September 2022
Samaritan Hospital
REFERAT
Disusun Oleh:
Resky Gau
N 111 19 057
Pembimbing Klinik
Ada beberapa jenis gangguan pada anak dan remaja yang akan dibahas dalam
makalah ini. Gangguan tersebut adalah gangguan perkembangan pervasif (seperti
autisme); gangguan intelektual; gangguan belajar; gangguan komunikasi; gangguan
pemusatan perhatian (ADHD), perilaku bermasalah (gangguan tingkah laku dan sikap
menentang), kecemasan dan depresi, serta gangguan eliminasi. Setiap gangguan tersebut
akan dibahas kriteria diagnostiknya. Beberapa gangguan juga dijelaskan mengenai
etiologi dan penangannya secara singkat.
A. Perkembangan Anak
Perkembagan adalah suatu perubahan dalam prilaku anak yang memperlihatkan
interaksi dari kematangan makluk hidup dan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan
kemampuan.
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri, perkembangan adalah
pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung
terus selama siklus kehidupan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil dari
beberapa proses seperti proses fisik, kognitif, dan sosial, seperti :
1. Proses Fisik Proses-proses fisik merupakan proses biologis yang meliputi
perubahanperubahan fisik individu yang bersifat genetik. Genetik yang diwarisi
dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi, dan berat badan.
2. Proses Kognitif Proses kognitif meliputi perubahanperubahan ynag terjadi pada
individu mengenai pikiran, kecerdasan, dan bahasa.
D. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif terjadi melalui proses yang dia disebut dengan adaptasi’.
Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan melalui Asimilasi Dan
Akomodasi. Asimilasi merupakan proses dimana anak berupaya untuk menafsirkan
pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasinya, sedangkan Akomodasi
penyesuaian struktur berpikir dengan sejumlah pengalaman baru. Misalnya anak yang
berusia 4 – 5 tahun sedang mencoba mendapatkan bola besar, akomodasi akan terjadi
ketika anak mengenali bahwa bola tersebut lebih besar dari apa yang biasa
dimainkannya.
Berdasarkan contoh tersebut suatu pengalaman atau lingkungan baru telah
mengubah perilaku anak dan pemahamannya hingga kemampuan kognitifnya
bertambah. Perilaku tersebut di atas terdapat kedalam 4 (empat) tahap perkembangan
kognitif yaitu :
1. Sensomotorik lahir sampai dengan 2 tahun.
2. Preoperasional 2 tahun sampai dengan 8 tahun.
3. Konkret operasional 8 tahun sampai dengan 11 tahun.
4. Formal operasional 11 – 12 tahun dan seterusnya.
3) Faktor-Faktor Prenatal
Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi atau penyalahgunaan
obat selama ibu mengandung. Penyakit ibu selama mengandung dapat ditularkan
kepada fetus dan berefek sangat tragis pada fetus tersebut. Meskipun ibu hanya
mengalami gejala-gejala ringan atau tidka merasakannya sama sekali. Penyakit ibu
yang dapat menyebabkan retardasi mental adalah sifilis, cytomegalovirus, dan
herpes genital. Selain itu, obat-obatan yang digunakan ibu selama kehamilan dapat
memengaruhi bayi melalui plasenta, misalnya saja ibu yang meminum alkohol.
Komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen atau cedera kepala,
menempatkan anak pada risiko yang lebih besar terhadap gangguan neurologis,
termasuk retardasi mental. Kelahiran prematur misalnya, dapat menimbulkan risiko
retardasi mental dan gangguan perkembangan lainnya.
4. Ada bukti yang jelas bahwa simtom tesebut mengganggu atau menurunkan
kualitas dari fungsi-fungsi sosial, akademik atau pekerjaan.
2. Kekacauan tingkah laku yang diasosiasikan dengan distres dalam individu atau
orang lain dalam konteks sosial yang terdekat (seperti keluarga, kelompok
sebaya, dan kolega kerja), atau berpengaruh secara negative pada fungsi sosial,
pendidikan, dan pekerjaan atau fungsi-fungsi dalam area lainnya.
F. Motor Disorder
Motor Disorder merupakan gangguan yang berkaitan dengan koordinasi
gerakan pada anak-anak. Ada tiga jenis gangguan motorik dalam DSM V yang juga
digolongkan sebagai gangguan neurologis-perkembangan, yaitu Developmental
Coordination Disorder, Stereotypic Movement Disorder, dan Tic Disorder.
3. Tic Disorder.
Tic adalah pergerakan motorik atau pengucapan tanpa ritmik, berulang, cepat
dan tiba-tiba. Dalam DSM V ada tiga tipe utama gangguan Tic, yaitu sebagai
berikut:
1. Tourette’s Disorder (Gangguan Tourette)
a) Terdapat kedua gejala yaitu gerak ganda dan satu atau lebih tic vokal yang
muncul pada beberapa waktu selama kesakitan, meskipun tidak semestinya
secara simultan.
b) Tic dapat bertambah dan menurun frekuensinya tetapi tetap menetap lebih
dari 1 tahun sejak kemunculan tic yang pertama.
c) Kemunculannya adalah sebelum usia 18 tahun.
d) Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari zat/obat atau kondisi
medis lainnya (seperti penyakit Huntington).
H. Gangguan Eliminasi
Gangguan Eliminasi merupakan masalah hendaya dalam kontrol terhadap
buang air kecil dan buang air besar yang persisten dan tidak berhubungan dengan
penyebab organik. Dalam DSM-V, gangguan eliminasi tidak tergolong dalam
gangguan neurologis-perkembangan, melainkan digolongkan dalam kategori
tersendiri yaitu gangguan eliminasi, sebagimana gangguan makan dan gangguan
tidur yang mungkin juga menimpa anak-anak dan remaja. Gangguan ini lebih
umum terjadi pada anak laki-laki. Ada dua tipe utama dari gangguan eliminasi,
yaitu enuresis dan enkopresis.
1. Enuresis
Enuresis merupakan kegagalan untuk mengontrol buang air kecil setelah
seseorang mencapai usia “normal” untuk mampu melakukan kontrol. Dalam DSM-
V dijelaskan kriteria diagnostic enuresis, yaitu anak berulang kali mengompol di
temat tidur atau pakaian, baik disengaja maupun tidak disengaja; tingkah laku
tersebut signifikan secara klinis muncul pada frekuensi setidaknya 2 kali seminggu
selama sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut atau menyebabkan kemunculan
distress yang signifikasn secara klinis atau hendaya dalam fungsi sosial, akademik
(pekerjaan) dan area-area fungsi penting lainnya; usia kronologis anak minimal 5
tahun (atau anak berada pada tingkat perkembangan yang setara); tingkah laku
tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari penggunaan zat atau kondisi medis
lainnya (tidka memiliki dasar organik).
Berbagai gangguan atau perilaku abnormal dapat terjadi pada anak-anak yang
berkembang hingga remaja, bahkan hingga dewasa. Gangguan tersebut umumnya
berupa gangguan neurologis-perkembangan. Gangguan lainnya berupa gangguan
tingkah laku, gangguan eliminasi, gangguan kecemasan dan gangguan mood. Gangguan
lainnya yang tidak dijelaskan dalam makalah ini adalah gangguan makan dan gangguan
tidur. Gangguan ini umumnya tidak memiliki dasar neurologis-fisiologis atau dasar
medis yang jelas. Gangguan-gangguan tersebut dapat mengakibatkan hendaya dalam
berbagai fungsi kehidupan seperti fungsi sosial, akademik/pendidikan dan pekerjaan.
Gangguan tersebut menganggu individu untuk bisa berfungsi sebagaimana mestinya
dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab berbagai gangguan umumnya merupakan
variasi dari faktor genetika dan faktor lingkungan (nature dan nurture). Penanganan
yang dilakukan dapat berupa terapi dengen pendekatan medis dan pendekatan
psikologis. Terapi yang lebih efektif melibatkan berbagai pendekatan psikologis untuk
gangguan-gangguan tertentu.
Sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kehidupan
yang telah diberikan. Apalagi kehidupan yang normal dan tidak didiagnosi menderita
gangguan-gangguan psikologis. Kita perlu mencegah onset gangguan sejak dini. Oleh
sebab itu kita seyogyanya mengetahui mengenai berbagai gangguan yang dapat
menimpa anak dan remaja sehingga onsetnya dapat dicegah sedini mungkin.