Anda di halaman 1dari 9

Skenario

Seorang anak laki-laki usia 7 tahun datang ke puskesmas bersama ibunya dengan keluhan tampak
lesu karena tidak nafsu makan dan sulit berkonsetrasi saat belajar. Aloanamnesis postur tubuh anak
terlihat lebih pendek daripada anak seusianya dan sulit bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
Dokter menduga anak mengalami masalah psikologi tumbuh kembang meliputi life-span
development. Dokter merujuk ke psikolog untuk mengkonsultasikan tentang fase perkembangan
psikologi anak.
KATA SULIT:
1. Aloanamnesis = Aloanamnesis adalah proses pengambilan informasi tentang kondisi pasien dari
orang lain yang mengenal pasien tersebut, seperti keluarga, teman, atau pendamping. Tujuan dari
alloanamnesis adalah untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang kondisi
pasien, yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien sendiri.
2. Life-span development = Life-span development atau perkembangan sepanjang rentang hidup
adalah studi tentang perubahan psikologis, fisik, dan sosial yang terjadi pada manusia dari awal
kehidupan hingga kematian. Perkembangan sepanjang rentang hidup melibatkan berbagai tahap
perkembangan yang masing-masing memiliki karakteristik unik dan khas.
3.psikologi = Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku, pemikiran, dan emosi manusia.
Bidang psikologi mencakup berbagai topik, termasuk bagaimana kita belajar, memori, persepsi,
motivasi, kepribadian, hubungan sosial, kesehatan mental, dan masalah psikologis lainnya. Para ahli
psikologi memanfaatkan metode ilmiah untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membangun teori yang menjelaskan perilaku manusia.

PERTANYAAN:
1. Apa penyebab dari permasalah yang ada pada skenario di atas?
JAWAB; Anak yang sulit berkonsentrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD): ADHD adalah gangguan neurobiologis yang
dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi, duduk diam, dan mengontrol impuls.
Kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi: Anak yang kurang tidur dapat mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi dan memusatkan perhatian.
Kurangnya aktivitas fisik: Anak yang tidak memiliki kegiatan fisik yang cukup dapat mengalami
kesulitan dalam mengontrol impuls dan fokus.
Kebiasaan buruk dalam menggunakan media sosial: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat
mengurangi kemampuan anak dalam berkonsentrasi.
Gangguan kesehatan fisik: Beberapa kondisi kesehatan fisik seperti gangguan pendengaran dan
penglihatan dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi.
Kurangnya nutrisi dan hidrasi: Kurangnya asupan makanan yang bergizi dan kurang minum air
putih dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
Lingkungan yang tidak kondusif: Lingkungan yang bising atau tidak nyaman juga dapat
memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi.
Untuk mengatasi masalah sulit berkonsentrasi pada anak, perlu diperhatikan faktor-faktor di atas
dan memberikan solusi yang tepat.

2. Bagaimana fase perkembangan psikologi anak


JAWAB; Fase perkembangan psikologi anak dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yang dijelaskan
oleh teori perkembangan yang terkenal seperti teori Jean Piaget, Erik Erikson, dan Lawrence
Kohlberg. Berikut adalah gambaran umum dari fase-fase perkembangan psikologi anak:
Tahap Bayi (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak belajar untuk memahami dunia di sekitarnya melalui
indera dan gerakan fisiknya. Mereka juga mengembangkan ikatan emosional dengan orang-orang
yang merawat mereka dan belajar untuk mengungkapkan perasaan melalui tangisan dan bahasa
tubuh.
Tahap Pra-sekolah (2-6 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai belajar tentang bahasa,
mengembangkan imajinasi, dan mulai memahami perbedaan antara diri mereka sendiri dan orang
lain. Mereka juga mulai belajar tentang aturan sosial dan memahami konsep dasar seperti jumlah
dan ukuran.
Tahap Sekolah Awal (6-11 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mengembangkan keterampilan
akademik dan kemampuan untuk berpikir logis. Mereka juga mulai membangun hubungan yang
lebih kompleks dengan teman sebaya dan mengembangkan identitas diri yang lebih jelas.
Tahap Remaja (11-18 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mengalami banyak perubahan fisik dan
emosional, dan mengembangkan kemampuan untuk memikirkan dan merencanakan masa depan.
Mereka juga mulai mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan yang lebih kompleks dan mendalam,
serta mempertanyakan otoritas dan aturan sosial.
Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan dan pencapaian yang berbeda-beda, dan memahami
fase-fase perkembangan ini dapat membantu orang dewasa untuk lebih memahami kebutuhan dan
tantangan anak-anak pada setiap tahapnya. Hal ini juga dapat membantu dalam merancang
pendekatan pendidikan dan pengasuhan yang lebih efektif dan sesuai dengan usia anak.

3. Cara mengatasi life-span development?


JAWAB; Life-span development adalah proses alami yang tidak dapat dicegah atau dihindari.
Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi masalah dalam
perkembangan psikologisnya, tergantung pada sifat dan tingkat kesulitan yang dialaminya. Berikut
adalah beberapa cara untuk membantu anak mengatasi masalah dalam life-span development:
Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental: Konsultasikan dengan dokter atau psikolog
yang berpengalaman dalam mengatasi masalah perkembangan anak. Mereka dapat memberikan
diagnosis yang akurat dan membantu dalam menemukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah
perkembangan psikologis anak.
Menyediakan lingkungan yang stabil dan positif: Memberikan lingkungan yang stabil dan positif
bagi anak dapat membantu meningkatkan kesejahteraannya. Memberikan dukungan dan perhatian
pada anak, serta menghilangkan atau meminimalkan faktor yang menyebabkan stres atau
ketidaknyamanan bagi anak, dapat membantu dalam mengatasi masalah perkembangan
psikologisnya.
Melibatkan anak dalam kegiatan yang tepat untuk usianya: Memberikan kesempatan pada anak
untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang tepat untuk usianya, seperti bermain, belajar, dan
berinteraksi dengan teman sebaya, dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan
sosial, kognitif, dan motorik.
Menjaga gaya hidup yang sehat: Memberikan pola makan sehat dan seimbang, rutin berolahraga,
dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental anak, serta
meningkatkan kemampuan kognitif dan konsentrasi anak.
Menyediakan bantuan dan dukungan sosial: Mempertimbangkan dukungan dari keluarga dan teman
sebaya dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan lebih mudah dalam mengatasi masalah
perkembangan psikologisnya.

4. kenapa kondisi tersebut bisa berpengaruh pada kondisi pisikoligi anak ?


JAWAB; GPP atau gangguan pertumbuhan pada anak dapat mempengaruhi kondisi psikologis
anak. Kondisi fisik yang tidak normal, seperti pertumbuhan yang terhambat atau perbedaan ukuran
tubuh dengan teman sebaya, dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kepuasan diri anak. Anak
yang merasa tidak nyaman dengan tubuhnya dan merasa berbeda dari teman-temannya dapat
mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan dapat mengalami tekanan emosional yang
menyebabkan masalah psikologis.
Selain itu, GPP juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak secara langsung. Beberapa studi
menunjukkan bahwa anak-anak dengan GPP lebih rentan terhadap masalah psikologis seperti
kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor biologis,
seperti ketidakseimbangan hormon atau kerusakan saraf pada anak dengan GPP, yang dapat
mempengaruhi keseimbangan emosi dan perilaku anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan profesional kesehatan untuk memperhatikan kondisi
fisik anak dan memastikan bahwa anak menerima perawatan medis dan nutrisi yang cukup untuk
mencegah atau mengatasi GPP. Selain itu, penting juga untuk memberikan dukungan dan bantuan
psikologis kepada anak untuk membantu mengatasi masalah psikologis yang mungkin terkait
dengan GPP.
Sulit berkonsentrasi atau gangguan konsentrasi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan
psikologis anak secara signifikan. Anak yang sulit berkonsentrasi akan kesulitan dalam memproses
informasi, mengingat pelajaran, dan menyelesaikan tugas. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan
akademik dan sosial anak di sekolah dan di rumah.
Anak yang mengalami gangguan konsentrasi juga dapat mengalami masalah perilaku, seperti
impulsif, sulit mengontrol diri, dan mudah terganggu. Ini dapat mengakibatkan konflik dengan
orang dewasa dan teman sebayanya, serta berdampak pada kesejahteraan psikologis anak.
Selain itu, sulit berkonsentrasi pada anak juga dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan kurang
percaya diri, yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan sosial anak. Anak yang
sulit berkonsentrasi juga dapat mengalami stres dan kecemasan akibat ketidakmampuan mereka
dalam menyelesaikan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan profesional kesehatan untuk memperhatikan gangguan
konsentrasi pada anak dan memberikan dukungan yang tepat untuk membantu anak mengatasi
masalah ini. Perlu juga dicari tahu apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi
gangguan konsentrasi, seperti gangguan neurologis atau kecemasan yang mendasari, untuk
memastikan bahwa anak mendapatkan perawatan yang sesuai dan tepat waktu.

5. apa saja masalah psikologi pada tumbuh kembang anak?


JAWAB; Tumbuh kembang anak meliputi berbagai aspek perkembangan, termasuk perkembangan
fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Setiap aspek ini dapat mempengaruhi kesehatan psikologis
anak. Berikut beberapa contoh masalah psikologi yang dapat terjadi pada tumbuh kembang anak:
Gangguan perilaku: Beberapa contoh gangguan perilaku pada anak adalah ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder), ODD (Oppositional Defiant Disorder), dan Conduct Disorder.
Anak yang mengalami gangguan perilaku ini dapat menunjukkan perilaku yang sulit diatur,
seringkali tidak patuh pada aturan, dan bisa sangat impulsif.
Kecemasan: Anak-anak dapat mengalami kecemasan dan ketakutan yang berbeda-beda, seperti
kecemasan sosial, ketakutan terhadap keselamatan diri, atau ketakutan terhadap kehilangan orang
tua. Kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan anak dalam menjalani kegiatan
sehari-hari.
Depresi: Anak-anak juga dapat mengalami depresi yang seringkali ditandai dengan perasaan sedih
yang berkepanjangan, kehilangan minat pada kegiatan yang biasa dilakukan, dan perubahan nafsu
makan atau pola tidur.
Gangguan makan: Beberapa gangguan makan yang dapat terjadi pada anak adalah anoreksia
nervosa, bulimia nervosa, dan binge-eating disorder. Gangguan makan ini dapat mempengaruhi
kesehatan fisik dan psikologis anak.
Gangguan perkembangan: Beberapa contoh gangguan perkembangan pada anak adalah gangguan
autis spektrum, gangguan belajar, dan gangguan bahasa.
Masalah kecanduan: Anak-anak dapat mengalami masalah kecanduan terhadap media sosial, video
game, atau aktivitas lainnya. Kecanduan ini dapat mengganggu kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan orang lain dan menjalankan kegiatan sehari-hari.
Trauma: Anak-anak dapat mengalami trauma, seperti kecelakaan, kekerasan, atau pengabaian.
Trauma ini dapat mempengaruhi kesehatan psikologis anak dan dapat memicu gangguan kecemasan
atau depresi.

6. Apa saja gejala yang dapat mengindikasikan masalah psikologi tumbuh kembang pada
anak?
JAWAB; Gejala-gjala yang Tampak Menurut Singgi 2004:92 , biasanya anak mengalami
GP P akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Gangguan perhatian, Anak tidak mampu memusatkan perhatianya kepada sesuatu hal
atau obyek tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama.
b. Distraktibilitas, Akibat kekurangan perhatian , anak GPP mempunyai kecenderungan
untuk memperhatikan rangsang yang kurang menonjol , yang dapat berupa distraktibilitas
visual (peneglihatan) auditoris (pendengaran) dan internal . Pada distraktibilas visual ,
konsentrasi visual dialihkan kebenda - benda yang dilihatnya . Kedua matanya terus
menerus menyelidiki dan mencari pengalaman visual yang lebih baru serta lebih baik.
Akibatnya anak GPP sering memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu membaca dan
cenderung melompati kata-kata atau bahkan melewati begitu saja kalimatnya .
c. Hiperaktivitas , Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri
aktivitas selalu berganti , tidak mempunyai tujuan tertentu , ritmis dan tidak bermanfaat.
Anak hiperaktif lebih banyak mengalami gerakan mata diluar tugasnya , sehingga gerakan
menoleh lebih banyak dibandingkan anak normal . Gejala tersebut akan berkurang sesuai
dengan bertambahnya umur dan sebagian akan menghilang pada waktu masa remaja.
d. Impulsif, Anak dengan GPP cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan akibat
tindakan itu . Mereka cenderung memberikan respon pertama yang masuk dalam pikiranya
yang lebih senang "cepat selesai" dalam mengerjakn sesuatu dan tidak mengutamakan
ketelitian . Akibat impulsivitas : anak GPP tidak tepat dalam membaca , mengeja , dan
berhitung meskipun konsep dasarnya telah dikuasai dengan baik .
e. Tidak pernah puas . Biasanya anak GPP akan selalu meminta pada orang tuanya dan bila
keinginanya telah terpenuhi anak GPP tidak akan puas begitu saja akan tetapi akan meminta
hal lain.
f. Kurang ulet. Anak GPP akan menunjukkan sifat kurang ulet dalam bekerja sehingga
pekerjaanya jarang pernah selesai. Anak GPP juga akan mudah lelah sehingg apabila
berfikir lama akan mudah menguap , menggeliat.
g. Selalu berubah, Perhatian anak GPP akan sangat tergantunga pada motivasinya . Pada
motivasi yang tinggi fokus pehatian akan lebih tajam , misalnya : mengikuti acara televisi
tertentu .
h . Inkoordinasi, Anak GPP sukar melakukan kegiatan motorik halus , sehingga mengalami
berbagai kesuliltan seperti mengikat tali sepatu , mengancingkan baju .

7. Apa peran alloanamnesis dalam diagnosa pasien?


JAWAB; Anamnesis Keluhan Pasien Anamnesis atau keluhan pasien merupakan wawancara medis
yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya untuk memperoleh informasi mengenai kondisi
yang sedang dialami oleh pasien agar dokter dapat menyimpulkan diagnosis penyakit dari pasien
tersebut (Markum, 2000). Menurut Aspects (1996), penting bagi pasien untuk menggambarkan
secara jelas mengenai gejala penyakit yang sedang dialaminya dengan bahasanya sendiri dan
keluhan pasien harus didokumentasi dengan lengkap dari awal pemeriksaan. Tujuan dari anamnesis
adalah untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh mengenai kesehatan pasien dan menjaga
hubungan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien secara profesional agar dokter dapat
mengekspresikan empati terhadap pasiennya dan sebaliknya (Markum, 2000). Berkomunikasi
secara empatik termasuk salah satu aspek penting dalam interaksi antara dokter dengan pasiennya,
karena dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien (Ohm et al., 2013). Namun, pada
kenyataannya wawancara medis juga merupakan salah satu keterampilan yang paling sulit untuk
dikuasai oleh dokter (Lichstein, 1988). Anamnesis masih dianggap sangat penting untuk
pengambilan keputusan klinis, menurut Bernard Lown mengatakan bahwa data yang diperoleh dari
anamnesis dapat memberikan informasi sekitar 75% untuk membuat diagnosis penyakit pasien
sebelum dokter melakukan pemeriksaan fisik (Ohm et al., 2013). Pengambilan keputusan pada
diagnosis medis ditentukan dari tiga hal yaitu, anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil investigasi
dari laboratorium (Hampton et al., 1975). Alloanamnesis sangat dibutuhkan jika berhubungan
dengan anak kecil atau bayi, orang tua lansia, dan pasien sakit jiwa.
8. Bagaimana cara melakukan alloanamnesis dengan efektif?
JAWAB; Alloanamnesis adalah proses pengumpulan informasi tentang pasien dari orang lain,
biasanya dari keluarga atau teman dekat pasien. Alloanamnesis dapat menjadi alat yang sangat
berguna dalam diagnosis dan pengobatan pasien, karena orang lain dapat memberikan informasi
tambahan atau perspektif yang tidak terlihat oleh pasien itu sendiri.
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan alloanamnesis dengan efektif:
Jelaskan tujuan alloanamnesis. Pastikan orang yang memberikan informasi memahami bahwa
tujuan dari alloanamnesis adalah untuk membantu memperoleh informasi yang akurat tentang
pasien untuk tujuan diagnosis dan pengobatan.
Pertahankan kerahasiaan. Pastikan bahwa orang yang memberikan informasi merasa nyaman dan
percaya bahwa informasi yang mereka berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan untuk tujuan medis.
Ajukan pertanyaan terbuka dan spesifik. Ajukan pertanyaan terbuka untuk memperoleh informasi
yang lebih lengkap, dan pertanyaan spesifik untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Hindari
pertanyaan yang mengandung sifat menuduh atau memojokkan.
Dengarkan dengan saksama dan beri perhatian pada detail. Pastikan bahwa Anda memperhatikan
informasi yang diberikan dan mencatat hal-hal penting seperti riwayat medis keluarga, obat-obatan
yang sedang dikonsumsi, dan riwayat alergi.
Konfirmasi informasi. Setelah menerima informasi, pastikan untuk mengkonfirmasi informasi
tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan. Anda juga dapat meminta orang yang
memberikan informasi untuk mengkonfirmasi kembali informasi yang mereka berikan.
Berterima kasih dan memberikan umpan balik. Setelah selesai, pastikan untuk berterima kasih
kepada orang yang memberikan informasi dan memberikan umpan balik tentang apa yang akan
dilakukan selanjutnya.
Dalam melakukan alloanamnesis, penting untuk tetap objektif dan tidak terpengaruh oleh opini
pribadi atau prasangka yang tidak terkait dengan keadaan medis pasien. Ingatlah bahwa tujuan dari
alloanamnesis adalah untuk membantu pasien dan tim medis memahami keadaan medis pasien dan
menentukan rencana pengobatan yang tepat.

9. Bagaimana masalah psikologi tumbuh kembang dapat mempengaruhi life-span


development?
JAWAB; Masalah psikologi pada tumbuh kembang anak dapat mempengaruhi life-span
development karena pengalaman yang dialami anak selama masa tumbuh kembangnya dapat
membentuk pola pikir, perilaku, dan sikapnya di masa dewasa. Beberapa masalah psikologi pada
tumbuh kembang anak yang dapat berdampak pada life-span development antara lain:
Trauma: Anak yang mengalami trauma seperti kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang tua
dapat mengalami gangguan mental yang berkelanjutan jika tidak diobati dengan tepat. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan anak baik dari segi kognitif, emosional, dan sosial.
Gangguan mental: Gangguan mental seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder),
autisme, depresi, dan kecemasan dapat mempengaruhi perkembangan anak pada masa tumbuh
kembangnya. Jika tidak diobati dengan tepat, gangguan mental ini dapat menghambat kemampuan
anak untuk belajar, berkembang sosial, dan mencapai potensi penuhnya.
Lingkungan keluarga yang tidak sehat: Anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang tidak
sehat seperti keluarga yang bercerai atau keluarga yang penuh konflik dapat mengalami stres kronis
yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka di masa dewasa.
Keterbatasan dalam perkembangan sosial dan emosional: Anak yang mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan orang lain, seperti sulit membuat teman atau mengontrol emosinya, dapat
mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk
kehidupan di masa dewasa.
Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi masalah psikologi pada tumbuh kembang anak sejak dini
dan memberikan perawatan yang tepat agar anak dapat berkembang secara optimal di masa dewasa.
Peran orangtua, pendidik, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam memastikan bahwa anak-anak
mendapatkan perawatan yang tepat dan mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.

10. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan masalah psikologi tumbuh kembang pada
life-span development?
JAWAB; Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah psikologi pada tumbuh kembang
anak yang berdampak pada life-span development, di antaranya:
Faktor genetik: Beberapa gangguan mental seperti ADHD, autis, atau bipolar dapat terjadi karena
faktor genetik. Anak yang memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan mental ini,
memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan yang sama.
Faktor lingkungan: Lingkungan keluarga yang tidak stabil atau memiliki tingkat konflik yang tinggi
dapat memberikan pengaruh buruk pada kesehatan mental anak. Selain itu, pengalaman traumatis
seperti kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang tua juga dapat berdampak pada kesehatan
mental anak.
Faktor biologis: Kondisi kesehatan fisik yang buruk, seperti kurang gizi, infeksi, atau kondisi medis
lainnya, dapat mempengaruhi kesehatan mental anak. Misalnya, anak yang kurang gizi dapat
mengalami kesulitan berkonsentrasi dan memiliki masalah dengan perkembangan kognitif.
Faktor sosial: Anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau
mengalami tekanan dari kelompok sosial dapat mengalami masalah psikologis yang dapat
mempengaruhi perkembangan mereka.
Faktor individu: Beberapa faktor individu seperti kecerdasan, jenis kelamin, dan kepribadian juga
dapat mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak.
Penting untuk memahami bahwa masalah psikologis pada tumbuh kembang anak dapat disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor di atas, dan setiap anak memiliki pengalaman yang unik. Oleh karena
itu, peran orang tua, pendidik, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mendeteksi dan
memberikan perawatan yang tepat agar anak dapat berkembang secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2000).Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2005).Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Barkley, R A. (2006).Attention Deficit Hyperactivity Disorder. A Handbook for Diagnosis


and Treatment.3nd Edition. New York : The Guilford Press.

Flick, U. (1998). Everyday knowledge in social psychology. In U. Flick (Ed.), The


psychology of the social (pp. 41–69). New York: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai