ABSTRAK
Remaja umumnya sering mengalami perubahan emosi yang dinamai dengan kondisi storm
and stress, oleh karenanya dituntut untuk tidak hanya cerdas intelektual atau kognitif saja,
namun juga cerdas emosionalnya dalam mengenal dan mengontrol emosi diri sendiri. Baik
atau buruknya kecerdasan emosional remaja ini terkait dengan beberapa faktor penting yang
mempengaruhinya, salah satunya lingkungan keluarga yang didalamnya gaya pengasuhan
yang orang tua berikan pada anak mereka yang menginjak masa remaja. Tujuan: Penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional
pada remaja. Metode: Penelitian menggunakan studi kepustakaan atau literature review. Alat
pencarian menggunakan GoogleScholar Garuda, PubMed, Science direct dan perpustakaan
berbasis online. Kata kunci yang digunakan yaitu pola asuh, remaja, dan kecerdasan
emosional. Kriteria pemilihan sumber antara lain artikel jurnal atau buku yang membahas
tentang pola asuh orang tua dan kecerdasan emosional pada remaja, jurnal terindeks Sinta dan
ScimagoJr, jurnal full text terbitan tahun 2010 – 2020 dengan data primer. Hasil pencarian
diperoleh 10 jurnal yang memenuhi kriteria, lalu data dianalisis dengan metode deskriptif.
Hasil: Pola asuh orang tua memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan
kecerdasan emosional anak di usianya yang menginjak remaja. Diperlukan perlakukan yang
seimbang antara dimensi kehangatan serta controlling dalam membimbing mereka. Hal ini
dapat membantu meningkatkan perkembangan kecerdasan emosional kea rah yang baik.
Kata Kunci : Pola Asuh, Remaja, Kecerdasan Emosional
ABSTRACT
Generally adolescents often experience emotional changes call is storm and stress
conditions, therefore, demanding not only intellectual or cognitive intelligence, but also
emotional intelligence for recognizing and controlling emotion. adolescent have bad or good
emotional intelligence is relate to several important factors that influence it, one of theme is
family environment in which the parenting style that parents give to their children to step on
adolescent. Objective: this study puspose to find out corelation pattern of parenting with
emotional intelligence to adolescent Method: This study used a literature review with
sistematic review design. Search tool uses GoogleScholar Garuda, PubMed, Science direct
and online library. The keywords use are parenting, adolescent,and emotional intelligence.
Criteria for selecting sources include journal articles or books about parenting and
emotional intelligence to adolescents, journals indexed in Sinta and ScimagoJr, open access
journal or journal full text, year of publication from 2010 up to 2020 with primary data. The
search results obtained 10 journals that qualify of criteria, then the data were analyzed using
descriptive methods. Result: Parenting patterns have a significant impact on the development
of adolescent emotional intelligence. It is necessary to treat a balance between the
dimensions of warmth and controlling in guiding them. This can help improve the
development of emotional intelligence for the better.
Keywords: Parenting, Adolescent, Emotional intelligence
1|Page
Journal Healthcare Education
Sesungguhnya ada ratusan emosi dengan mengelola emosi orang lain. (Mayer &
variasi, campuran, mutasi, dan nuansanya Salovey,1997)
sehingga makna yang dikandungnya lebih Mengembangkan kecerdasan emosional
banyak, kompleks, dan halus. Meskipun akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
emosi itu sedemikian kompleks, Goleman faktor internal dan eksternal. Faktor
mengidentifikasi sejumlah kelompok internal, yaitu segi jasmani yang
emosi, yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, merupakan kesehatan daripada individu
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan sendiri dan psikologi anak remaja,
malu (Goleman dalam Ali dan Asrori, sedangkan faktor eksternal yaitu,
2014). lingkungan sekitar individu sendiri yang
Seiring dengan remaja yang mengalami termasuk didalamnya adalah pengaruh
perubahan emosi, remaja dituntut tidak pola asuh orang tua di lingkungan
hanya cerdas intelektual atau kognitif rumahnya, bagaimanapun juga dalam
namun juga cerdas emosional dalam keluarga, orang tua adalah pendidik
mengenal dan mengontrol emosinya. pertama dan memiliki peran penting bagi
Kecerdasan emosional menurut Mayer & perkembangan anak remaja, serta faktor
Salovey (1997) adalah kemampuan untuk yang mempengaruhi lainnya di sekolah
memahami, menilai, dan mengekspresikan dan masyarakat. (Franc, 2014)
emosi secara akurat, kemampuan untuk Pola asuh orang tua di lingkungan keluarga
mengakses dan menghasilkan perasaan merupakan salah satu faktor penting dalam
untuk memfasilitasi kegiatan kognitif, perkembangan kecerdasan emosi remaja,
kemampuan untuk memahami konsep dan pola asuh orang tua juga salah satu
yang relevan dengan emosi dan upaya dalam mengembangkan kecerdasan
menggunakan bahasa relevan dengan emosional pada remaja. Pola asuh adalah
emosi, kemampuan untuk mengelola suatu cara bagaimana orang tua mengasuh
emosi sendiri dan emosi orang lain untuk dan mendidik anak remaja, pola asuh
meningkatkan pertumbuhan, orang tua juga merupakan bentuk dan
kesejahteraan, dan hubungan sosial proses interaksi yang terjadi antara orang
fungsional. tua dan anak remaja dalam keluarga yang
Daniel Goleman dalam Ruswandi (2013), akan memberi pengaruh terhadap
mempunyai pendapat bahwa keberhasilan perkembangan kepribadiannya, yang
seseorang di masyarakat sebagian besar didalamnya termasuk juga perkembangan
ditentukan oleh kecerdasan emosional emosi (Baumrind, 1991).
sekitar 80% dan 20% ditentukan oleh Hurlock dalam Tridonanto (2014), bahwa
faktor kecerdasan kognitif. Hal tersebut perlakuan orang tua terhadap anak akan
akan perlunya dibangun suatu mekanisme mempengaruhi sikap anak dan
yang efektif dalam menciptakan perilakunya. Adapun salah satu upaya
kecerdasan emosional, alasan memicu yang dilakukan untuk membentuk karakter
timbulnya perilaku menyimpang seperti yang baik yakni dengan pendampingan
sikap pesimis dan konsep diri yang negatif, orang tua yang berbentuk pola asuh.
dikarenakan tidak memiliki kematangan Hendaknya orang tua mempersiapkan
kepribadian atau kurangnya kecerdasan dengan baik, untuk menemukan pola asuh
emosional (Ruswandi, 2013). Kecerdasan yang tepat dalam mendidik anak.
emosional emosi sendiri dikelompokkan Baumrind (1991) mengklasifikasikan pola
ke dalam lima karakter kemampuan, yaitu asuh orang tua menjadi tiga jenis, yaitu
mengenali emosi diri, mengelola emosi, pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter, dan
memotivasi diri, mengenali emosi orang pola asuh permisif.
lain, dan membina hubungan yang Berdasarkan penelitian Ni Putu Ayu
menuntut kecerdasan seseorang dalam Werdhiatmi, Ni Ketut Sri Diniari, dan Ni
3|Page
Journal Healthcare Education
Ketut Putri Ariani (2019), tentang sejak bulan April – Juli 2020. Alat
hubungan pola asuh orang tua dengan pencarian atau data base yang peneliti
kecerdasan emosional remaja di sekolah gunakan yaitu, Garuda, Google scholar,
menengah pertama (SMP) Negeri 3 PubMed, dan Science direct. Peneliti
Negara. Remaja yang menjadi responden mencari literature tersebut mengacu pada
berjumlah 60 orang, diminta mengisi kriteria inklusi dan eklusi. Peneliti dalam
kuesioner berupa Pola Asuh dan mencari literature atau jurnal dalam kata
Kecerdasan Emosional. Skor kedua skala kuncinya menggunakan Boolean operator
tersebut kemudian dianalisis untuk (AND, OR NOT or AND NOT)
korelasi. Hasil penelitian menunjukkan ada penggunaan seperti ini akan
hubungan signifikan antara pola asuh mempermudah peneliti dalam mencari
orang tua dengan kecerdasan emosional literature yang sesuai, karena pencarian
remaja dengan (p = 0,000; p < 0,05). Hasil yang didapat akan lebih spesifik dan
ini mengindikasikan bahwa semakin bagus menentukan. Peneliti mengevaluasi
pola asuh orang tua maka semakin baik kelayakan jurnal yang
juga kecerdasan emosional remaja. didapat,menggunakan The Joanna Briggs
Penelitian pada responden remaja yang Institute Critical Appraisal Tools (JBI).
diberi pola asuh demokratis menunjukkan
hasil yang tingkat kecerdasan emosional HASIL
yang baik dibanding pola asuh permisif
dan otoriter. Untuk itu peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang Hubungan
Pola Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan
Emosional pada Remaja: Literature
Review.
METODE
Peneliti menerapkan rancangan penelitian
literature review atau kajian pustaka,
menurut Randolf (dalam Setyosari, 2016)
literatur review yaitu suatu analisis
informasi yang pusat perhatiannya pada
temuan dan mengambil kesimpulan dari
suatu isi literatur tersebut. Sumber yang
peneliti gunakan yaitu, jurnal, buku, dan
lainnya yang peneliti peroleh secara
online yang berkaitan dengan variabel
penelitian. Peneliti akan menggunakan
Joanna Briggs Institute (JBI) Critical
Appraisal Tools untuk mengevaluasi jurnal
dalam menentukan penyeleksian studi
yang telah ditemukan dan telah sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui Hubungan
antara variabel independen Pola Asuh
Orang Tua dengan variabel dependen
Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal.
Pencarian kepustakaan atau literature ini Bagan 1 Prisma Literature Review
menggunakan alur bagan prisma dimulai
4|Page
Journal Healthcare Education
tetapi kecerdasan emosi remaja masih 2016; Werdhiatmi, Diniari, dan Ariani,
kurang. 2019).
Pola Asuh Orang Tua terhadap Pola asuh otoriter adalah pola asuh orang
Kecerdasan Emosional Remaja tua yang lebih mengutamakan membentuk
Pola Asuh Orang Tua kepribadian anak dengan cara menetapkan
Studi ini menegaskan tentang pentingnya standar mutlak yang harus dituruti,
peran orang tua didalam lingkungan biasanya dibarengi dengan ancaman. Pola
keluarga. Salah satu peran penting orang asuh otoriter memiliki ciri-ciri, sebagai
tua adalah dalam pemberian pola asuh berikut: anak harus tunduk dan patuh pada
pada anak. Orang tua harus lebih berhati – kehendak orang tua; pengontrolan orang
hati tentang gaya pola asuh mereka untuk tua terhadap perilaku anak sangat ketat;
memberikan manfaat dan kesejahteraan orang tua hampir tidak pernah memberi
pada anak. Pola asuh sendiri merupakan pujian; orang tua yang tidak mengenal
suatu cara atau sikap orang tua kompromi dan dalam komu¬nikasi
mengekspresikan keyakinan mereka biasanya bersifat satu arah. Sama halnya
tentang apa artinya menjadi orang tua yang dengan pola asuh permisif yang sifatnya
baik atau orang tua yang buruk. Orang tua mengabaikan perilaku anak. Dampak yang
mencoba untuk mengadopsi pola asuh ditimbulkan dari kedua pola asuh ini, anak
yang disesuaikan dengan kebutuhan putra memiliki sifat dan sikap, seperti:
dan putri mereka sendiri, beberapa dari cenderung membentuk remaja yang kaku
mereka mempertimbangkan kesempatan dan tidak fleksibel, yang membutuhkan
mendidik remaja seperti mereka pernah aturan yang jelas untuk merasa aman, yang
dididik, dan yang lain ingin bertindak tidak bertanggung jawab atas perasaan
berbeda dari pendidikan orang tua mereka mereka sendiri tetapi menyalahkan yang
(Nguyen et al., 2020; Asghari dan lain untuk mereka; mudah tersinggung;
Besharat, 2011; Nastasa dan Sala, 2012). pena¬kut; pemurung dan merasa tidak
Orang tua cenderung mengadopsi suatu bahagia; mudah terpengaruh; mudah
gaya pola asuh dan dengan mudah dan stress; tidak mempunyai arah masa depan
cepat pindah ke gaya lain (ketika mereka yang jelas; dan tidak bersahabat
marah dan frustrasi mereka menjadi (Werdhiatmi, Diniari, dan Ariani, 2019;
otoriter, mereka menjadi permisif ketika Nastasa dan Sala, 2012
lelah dan mencoba untuk mengimbangi Orang tua dengan pola asuh ototritatif atau
melalui pendekatan demokratis), yang demokrasi menunjukkan bahwa orang tua
secara negatif mempengaruhi memandang anak di usianya remaja
perkembangan psikologis anak dan remaja. sebagai orang yang pendapatnya atau
Peneliti telah mengidentifikasi empat gaya perilaku dapat dipercaya. Pola asuh ini
pengasuhan: otoriter, demokratis atau didalamnya menunjukkan sikap yang
ototritatif, dan Peneliti telah hangat serta penyayang dan controlling
mengidentifikasi tiga gaya pengasuhan: yang seimbang. Kehangatan yang
otoriter, permisif, demokratis diberikan orang tua membuat anak
atauototritatif, dan menolak-mengabaikan. menjadi merasa tidak kekurangan
pola asuh berkaitan dengan kemampuan perhatian, karenanya dalam diri anak akan
beradaptasi, pengaturan emosi, dan timbul perasaan peka, diusianya yang
impulsive atau menolak-mengabaikan. menginjak remaja akan membuat dirinya
pola asuh berkaitan dengan kemampuan lebih mempunyai sifat atau sikap
beradaptasi, pengaturan emosi, dan kepedulian, empati, serta rasa sosial yang
impulsif. (Nastasa dan Sala, 2012; baik. Sehingga anak tersebut berkembang
Argyriou, Bakoyannis, dan Tantaros, menjadi individu yang memiliki perilaku,
seperti; Dapat mengidentifikasi dan
7|Page
Journal Healthcare Education
Devita, Y. (2019). Prevalensi Masalah Mayer , J. D., & Salovey , P. (1997). What
Mental Emosional Remaja Di Kota is emotional intelligence? In P.
Pekanbaru. Jurnal Keperawatan Salovey, & D. J. Sluyter, Emotional
Priority, 33-43. development and emotional
Franc, A. Y. (2014). Rahasia Otak & intelligence (pp. 3-34). New York:
Kecerdasan anak. Yogyakarta: Basic Book.
Teranova Books. Mubasyiroh, R., Putri, I. Y., & Tjandrarini,
Gugliandolo, M. C., Mavroveli, S., Costa, D. H. (2017). Determinan Gejala
S., Cuzzocrea, F., & Larcan, R. Mental Emosional Pelajar SMP-
(2019). The relative contribution of SMA di Indonesia Tahun 2015.
parenting practices in predicting trait Buletin Penelitian Kesehatan, 103-
emotional intelligence in an Italian 112.
adolescent sample. British Journal of Nastasa, L. E., & Sala, K. (2010).
Developmental Psychology, 585- Adolescents emotional intelligence
599. and parental styles. Social and
Haryani, N. D. (2015). Hubungan Pola Behavioral Scince, 472-482.
Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan Nguyen, Q. A., Tran, T., Tran, T.-A.,
Emosi Anak Usia Pra-Sekolah (4-6 Nguyen, T., & Fisher, J. (2020).
tahun) di TK Sejahtera II Ganda Soli Perceived Parenting Styles and
Purwakarta. Skripsi. Emotional. The Family Journal:
Hidayah, R., Yunita, E., & Utami, Y. W. Counseling and therapy for Couples
(2013). Hubungan Pola Asuh Orang and Families, 1-14.
Tua dengan Kecerdasan Emosional Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun) Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Di TK SENAPUTRA Kota Malang. Rineka Cipta.
Jurnal Keperawatan, 131 - 135. Novianty, A. (2016). PENGARUH POLA
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi ASUH OTORITER TERHADAP
Perkembangan. Jakarta: Erlangga. KECERDASAN EMOSI PADA
Husaini, A. N. (2013). Hubungan antara REMAJA MADYA. Jurnal Ilmiah
Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Psikologi, 17-26.
terhadap Resiko Perilaku Bullying Papalia, D. E. (2008). Psikologi
Siswa di SMA Triguna Utama Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Ciputat Jakarta. Skripsi. Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2012).
Kuncoro, M. (2013). Metode Riset untuk Pengantar Psikologi dalam
Bisnis dan Ekonomi . Jakarta: Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Erlangga. Prabowo, A. (2016). Kesejahteraan
Kusumawardani, N., Rachmalina, S., Psikologis Remaja di Sekolah. Jurnal
Wiryawan, Y., Anwar, A., Ilmiah Psikologi Terapan, 246-260.
Handayani, K., Mubasyiroh, R., . . . Putri, N., & Rustika, I. (2019). Peran pola
Permana, M. (2015). Perilaku asuh otoritatif dan internal locus of
Berisiko Kesehatan Pada Pelajar control terhadap kecerdasan
SMP dan SMA di Indonesia. Jakarta: emosional. Jurnal Psikologi
Badan Litbangkes Kementerian Udayana, 56-66.
Kesehatan RI. Riduwan. (2012). Metode & Teknik
Lestari, R. K., Artanti, G., & Riska T, N. Menyusun Proposal Penelitian.
(214). Hubungan antara Pola Asuh Bandung: Alfabeta.
Orang Tua yang Bekerja dengan Ruswandi. (2013). Psikologi
Kecerdasan. Jurnal Kesejahteraan Pembelajaran. Bandung: Cipta
Keluarga dan Pendidikan, 95-100. Pesona Sejahtera.
10 | P a g e
Journal Healthcare Education
11 | P a g e