan tanpa membalasnya dengan menggunakan uji statistik chi-square pada
sikap yang negatif, melainkan dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0, 05), dari
kebijakan (Martin, 2003). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan

5
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

menunjukkan adanya hubungan antara pola dengan baik dalam lingkungan keluarga
asuh orang tua dengan kematangan emosi yang baik dan sehat, yaitu anggota
remaja di SMA N 1 Sinonsayang, dimana keluarga hidup selaras satu sama lain.
nilai P = 0,018 < α = 0, 05. Remaja yang Hubungan yang sangat hangat dan terbuka
sudah memilki kematangan emosi, dia antara orang tua dan anak-anak akan
akan mampu untuk berperilaku sesuai memudahkan komunikasi antara kedua
dengan karakteristik kematangan emosi bela pihak, sehingga kedua pihak bisa
tersebut. Remaja yang belum memiliki berkomunikasi dengan baik dan orangtua
kematangan emosi akan cenderung dapat mengontrol kematangan emosi anak-
melakukan perilaku yang tidak sesuai anak. Sejalan dengan pendapat Desmita
dengan karakteristik dari kematangan (2011) bahwa munculnya emosi seseorang
emosi itu sendiri. Intinya remaja yang telah sangat tergantung atau dipengaruhi
memilki kematangan emosi akan mampu lingkungan, pengalaman, dan kebudayaan.
melakukan kontrol terhadap emosinya. Perkembangan emosional individu
Anak usia remaja, status remaja merupakan perkembangan yang paling
mendorong mereka menuntut diperlakukan sulit untuk diklasifikasikan, hal ini
sebagai orang dewasa dan berupaya ditunjukkan pada gejala kehidupan sehari-
melepaskan diri dari ikatan emosional hari bahwa tidak jarang orang dewasa juga
dengan orang tua. Tuntutan ini merupakan mengalami kesulitan untuk menyatakan
dilema bagi kebanyakan orang tua, perasaannya. Artinya tidak hanya jenis
sehingga orang tua perlu tepat dalam pola asuh orangtua dan jenis kelamin saja
memilih cara mengasuh anak-anak remaja yang menjadi faktor tercapainya
dengan baik. kematangan emosi usia remaja, tetapi
Hasil Penelitian ini sejalan dengan masih ada faktor lainnya seperti
penelitian yang dilakukan oleh Yuni lingkungan teman sebaya, pengalaman,
(2018) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh dunia luar dan kebudayaan.
hubungan yang signifikan antara Faktor yang mempengaruhi
kematangan emosi remaja di Desa kematangan emosi yang pertama yaitu,
Kumbang Padang Permata Kabupaten rangsangan yang menimbulkan emosi,
Banyuasin, dimana pola asuh yang paling emosi akan berlangsung terus selama
banyak diterapkan pada remaja dalam stimulasinya ada dan yang menyertainya
mengontrol kematangan emosinya adalah masih aktif, karena emosi mempengaruhi
pola asuh demokratis. Sejalan dengan tingkah laku, tingkah lakunya akan terus
penelitian Ferieska (2016) terdapat terpengaruh selama stimulasinya aktif,
hubungan yang signifikan antara pola asuh namun demikian emosi bukan salah
orang tua dengan kematangan emosi satunya faktor yang menentukan tingkah
remaja. Pola asuh orangtua yang baik akan laku. Kemudian faktor yang kedua yaitu,
berdampak kepada kematangan emosi perubahan fisik dan psikologis, dapat
remaja, hal ini dikarenakan remaja yang dipengaruhi oleh rangsangan yang
diasuh dengan pola asuh yang baik akan menimbulkan emosi. Emosi ini akan
memiliki kemampuan untuk dapat menghasilkan berbagai perubahan yang
menghindari permusuhan karena pola asuh mendalam (visceral changes) dan akan
orangtua yang selalu menjelaskan mempengaruhi urat-urat kerangka dalam
mengenai dampak perbuatan baik dan tubuhnya (Djaali 2008). Anak tumbuh dan
buruk kepada dirinya, serta remaja mampu berkembang di bawah asuhan orang tua,
berfikir positif mengenai diri pribadinya. melalui orang tua, anak beradaptasi dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungannya dan mengenal dunia
pola asuh orang tua dalam kematangan sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang
emosi yaitu: faktor lingkungan keluarga, berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan
kematangan emosi dapat berkembang karena orang tua merupakan dasar pertama

6
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

bagi pembentukan pribadi anak. Pola asuh dengan kematangan emosi remaja pada
orang tua sangat erat hubungannya dengan siswa SMA Theresiana Salatiga.
kepribadian anak setelah dia menjadi
dewasa. Orang tua diharapkan dapat
menerapkan pola asuh yang bijaksana atau
SIMPULAN
menerapkan pola asuh yang sebaiknya
Sebagian besar responden sudah
tidak membawa kehancuran atau merusak
mendapatkan pola asuh yang baik.
jiwa dan watak seorang anak (Anggreni &
Sebagian dari siswa SMA N 1
Notobroto, 2017).
Sinonsayang sudah memilki kematangan
Pemberian pola asuh orang tua
emosi yang baik, dan terahkir adanya
kepada anak seharusnya diberikan sejak
hubungan antara pola asuh orang tua
dini ketika emosi anak mulai terbentuk
dengan kematangan emosi remaja di SMA
karena sudah tugas orang tua melengkapi
N 1 Sinonsayang.
dan mempersiapkan anak menuju ke
kedewasaan dengan memberikan DAFTAR PUSTAKA
bimbingan dan pengarahan yang dapat Ali, M & Asrori, M. (2010). Psikologi
membantu anak dalam menjalani Remaja, Perkembangan Peserta
kehidupan karena dapat dilihat pada masa Didik. Jakarta: Bumi Aksara
usia dewasa awal tidak sedikit diantara
anak yang kurang mampu mencapai Anggreni, D. & Notobroto, B. (2017).
kematangan dalam emosinya. Hal ini Hubungan Pola Pengasuhan Orang
disebabkan karena banyaknya masalah Tua Dengan Tindakan Pencegahan
yang dihadapinya dan tidak mampu Kekerasan Seksual Pada Anak (Studi
mengatasinya. Induvidu yang stabil Kasus Dalam Rangka Pencegahan
emosinya atau matang dalam emosi akan Kekerasan Seksual Pada Anak Di
memiliki muatan emosi yang rendah, Kota Mojokerto) Dhonna, 9(1), 9–17.
mampu menanggulangi permasalahan yang
dihadapi dan tidak mengalami kesulitan Astuti, Indri. (2012). Hubungan Konsep
emosi yang berlebih. Diri dengan Kematangan Emosi
Hasil penelitian ini dapat Remaja di Dukuh Jetis, Kunden,
disimpulkan dimana orang tua lebih lagi Karanganom, Klaten. Skripsi.
dalam mengawasi pergaulan anak dan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
menerapakan pola asuh orang tua yang Institut Agama Islam Negeri
baik dan sesuai dengan anak-anak remaja Surakarta
karena pola asuh sangat berpengaruh pada
Asih, G. Y & Pratiwi, M. M. S. (2010).
kematangan emosi remaja. Jika pola asuh
Perilaku Prososial Ditinjau dari
yang diterapkan orang tua baik, maka
Empati dan Kematangan Emosi.
kematangan emosi remaja baik namun jika
Jurnal Psikologi Vol 1, No 1.
penerapan pola asuh yang kurang tepat
untuk anak usia remaja maka mereka Baumrind, (2012). Jenis Pola Asuh Anak.
cenderung melakukan hal-hal yang Jakarta: Galia Indonesia.
mengarah ke perilaku negatif. Penelitian
ini didukung oleh penelitian yang Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan.
dilakukan Aditya Pranata Kusuma (2009) Jakarta: Bumi Aksara
terdapat hubungan yang signifikan dan
positif antara pola asuh demokratis dengan Devi. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang
kematangan emosi. Namun hal ini tidak Tua Dengan Kecerdasan Sosial Pada
sejalan dengan penelitian Jayanti (2012) Siswa Kelas IV SD Jatimulyo
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan 01.SKRIPSI.
yang signifikan antara pola asuh orang tua

7
e-journal Keperawatan(e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Mei 2019

Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Notoatmodjo. (2012). Metodelogi


Peserta Didik. Bandung. PT. Remaja Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rosdakarya. Rinela Cipta.
Setiadi (2013).Konsep Dan Praktek
Penulisan Riset Keperawatan
Ferieska. F & Yuliana, I.L(2016). (Edisi 2).Yogyakarta: Graha
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Ilmu
Dengan Kematangan Emosi Remaja.
Jurnal Psikologi Vol 12, No 2. Wong, D.L. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediatric. Edisi 6.
Hurlock, Elizabeth B. (2004).
Developmenral Psychology. Jakarta: Volume 1.
Erlangga Jakarta a: EGC
Jayanti, R. D.(2012). Hubungan Pola Asuh Yahya. N. (2010). Hubungan pola asuh
Orang Tua Dengan Kematangan orangtua terhadap kematangan emosi
Emosi Pada Siswa SMA remaja di kampung bontoa kelurahan
Theresiana Salatiga. Skripsi. parang loe kecamatan tamalanrea
Fakultas Keguruan Dan Ilmu makassar. Hubungan Pola Asuh
Pendidikan Universitas Kristen Orangtua Terhadap Kematangan
Satya Wacana Salatiga. Emosi Remaja Di Kampung Bontoa
Kelurahan Parang Loe Kecamatan
Kapri, U. C. Rani, N. (2014). Emotional Tamalanrea Makassar.
Maturity: Characteristics And
Levels. International Journal Of Yuni, S. (2018). Hubungan Pola
Technological Exploration And Asuh Orang Tua Dengan
Leasrning. 3. 1. 359- 361 Kematangan Emosi Remaja
Di Desa Kumbang Padang
Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Permata Kecamatan
Informasi. (2014). t.t Situasi Banyuasin.SKRIPSI.
Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta Selatan.
Kusumawanta, D.G.B. (2009). Imam
diamang batas. Yogykarta: Kanisius.
Kusuma, A. (2009). Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Kematangan
Emosi Siswa Kelas XI Sma Negeri
Bergas. Skripsi. Semarang: Program
Studi Bimbingan Dan Konseling.
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang.
Martin, Anthony. 2003. Emotional Quality
Management, Refleksi, Revisi, dan
Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan
Emosi. Jakarta: Arga

Anda mungkin juga menyukai