Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
JURUSAN PSIKOLOGI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Padahal kualitas pengasuhan dari sosok ibu maupun sosok ayah harus imbang dan
sejajar sebab,pengalaman dengan sosok ayah, mempengaruhi anak sampai ia beranjak
usia dewasa nanti. (Setyawati & Rahardjo, 2015).
Bagaimana jika salah satu dari mereka tidak hadir secara fisik maupun psikis,
ketidakhadiran salah satu sosok dalam mendidik anak kali ini dilihat dari sosok ayah
(fatherless).maknanya ketiadaan peran ayah dalam perkembangan seorang
anak ,berupa ketidakhadiran baik secara fisik maupun psikologis.Walaupun seorang
ayah hadir secara fisik maupun materi tapi tidak secara aspek emosional maka anak
tersebut bisa mengalami fatherless.
Indonesia disebut sebagai negara fatherless country yang mana anak merasakan
momen father hunger berdampak pada banyak aspek kehidupan, oleh Goleman
meneliti lalu menyatakan bahwa sosok anak yang hidup tanpa terlibat nya sosok ayah
mengalami masalah berupa segi fisik maupun psikologis nya seperti depresi,nilai
akademik yang buruk dan juga masalah terkait pergaulan (Khayati, 2012).
Seiring bertambahnya usia interaksi seorang anak dan orang tuanya akan
berkurang dan cenderung menghabiskan banyak waktu dengan lingkungan,yang mana
akan berpengaruh pada ikatan secara emosional.
Masa dewasa awal adalah salah satu tahap yang akan dilalui dalam proses kehidupan
setelah melalui fase remaja, rentang usia dewasa awal dimulai sejak usia 18-40 tahun,
pada masa dewasa awal akan terbentuk dan terlihat adanya kematangan emosi.
masa dewasa awal Hurlock (2011) dia menyatakan bahwasanya individu sudah bisa
untuk mengidentifikasi problem yang dia hadapi secara baik sehingga lebih terarah
dan tenang serta individu dapat dikatakan emosi nya matang saat memiliki self
control yang baik.bisa mengungkapkan emosi dengan cermat sesuai dengan kondisi
yang dihadapinya (Hurlock, 2002).
menurut Nisfiannoor dan Yuni Kartika (2004:165-166), Hubungan antara orang tua
dan anak termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi regulasi emosi. menurut
Gross (2007) factor yang mempengaruhi kemampuan regulasi emosi seseorang salah
satunya adalah gaya pengasuhan. didukung menurut Hendrikson (2013) salah satu
sebab yang akan mempengaruhi regulasi emosi ialah pola asuh pada orang tua.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa perang orang tua , kehadiran sosok
pengasuhan orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan terutama aspek
emosional.
Regulasi emosi yang tidak tepat akan menyebabkan berbagai aspek negatif
berupa kecemasan hingga depresi. Hal ini terlihat dari penelitian oleh Amone-P'Olak,
Garnefski, Kraaij & Kashdan, 2007; Garnefski, Koopman, Kraaij & ten Cote, 2008;
bahwa regulasi emosi yang tepat dapat secara signifikan berhubungan pada
kesejahteraan subjek.
Pengaturan emosi yang baik memungkinkan seseorang imbang antara emosi positif
maupun negatif, serta merasa cukup dalam berbagai aspek kehidupan. Sebaliknya,
penelitian oleh Tortella-feliu, Balle & Sesé, 2010; jika strategi regulasi emosi yang
tidak baik dapat menyebabkan adanya depresi dan kecemasan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 menyatakan telah terjadi
sebanyak 5.787 kasus pencobaan bunuh diri maupun kasus bunuh diri yang sudah
terjadi.
Juga terlihat pada penelitian oleh Septiani & Nasution (2017) yang berjudul
“Perkembangan Regulasi Emosi Anak dilihat dari Peran Keterlibatan Ayah dalam
Pengasuhan” penelitian ini menyatakan ada keterkaitan antara regulasi emosi anak
dengan peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan. nilai korelasi 0,745, artinya
hubungan cukup tinggi. Serta menunjukkan angka 56% pengaruh peran keterlibatan
sosok ayah terhadap perkembangan regulasi emosi.
Dari beberapa penelitian ini, pembaharuan dari penelitian saya dengan melihat
dari aspek usia dewasa awal , saya menyatakan adanya pembeharuan atau berbeda
dikarenakan masih sedikit penelitian tentang pengaruh keterlibatan ayah pada regulasi
emosi di usia dewasa awaL.
BAB II
KAJIAN TEORI
Perkembangan anak sering kali dikaitkan dengan sosok ibu, keterlibatan sosok
seorang ibu cenderung jadi pusat perhatian oleh masyarakat.sedangkan keterlibatan sosok
seorang ayah sangat jarang terperhatikan oleh masyarakat sekitar, hal ini di karenakan sosok
mengasuh masih kuat dengan stigma gender yang mana hal ini sosok ibu menjadi tokok
utama dalam pengasuhan seorang anak.
Sosok ayah sering kali dilihat sebagai sosok yang hanya berfokus pada mencari
nafkah dan bertanggung jawab dalam hal kebutuhan keluarga. Hal ini karena masih besarnya
pengaruh patriarki yang beredar pada masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan dukungan yang
dipaparkan oleh Pleck (1997) yang mana pada zaman colonial pada sejarahnya bangsa
Amerika, sosok ayah itu lebih dipandang sebagai sosok yang mengajarkan berupa nilai moral.
Saat memasuki masa industrial sosok seorang ayah berubah menjadi dari yang mengajarkan
nilai moral menjadi sosok yang menyokong ekonomi dalam rumah tangga. Seiring
berkembangnya waktu sosok seorang ayah mulai terlibat dalam hal pengasuhan (Griswold,
1993).
Pengasuhan seorang ayah memberikan nuansa baru yang mana sang anak akan belajar
tentang ketegasan, maskulinitas, kebijaksaan,rasa tanggung jawab, tantangan. Pengasuhan
anak bukan dihasilkan dalam waktu yang singkat yang mana pengasuhan berarti berulang.
Tidak hanya selesai dalam sehari akan tetapi berlanjut dan sambung menyambung dari waktu
ke waktu, dari perekembangan yang satu ke perkembangan berikutnya.
Menurut Sosok ayah dikatakan terlibat dalam pengasuhan anaknya Ketika ia memiliki
inisiatif untuk langsung terlibat dan akan terlihat kehangatan diantara keduanya, dengan
melibatkan dan memanfaatkan berbagai hal baik dari kedekatan secara kontak fisik, emosi
maupun kognisi. (Andayani, Koentjoro, 2004).
Dari kalimat- kalimat yang sudah dipaparkan diatas bahwa dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwasanya keterlibatan dari sosok ayah dalam pengasuhan berarti sang ayah
dari sudut pandang Hawkins yang akan dipakai dalam penelitian ini, yaitu bagaimana sosok
ayah itu jumlah waktu yang diluangkan sosok ayah atau interaksi secara langsung pada sosok
ayah dan anaknya.
Ada tiga hal yang terdapat dalam keterlibatan sosok ayah hal ini dikemukakan oleh
Lamb (2010) yang terdiri dari, Keikutsertaan (engagement), Aksesibilitas (accessibility) dan
rasa Tanggung Jawab (responsibility).
Ialah adanya keterlibatan sosok seorang ayah yang berupa pengasuhan langsung yang
melibatkan interkasi secara langsung antara sang ayah dan sang anak dalam hal
menngasuh, bermain, maupun rekreasi. Pada hal ini terdapat bentuk kehangatan.
Ialah bentuk terlibatnya sosok seorang ayah berupa keberadaan dirinya serta
kemudahan komunikasi antara sang ayah dan sang anak. Dalam perihal ini walaupun
sosok sang ayah tidak ada interaksi secara langsung tapi tetap hadir secara fisik
ataupun psikologis.
Ialah keterlibatan sosok ayah yang berupa terpenuhi nya kebutuhan-kebutuhan sang
anak, yang mencakup tanggung jawab dari segi perencanaan serta pengambilan suatu
keputusan.
Hawkin, Bradford, Palkovitz, Christiansen, Day dan Call (2002) mengembangkan tiga
dimensi keterlibatan ayah menurut Lamb menjadi 9 dimensi, yaitu :
7. Mengembangkan potensi dan masa depan anak (Developing talents and future
concerns)
8. Bantu anak Anda membaca dan mengerjakan PR (Reading and homework support)
Allen, Daly (2007) menyatakan bahwa dampak dari adanya keikutsertaan sosok ayah
akan meliputi beberapa hal seperti perkembangan kognitif ,emosional, perkembangan
sosial serta kesehatan secara fisik.
Dampak keikutsertaan sosok ayah dilihat dari perkembangan kognitif diantara nya:
1. punya keahlian berhitung serta membaca yang cukup serta nilai akademis yang baik.
2. Anak akan menyukai berada di lingkungan sekolah dan tertarik mengikuti kegiatan
mengasah minat dan bakat (ekstrakulikuler).
3. kecenderungan minim akan gagal dalam pembelajaran serta kurangnya angka bolos
bolos, serta jarang aka nada masalah perilaku di sekolah.
4 motivasi yang dimiliki leboh tinggi dan lebih bersemangat dalam hal belajar.
Dampak keikutsertaan sosok ayah dilihat dari perkembangan emosional diantara nya:
1. terpenuhinya kebahagian hidup yang lebih tinggi serta kurangnya tingkat depresi
maupun stress ataupun distress, kurangnya gejala kecemasan,ekspersi negative.
2. mampu menoleransi lebih baik pada tingkat stress, kemampuan memecahkan suatu
masalah, dapat beradaptasi dengan baik, serta terampil dan cendrung memberi
perhatian penuh dari setiap permasalahan yang akan mucul.
3. Anak perempuan dengan kehadiran sosok ayah akan lebih terlihat ingin dan mudah
mengeksplor suatu kegiatan baru.
Dampak keikutsertaan sosok ayah dilihat dari perkembangan sosial diantara nya:
1. Rendahnya tingkat konflik diantara teman sebaya.
2.Hubungan pertemanan yang terjalin cenderung lebih baik, hangat,serta
menyenangkan.
3.Memiliki kompetensi dalam dunia sosial yang lebih baik serta mampu menjalin
hubungan baru dengan lingkungan sekitar.
4. umur pertemanan akan cendrung lebih awet dan lebih lama karena mampu menjalin
hubungan sosial yang lebih stabil.
Dari definisi yang dipaparkan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwasanya pengertian dari regulasi emosi menuru pendapatt Gross yang akan
dipergunakan dalam penelitian , ialah regulasi emosi mengacu pada proses dimana
kita mempengaruhi emosi yang kita punya dengann menggunakan strategi-strategi,
tertentu dengan tujuan mengelola bagaimana diri mengalami serta
mengekspresikannya.
Ialah masa peralihan dari usia remaja. Usia dewasa awal yang identic akan hal
pencarian identitas diri, Berbagai masalah-masalah yang juga muncul dengan
bertambahnya umur. Dewasa awal ialah masa beralihnya dari suatu yg
ketergantungan kemasa harus mandiri, dilihat dari segi ekonomi, kebebasan
terhadap diri sendiri serta pandangan terhadap masa depan yang harus sudah
realistis.
Dewasa awal dikenal juga dengan sebutan dewasa muda rentang usia 20- 40
tahun usia ini seseorang mengalami banyak perubahan-perubahan baik dari segi
fisik, pemikiran atau kognitif serta psikologis-emosional, agar memiliki
kepribadian yang lebih matang serta juga bijaksana. Dilihat dari segi hukum
individu dinyatakan dewasa jika ia sudah memasuki umur 21 tahun walaupun
belum menikah. Ataupun sudah menikah walaupun belum berumur 21 tahun. Di
indonesia dinyatakan dewasa batasnya ialah umur 21 tahun.
(Monks, 2001) dinyatakan oleh Hurlock (1990) seseorang itu dinayatkan dewasa
bila ia memiliki kekuatan pada tubuh secara penuh ,ia siap berproduksi, kesiapn
secara kognitif serta mampu mengambil peran-peran tertentu dalam
bermasyarakat.
Orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup
orang dewasa . orang yang kawin berperan sebagai orang tua waktu saat ia
berusia duapuluh atau tigapuluh tahun.
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang harus
dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya berbeda
dengan dari masalah yang sudah dialami sebelumnya.
nilai Perubahan nilai ini disebabkan karena beberapa alsan yaitu, individu
ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, individu menyadari
bahwa kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam
hal keyakinan dan perilaku.
9. Masa dewasa dini masa penyesuain diri dengan cara hidup baru.
Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan oang tua
maupaun guru–gurunya sehingga terbebas dari belenggu ini bebas untuk
berbuat apa yang mereka inginkan bentuk kreatifitas ini tergantung dengan
minat dan kemampuan individual.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri usia dewasa awal
yaitu: dewasa dini sebagai masa pengaturan, dewasa dini sebagai usia
produktif, dewasa dini sebagai masa bermasalah, dewasa dini sebagai
masalah ketegangan sosial, dewasa dini sebagai masa terasingan sosial,
dewasa dini sebagai masa komitmen, dewasa dini sebagai sering
merupakan masa ketergantungan, dewasa dini sebagai masa perubahan
nilai, dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru,
dewasa dini sebagai masa kreatif.
Pada masa ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok yang
mempunyai faham yang sama atau serupa dengan dirinya. Setiap individu memliki tugas-
tugas perkembangan pada setipa fase kehidupannya, termasuk orang dewasa awal, dan setipa
tugas perkembangan tersebut akan semakin sulit sesuai tahap perkembangan indivudu
tersebut, oleh karena itu individu harus bisa menyelesaiakannya dengan sebaik mungkin.
Tugas perkembangan yang disebutkan oleh para ahli diatas harus bisa dilaksanakan
oleh orang dewasa awal , keberhasilan dalam menjalani tugas-tugas perkembangan tersebut
akan membawa dan menimbulkan kebahagiaan dan mengarahkan kepada keberhasilan dalam
melaksankan tugas-tugas perkebangan pada fase-fase selanjutnya, sebaliknya jika individu
tersebut gagal dalam melaksakan tugas perkembnagannya maka akan mengantarkannya pada
ketidakbahagiaan dan akan mengacaukan tugas perkembangan yang akan dijalani selanjutnya
Ketika individu itu berjenis kelamin perempuan maka sosok ayah yang
akan mempengaruhi regulasi emosi nya, Pemisahan sosok role model tersebut
dalam regulasi emosi secara umum antara jenis kelamin perempuan serta jenis
kelamin laki-laki (Ratnasari, Suleeman, (2018)
Regulasi Emosi
2.7 Hipotesis
1. Terdapat Pengaruh Antara Keterlibatan Pengasuhan seorang ayah terhadap
perkembangan regulasi emosi pada Perempuan usia dewasa awal.
2. Tidak terdapat pengaruh antara keterlibatan pengasuhan seorang ayah terhadap
perkembangan regulasi emosi pada perempua usia dewasa awal.
BAB III
METODE PENELITIAN
keterlibatan ayah sendiri berarti seberapa banyak waktu yang diluangkan Bersama
anak dan bagaimana kualitas interaksi yang terjadi diantara ayah dan anaknya. Akan
tetapi jumlah waktu tidak menjadi satu-satunya penentu penting dalam hal
keterlibatan sosok seorang ayah dalam hal pengasuhan. Keterlibatan sendiri
mencakupi beberapa hal seperti, afeksi, fisik maupun kognisinya yang berkaitan
dengan perkembangan emosional anak itu sendiri. (Hawkins dkk, 2002).
3.3.1 Populasi
berdasarkan Khandayani (2020), populasi yaitu suatu himpunan dengan krakteristiki
yang sama dari setiap unsur yang akan diteliti, bisa berupa individu dalam suatu
kelompok, fenomna apapun yang diteliti. Populasi pada penelitian kali ialah
perempuan usia dewasa awal 20-40 tahun.
3.3.2 Sampel
Berdasarkan paparan oleh Sugiyono, (2017:81) sampel yaitu suatu bagian dari
populasi dari sumber data pada penelitian, populasi sendiri ialah bagian dari jumlah
karakteristik yang terdapat dalam populasi. Sampel pada penelitian ini adalah 100
orang perempuan usia dewasa awal.
Skala yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan skala likert yang mana
bertujuan untuk Mengukur sikap serta opini dan suatu persepsi seorang individu
tentang suatu fenomal sosial (Sugiyono, 2014). Skala ini memakai 5 sekala yakni
Sangat Setuju (5) hingga Sangat tidak Setuju (1).
Daftar Pustaka
Nasution, I. N., & Septiani, D. (2017). Perkembangan regulasi emosi anak dilihat dari
peran keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Psychopolytan: Jurnal Psikologi, 1(1), 23-
30.
Putri, A. F. (2019). Pentingnya orang dewasa awal menyelesaikan tugas
perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 35-
40.