Perkembangan (development):
b) Perkembangan menunjuk kepada proses perubahan yang bersi fat tetap dan tidak
dapat diputar (diulang) kembali. (Warner, 1969, dalam Moh. Surya)
d) Perkembangan adalah perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ
jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri. (Muhibbin Syah. 1996)
e) Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts.
(Dictionary of Psychology, 1972 dalam Muhibbin Syah, 1995)
5. Resiko perkembangan
Pola perkembangan dapat terganggu oleh kondisi lingkungan atau fisik untuk
sementara atau permanen. Gangguan ini mungkin berbentuk kelambatan atau
meningginya kecepatan terjadinya pola perkembangan yang normal, atau mengubah
pola tersebut.
Bukti yang diperoleh dari studi longitudinal menuniukkan bahwa jika Pola
pertumbuhan fisik terganggu oleh kondisi lingkungan, seperti kekurangan gizi,
penyakit, musim, atau ketegangan emosional yang hebat. akan terdapat suatu periode
"mengejar" penumbuhan setelah kondlsi tersebut dihilangkan atau diperbaiki.
Kemudian anak akan kembali ke pola semula sebelum terjadinya gangguan.
Pola perkembangan fisik mungkin diubah secara permanen oleh kondisi lingkungan
yang tidak menguntungkan sebelum atau sesudah kelahiran. Sebagai contoh,
defisiensi kegiatan kelenjar thyroid selama periode pralahir menghalangi penumbuhan
fisik dan mental, sehingga menghasilkan anak cacat yang "kerdil" (cretin) atau idiot
yang tidak berbentuk. Kekurangan kalsium selama pralahir dan awal pascalahir
mengakibatkan penyakit rakhitis, di mana tulang tidak mengeras secara normal
dengan akibat gigi keropos, dada yang datar, kaki atau punggung bengkok, atau pelvis
yang cacat.
Gangguan dalam pola perkembangan mental bila terdapat kondisi yang tidak
diharapkan dalam lingkungan pralahir dan pascalahir awal sejelas pole perkembangan
fisik. Kekurangan gizi yang berat pada saat ini tidak saja mengakibatkan ukuran
keliling kepala yang lebih kecil dan kemampuan kognitif lebih rendah, tetapi juga
mempengaruhi kepribadian yang menyebabkan mereka apatis. Bahkan sesudah gizi
diperbaiki, telah dilaporkan adanya ketinggalan dalam kemampuan kognitif. Kebutaan
sejak lahir menyebabkan bayi dan anak kecil kehilangan rasa ingin tahu yang normal
pada saatnya. Hal ini tidak saja karena mereka tidak dapat melihat sesuatu yang baru
dan berbeda, tetapi juga karena kegiatan eksplorasi mereka terhalang oleh rasa takut.
Kehilangan rasa ingin tahu ini juga mempengaruhi pola perkembangan motorik
mereka.
Pola perkembangan juga terhambat oleh kondisi psikologis. Gangguan emosional
yang disebabkan oleh penolakan orang tua, kehilangan orang tua, atau dimasukkan
dalam lembaga dapat menghambat pola perkembangan fisik dan psikilogis.
DAFTAR PUSTAKA