Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA ANAK

Marita Kumala D
Gangguan jiwa pada anak-anak pada umumnya tidak
terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat.

Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah


perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,
menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya,
yang mengakibatkan kurangnya atau tergganggunya fungsi
adaptasi (Townsend, 1999).

Teori perkembangan adalah dasar untuk memahami


gangguan yang terjadi pada bayi, anak-anak dan
remaja. Penyimpangan dari norma-norma
perkembangan merupakan tanda bahaya penting
tentang adanya suatu masalah.
Dunia
Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada anak
dan remaja mencapai 15-22% dan hanya < 20% yang
mendapat pengobatan (Keys, 1998).
Amerika
Prevalensi gangguan depresi pada remaja dengan
depresi berat 0,4-6,4%, gangguan distimik 1,6-8%
dan gangguan bipolar 1%. Sekitar 40-70%
komorbiditas dengan gangguan jiwa lain
(penyimpangan perilaku, penyalahgunaan obat,
penyimpangan seksual, gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktif, anxietas, anoreksia
nervosa, problem sekolah). 50% populasi memiliki
2 atau lebih dari dua gangguan jiwa lain. Rasio
remaja perempuan dibandingkan laki-laki adalah
2:1.
Indonesia
Prevalensi gangguan kesehatan jiwa di Indonesia
menurut hasil studi Bahar, dkk (1995) adalah 18,5%.
Jika ditinjau dari proporsi penduduk, 40% dari total populasi
terdiri atas anak dan remaja berusia 0-16 tahun.
Ternyata 7-14% dari populasi anak dan remaja mengalami
gangguan kesehatan jiwa (Achir Yani, 2008).

Internasional pada tahun 2020 meningkat > 50%


kasus neuropsikiatri pada anak  menjadi salah satu
dari lima penyebab kesakitan, kematian dan
kecacatan
Landasan Teoritis Perkembangan Jiwa Anak (Clunn, 1991)

1 Teori Perkembangan Fisio Biologis

2 Teori Perkembangan Psikologis

3 Teori Perkembangan Kognitif

4 Teori Perkembangan Bahasa

5 Teori Perkembangan Moral

6 Teori Psikologis Ego


Teori Perkembangan Fisio Biologis

• Konsep utama yang melandasi ?


– Kepribadian : elemen-elemen yang
membentuk reaksi menyeluruh individu
terhadap lingkungan.
– Tempramen : gaya perilaku sebagai rekasinya
terhadap lingkungan
– Trait : atribut kepribadian

Citra tubuh merupakan konsep biofisik yang


juga mempunyai dimensi biologis dan sosial
dalam perkembangan seseorang. Bersifat
dinamis dan berkembang mengikuti
perkembangan interpersonal, lingkungan, citra
tubuh ideal dan penyesuaian sebagai respons
terhadap pertumbuhan fisik dan pengalaman
hidup.
Teori Perkembangan Psikologis

• Teori Psikoanalitik Freud dan Teori Interpersonal Sullivan


– Freud menekankan pada tahapan perkembangan
dan pengaruh pengalaman masa kecil terhadap
perilaku pada saat dewasa. Masa lima tahun pertama
kehidupan anak sangat penting dimana karakter
dasar yang dimiliki anak telah terbentuk dan tidak
dapat berubah lagi.

– Sullivan memfokuskan teori perkembangan pada


anak berhubungan dengan manusia. Tema sentral
teori ini berkisar pada ansietas dan menekankan
bahwa masyarakat sebagai pembentuk kepribadian.
Anak belajar perilaku tertentu karena hubungan
interpersonal.
Teori Perkembangan Kognitif
• Teori Piaget

Cara anak berfikir anak berbeda dari orang dewasa, anak


belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan
dari orang dewasa. Menurut Piaget, anak belajar melalui
proses meniru dan bermain serta menunjukkan proses
kegiatan asimilasi dan akomodasi yang menjabarkan tiap
tahap dari kematangan kognitif anak.

Perkembangan kognitif mengintegrasikan struktur pola


perilaku sebelumnya ke arah pola perilaku baru yang
lebih kompleks. Kecepatan tiap tahap perkembangan
dipengaruhi oleh perbedaan tiap individu dan pengaruh
sosial. Piaget tidak setuju dengan pendapat ilmuan lain
bahwa orang dewasa dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan sebelumnya.
Teori Perkembangan Bahasa
• Penguasaan bahasa merupakan tugas
perkembangan utama pada masa kanak-kanak,
yang mana struktur linguistik dan kognitif
berkembang secara pararel.

Chompskiy (1975) dalam teorinya menyatakan


bahwa anak menggunakan dan
menginterpretasikan kalimat baru melalui proses
internal yang disebut dengan transformasi yatu
penyusunan kata menjadi kalimat.

Perkembangan bahasa memudahkan uji realitas


dan sebagai dasar terhadap identitas diri dan
perbedaan semua dimensi pada anak yang
sedang berkembang.
Teori Perkembangan Moral

• Perkembanga Moral

Konversi sikap dan konsep primitif kedalam standar moral yang


komprehensif. Proses transformasi ini merupakan bagian dari/dan
bergantung pada kumpulan pertumbuhan kognitif anak, yang timbul
sejalan dengan hubungan anak dengan dunia luar.

Teori perkembangan moral, antara lain dikemukakan oleh Freud,


Piaget dan Kohlberg.
Teori Psikologi Ego
Teori psikologi ego menjembatani psikoanalisis dengan psikologi
perkembangan

– Ilmuan yang mendukung teori ini berkeyakinan bahwa ego


dan unsur rasional yang menentukan pencapaian intelektual
dan sosial (sumber energi, motif dan rasa tertarik).
– Pada dasarnya tidak ada satu teoripun yang secara lengkap
dapat menjelaskan perkembangan jiwa anak dan
menyimpulkan secara holistik tentang penyimpangan jiwa
pada anak termasuk landasan intervensi yang perlu
dilakukan. Oleh karena itu, dalam keperawatan jiwa pada
anak dapat digunakan suatu pendekatan yang berfokus
pada keterampilan kompetensi ego anak.
– Menurut Stuart dan Sundeen (1995), pendekatan ini sangat
efektif dan sensitif secara kultural dalam merencanakan dan
mengimplementasikan intervensi keperawatan apappun
diagnosis psikiatrik atau dimanapun tatanan pelayanan
kesehatan jiwa diberkan.
Lanjutan ....
Sembilan keterampilan kompetensi ego yang perlu dimili
oleh semua anak untuk menjadi dewasa yang kompeten
menurut Strayhorn (1989) adalah:
1.Menjalin hubungan dekat yang penuh rasa percaya
2.Mengatasi perpisahan dan membuat keputusan yang
mandiri
3.Membuat keputusan dan mengatasi konflik interpersonal
secara bersama
4.Mengatasi frustasi dan kejadian yang tidak
menyenangkan
5.Menyatakan perasaan senang dan merasakan
kesenangan
6.Mengatasi penundaan kepuasan
7.Bersantai dan bermain
8.Proses kognitif melalui kata-kata, simbol dan citra
(image)
9.Membina perasaan adaptif terhadap arah dan tujuan
Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-
kanak meliputi retardasi mental, gangguan
perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan
perilaku dan gangguan ansietas.

Jenis gengguan jiwa pada anak-anak :


 Gangguan perkembangan pervasif, ditandai dengan
masalah pada perilaku, interaksi sosial dan
komunikasi seprti retardasi mental, autisme,
gangguan perkembangan spesifik (keterlambatan
perkembangan)
 Defisit perhatian/ADHD dan gangguan perilaku
(kesengajaan untuk tidak patuh terhadap norma dan
aturan sosial), gangguan penyimpangan oposisi
(sikap menentang)
 Gangguan ansietas, skizofrenia, gangguan mood
(bunuh diri), gangguan penyalahgunaan zat
Autisme
Gangguan ini dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial,
komunikasi serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997).
Sebelumnya autis jarang terjadi, tetapi sekarang diperkirakan di Amerika
Serikat terdapat 58.000 hingga 115.000 anak yang mengalami autisme
pada 57,6 juta anak usia 1 sampai 15 tahun (Rapin, 1997).

Gejala-gejala autisme meliputi kurangnya responsivitas terhadap orang lain,


menarik diri dari hubungan sosial, kerusakan yang menonjol dalam
komunikasi, dan respons yang aneh terhadap lingkungan (mis.,
tergantung pada benda mati dan gerakan tubuh yang berulang-ulang
seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang dan meukul-mukulkan
kepala.

Seorang anak autis tidak mencari kenyamanan dari orang lain ketika
mereka terluka, sakit atau kelelahan. Anak tersebut tidak ikut serta dalam
aktivitas sosial atau berhubungan dengan teman sebayanya tetapi lebih
menyukai mainan sendiri.
Dalam area komunikasi, bahasa percakapan mungkin tidak
muncul atau mungkin berisi gumaman yang tidak jelas
(babling), ekolalia (mengulangi pembicaran orang lain),
neologisme (membentuk kata-kata baru sendiri),
menggunakan simbol kata-kata, komentar-komentar yang
tidak berhubungan dan kata ganti yang bertentangan.
Contoh : anak mengatakan “kamu ingin minum” maksudnya
“saya ingin minum”.

Anak dapat berinteraksi melalui penggunaan metode


komunikasi nonverbal abnormal, misalnya postur tubuh
yang ekstrem, tatapan terus menerus dan tindakan-
tindakan sosial yang tidak sesuai. Seringkali anak
mengalami distres jika terjadi perubahan dalam lingkungan
atau rutinitas hariannya.

Gangguan ini pertama kali terjadi pada usia < 30 bulan dan
lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan
dengan anak perempuan dengan rasio 3:1. Berbagai
kondisi biologis seperti rubella pada ibu hamil, anoksia
selama proses kelahiran, fenilketonuria yang tidak diobati
dan ensefalitis telah dikaitkan dengan munculnya gangguan
autistik.
Lanjutan ....
Strategi komunikasi :
 Semua komunikasi verbal dan nonverbal
tetap dilakukan secara singkat dan langsung
 Fokuskan pada perilaku nonverbal klien dan
temukan artinya
 Temukan makna neologisme
 Jangan menggunakan frase dan humor yang
abstrak
 Usahakan untuk mengerti saat klien
menggunakan kata ganti yang bertentangan
 Jangan mengawali komunikasi melalui
sentuhan fisik tapi mulai komunikasi secara
bertahap
 Berkomunikasi secara nonverbal melalui
kontak mata, ekspresi wajah dan gerak
tubuh yang sederhana
Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan: terhadap diri sendiri/orang lain

• Kemungkinan penyebab : • Batasan karakteristik: reaksi


keterikatan ibu-bayi yang berlebihan terhadap
terganggu, kurang rasa takut perubahan lingkungan,
terhadap bahaya, ansietas terkesima dan sangat ingin
hebat, kebutuhan untuk menyentuh bagian mesin yang
bergantung tidak terpenuhi, bergerak dan berbahaya (mis.,
gangguan fisiologis yang kipas angin yang sedang
mempengaruhi persepsi dan berputar), tidak peka terhadap
kognisi rasa nyeri, menjauhi rangsang
yang baru diikuti dengan
perilaku impulsif,
tempertantrum, membenturkan
kepala dan menggigit diri
sendiri.
Lanjutan ....

• Tujuan jangka panjang : klien menahan diri untuk tidak


membahayakan diri sendiri dan orang lain
• Tujuan jangka pendek 1 : frekuensi respon klien yang aneh terhadap
lingkungan berkurang
Intervensi :
 Pertahankan lingkungan yang tenang dan tidak mengancam
 Buat rutinitas yang serupa dengan rutinitas harian dirumah,
batasi dan kemudian secara bertahap tingkatkan kontak dengan
orang-orang baru
 Monitor temper tantrum/perilaku/perangai motorik yg berulang-
ulang dan menganiaya diri sendiri serta mendokumentasikan
perilaku, faktor-faktor presipitasi dan strategi pelaksanaan yang
efektif
 Jangan berfokus pada temper tantrum yang tidak mengancam
kehidupan.
Lanjutan ....
• Tujuan jangka pendek 2 : klien akan
mendemonstrasikan cara aman untuk mengatasi
situasi yang menimbulkan stres
Intervensi :
 Hentikan klien dari melakukan perilaku merusak
diri sendiri
 Sediakan pelindung kepala (helm), sarung tangan
dan perlengkapan pengaman lain
 Tandai kejadian-kejadian dan perasaan-perasaan
 Hentikan tindakan kekerasan yang diarahkan
kepada orang lain dengan cara memisahkan klien
dari orang lain atau mengalihkan energinya
kepada benda mati (mis., sebuah boneka tinju)
 Temani klien pada saat perubahan rutinitas atau
saat klien sedang sedih dan takut.
Terapi
Tidak ada fakta yang menguatkan penggunaan psikoterapi atau
psikoanalitis pada anak autistik
• Terapi modifikasi perilaku
 Berfokus hanya pada perilaku yang tidak sesuai, bukan pada
gangguan emosional yang mungkin ada
 Berikan umpan balik positif dan penghargaan untuk perilaku yang
sesuai
 Abaikan perilaku negatif, seperti temper tantrum, jika perilaku
tersebut tidak merusak/mengancam jiwa
• Terapi milieu (lingkungan sosial)
 Berikan pengalaman yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari
secara berulang, misalnya mempertahankan jadwal perawatan dan
aktivitas bermain yang tetap.
 Kendalikan stimulus lingkungan dengan sedapat mungkin
meminimalkan perubahan disekeliling klien
 Turunkan dan ubah perilaku yang mengganggu dengan
mempertahankan tugas yang sederhana yang tidak membutuhkan
kemampuan berfikir abstrak/bahasa sosial yang kompleks
Lanjutan ....
• Terapi bermain
 Selidiki pandangan klien tentang dunia dan lingkungan saat ini sebagai
suatu cara untuk mengembangkan interaksi terstruktur dan mempraktikkan
keterampilan sosial melalui bermain
 Berikan penguatan positif untuk perilaku yang sesuai
• Pengobatan
Beberapa obat (antipsikotik, stimulan SSP dan antidepresan) dapat diberikan
untuk meredakan ansietas, agitasi psikomotor berat dan kepekaan yang
ekstrem terhadap stimulus lingkungan. Obat-obatan tersebut tidak secara nyata
meredakan gejala-gejala autisme.
• Asuhan keluarga
 Berikan pedoman antisipatif untuk interaksi orang tua-anak
 Diskusikan bagaimana menangani perilaku anak yang mengganggu
 Fasilitasi diskusi tentang rasa bersalah dan rasa malu keluarga
 Cegah keluarga dari isolasi sosial
 Dorong orang tua untuk berfokus pada kebutuhan diri sendiri dan anaknya
 Bantu orang tua untuk mengungkapkan rasa berduka
Gangguan Defisit Perhatian/Hiperaktivitas
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) menunjukkan tiga gejala perilaku
utama yaitu tidak perhatian, impulsif dan hiperaktivitas. Gambaran ini
berdampak pada perkembangan emosional dan sosial anak dan khususnya
mengakibatkan masalah di sekolah atau rumah. Gejala memburuk jika anak
perlu terlibat dalam aktivitas atau situasi yang berlangsung lama.

ADHD biasanya pertama kali terjadi sebelum anak usia 4 tahun tetapi
beberapa anak mungkin tidak dapat teridentifikasi mengalami ADHD
sampai mereka masuk sekolah. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan perempuan.

Tidak teridentifikasi adanya masalah biologis khusus yang menyebabkan


ADHD. ADHD dianggap sebagai penyakit keturunan dan hasil riset
menyatakan bahwa penghasil dopamin pada gen pembawa sifat dominan
berhubungan dengan pemindahan ADHD dari orang tua ke anak.
Lanjutan ....

Neurotransmiter khususnya dopamin, norepinefrin dan serotonin


diyakini menjembatani aktivasi dan penghambat perilaku. Studi
diagnostik otak yang lebih jauh akan mengungkapkan bahwa anak-
anak ADHD mengalami penurunan aliran darah di korpus striatum
yang dapat menyebabkan difist motivasi dan sikap acuh tak acuh
terhadap konsekuensi yang terlihat dalam perilaku sehari-hari.

Pada beberapa anak, gangguan neurobiologis dapat terjadi secara


bersamaan seperti serebral palsy dan epilepsi terjadi bersamaan
dengan ADHD. Kondisi lain yang muncul sebelum ADHD adalah
keadaan keluarga yang kacau, penganiayaan anak, keracunan
timbal, terpapar obat sewaktu dalam kandungan dan BBLR.
Gejala ADHD
• Perilaku tidak perhatian • Perilaku hiperaktif/impulsif
 Mengabaikan hal-hal kecil  Gelisah
 Membuat kesalahan dengan  Sering meninggalkan tempat
ceroboh duduk (mis., selama makan)
 Sulit mempertahankan perhatian  Berlari/menaiki sesuatu secara
 Tidak terlihat mendengarkan berlebihan
 Tidak menyelesaikan tugas atau  Tidak dapat bermain dengan
pekerjaan rumah tenang
 Sulit diatur  Selalu aktif bergerak
 Menghindari tugas yang  Banyak bicara
memerlukan pemikiran  Menjawab tanpa dipikirkan
 Sering kehilangan sesuatu yang dahulu
penting  Mengiterupsi
 Mudah terdistraksi oleh stimulus  Tidak dapat menunggu giliran
lain  Menganggu saudara
 Sering lupa dlm aktivitas sehari- kandung/teman bermain
hari
Strategi Komunikasi
• Cegah klien agar tidak mampu menginterupsi ketika perawat
sedang berbicara dengan memberikan umpan balik yang cepat dan
membantu klien menetapkan tujuan yang realistik untuk perubahan
perilaku.
• Minta klien menghentikan aktivitasnya, melihat pada pembicara dan
berfokus pada apa yang dikatakan pembicara.
• Gunakan perintah verbal untuk meminta klien melaksanakan
tugas/menghentikan perilaku yang tidak sesuai.
• Bicara dengan tenang tetapi tegas ketika kondisi yang terbatas,
gunakan kalimat singkat dan sederhana.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan Koping Individu

• Kemungkinan penyebab : • Batasan karakteristik : perilaku


kejadian-kejadian yang yang mengganggu/kemarahan
menimbulkan stres, yang meledak, aktivitas
keberadaan kondisi motorik meningkat, tidak
neurologis, keterampilan mampu
koping terbatas, kekacauan berkonsentrasi/menyelesaikan
latar belakang keluarga, tugas, perilaku impulsif,
penganiayaan anak. hubungan interpersonal
kurang.
Lanjutan ....

• Tujuan jangka panjang : klien mempraktikkan strategi koping yang


efektif
• Tujuan jangka pendek 1 : klien mengembangkan cara-cara yang
sesuai untuk mengatasi perilaku impulsif
Intervensi :
 Bantu klien mengidentifikasi pikiran dan perasaan tentang
perilaku diri sendiri
 Beri dukungan pada upaya klien untuk mengontrol kebiasaan
dan impuls-impuls yang tidak diinginkan
 Bantu klien mengidentifikasi perilaku yang mengganggu pada
saat ini dan konsekuensi dari perilaku tersebut
 Diskusikan alternatif cara berperilaku
 Berikan penguatan positif untuk semua usaha yang telah
dilakukan klien dalam mengubah perilaku maladaptif.
Lanjutan ....

• Tujuan jangka pendek 2 : klien belajar menggabungkan beberapa


respons baru ke dalam aktivitas sehari-hari
Intervensi :
 Kaji tanda-tanda awal hiperaktivitas klien (mondar-mandir
berlebihan, menggeliat-geliat, mengayunkan kaki0 dan tangani
sebelum aktivitas tersebut menjadi dominan
 Salurkan energi yang berlebihan kedalam aktivitas motorik kasar
yang sesuai
 Secara verbal batasi perilaku
 Diskusikan keputusasaan, kemarahan dan kebingungan klien
 Buat waktu bekerja singkat dengan jeda yang telah
direncanakan untuk menurunkan frekuensi respons-respons
yang hiperkatif
 Pantau fungsi tubuh, pastikan bahwa klien tidak terdistraksi
status internal.
Terapi
Terapi untuk ADHD umumnya membutuhkan waktu singkat dan berfokus pada
menurunkan gejala. Terapi paling efektif adalah terapi obat, terapi individual dan
terapi keluarga.
• Terapi individual
 Bantu klien mengembangkan rasa percaya
 Bantu perkembangan harga diri klien
 Bantu klien mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal
 Bantu klein meningkatkan pengendalian impuls (dorongan dari dalam diri)
 Bantu klien meredakan depresi yang berhubungan dengan citra diri negatif
 Bantu klien mengurangi isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan-
perasaan berbeda dari anak lain
• Terapi bermain
 Berikan suatu alat yang dapat dipakai klien untuk
mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan yang tidak dapat
diekspresikan
 Bantu melakukan beberapa pengendalian terhadap lingkungan
 Gunakan bermain untuk menyelesaikan masalah atau mencoba
mempraktikan solusi untuk mengatasi situasi yang membuat stres
• Pendidikan khusus
 Konsultasikan dengan petugas sekolah mengenai tujuan
mengkombinasikan metode pendidikan khusus dengan teknik
modifikasi perilaku
 Atur klien untuk berada dalam tatanan kelas terstruktur yang sering
memberi pengulangan materi-materi untuk dipelajari
 Berikan sumber-sumber yang tersedia kepada klien sehingga tugas-
tugas yang rumit dapat dibagi kedalam unit-unit kecil
 Jika mungkin, biarkan klien mengulang kembali modul belajar jika
klien menemui beberapa hari yang sulit.
• Intervensi pendidikan lainnya
 Adaptasi aktivitas yang biasa dikerjakan dikelas dengan
menyediakan guru membaca dan guru matematika dan bantu
mengerjakan PR
 Bantu klien memahami dan memprioritaskan subyek materi yang
merupakan pengetahuan penting untuk ujian
 Barikan waktu lebih untuk menyelesaikan ujian
 Bekerja dengan klien untuk mencapai tujuan tertentu dan tentukan
penghargaan sebagai penguatan
 Untuk klien usia 6 thn atau lebih, lakukan kontrak yang menetapkan
perilaku yang diinginkan dan konsekuensinya jika perilaku tersebut
tidak dilakukan
 Ajarkan klien untuk merencanakan belajar
• Pengobatan
 Obat-obatan stimulan efektif pada lebih dari 70% anak-anak ADHD
 Obat-obatan antipsikotik dana ntidepresan trisiklik meredakan
beberapa gejala dan menstabilkan mood.
• Asuhan keluarga
 Beritahu orang tua mengenal penyebab dan penanganan ADHD
 Kembangkan rencana intervensi yang konsisten ketika menangani
perilaku yang tidak sesuai
 Ajarkan teknik penatalaksanaan perilaku anak
 Diskusikan bagaimana cara menurunkan kemungkinan
cedera/kerusakan barang-barang
 Gali dampak keberadaan anak ADHD di keluarga
 Beri tahu keluarga mengenai pelayanan komunitas yang berbasis
rumah, terutama pelayanan khusus yang tertutup, yang mengajarkan
intervensi perilaku kognitif pada anak dan orang tua
 Fokuskan pada penguatan pola komunikasi dan aset setiap anggota
keluarga
 Dukung keterlibatan orang tua yang positif dalam sekolah dan
kehidupan sosial anak
 Dorong orang tua yang memiliki anak ADHD untuk berpartisipasi
dalam kelompok pendukung.
Retardasi Mental/
Tunagrahita

Fasilitas yang
Retardasi mental
tersediapun tanpa
bukanlah suatu
program intervensi
penyakit, melainkan
dini yang sangat
akibat suatu proses
diperlukan dalam
patologis diotak yang
meningkatkan
ditandai adanya
kemampuan anak
keterbatasan fungsi
semaksimal
adaptif dan intelektual.
mungkin.
Lanjutan ....

Hamid (1993) keterbatasan finansial, kekhawatiran akan masa depan


dengan stigma dan masalah lain turut menambah kompleks masalah
yang dihadapi penyandang tunagrahita dan keluarganya.

Peran perawat sangat diperlukan dalam usaha penanganan masalah


anak tunagrahita dan keluarganya terutama melalui kegiatan preventif
termasuk promosi kesehatan dan juga asuhan keperawatan langsung
terhadap anak tunagrahita.

Retardasi mental dicirikan dengan keterbatasan substandar dalam


berfungsi yang dimanifestasikan dengan fungsi intelektual tang secara
signifikan berada dibawah rata-rata dan keterbatasan terkait dengan
dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi,
perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi
dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi
akademis, kesenangan dan bekerja). Muncul sebelum usia 18 tahun
(Johnson, 1997).
Tingkat Kemampuan Tunagrahita

Skor Tes IQ
40 - 55

Sedang
Berat

Skor Tes IQ
Ringan 25 - 40

Skor Tes IQ Sangat


55 - 70 Berat

Skor Tes IQ
Dibawah 25
IQ 70-84 termasuk klasifikasi borderline, tetapi sudah
tidak digunakan lagi karena biasanya dipengaruhi oleh
sosial ekonomi yang rendah.

Faktor penyebab tunagrahita erat kaitannya dengan


keadaan sosial, ekonomi, kesehatan, sumber yang
tersedia untuk pendidikan, perkembangan dan
kesempatan kerja dari suatu masyarakat. Oleh karena
itu angka kejadian lebih tinggi pada negara yang
kurang mempunyai program imunisasi massa, gizi dan
sanitasi yang baik, lingkungan yang aman dan
pelayanan kesehatan masyarakat pada wanita hamil
dan anak-anak.
Etiologi

Prenatal Perinatal Postnatal

 Abnormalias kromosom
 Hidrosefalus kongenital  Perdarahan
 Gangguan endokrin intraventrikuler
 Asfiksia
 Radiasi dosis tinggi  Kernikterus
 Hipoksia
 Malnutrisi  Malnutrisi
 Iskemia
 Infeksi maternal  Meningitis
 Infeksi
 Gangguan metabolisme  Kejang neonatal
 Pramatur
 Defek tube neural  Kebutuhan emosional
 Hiperbilirubinemia berat yang terabaikan
 TORCH
Peran Perawat dalam Pencegahan
Tunagrahita

A
Prevensi B
Primer Prevensi C
Sekunder Promkes
Pencegahan
kehamilan Pengkajian
muda pada terhadap Penkes
remaja putri, resiko pada
Konsultasi ortu, kebutuhan & prang tua
> Bumil beresiko masalah pd dan anak
anak & klrg
Empat Hal Utama Penkes pada Anak Tunagrahita

Menggunakan
stimulasi

Mengajarkan
anak untuk
Memberi memilih alternatif
pengarahan yang ketika mengambil
nyata agar anak keputusan
dapat mengikuti

Memberi kesempatan
untuk mengambil
keputusan
Proses Keperawatan

Riwayat kesehatan, riwayat


Perkembangan personal dan sosial,
perkembangan kognitif, keterampilan bahasa,
perkembangan motorik dan sensorik Pengkajian
Latar belakang informasi,
kebutuhan anak, tujuan anak-
perawat, batu loncatan, rujukan
keperawatan Perencanaan
Lingkungan yang terstruktur,
instruksi yg sederhana,
memberi penghargaan,
bljrr ttng tugas & kosep Implementasi
Meningkatkan
kemampuan
anak
Evaluasi
Membantu anggota klrg untuk
menjalan proses berduka
sehingga mampu beradaptasi
Dukungan
Terhadap Memberi kesempatan untuk
Keluarga bertanya

Perawat harus peka terhadap


kebutuhan emosional orang
tua dan memberikan dukungan
yang tepat

Anda mungkin juga menyukai