Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ela Rastika Ayu

Nim : 1741041007
Kelas : B

RANGKUMAN
Konsep Dasar Pertumbuhan Dan Perkembangan
A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Ada beberapa pendapat yang berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan
perkembangan. Makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan, sehingga
kedua istilah itu penggunaannya sering kali dipertukarkan (inter-change) untuk makna yang
sama. Ada penulis yang menggunakan istilah pertumbuhan dan ada pula yang menggunakan
istilah perkembangan saja. Dalam buku ini , istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan
untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuatitatif semakin besar
dan/atau panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.
1. Pengertian pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan
waktu, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam betuk proses aktif secara
berkesinambungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada organisme
bermacam-macam:
Pertama; faktor-faktor sebelum lahir. Umpama:peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu
dan janin; janin terkena virus, keracunan bayi ada dalam kandungan; terkena infeksi oleh
bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, TBC , kholera,typhus,gondok,sakit gula, dan laim-
lain.
Kedua; faktor ketika lahir atau saat kelahiran.faktor ini antara lain adalah intracranial
heamorage atau pendarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari
dinding rahim iu sewaktu ia dilahirkan dan efek pada susunan syaraf-pusat karena proses
kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan tang (tangoerlossing).
Ketiga; faktor sesudah lahir. Faktor ini antara lain, pengalam traumatik pada kepala,
kepala bagian dalam terluka karena kepala bayi (janin) terukul, atau mengalami serangan
sinar matahari (zonnestiek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral
meningitis, gabag, maliria tropika, dypteria, dan lain-lain. Semua penyebab tersebut di atas
mengakibatkan pertumbuhan bayi dan anak sangat terganggu.
Keempat, faktor psikologis; antara lain bayi ditinggalkan oleh ibu,ayah, atau kedua
orangtuanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti: rumah sakit,
rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka kurang
mendapatkan perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tesebutmengalami kehampaan
psikis (innanitie psyche), perasaannya kering sehingga mengakibatkan kelambatan
pertumbuhan pada semua funsi jasmaniah. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi
pertumbuhan fisik.
Jadi istilah pertumbuhan dimaksudkan pertumbuhan dalam ukuran-uukuran badan dan
fungsi-fungsi biologis

2. Pengertian Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh werner (1957) yaitu
perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenitesi, yaitu perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi,
dan integrasi meningkat secarabertahap. Proses diferensiasi itu diartikan pada prinsip totalitas
pada diri anak; bahwa penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi
semakin nyata dan bertambah jelas dalam laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka kesekuruhan.

Menurut schneirla(1957), perkembangan adalah perubahan-perubahan progeresif


dalam organsasme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang
hidunya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua faktor yakni kematangan dan
pengalaman.
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan
dengan perkembangan yaitu:
a. Ontogentik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
b. Filogenetik, perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.
Perkembangan perubahan fungsi sepanjang ini. Perkembangan perubahan fungsi
sepanjang masa hidup menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga
terjadi sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan onttogenesis mengarah
ke suatu tujuan khusus yang sejalan dengan
3. Jenis Perubahan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan

Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun fisk fisik maupun fisk
fisik maupun fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat dibagi menjadi empat kategori
utama yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan dalam perbandingan, perubahan untuk
mengganti hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

a. Perubahan dalam ukuran

Perubahan dapat beerbentuk pertambahan ukuran panjang atau tinggi maupun berat
badan. Berat badan yang semula sekitar tiga kilogram ketika dilahirkan menjadi delapan
sampai Sembilan kilogram ketika dilahirkan menjadi delapan sampai Sembilan kilogram
pada umur enam bulan. Panjang 50 cm ketika di lahirkan menjadi tinggi 60 cm pada umur
satu tahun diikuti oleh organ-organ tubuh lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain
volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.

b. Perubahan dalam perbandingan


Dalam dari sudut fisik terjadi perubahan oprasional antara kepala, anggota badan,
dan anggota gerak. Mislanya perbanandingan antara besar kepala dengan anggota badan,
semakin bertambah umur, semakin bertambah umur, semakin bertambah besar. Sampai pada
umur tertentu perbangdingan antara besar kepala dengan anggota badan, semakin bertambah
umur, semakin bertambah umur, semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu
perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir balasan tahun.

c. Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama

Bahasa bayi yang tidak jelas dan kadang-kadang berbicara cedal semakin menghilang
dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya. Kebiasaan untuk merangkak kalua
mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatkan kamampuan-kampampuan
motoric dan berganti dengan berjalan. Dari sudut emosi terjadi perubahan-perubahan kea rah
kemampuan menunda emosi secara lebih tepat. Kebiasaan untuk melakukan sesuatu tanpa
bias menahan diri dan menunda emosi sedikit demi sedikit akan hilang. Kebiasaan
mengompol akan hilang dan anak akan mampu mengatur persyaratan dan perototan yang
berhubungan dengan penguasaan saluran dan kantung seni. Pada anak-anak, gigi akan
tanggal satu demi satu dan diganti dengan gigi tetap.

d. Berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru

Banyak hal yang baru diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan
tingkat/tahapan perkembangannya. Ketika dilahirkannya bayi belum mempunyai gigi dan
beberapa waktu kemudian ( kalua sudah sampai waktunya atau umumnya ) akan tumbuh gigi
tersebut. Dengan demilkian bayi memperoleh atau menambah sesuatu yang baru yang
sebelumnya belum ada atau belum dimiliki. Menjelang usia remaja terjadi pertumbuhan bulu-
bulu ketiak, bulu-bulu sekitar alat-alat kelamin,timbul kumis pada laki-laki akibat mulai
berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin. Tanda- tanda-tanda ini di kenal dengan istilah-istilah
tanda-tanda kelamin sekunder.

Dilihat dari segi mental akan bertambah perbendahraan kata dan kekayaan Bahasa.
Nilai dan norma moral semakin meningkat. Berbagai pengetahuan akan diperoleh terutama
dn lingkungan pendidikan formal.

B. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan.

Berdasarkan persamman-persamaan dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh


kecenderungan-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang
selanjutnya denamakan hokum-hukum pertumbuhan dan perkembangan. Hukum-hukum
perkembangan itu antara lain.

1. Hukum Cephalocoudal

Hokum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan
fisik dimulai dari kepala kea rah kaki. Bangian-bangian pada kepala tumbuh lebih dahulu dari
pada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan prenatal, yaitu pada janin.
Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang
lebih “ matang “ dari pada bagian lain. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih
cepat dari pada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan prenatal, neonatal
maupun anak-anak,proporsi bagian kepada dengan rangka batang tubuhnya mula-mulanya
kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.

2. Hokum Proximodistal

Hokum proximodistal adalah hokum yang berlaku pada pertumbuhan fisik dan
menurut hokum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat
tubuh Yang terdapat dipusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu
berfungsi dari pada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh
yang terdapat pada daerah pusat itu lebuh vital daripada misalnya anggota gerak seperti
tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila rejadi kelainan-kelainan
pada anggota gerak. Akan tetapi apabila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal
bisa berakibat fatal.

3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus


Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum,
kemudian sedikit demu sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi
seperti dikemukakan oleh Werner. Anan akan lebih dahulu mampu menggerakkan lengan
atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahuludari pada menggerakkan jari-jari tangannya.
Anak akan mampu lebih dahulumenggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa menggunakan kedua
tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.
Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-hal yang
tadinya umum ke khusus. Seorang anak akan menyebutkan semua wanita “mama” sebelum ia
mampu membedakan mana ibunya, mana pengasuh atau bibinya. Anak mengenal istilah
binatang atau pohon mendahului kemampuannya untuk membedakan mana yang tergolong
anjing, kucing, ayam atau pohon pisang, pohon papaya dan pohon mangga.
Dilihat dari segi perkembanga emosinya juga terjadi hal-hal yang sama. Anak
menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyedihkan, yang menjengkelkan
dengan reaksi-reaksi yang sama. Ia akan sedikit demi sedikit membedakan rangsangan
tertentu dengan reaksi yang berlainan. Anak memperlihatkan reaksi kemarahan terlebih
dahulu, sebelum ia bisa memperlihatkan emosi cemburu atau iri hati.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-tahapan Perkembangan
Contoh penahapan dalam perkembangan manusia antara lain: masa pralahir, masa
jabang bayi (0 - 2 minggu), masa bayi (2 minngu – 1 tahun), masa anak prasekolah (1 – 5
tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (13 – 21 tahun), masa dewasa (21 – 65
tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembanga berlangsug secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo
perkembangan tertentu serta berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat
lambantnya suatu penahapan perkembangan terjadi, atau suatu masa perkembagan dijalani
menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu. Semakin lambat masa-masa
perkembangang dibandibgkan norma-norma umum yang berlaku semakin menunjukkan
adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan dalam perkembangan. Andanya hu bunga-
hubungan antara satu aspek dengan aspek lain yang saling mempengaruhi , menunjukkan
bilamana kelambata, maka pada sapek-aspek lainya juga akan terjadi hal yang sama.
Sebaliknya, kalau tidak maka ada factor khusus yang mempengaruhi itu. Karena itu setiap
gejala baru, dapat dijelaskan berdasarkan perkembangan sebelumnya.
Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a. Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari Patokan umum,
tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisik yang tergaggu.

b. Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-


anak lainpada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat
tahun, misalnya masih mengalami kesulitan berbicara, mengemukakan sesuatu dan
terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan akan mengalami kelambatan pada
seluruh aspek perkembangan.

C. Aspek-aspek Perumbuhan dan Perkembangan


Setiap individu pada hakekatnya akan mengalami perkembangan fisik dan
pertumbuhan non-fisik yang ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan
sapek-aspek tersebut.
1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik manusia merupakan proses perubahan menjadi lebih besar dan
lebih panjang, dan terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Keberadaan setiap manusia terjadi dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan
sel telur dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan, yang disebut embrio. Embrio
manusia yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur
dua bulan ukuran embrio itu sebesar setengah sentimeter dan disebut janin atau fetus. Baru
setelah satu bulan kemudian (jadi kandungan telah berumur tuga bulan), janin tersebut telah
berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf yang membentuk system syaraf yang lengkap. Pertumbuhan dan
perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda
kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah mampu berfungsi secara
mandiri.
b. Pertumbuhan setelah lahir

Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhan sebelum


lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung smapai masa dewasa. Selama tahun
pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertinga
panjang badan semula dan berat badan akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak
lahir sampai umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang
kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau pra-
natal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa.
Setiap bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami perubahan kerena
pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan
untuk menjalankan fungsinya. Jaringan syaraf otak atau syaraf sentral akan tumbuh dengan
cepat karena syaraf pusat itu akan menjadi sentral dalam menjalankan fungsi jaringan syaraf
di seluruh tubuh manusia.
Kapasitas syarat sensoris seorang bayi sangat terbatas. Bayi yang baru lahir
pendengarannya amat baik. Ia mampu membedakan antara suara lembut dan keras, dan lebih
senang pada suara yang lembut daripada yang lain. Penglihatannya masih lemah, walaupun
bayi dapat melihat tetapi amat singkat dan jaraknya tidak lebih dari 1,25 meter. Dalam
perkembangannya bayi segera dapat membedakan terangnya cahaya, warna, dan mampu
mengikuti ransangan yang bergerak dengan pandangan matanya. Begitu pula syaraf sensoris
yang lain seperti perabaan, penciuman, dan pencecapan berkembang sejalan dengan syaraf
penglihatan.
Perkembangan fungsi syaraf sensoris semakin sempurna dan lengkap, sehingga anak
mampu menginterpretasikan apa yang ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan. Semua ini
merupakan potensi yang fungsional bagi terbentuknya pengetahuan seseorang.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis setiap orang memiliki pola dan
urutan yang teratur. Banyak ahli psikologi menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dan
perkembangan kemampuan fisik anak memiliki pola yang sama dan menunjukkan
keteraturan.
Pertumbuhan fisik anak dapat di bagi menjadi empat periode utama, dua periode di
tandai dengan pertumbuhan yang cepat dan dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan
yang lambat. Selama periode pralahir dan enam bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya
sangat cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pascalahirnya, pertumbuhan seorang bayi
memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian menjadi stabil sampai si anak
memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan seksualnya. Hal ini dapat di mulai
ketika anak berusia sekitar delapan sampai 12 tahun. Mulai saat itu sampai ia berumur 15
tahun atau 16 tahun pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini di sebut
ledakan pertumbuhan pubertas. Periode ini kemudian akan di susul dengan periode tenang
kembali sampai ia memasuki tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah tercapai dalam periode
keempat ini akan tetap sampai ia tua, tetapi berat tubuh masih dapat berubah-ubah. Meskipun
ada kenyataan bahwa daur pertumbuhan fisik dapat di katakan teratur dan dapat di ramalkan,
namun terjadi pula keanekaragaman. Seperti di kemukakan oleh Johnston (Hurlock 1991)
“jadwal waktu pertumbuhan fisik anak sifatnya sangat individual”.
Ukuran dan bangun tubuh yang di wariskan secara genetik juga mempengaruhi laju
pertumbuhan. Anak mempunyai bangun tubuh kekar biasanya akan tumbuh dengan cepat
dibandingkan dengan mereka yang bangun tubuhnya kecil atau sedang. Anak dengan bangun
tubuh besar, biasanya akan memasuki tahap remaja lebih cepat daripada teman sebayanya
yang mempunyai bangun tubuh lebih kecil.
Anak-anak yang tenang cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
anak-anak yang mengalami gangguan atau tekanan emosi, dan ketegangan dapat lebih
mempengaruhi berat tubuh dari pada tinggi tubuh seseorang. Yang paling menonjol dalam
variasi pertumbuhan ini adalah faktor pengaruh jenis kelamin. Pertumbuhan anak laki-laki
lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan pada usia tertentu dan pada suatu saat nanti
wanita lebih cepat dari pada laki-laki ketika mencapai usia tertentu. Misalnya pada usia 9, 10,
13, dan 14 tahun anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena pengaruh
perkembangan awal remajanya. Begitu juga di kalangan sesame anak laki-laki, sering
nampak variasi yang jelas satu sama lain. Baik pada laki-laki ataupun perempuan, sama-sama
mengalami kenaikan berat tubuh pada usia tertentu.
Setelah memahami pertumbuhan fisik manusia, selanjutnya berikut ini di uraikan
tentang kemampuan-kemampuan non-fisik seperti kemampuan intelek (berfikir), sosial,
bahasa, dan mengenal nilai, moral, dan sikap.
2. Intelek
Intelek merupakan kata lan dari piker, berkembang sejalan dengan pertumbuhan
syaraf otak. Karena pikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh
kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Pertumbuhan syaraf yang
telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik, dan oleh karena itu seorang individu
juga akan mengalami perkembangan kemampuan berpikirnya, manakala pertumbuhan syaraf
pusat atau otaknya telah mencapai matang. Perkembangan tingkat berpikir atau
perkembangan intelek akan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu untuk mengetahui
dunia luar. Reaksi atau respon terhadap ransangan dari luar pada awalnya belum
terkoordinasikan secara baik, hampir semua respon yang di berikan bersifat reflex mulai
berkurang pemberian respon terhadap setiap rangsangan telah mulai terkoordinasikan.
Sebagai contoh respon terhadap suara, sinar, dan warna mulai ditunjukkan dengan gerakan
pandangan mata kearah asal rangsangan itu di berikan.
Perkembangan lebih lanjut di tunjukkan pada perilakunya untuk menolak dan memilih
sesuatu yang berarti telah terhadap proses pertimbangan atau yang lazim di kenal dengan
proses analisis, evaluasi, sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan.
Fungsi ini terus berkembang mengikuti kekayaan pengetahuannya tentang dunia luar dan
proses belajar yang dialaminya, sehingga pada saatnya seseorang berkemampuan untuk
melakukan peramalan atau prediksi, perencanaan, dan berbagai kemampuan analisis dan
sintesis. Perkembangan kemampuan berpikir semacam ini di kenal pula sebagai
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif menurut Piaget mengikuti tahap-tahap
sebagai berikut (Sarwono,1991):
a. Tahap pertama: Masa sensori motor (0.00-2.50 th)
Masa ketika bayi mempergunakan system pengideraan dan aktivitas motorik untuk
mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang
diterminya dalam bentuk reflex (misalnya reflex mengenyut putting susu ibu, reflex menangis
dan lain-lain). Reflex-refleks ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang
lebih canggih misalnya berjalan. s
b. Tahap kedua: Masa pra-operasional (2.00-7.00 th)
Ciri khas masa inio adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili
sesuatu yang tidak ada. Misalnya kata “pisau plastic”. Kata “pisau” atau tulisan “pisau”
sebenarnya mewakili makna benda yang sesungguhnya. Kemampuan simbolik ini
memungkingkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang
telah lewat; misalnya seorang anak yang pernah melihat dokter praktik, maka ia dapat
bermain ‘dokter-dokteran’.
c. Tahap ketiga: Masa konkrit-operasional (7.00-1.00 th)
Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkrit.
Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir, yaitu :
a. Identifikasi: mengenali sesuatu;
b. Negasi: mengingkari sesuatu;
c. Reprokasi: mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.
d. Tahap keempat: Masa operasional (11.00-dewasa)

Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan
hipotesis. Pada tahap ini seseorang bisa memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat
mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan seperti: kalau mobil A lebih mahal daripada
mobil B, sedang mobil C lebih murah daripada mobil B, maka mobil mana yang paling mahal
dan yang mana yang lebih murah.

3. Emosi
Emosi merupakan gejala perasaan yang disertai dengan perubahan atau perilaku fisik.
Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku yang lain.
Begitupula sebaliknya seseorang yang gembira ia melonjak lonjak sambil tertawa lebar, dan
sebagainya.
4. Sosial
Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak akan mampu hidup terus tanpa
bantuan orang lain. Manusia lain, terutama ibunya, akan membantu bayi yang baru lahir itu
untuk dapat hidup terus. Jadi bayi – setiap orang – memerlukan oranglain. Dengan perkataan
lain, dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia
memerlukan lingkungannya, dan senantiasa memerlukan manusia lainnya.
5. Bahasa

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi manusia telah
berkomunikasi dengan dunia lain. Tangis atau menangis disaat kelahiran, mempunyai arti
bahwa disamping menunjukkan gejalah kehidupan juga merupakan cara bayi itu
berkomunikasi dengan sekitar.

6. Bakat khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang individu yang
hanya dengan hanya rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang
dengan baik. Suryabrata (1984) menyimpulkan bahwa pengertian tentang bakat yang
dikemukakan oleh para ahli memeang belum seragam. Diakui bahwa adanya perbedaan
dalam tiap-tiap defenisi bersikap saling melengkapi. Diantara berbagai definisi tentang bakat,
Sumadi tampak lebih mengikuti defenisi yang dikemukakan oleh Guilford (Suryabrata 1984),
bakat mencakup tiga dimensi, yaitu (i) dimensi perseptual, (ii) dimensi psikomotor, dan (iii)
dimensi intelektual. Ketiga dimensi itu menggambarkan bahwa bakat tersebut mencakup
kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan kecepatan menangkap makna, kecepatan dan
ketepatan bertindak serta kemampuan berpikir inteligen. Atas dasar bakat yang dimilikinya
maka seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai
serta memecahkan masalah.

Seseorang yang memiliki bakat akan cepat dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki
akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah-satu
kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam bidang seni, olahraga, dan keterampilan.

7. Sikap, Nilai dan Moral


Bloom ( Woolfolk dan Nicolich, 1984) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif),
penguasaan nilai dan sikap (efektif), dan penguasaan psikomotor. Masa bayi masih belum
dikenal hierarki nilai dan suara hati, perilakunya belum dibimbing oleh norma-norma moral.
Pada masa anak-anak telah terjadi perkembangan moral yang relatif rendah (terbatas). Anak
belum menguasai nilai-nilai abstrak yang berkaitan dengan benar-salah dan baik-buruk. Hal
ini dikarenakan oleh pengaruh perkembangan intelek yang masih terbatas. Anak belum
mengetahui manfaat suatu ketentuan atau peraturan dan belum memiliki dorongan untuk
mengerti peraturan-peraturan dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai