Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

Rahmatul mahmudah
Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Abstrak
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-
anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan
kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja, mereka mengalami penuh
gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma
sosial yang berlaku dikalangan masyrakat.
Dalam proses perkembangan kematangan psikologis dan biologis, remaja kerap
menghadapi ketegangan, kebingungan, dan kekhawatiran. Remaja menjadi gemar
coba-coba dalam emosi labil sehingga mudah terpengaruh.

Kata Kunci: Remaja, Perkembangan, Fisik

A. Pendahuluan
Psikologi remaja adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara khusus
mempelajari kehidupan remaja. remaja atau generasi muda adalah generasi penerus
bangsa yang kelak menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan kedamaian dan
ketenteraman umat manusia dimuka bumi ini. Jika generasinya rusak maka secara
otomatis bangsanya pun akan ikut rusak, sehingga demi mewujudkan cita-cita
kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah mampu mencetak generasi yang
berkualitas sesuai harapan bangsa dan Negara. Tetapi pada kenyataanya banyak
generasi muda atau remaja juga menjadi gudang permasalahan.
Remaja yang dimaksud adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan fisik. Mereka bukanlah
anak-anak, baik bentuk badan ataupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula
orang dewasa yang dapat berfikir dan bertindak secara matang. Jadi, masa remaja
adalah masa yang berlangsung antara umur 12 tahun - 21 tahun bagi wanita, dan 13
tahun - 22 tahun bagi pria (Desmita, 2007:190). Tanda-tanda perubahan fisik dari
masa remaja terjadi dalam kontek pubertas.
Perkembangan fisik remaja sangat signifikan karena masa remaja adalah masa
yang menentukan kehidupan kedepannya, dari keluarga, agama, pendidikan, bangsa
dan negaranya. Bagi orang tua, dan guru harus mampu menyiapkan remaja untuk
menjadi anggota masyarakat yang aktif dan produktif, maka orang tua dan guru
memikul tanggung jawab yang lebih berat terhadap para remaja, terutama dari segi
psikis dan fisiknya. Berdasarkan rasa tanggung jawab itu, tujuan pembahasan ini
untuk mengetahui “Bagaimana Perkembangan Fisik Remaja ”.

B. Pembahasan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang akan dialami setiap
individu atau makhluk hidup, terutama perkembangan dan pertumbuhan fisik yang
dialami pada saat remaja.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Hal
ini karena pertumbuhan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan
perkembangan. Namun demikian, antara istilah pertumbuhan dan perkembangan
dapat dibedakan berdasarkan perubahan ukuran yang terjadi pada makhluk hidup,
khususnya manusia.
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan” yang progresif dan continue
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian dari
perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu (organisme)
menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya, berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) (H. Syamsu Yusuf, 2009: 25).
Perkembangan fisik merupakan perubahan kuantitatif, seperti perubahan tinggi
dan berat badan.
Sedangkan Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti
to grow atau to grow maturity yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih
luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Dalam pengertian umum remaja diartikan masa baligh atau keterbukaan terhadap
lawan jenis. Karena itu, Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia” menyatakan
remaja adalah (1) Mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. (2) Muda (tentang
anak laki dan perempuan) (KBBI, 1989: 830).
Menurut Desmita batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan
atas tahap, yaitu: 12 sampai 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa
remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers
dan Haditono (2001).
Pertumbuhan dan perkembangan fisik adalah perubahan - perubahan yang terjadi
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini
meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri
kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder).
Pertumbuhan itu meliputi perubahan progresif yang bersifat internal maupun
eksternal. Perubahan internal antara lain, meliputi perubahan ukuran alat pencernaan
makanan, bertambah besar dan berat jantung dan paru-paru, serta bertambah
sempurnanya sistem kelenjar indokktrin/kelamin dan berbagai jaringan tubuh.
Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya
lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ
seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.

Perkembangan fisik berdasarkan pendapat Elizabeth B.Hurock bahwa yang


terjadi selama masa remaja tersebut:
Perubahan tubuh selama masa remaja
a. Perubahan eksternal :
 Tinggi badan
Rata–rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia 17 tahun dan 18
tahun dan rata–rata anak laki – laki kira – kira setahun sesudahnya.
 Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi
berat badan sekarang tersebar ke bagian – bagian tubuh yang tadinya hanya
mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali. 
 Proporsi tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan
terlalu panjang. 
 Organ seks
Baik organ seks pria maupun organ seks wanita, mencapai ukuran yang matang pada
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
 Ciri – ciri seks sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang
pada akhir masa remaja.

b. Perubahan Internal
 Sistem pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot – otot diperut dan dinding – dinding usus menjadi
lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah
panjang.
 Sistem peredaran darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 tahun atau 18 tahun beratnya
12 kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat
dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
 Sistem pernafasan
Kapasitas paru – paru anak perempuan hampir matang pada usia 17 tahun, anak laki –
laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
 Sistem endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan
sementara dari seluruh sistem endokrin pada awal masa puber. Kelenjar – kelenjar
seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang
sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
 Jaringan tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata – rata pada usia delapan belas. Jaringan, selain
tulang, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi
perkembangan jaringan otot.
Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak
(brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi
kemanusiaan.
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah disebabkan aktifnya kelenjar
dalam sistem endokrin. Kelenjar pituari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua
macam hormon yakni hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan
ukuran tubuh dan hormon gonadotropik yang merangsang gonad agar mulai aktif
bekerja.
Perkembangan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku/psikis. Salah
satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa pubertas adalah remaja menjadi
amat memperhatikan tubuh mereka dan membangun citranya sendiri mengenai
bagaimana tubuh mereka tampaknya.
Kondisi - kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain adalah :
Pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, kurang rangsangan fisik dari
lingkungan, jenis kelamin, kesehatan, pengaruh bentuk tubuh.

Usaha-usaha dalam Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya Bagi


Pendidikan.
Harus disadari oleh pendidik bahwa pertumbuhan fisik anak baik dalam keadaan
positif maupun negatif sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Oleh karena itu
bantuan para pendidik sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik anak berjalan secara
optimal dan memiliki keseimbangan dengan kematangan psikisnya. Ada beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk membantu pertumbuhan tersebut antara lain :
- Menjaga kesehatan badan
Membiasakan hidup sehat dan bersih sangat membantu menjaga kesehatan
pertumbuhan tubuh.
- Memberi makanan yang baik
Makanan yang baik ialah makanan yang mengandung gizi, vitamin, kalsium dan
mineral, segar dan sehat, serta tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit dan
halal. Porsi makanan tersebut harus sesuai pula dengan kebutuhan pertumbuhan
masing-masing tubuh anak.
- Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya betul-betul menunjang pertumbuhan
fisik dan kesehatan anak. Umpamanya, tempat duduk, ruangan belajar, ruangan
bermain, ruang shalat dan tidak kalah pentingnya adalah ruangan wc dan lain-lain
hendaknya benar-benar sesuai dengan persyaratan kesehatan.
- Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghilangkan rasa lelah dan
mengumpulkan tenaga baru.
- Program olahraga yang berorientasi pertumbuhan fisik
dengan berolah raga peredaran darah akan lancar denyut jantung akan bergerak
secara baik. Dengan lancarnya metabolisme tersebut akan berpengaruh terhadap
kesehatan tubuh yang akhirnya juga akan berpengaruh terhadap proses belajar
pembelajaran.
- Hindari anggapan yang keliru
Besarnya tubuh atau fisik anak sebagai telah dicapainya kematangan psikis pada
seorang remaja merupakan suatu anggapan yang keliru. Kekeliruan ini dapat kita
perhatikan adanya tindakan pendidik yang menganggap bahwa cara berpikirr
remaja sama dengan cara berpilkir orang dewasa sehingga pendidik
memperlakukannya seperti orang dewasa atau sebaliknya memperlakukannya
seperti anak kecil.

Dampak perkembangan fisik terhadap Sikap dan Perilaku :


Menurut Ridwan (2004: 116-119) ada beberapa dampak atau pengaruh perubahan
fisik terhadap sikap dan perilaku, yaitu:
1. Ingin Menyendiri. Remaja mulai menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai
kegiatan keluarga, dan sering bertengkar dengan teman-teman serta anggota keluarga.
2. Bosan. Remaja mulai bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari,
bosan dengan tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada
umumnya. Akibatnya remaja sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai
bidang menurun. Mereka menjadi terbiasa untuk tidak mau berpretasi, karena sering
timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.
3. Inkoordinasi yaitu, pertumbuhan pesat dan tidak seimbang yang dapat
mempengaruhi pada koordinasi gerakan. Dalam hal ini remaja merasa kikuk dan
janggal selama beberapa waktu.
4. Antagonisme Sosial yaitu remaja seringkali tidak mau bekerja sama, sering
membantah dan menantang, bermusuhan antara dua jenis kelamin diungkapkan dalam
kritik dan komentar atau ejekan merendah.
5. Emosi yang meninggi, yaitu kemarahan, merajuk, ledakan amarah dan
kecenderungan untuk menangis (M ‘Utman Najati, 1985: 66).
6. Hilangnyanya Kepercayaan diri. Remaja banyak yang mengalami rendah diri
karena dikeritik bertubi-tubi dari dari orang tuanya. Mereka tidak memiliki percaya
diri dan takut kegagalan.
C. Penutup
Perkembangan merupakan suatu perubahan kualitatif. Ciri-ciri perkembangan
adalah terjadinya perubahan dalam aspek fisik misalnya bagi kaum remaja pria tinggi
badan, mulai tumbuh jakun, perubahan suara menjadi lebih besar, tumbuh kumis atau
jenggot, tumbuh rambut di dada dan organ kelamin. Bagi remaja wanita membesarnya
payudara, pinggul melebar, suara lebih nyaring, timbul jerawat, tumbuh rambut di
ketiak dan organ kelamin. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi fisik remaja
meliputi faktor sistem endoktrin, keluarga, (heredity), lingkungan, dan ketentuan
Allah.
Dampak perubahan fisik pada remaja mempengaruhi semua bagian tubuh, baik
eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi keadaan fisik dan psikisnya. Hal
ini akan menimbulkan dampak atau menimbulkan permasalahan dalam pola prilaku,
sikap, dan kepribadian remaja, yaitu; ingin menyendiri, bosan, emosi dan hilangnya
kepercayaan diri.

Daftar pustaka
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Penerbit, Remaja Rosdakarya,
2007. Volume 1.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013).
Monks F. J, Knoers A. M. P, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2006)
Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan, Surabaya: Penerbit: Aksara Baru, 1998.
Yusus, Syamsu, H. Psikologi Perkembangan, Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya,
20

Anda mungkin juga menyukai