Seorang anak laki-laki usia 7 tahun datang ke puskesmas bersama ibunya dengan keluhan tampak
lesu karena tidak nafsu makan dan sulit berkonsetrasi saat belajar. Aloanamnesis postur tubuh anak
terlihat lebih pendek daripada anak seusianya dan sulit bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
Dokter menduga anak mengalami masalah psikologi tumbuh kembang meliputi life-span
development. Dokter merujuk ke psikolog untuk mengkonsultasikan tentang fase perkembangan
psikologi anak.
KATA SULIT:
1. Aloanamnesis = Aloanamnesis adalah proses pengambilan informasi tentang kondisi pasien dari
orang lain yang mengenal pasien tersebut, seperti keluarga, teman, atau pendamping. Tujuan dari
alloanamnesis adalah untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang kondisi
pasien, yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien sendiri.
2. Life-span development = Life-span development atau perkembangan sepanjang rentang hidup
adalah studi tentang perubahan psikologis, fisik, dan sosial yang terjadi pada manusia dari awal
kehidupan hingga kematian. Perkembangan sepanjang rentang hidup melibatkan berbagai tahap
perkembangan yang masing-masing memiliki karakteristik unik dan khas.
3.psikologi = Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku, pemikiran, dan emosi manusia.
Bidang psikologi mencakup berbagai topik, termasuk bagaimana kita belajar, memori, persepsi,
motivasi, kepribadian, hubungan sosial, kesehatan mental, dan masalah psikologis lainnya. Para ahli
psikologi memanfaatkan metode ilmiah untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membangun teori yang menjelaskan perilaku manusia.
PERTANYAAN:
1. Apa penyebab dari permasalah yang ada pada skenario di atas?
JAWAB; Anak yang sulit berkonsentrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD): ADHD adalah gangguan neurobiologis yang
dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi, duduk diam, dan mengontrol impuls.
Kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi: Anak yang kurang tidur dapat mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi dan memusatkan perhatian.
Kurangnya aktivitas fisik: Anak yang tidak memiliki kegiatan fisik yang cukup dapat mengalami
kesulitan dalam mengontrol impuls dan fokus.
Kebiasaan buruk dalam menggunakan media sosial: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat
mengurangi kemampuan anak dalam berkonsentrasi.
Gangguan kesehatan fisik: Beberapa kondisi kesehatan fisik seperti gangguan pendengaran dan
penglihatan dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi.
Kurangnya nutrisi dan hidrasi: Kurangnya asupan makanan yang bergizi dan kurang minum air
putih dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.
Lingkungan yang tidak kondusif: Lingkungan yang bising atau tidak nyaman juga dapat
memengaruhi kemampuan anak untuk berkonsentrasi.
Untuk mengatasi masalah sulit berkonsentrasi pada anak, perlu diperhatikan faktor-faktor di atas
dan memberikan solusi yang tepat.
6. Apa saja gejala yang dapat mengindikasikan masalah psikologi tumbuh kembang pada
anak?
JAWAB; Gejala-gjala yang Tampak Menurut Singgi 2004:92 , biasanya anak mengalami
GP P akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Gangguan perhatian, Anak tidak mampu memusatkan perhatianya kepada sesuatu hal
atau obyek tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama.
b. Distraktibilitas, Akibat kekurangan perhatian , anak GPP mempunyai kecenderungan
untuk memperhatikan rangsang yang kurang menonjol , yang dapat berupa distraktibilitas
visual (peneglihatan) auditoris (pendengaran) dan internal . Pada distraktibilas visual ,
konsentrasi visual dialihkan kebenda - benda yang dilihatnya . Kedua matanya terus
menerus menyelidiki dan mencari pengalaman visual yang lebih baru serta lebih baik.
Akibatnya anak GPP sering memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu membaca dan
cenderung melompati kata-kata atau bahkan melewati begitu saja kalimatnya .
c. Hiperaktivitas , Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri
aktivitas selalu berganti , tidak mempunyai tujuan tertentu , ritmis dan tidak bermanfaat.
Anak hiperaktif lebih banyak mengalami gerakan mata diluar tugasnya , sehingga gerakan
menoleh lebih banyak dibandingkan anak normal . Gejala tersebut akan berkurang sesuai
dengan bertambahnya umur dan sebagian akan menghilang pada waktu masa remaja.
d. Impulsif, Anak dengan GPP cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan akibat
tindakan itu . Mereka cenderung memberikan respon pertama yang masuk dalam pikiranya
yang lebih senang "cepat selesai" dalam mengerjakn sesuatu dan tidak mengutamakan
ketelitian . Akibat impulsivitas : anak GPP tidak tepat dalam membaca , mengeja , dan
berhitung meskipun konsep dasarnya telah dikuasai dengan baik .
e. Tidak pernah puas . Biasanya anak GPP akan selalu meminta pada orang tuanya dan bila
keinginanya telah terpenuhi anak GPP tidak akan puas begitu saja akan tetapi akan meminta
hal lain.
f. Kurang ulet. Anak GPP akan menunjukkan sifat kurang ulet dalam bekerja sehingga
pekerjaanya jarang pernah selesai. Anak GPP juga akan mudah lelah sehingg apabila
berfikir lama akan mudah menguap , menggeliat.
g. Selalu berubah, Perhatian anak GPP akan sangat tergantunga pada motivasinya . Pada
motivasi yang tinggi fokus pehatian akan lebih tajam , misalnya : mengikuti acara televisi
tertentu .
h . Inkoordinasi, Anak GPP sukar melakukan kegiatan motorik halus , sehingga mengalami
berbagai kesuliltan seperti mengikat tali sepatu , mengancingkan baju .
10. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan masalah psikologi tumbuh kembang pada
life-span development?
JAWAB; Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah psikologi pada tumbuh kembang
anak yang berdampak pada life-span development, di antaranya:
Faktor genetik: Beberapa gangguan mental seperti ADHD, autis, atau bipolar dapat terjadi karena
faktor genetik. Anak yang memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan mental ini,
memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan yang sama.
Faktor lingkungan: Lingkungan keluarga yang tidak stabil atau memiliki tingkat konflik yang tinggi
dapat memberikan pengaruh buruk pada kesehatan mental anak. Selain itu, pengalaman traumatis
seperti kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang tua juga dapat berdampak pada kesehatan
mental anak.
Faktor biologis: Kondisi kesehatan fisik yang buruk, seperti kurang gizi, infeksi, atau kondisi medis
lainnya, dapat mempengaruhi kesehatan mental anak. Misalnya, anak yang kurang gizi dapat
mengalami kesulitan berkonsentrasi dan memiliki masalah dengan perkembangan kognitif.
Faktor sosial: Anak yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau
mengalami tekanan dari kelompok sosial dapat mengalami masalah psikologis yang dapat
mempengaruhi perkembangan mereka.
Faktor individu: Beberapa faktor individu seperti kecerdasan, jenis kelamin, dan kepribadian juga
dapat mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak.
Penting untuk memahami bahwa masalah psikologis pada tumbuh kembang anak dapat disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor di atas, dan setiap anak memiliki pengalaman yang unik. Oleh karena
itu, peran orang tua, pendidik, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mendeteksi dan
memberikan perawatan yang tepat agar anak dapat berkembang secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2000).Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.