Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti
berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan
yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur
jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi
besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan
lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-
lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak
tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf
pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan
kecepatan masing- masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan
proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Pertumbuhan fisik anak dapat dibagi menjadi 4 periode utama, 2 periode ditandai
dengan pertumbuhan yang cepat dan 2 periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang
lambat. Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir pertumbuhan tubuhnya sangat
cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pasca lahirnya, pertumbuhan seorang bayi
memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian menjadi stabil sampai anak
memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan seksualnya. Hal ini dapat
dimulai ketika anak berusia sekitar 8-12 tahun. Mulai saat ia berumur 15-16 tahun
pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan biasanya masa ini disebut pertumbuhan
pubertas. Periode ini kemudian akan disusun dengan periode tenang kembali sampai ia
memasuki tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah tercapai dalam periode ke-4 ini akan
tetap sampai ia tua. Tetapi berat tubuh masih dapat berubah-ubah meskipun ada kenyataan
bahwa daur pertumbuhan fisik dapat dikatakan teratur dan dapat diramalkan namun terjadi
pula keanekaragaman seperti dikemukakan oleh johnson. “jadwal pertumbuhan fisik anak
sifatnya sangat individual”( Hurlock, 1991). Masganti (2012) mengemukakan
pertumbuhan dan perkebangan fisik seseorang sesuai dengan periode usia pertumbuhan
yaitu:
B. Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang penting pada masa remaja ialah:
a. Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu: Percepatan
pertumbuhan yang terdiri dari pertumbuhan ukuran tubuh dan perubahan proporsi tubuh.
Pada masa remaja anak telah mendekati postur orang dewasa, di mana ukuran pinggang
berkurang panjangnya. Pinggul menjadi lebih lebar, tungkai kaki lebih panjang dari
badan, dan lengan menjadi lebih panjang. Kondisi ini mendukung pertumbuhan fungsi-
fungsi seks sekunder pada remaja.
b. Proses kematangan seksual yang terdiri dari ciri kelamin yang utama dan ciri kelamin
kedua.
Penyebab perubahan fisik pada masa remaja adalah kelenjar pituitary yang terletak didasar
otak mengeluarkan dua macam hormon yaitu hormon pertumbuhan (hypothalamus) dan
hormon gonadotropik (Hurlock, 1980: 186). Hormon pertumbuhan yang menyebabkan
terjadinya perubahan ukuran tubuh. Hormon gonadotropik adalah hormon yang
merangsang gonad –untuk meningkatkan kegiatan. Menjelang masa remaja kedua hormon
ini sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh
proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini
diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus yaitu kelenjar yang
dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di
otak. Majalah “Eltern” di Jerman tahun 2005 melaporkan hasil studi mengenai
perkembangan anak perempuan dan anak laki- laki. Berikut ini dipaparkan beberapa
perbedaan kecil di antara keduanya sehingga dapat bermanfaat bagi para orang tua:
Secara umum perbedaan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak laki-laki dan
perempuan adalah sebagai berikut:
Table
Perbedaan umum pertumbuhan dan perkembangan anak laki dan perempuan
Perkembangan gonad menyebabkan ciri-ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya
menjadi matang, dan ciri-ciri seks skunder (rambut kemaluan, kulit, pinggul, payudara,
kelenjar lemak, otot, dan suara) mulai berkembang (Hurlock, 1980: 190) Perkembangan
fisik pada anak dan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah: keluarga,
gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, dan pengaruh
bentuk tubuh.
Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori,
yaitu: perubahan yang besifat internal dan perubahan yang bersifat eksternalfisik selama
masa remaja dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: perubahan yang besifat internal dan
perubahan yang bersifat eksternal.
Perubahan Interal
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan
tidak tampak dari luar dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun perubahan
tersebut, di antaranya adalah:
1) Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih
tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
2) Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali berat
pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai
tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
3) Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahun, namun anak
laki-laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4) Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan
sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
5) Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun. Jaringan selain tulang,
khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran
yang matang.
Perubahan Eksternal
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan
berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan
kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi
meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak.
Dari penghayata totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
a. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Proses perkembangan manusia dimulai sejak dalam rahim. Sejak terjadi proses di dalam rahim
hingga ajal tiba, manusia tidak pernah dalam keadaan statis, namun selalu berubah dan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak, kemudian berada di titik puncak dan
selanjutnya mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa
ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik :
a. Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya misalnya otak,
jantung, dan lain sebagainya.
b. Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak
2. Perubahan mental :
a. Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi, sosial, dan
imajinasi.
b. Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap
sosial yang baru, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial
Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan pada umumnya mengikuti
prinsip seperti yang dinyatak Hurlock (1980) ada sembilan, yaitu:
Sikap kritis merupakan prinsip pertama dalam perkembangan yang terjadi pada tahun-
tahun prasekolah. Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang
berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Perubahan cenderung
terjadi apabila orang-orang di sekitar anak memperlakukan anak dengan baik dan
mendorong anak lebih bebas mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak
tumbuh dan berkembang.
Setiap individu akan mengalami perkembangan yang meskipun pada anak kembar. Karena
perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda maka terbentuk individualitas. Walaupun
pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan mengikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan
lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang
melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda, dan juga faktor lingkungan
anak yang bebrbeda. Meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola
perkembangan tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Seorang anak yang
memiliki kecerdasan rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula
ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap
individu mengindikasikan agar guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan
tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya
juga berbeda. Pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan, meskipun dilakukan
secara klasikal atau kelompok.
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang
sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Pola perkembangan ini tidak akan berubah
sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. Pada anak yang
pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama seperti anak
yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih
cepat dalam perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata,
sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat. Perkembangan bergerak dari
tanggapan umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Demikian juga dengan
perkembangan emosi, anak secara umum akan merespon dengan rasa takut pada suatu hal
yang baru namun selanjutnya akan merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru
tersebut. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan
hingga kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi
kadang cepat. Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang
perkembangan dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif
akan menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh
terhadap perkembangan selanjutnya.
Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat menyebabkannya
antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya
penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik
tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan
bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal
yang penting karena memungkinkan pengasuh(orangtua, guru, atau pengasuh lainnya)
untuk segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak yang hidup dalam
budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki
dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak perempuan akan
memilih mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga
pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak
cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan
pemberani dibandingkan anak perempuan.
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan anak.
Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. Misalnya anak
usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa
berjalan, maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya
Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori perkembangan yang
dikemukakan ahli psikologi perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme,
etologis, komparatif dan organismik, perkembangan kognitif, perkembangan moral,
pengondisian klasik, pengondisian operan, pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko-
sosial, perkembangan bahasa, dan humanistik.
1) Environmentalise
2) Naturalisme
3) Etologis
4) Komparatif dan organismic
5) Perkembangan kognitif
6) Perkembangan moral
7) Pengondisian klasik
8) Pengondisian Opera
9) Pemodelan
10) Sosial-Historis
11) Psikoanalitik
12) Psiko-sosial
13) Perkembangan bahasa
14) Humanistik.
Tahap-Tahap Perkembangan