Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

MASA PRAREMAJA

Oleh

Eva Lusiana, Fadil Nurhidayat, Nanda Silvira, Rachelia Melina

Email:nandasilvira62388@gmail.com

Abstrak

Masa pra remaja merupakan suatu fase prkembangan anatara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, berlangsung anatara usia 10 - 12 tahun. Pada masa pra remaja, banyak
terjadi perubahan baik biologis atau psikologis maupun sosial. Tapi umumnya proses
pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan.Dalam masa pra
remaja mencakup beberapa perkembangan, diantaranya yaitu perkembangan fisik,
perkembangan motorik, perkembangan sosial, perkembangan emosi, perkembangan
kognitif, perkembangan moral, perkembangan agama.Orang tua memiliki peranan yang
sangat penting terhadap pendidikan dan pergaulan pra remaja, namun selain orang tua
masyarakat dan pemerintah juga memiliki peranan yang tidak kalah penting terhadap
pendidikan dan pergaulan pra remaja.

Kata Kunci :pra remaja, perkembangan, peran.

Abstract

Pre-adolescence is a phase of development between childhood and adulthood, lasting


between the ages of 10-12 years. In pre-adolescence, many changes occur both
biological or psychological or social. But generally the process of physical maturation
occurs faster than the process of mental maturation. In pre-adolescence includes several
developments, including physical development, motor development, social development,
emotional development, cognitive development, moral development, religious
development. Parents have a very important role in pre-teen education and relationships,
but in addition to parents the community and the government also have an equally
important role in pre-teen education and relationships.

Keywords :Pre-adolescence, development, role.

PENDAHULUAN

Masa pra remaja merupakan suatu fase prkembangan anatara masa kanak-kanak
dan masa dewasa, berlangsung anatara usia 10 -12 tahun. Pada masa pra remaja, banyak
terjadi perubahan baik biologis atau psikologis maupun sosial. Tapi umumnya proses
pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan. Orang tua sering
tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bawa
anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang sering dibantu.
Orang tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan prilaku anak tersebut. Usia
10 -12 tahun merupakam masa remaja awal, remaja adalah masa saat terjadi perubahan-
perubaha yang cepat, termasut perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi,
sosial dan pencapain termasut perkembangan fisik.

Perkembangan fisik pada umunya sudah di mulai pada masa pra remaja dimana
terjadi lebih cepat pada masa remaja awal dan akan semakin sempurna pada masa remaja
pertengahan dan remaja akhir. Yang dimasut dengan perkembnag fisik adalah perubahan-
perubahan pada tubuh, otak, kapasitan sensoris dan kterampilan motorik.Perubahan
ditambai dengan tambahnya tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otak.Secara
umum perubahan yang akan terjadi pada masa pra remaja adalah : perubahan eksternal
yang terdiri dari tinggi, berat, proporsi tubuh, perubahan internal yang terdiri sistem
pencernaan, peredaran, darah pernafasan, endokrin dan jaringan tubuh. Adapun kondisi
yang mempengarruhi pertumbuhan fisik adalah keluarga, gizi,gangguan emosional, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan dan bentuk tubuh.
adapun unsur-unsur yang teradapat dalam lingkungan kesegaran jasmani meliputi
(kekuatan, daya ledak, kelenturan, daya tahan).

Peran dalam kegiatan kesegaran jasmanai dan prestasi yang berhubungan dengan
olahraga, berbagai bentu latihan, penengahan atau pencegahan terhadap cedera dan dalam
pemulihan postur yang baik, baik diberi latihan, salah satunya denga latihan corestabiliti
untuk meningkatkan kecepatan lari.

Hal ini tentu saja akan lebih optimal apabila diberikan pada masa remaja awal,
Karena peningkatan kuantitatif yang berlangsung terus menerus akan menghilangkan
peningkata penampilan dan daya tahan. Demikian pula sumbangan dari unsur kordinasi
tidak diragukan lagi dalam menunjang peningkatan keterampilan yang termasut pada
komponen kesegaran jasmani.

PEMBAHASAN

A. Masa Pra-Pubertas (Pueral)


Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana
seorang anak yang telah besar, (puer = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang
dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.1
Dalam buku B. Simanjuntak dan Pasaribu (1984:132) disebutkan: masa pueral
terjadi dalam waktu sangat pendek/singkat. Hurlock (1990:185) menyebutkan tahap pra
puber.Dalam tahap ini terjadi tumpang tindih satu hingga dua tahun dalam akhir masa
anak-anak akhir yang disebut tahap pematangan.2
Individu-individu ini bukan anak-anak lagi, tetapi belum menjadi remaja.Tanda-
tanda kelamin sekunder mulai tumbuh.Tetapi organ produksi belum sepenuhnya
berkembang.Ada beberapa pendapat megenai batas usaha masa pueral. Buhrer
menyebutkan masa itu mulai usia sembilan tahun. Stern menyatakan dalam usia sepuluh
tahun, sedangkan piaget pada usia sebelas tahun dan menghubungkan priode ini dengan
bersanggupan berfikir formal, logis dan abstrak. Dalam masa pueral, individu sudah

1
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan ,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
Hlm 121.
2
Sri Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)
Hlm 59.
menyadari perbedaan jenis kelamin, sehingga tingkah laku yang menampak (manifest)
bagi pria dan selaras dengan priode vital, yaitu vitalitas bawaan masing-masing. Anak
wanita menunjukan interesnya terhadap kehidupan kekeluargaan, sedangkan pria selaras
dengan bawaan pria yang menunjukaan tingkah laku dengan sikap realitas, obyektif
terhadap alam.Clapared dalam buku Simanjuntak (1984:135) menyebutkan masa puarel
berlangsung antara 8 tahun sampai 11 tahun, berarti termasuk dalam priode/masa
sekolah.
Pra pubertas berlangsung selama 1-3 tahun terakhir masa kanak-kanak.Dikatakan
sebagai masa pra pubertas, karena tidak lagi dianggap kanak-kanak, namun belum juga
remaja. Selama masa pra pubertas terjadi proses kematengan fisik dan psikis. Batasan
usia bagi pria sekitar usia 10-11 tahun dan wanita 9-10 tahun. Selama priode ini proses
kematangan ciri-ciri seks primer belum sepenuhnya berkembang, namun sudah terjadi
perkembangan seks sekunder, seperti tumbuhnya bulu-bulu halus disekitar organ seks.3

B. Perkembangan Masa Pra-Remaja


Dalam masa pra remaja mencakup beberapa perkembangan, diantaranya yaitu :
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progesif dan
kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan
berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Secara terminologis, sebenarnya
tanpa ada tambahan kata fisik pun, hanya dengan istilah pertumbuhan saja, sudah
bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis.4
Selama disekolah dasar, perkembangan fisik anak-anak tumbuh lebih lambat
dibandingkan ketika mereka memasuki masa kanak-kanak, anak–anak pada masa ini
mengalami perubahan yang relatif sedikit.
Perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan kerangka.Oleh
karena itu, untuk pertumbuhan otot diperlukan banyak latihan.Ketika anak mulai
masuk sekolah, mereka telah mengembangkan banyak keterampilan dasar yang
dibutuhkan untuk keseimbangan, seperti berlari, meloncat, melempar, dan
3
Zan Herri Pieter dan Namora lubis Lomanggo, Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan (Jakarta:
KENCANA, 2013), Hlm 120.
4
Ali dan Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004),
Hlm 20.
memanjat.Walaupun pada umumnya pada masa ini mereka sehat, tetapi tidak semua
anak betul-betul sehat. Untuk menanggulangi penyakit-penyakit yang biasanya
menyerang mereka seperti campak, cacar, anak-anak dilindungi dengan suntikan
cacar.
Perkembangan fisik pada masa ini tidak sama dengan pertumbuhan anak pada
masa anak awal. Dibandingkan sebelumnya, pertumbuhan pada masa ini terkesan
berjalan lebih lamban dan merupakan periode tenang sebelum memasuki
pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas atau menjelang masa remaja.Umumnya
pada masa anak duduk di sekolah dasar. Tinggi dan berat badan, bentuk tubuh sudah
menyerupai orang dewasa, “kegemukan bayi” sudah mulai berkembang, dikarenakan
pada bagian kaki dan tangan mulai bertumbuh lebih panjang, dan tubuh lebih kurus,
dada serta panggul lebih besar, berat dan kekuatan dada bertambah, serta kemampuan
lari, meloncat, dan melempar bertambah baik. Selama tahun-tahun ini, mereka
bertambah tinggi rata-rata sekitar 1-2 inci pertahun, sehingga pada usia 11 tahun
tinggi rata-rata anak perempuan mencapai 147 cm dan anak laki-laki 146 cm. selama
pertengahan dan masa akhir anak-anak, berat anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg
pertahun.5
Pada umur 9-10 tahun banyak anak perempuan yang tumbuh terus sampai mereka
berumur 18 tahun, atau berakhir sampai pubertas.Pertumbuhan ini dimulai dengan
makin panjangnya tangan dan kaki secara cepat. Masa ini tidak dibarengi dengan
perubahan ukuran tub uh mereka. Pada anak perempuan sudah mulai tumbuh buah
dada dan rambut pada alat kelaminnya.
Saat mulai menginjak umur 11-12 tahun, sebagian besar anak perempuan pada
umur ini mulai tumbuh dan lebih tinggi dan lebih kuat dari pada anak laki-laki. Pada
umur 13 tahun hamper semua anak perempuan mendekati puncak pertumbuhan dan
anak laki-laki yang mulai mateng dilanjutkan perlahan-lahan dan tetap tumbuh
sampai akhir anak-anak. Anak perempuan akan mulai datang bulan atau menstruasi
pada masa umur (biasanya) 13 tahun. Untuk anak laki-laki, akhir dari praremaja
ditandai oleh ejekulasi pertama dan terjadi antara umur 13 dan 16 tahun. Untuk anak
perempuan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun
5
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak
Akhir (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2018), Hlm 182-183.
dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi kebanyakan anak
perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah
lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008).6
Faktor yang menyebabkan laki-laki rata-rata lebih tinggi dari perempuan adalah
karena laki-laki memulai pertumbuhan mereka dua tahun lebih lambat dibandingkan
dengan anak-anak perempuan.Dengan demikian anak lakilaki mengalami
penambahan pertumbuhan selama dua tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata
anak perempuan terjadi pada saat ia memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni
sekitar 54 atau 55 inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena
penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau
10 inci maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki-
laki.(Seifert dan Hoffnung, dalam Desmita, 2008).7

2. Perkembangan Kognitif
Proses pikiran anak-anak mengalami perubahan suatu masa transisi dari tahap
pemikiran praoperasional ke tahap operasional konkret. Dalam tahap operasional
konkret, kekurangan logis dari tahap praoperasional hilang. Anak juga menunjukan
kemampuan baru dalam memberi alsan untuk memperhitungkan apa yang akan
dilakukan.
Berpikir logis (dengan objek konkret) adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada masa
ini.Pikiran untuk menghitung atau mengerti kesatuan atau pengukuran adalah salah
satu ciri yang paling menonjol dari operasional konkret anak.Anak-anak dalam tahap
operasional konkreat mengerti klasifikasi, sub klasifikasi, dan multipel
klasifikasi.Bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman.Bunga juga
ada yang berwarna merah sesuatu yang baunya harum dan membuat senang jika
diberikan pada ibu. Ini semua merefleksikan kemampuan anak-anak pada tahap ini
untuk merasakan bahwa objek yang sama mempunyai keunikan dan kedudukan
dalam segala situasi. Anak-anak ini juga berpikir logis dan anak juga dapat

6
Miftahul jannah, Remaja dan tugas tugas perkembangannya dalam islam, jurnal psikoislamedia vol.
1 nomor 1 april 2016. Hlm 248.
7
Miftahul jannah, Ibid. Hlm 248.
memperkirakan suatu objek (misalnya penggaris), menurut ukuran, tanpa mengukur
dengan teliti.8

3. Perkembangan Sosioemosional
Selama masa ini (6-12 tahun) banyak orang-orang atau lembaga yang telah
mempengaruhi sosial anak-anak.Diantara mereka adalah keluarga, teman sebaya,
sekolah, dan bahkan yang bukan lembaga seperti media, termasuk televisi.
Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kognitif, dan
sosial dari anak-anak ini adalah umum. Walaupun praremaja pada umumnya bahagia
dan optimis, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti:
1) Tidak diterima oleh kelompoknya,
2) Tidak mempunyai sahabat,
3) Dihukum oleh orang tua mereka,
4) Mempunyai orang tua yang bercerai,
5) Tidak melaksanakan tugas sekolah,
Emosi lain dari masa ini meliputi marah (ketakutan tidak dapat mengontrol
kemarahannya), merasa berasa, frustasi dan iri hati. Praremaja memerlukan bantuan
dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian
dari pertumbuhan mereka
Masa pra remaja ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Pada masa ini
anak selalu menanyakan sebab akibat dengan cara menyanggah pendapat orang
dewasa. Pada masa ini juga anak mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional
dengan teman sebaya yang sejenis.Minat dan aktivitas mulai mencerminkan jenisnya
secara lebih jelas.Pengendalian emosi dan kesedihan bertanggung jawab lebih terlihat
melalui perbuatan atau tindakan. Pada masa ini, anak laki-laki dan perempuan senang
bergabung dengan mereka yang sebayanya, jenis dan status yang sama. Mereka cepat
membentuk hubungan-hubungan emosional dan membanggakan temannya atau
kelompok mereka.9

8
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Malang: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan), Hlm 90.
9
Singgih D. Gunarsah dan Ny Singgih D. Gunarsih.Psikologi Praktis Anak Remaja & Keluarga,
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulya), Hlm 13.
4. Perkembangan Motorik
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.
Hal ini berhubungan dengan kematangan dan pengendalian gerak tubuh. 10Menurut
(Santrock, 1995) dalam buku psikologi perkembangan, pada usia 10 hingga 12 tahun,
anak-anak mulai melihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai
kemapuan-kemapuna orang dewasa. Mereka mulai memperlihatkan gerakan-gerakan
yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilakan karya
kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrument music tertentu.11
Sedangkan perkembangan keterampilan motorik yaitu perkembangan penguasaan
derajat pengendalian gerakan-gerakan tubuh melalui koordinasi kerja/fungsional
antara system persyarafan dan system perototan. Perkembangan tersebut ditujukan
sampai tingkat motor skill yaitu tingkat koordinasi yang halus, hanya otot-otot
tertentu saja yang berperan dalam pola gerakan yang dihasilkan, yaitu gerakan yang
dilakukan secara efisien dan tepat guna. Seperti biasanya perkembangan keterampilan
motorik ini akan dimulai dari periode kehidupan anak-anak, anak besar, anak remaja,
dewasa dan lansia.12

5. Perkembangan Moral
Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecendrungan
menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlnerg (Gunarsa, 1985)
mengemukakan bahwa moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir tapi sesuatu
yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari.13
Pada masa ini anak sudah dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan atau
prinsip-prinsip yang mendasari suatu peraturan.Anak sudah mampu membedakan
macam-macam nilai moral serta macam-macam situasi dimana nilai-nilai moral itu
dapat dikenakan. Anak sudah mengenal konsep-konsep moralitas seperti: kejujuran,
hak milik, keadilan dan kehormatan. Pada masa ini, pada anak terdapat dorongan
10
Richard Decaprio, Panduan Mengembangkan Kecerdasan Motorik Siswa (Yogyakarta: Diva Press,
2017), Hlm 14.
11
Samsunuwiyati, Psikologi Perkembanga, (Bandung : PT remaja rosdakarya tahun 2010), Hlm 15.
12
Husdarta Dan Nurlan Kusmaedy, Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik; Olahraga
Dan Kesehatan (Bandung: Alfabeta, 2010), Hlm 103.
13
Laila Maharani, Perkembangan Moral Pada Anak, Jurnal Bimbingan dan Konsling Vol 1. No 2
Desember 2014.Hlm 105.
untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Jadi
anak berbuat baik, bukan lagi untuk mendapat kepuasan fisik, melainkan untuk
mendapat kepuasan psikologis yang diperoleh melalui persetujuan sosial.
Menjelang usia remaja, anak sudah mengembangkan nilai-nilai moral sebagai
hasil dari pengalaman-pengalaman dirumah dan dalam hubungannya dengan anak-
anak lain. Nilai-nilai ini sebagian akan menetap dan mempengaruhi tingkah lakunya,
dan sebagian lainnya akan mengalami perubahan akibat pengaruh lingkungan dan
nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terhadap perkembangan moral anak,
orang tua mempunyai peran penting, baik secara langsung atau tidak langsung. Secara
langsung yaitu bagaimana cara dan sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplin, dan
menananmkan nilai-nilai moral kepada anak-anaknya. Sedangkan secara tidak
langsung, yaitu bagaimana tata cara dan sikap hidup orang tua sendiri sehari-harinya,
yang oleh anak dapat ditiru melalui proses pembelajaran. Diharapkan, nilai-nilai
moral yang sudah ditanamkan orang tua dirumah, dapat pula dikembangkan anak
pada lingkungan yang lebih luas dimana anak itu kelak akan hidup.14

6. Perkembangan Agama
Menurut Shaleh A.R. (2000) pendidikan agama merupakan hal yang penting
untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pendidikan agama terutama pada jenjang
sekolah dimasa pra remaja, siswa dapat menumbuh kembangkan keimanan dalam
dirinya dan mampu mengembangkan akhlak budi pekerti yang baik serta mengenal
nilai moral agama dalam hubungan manusia dengan alam dan manusia deng an
Tuhannya. Selain itu anak dapat meningkatkan bekal pengetahuan, penghayatan dan
pengalaman agama dalam kehidupannya serta mampu mencari hubungan agama
dengan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan pendidikan agama pada kehidupan
bermasyarakat.Pada umumnya masa ini adalah masa yang paling goncang, sehingga
banyak faktor yang mempengaruhi anak jauh dari agama. Pendidikan agama islam
yang menjadi benteng bagi para remaja tidak didapatkan maupun diaplikasikan oleh
anak pada kehidupan sehari-hari akan menimbulkan permasalahan yang menyimpang
14
Singgih D. Gunarsa dan Singgih Yulia D. Gunarsih, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), Hlm 40.
dari aturan agama dan aturan hukum, hal ini termasuk dalam kenakalan remaja dapat
berupa tidak menaati peraturan sekolah, tidak masuk kelas atau bolos, tidak sopan dan
perbuatan yang merugikan orang lain, menentang dan pembangkang terhadap guru
dan orang tua .15

7. Ciri Pubertas
Ciri-ciri pubertas pada perempuan
a. Payudara akan mulai tumbuh dan terkadang terasa lebih lembut. Perubahan ini
bisa terjadi pada salah satu payudara terlebih dahulu, kemudian disusul bagian
lainnya.
b. Rambut kemaluan mulai tumbuh dan kadang tumbuh rambut juga disekitar
kaki dan tangan.
c. Perubahan pada tubuh mulai terlihat dengan panggul yang mulai melebar.
d. Muncul lemak yang akan mulai menumpuk pada bagian perut dan pantat.
Ciri-ciri pubertas pada laki-laki
a. Testikel yang bertambah besar dan bagian skrotum terlihat menipis dan
berwarna kemerahan.
b. Rambut kemaluannya muncul pada area sekitar penis dan rambut-rambut
halus muncul pada ketiak dan kaki.
c. Mulai berkeringat dalam jumlah banyak
d. Perubahan suara yang awalnya serak menjadi lebih berat
e. Mengalami mimpi basah yaitu ejakulasi pertama yang biasanya dialami
ketika sedang tidur
f. Jerawat pada wajah dan kulit mulai berminyak
g. Mengalami pertambahan tinggi badan.16

C. Peran Orang Tua, Masyarakat Dan Pemerintah Terhadap Pendidikan Dan Pergaulan Pra
Remaja.
1. Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan dan Pergaulan Pra remaja
15
Yusriyah, Penanggulangan Kenakalan Remaja melalui Pendidikan Agama Islam, Jurnal
Kependidikan, Vol. 5 No. 1 Mei 2017. Hlm 60.
16
Bella Kartini Rochmania, Sikap remaja dalam menghadapi perubahan fisik masa pubertas,
Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015.Hlm 209.
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap
berbagai aspek perkembangan, termasuk perkembangan sosial. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak
ditentukan oleh keluarga.
Anak yang berasal dari keluarga yang memiliki interaksi sosial yang baik, akan
tumbuh dengan perkembangan sosial yang baik. Mereka akan belajar bertoleransi
dengan orang lain. Mereka mampu menjadi orang yang bisa menerima kelebihan dan
kekurangan orang lain.
a. Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga merupakan inti dan pondasi dari upaya
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan dalam keluarga yang baik akan
menjadi pondasi yang kokoh bagi upaya-upaya pendidikan selanjutnya baik
disekolah maupun diluar sekolah. Dalam hubungannya dengan upaya
mencerdaskan anak, pendidikan dalam keluarga merupakan andalan utama bagi
upaya menyiapkan anak agar berkembang secara optimal dan bermakna.
Orang tua harus mengetahui bagaimana pola pendidikan yang harus
diterapkan dalam keluarganya, jangan sampai dalam memberikan pendidikan
terhadap anak Praremaja malah justru akan menimbulkan hal yang tidak baik,
bukan kepada hal yang membuat anak Praremaja menjadi anak yang menjadikan
orang tua sebagai pendidik pertama dalam hidupnya, kebanyakan orang tua
dalam memberikan pola pendidikan kurang menekankan kepada tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari yang baik menurut ajaran agama, namun pada
intinya orang tua harus benar-benar mengetahui pola atau cara dalam
memberikan pendidikan terhadap anak praremaja.17
b. Pergaulan pra remaja
Dari anak usia SD, yang paling rawan adalah usia pra remaja (10 – 12
tahun). Di mana secara fisik maupun psikologis mereka sedang menyongsong
pubertas. Perkembangan aspek fisik, kognitif, emosional, mental, dan sosial
Budi Erliyanto, Pola Pendidikan Anak Praremaja dilingkungan Keluarga, Jurnal Ligkungan
17

Keluarga Vol.1 No 1 Juni 2016. Hlm 95.


mereka membutuhkan cara-cara penyampaian dan intensitas pengetahuan
tentang seks dan kesehatan reproduksi yang berbeda dengan tahap-tahap usia
yang lain (Kriswanto, 2006).18
Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan sebagai
sesuatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian
diinternalisasikan ke dalam dirinya. Dari apa yang diketahui tersebut akan
berpengaruh pada perilakunya. Kalau apa yang dipersepsikan tersebut bersifat
positif, maka seseorang cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya.
Sebab ia merasa setuju dengan apa yang diketahuinya. Namun sebaliknya,
kalau ia mempersipkan secara negatif, maka ia cenderung menghindari atau
tidak melakukan hal itu dalam perilakunya. Tetapi seringkali dalam kehidupan
realitasnya, ada banyak faktor lain yang memperngaruhi seseorang, bukan
hanya sikap dan pengetahuan seseorang, melainkan bisa juga lingkungan
sosial, situasi, atau kesempatan. Akibatnya perilakunya tidak konsisten
dengan pengetahuan dan sikapnya (Dariyo, 2004).19
Menurut Retnowati (2007), faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak
sehat atau rawan, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja
untuk berperilaku tidak wajar. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam
2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor
daerah rawan (gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat).20
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.Dalam
hal ini yang paling berpengaruh adalah keluarga inti. Rusak atau tidaknya
masa depan juga dipengaruhi oleh keluarga (Terry, 2008).21
Dari uraian pernyataan diatas peran keluarga dalam mendidik dan
mengarahkan anak usia pra remaja menuju perkembangan masa depan yang
baik atau bisa di sebut denagn membentuk karakter dalam pergaulan. ini
sangatlah penting terlepas dari faktor lingkungan juga yang mempengaruhi
perubahan sifat, pergaulan, dan sebagainya.
18
Yulita Amaliyasari dkk, “Perilaku Seksual Anak Usia Pra Remaja Di Sekitar Lokalisasi Dan
Faktor Yang Mempengaruhi”, Jurnal Penelitian Dinas Sosial. Vol. 7 No 1, april 2008. Hlm 55.
19
Yulita amaliyasari.Ibid . Hlm. 56
20
Ibid Hlm. 57
21
Ibid. Hlm. 57
2. Peran masyarakat terhadap pendidikan dan pergaulan pra remaja
a. Pendidikan
Masyarakat adalah lembaga pendidikan yang ketiga, setelah pendidikan
dilingkungan keluarga dan sekolah.Masyarakat mempunyai peran yang besar
dalam pelaksanaan pendidikan.22
b. Pergaulan pra remaja
Kenakalan anak persoalannya tidak dapat di lepaskan dari penyakit masyarakat
pada umumnya.Seorang anak tidak dengan tiba-tiba menjadi nakal, tetapi selama
beberapa waktu di bentuk atau di pengerahui oleh lingkungannya.Faktor
lingkungan menjadi penyebab kenakalan anak, baik lingkungan keluarga, sekolah
maupun di masyarakat sekitarnya.Disamping itu ada pergaulan yang tidak sehat
dengan teman sebayanya dapat juga mendorong tingkah laku anak yang melewati
batas.Masyarakat harus berupaya memberikan bimbingan, arahan, nasihat, bahkan
pendidikan secara moral agar dapat merubah perilaku pra remaja yang nakal
menjadi lebih baik.Pra remaja sebagai generasi penerus yang sedag berkembang,
sangat membutuhkan pengarahan, pembinaan, perhatian dan pendamping agara
tetap terarah berjalan pada jalur yang benar.23
3. Peran Pemerintah terhadap pendidikan
Hasan (2006) menyatakan sekolah atau guru dapat berusaha untuk membina
hubungan sosial yang lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Peran utama pendidik adalah membantu peserta didik dapat menyelesaikan
masalah sosial yang sesungguhnya yang akan dihadapinya di tempat kerja,
keluarga, dan lingkungan masyarakat.24

Kesimpulan

22
Amos Neolaka dan Grace Amialia A. Neolaka, “Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hidup”, (Depok: Kencana, 2017), Hlm 30.
23
Rahelia Barande, Pearan Masyarakat Tokoh Menanggulangi Kenakalan Remaja, Jurnal Sosiatri-
Sosiologi, Vol. 6 No.1, juni 2018.Hlm 209.
24
Masganti, Perkembanagan Peserta Didik, Medan : Perdana Publishing ( Kelompok Penerbit
Perdana Mulya Sarana} Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Tahun : 2012. Hlm. 125
Masa pra remaja merupakan suatau masa yang sangat mnentukan karena pada
masa ini seseorang banyak mengalami erubahan, baik secara fisik maupun pesikis. Ciri-
ciri penting pra remaja awal yaitu sekitar 8-12 tahun, yaitu keinginan untuk menyendiri,
berkurang kemauan untuk bekerja, kurang kordinasi fungsi-fungsi, kejenuhan,
kegelisaan, kepekaan perasaan kurang percaya diri, dan timbul minat pada lawan jenis.
Ciri-ciri penting pra remaja akhir yaitu stabilitas mulai timbul dan meningkat, pandangan
yang lebih realitas, menghadapi masalah lebih matang, serta perasaan menjadi tenang.
Jadi tumbuh kembang pada tahap pra remaja harus di perhatikan. Karena ketika pubertas
menunjukan dimana produksi mungkin dapat terjadi.Perubahan hormone mengakibatkan
penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan
untuk menghipotensi berhadaan dengan abstraksi. Penyesuaian dan adaptasi pun
dibutuhkan untuk mengkoping perubahan simultan ini dan usaha untuk membentuk
perasaan identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhka mendorong pra remaja untuk
mengembangkan mekanisme dan gaya prilaku yang akan digunakan atau adaptasi
sepanjang kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu dan Munawar Sholeh.Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005.
RuminiSri dan Siti Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004.
Herri Pieter Zan dan Namora lubis Lomanggo. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta:
KENCANA. 2013.
Ali dan Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:PT Bumi Aksara.2004.
Hari SoetjiningsihChristiana.Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-
kanak Akhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2018.
Jannah Miftahul. Remaja dan tugas tugas perkembangannya dalam islam. Jurnal psikoislamedia
vol. 1 No, 1 april 2016.
Http://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/view/1493/1091.
Esti Wuryani Djiwandono Sri.Psikologi Pendidikan. Malang: Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan. 2005.
D. Gunarsah Singgih dan Ny Singgih D. Gunarsih.Psikologi Praktis Anak Remaja dan
Keluarga.Jakarta: PT BPK Gunung Mulya. 2008.
Richard Decaprio.Panduan Mengembangkan Kecerdasan Motorik Siswa. Yogyakarta: Diva
Press. 2017.
Samsunuwiyati.Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010.
Husdarta dan Nurlan Kusmaedy.Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik; Olahraga
dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. 2010.
Maharani Laila, Perkembangan Moral Pada Anak, Jurnal Bimbingan dan Konsling Vol 1. No, 2
Desember 2014.
Http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseling/article/view/1483
D. GunarsaSinggih dan Singgih Yulia D. Gunarsih.Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja.Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 2008.
Yusriyah.Penanggulangan Kenakalan Remaja melalui Pendidikan Agama Islam.Jurnal
Kependidikan. Vol. 5 No. 1 Mei 2017.
Http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/artice/view/1253.
Kartini Rochmania Bella. Sikap remaja dalam menghadapi perubahan fisik masa
pubertas.Jurnal Promkes. Vol. 3, No. 2 Desember 2015.
Https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/view/4468.
Erliyanto Budi. Pola Pendidikan Anak Praremaja dilingkungan Keluarga.Jurnal Ligkungan
Keluarga Vol.1 No 1 Juni 2016
Amaliyasari Yulita dkk.Perilaku Seksual Anak Usia Pra Remaja Di Sekitar Lokalisasi dan
Faktor Yang Mempengaruhi.Jurnal Penelitian Dinas Sosial. Vol. 7 No 1, april 2008.
Https://www.academia.edu/34459741/Perilaku_sekseal_anak_usia_praremaja

Neolaka Amos dan Grace Amialia A. Neolaka.Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hidup.Depok: Kencana. 2017.
Barande Rahelia. Peran Tokoh Masyarakat Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jurnal Sosiatri-
Sosiologi. Vol. 6 No.1 juni 2018.Http://ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1129
Masganti, Perkembanagan Peserta Didik, Medan: Perdana Publishing ( KelompokPenerbit
Perdana Mulya Sarana,2012.

Anda mungkin juga menyukai