Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN DEWASA AWAL SERTA PEMENUHANNYA

DISUSUN OLEH
Kelompok 2:

AHMAD GIFARI
ARYA

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022/2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I. PERKEMBANGAN SEPUTAR DEWASA AWAL............................................................3
1. Pendahuluan..............................................................................................................3
BAB II. HASIL – HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI DEWASA AWAL..........................................7
BAB III. OPTIMALISASI PERKEMBANGAN DEWASA AWAL..................................................9
Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal..................................................................10
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................14

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju
kepada Allah Swt. yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun
rohani sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
ini.  Dan tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw sebagai risalah bagi umat manusia seluruh alam.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih teman-teman yang sudah


memberikan motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa halangan apapun.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak


terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.

Makassar, 04 Mei 2023

Ahmad Gifari

2
BAB I. PERKEMBANGAN SEPUTAR DEWASA AWAL
1. Pendahuluan

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat
sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri,
baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan
tentang masa depan sudah lebih realistis.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat,
dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan
orang lain).

Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta
transisi peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris
menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang
peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001)
tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu
keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul
tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok
sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa
permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan
jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa
karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa
awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.

3
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi
sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa
dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar
yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang
mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih
mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu
masalah.

2. Ciri Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson
(dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai
berikut:

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang
berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada
perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien;


seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas
dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas
dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.

c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir


perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan
dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.

d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai


keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.

e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis,
paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik
dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.

f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau


memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk
mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya
tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia
bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap
usaha-usahanya.

g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang


memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan
yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

4
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan
yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah
kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:

a. Usia reproduktif (Reproductive Age)

Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk
rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa
orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan
memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.

b. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)

Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola


hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai
akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola
hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat
menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang
bersangkutan.

Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan
kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani
sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima
tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

c. Usia Banyak Masalah (Problem age)

Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap
memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap
perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan,
persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan
penyesuaian di dalamnya.

d. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)

Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan


dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan,
perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali
dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran.
Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada
ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu
saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam
pergumulan persoalan.

5
e. Masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola


kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan
dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan
berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan
terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang
muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa
yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).

f. Masa komitmen

Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak


tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan
menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak
komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi
orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan
bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika
anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda
masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier
sebagai guru besar”.

g. Masa Ketergantungan

Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa
biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga
pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada
pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan
mereka.

h. Masa perubahan nilai

Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena
ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan
ekonomi orang dewasa.

i. Masa Kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada
minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang
menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui
pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.

6
BAB II. HASIL – HASIL PENELITIAN PSIKOLOGI TENTANG
KEBUTUHAN DEWASA AWAL

Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pemunculannya


sangat bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Berkenaan dengan
ini, Maslow mengajukan need hierarchy theory  untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tingkat kebutuhan orang dewasa. Menurut Maslow, kebutuhan-
kebutuhan orang dewasa dapat digolongkan kedalam lima tingkatan. Adapun
kelima tingkatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan yang bersifat biologis;


2. Kebutuhan rasa aman;
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial;
4. Kebutuhan akan harga diri;
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik.

Hasil penelitian dewasa awal lebih banyak mengarah pada hubungan sosial, dan
perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia dewasa awal, dan
pengoptimalan perkembangan dewasa awal serta perilaku penghayatan
keagamaan. Beberapa hasil penelitian, diantaranya:

1. Persepsi seks maya pada dewasa awal

Hasil penelitian oleh Ida Ayu Putu Sri Andini, menunjukkan bahwa baik pria
maupun wanita memiliki sikap yang negatif terhadap seks maya. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan Indonesia yang masih memegang teguh adat
dan istiadat budaya timur, dimana manusia harus memperhatikan aturan dan nilai
budaya di dalam bersikap dan berperilaku. Menurut Azwar (dalam Riyanti dan
Prabowo, 1998) kebudayaan yang berkembang dimana seseorang hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap, tanpa
disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh yang kuat dalam sikap
seseorang terhadap berbagai macam hal.

2. Penundaan usia perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkwaninan

Dari hasil penelitian didapatkan hubungan yang positif dan sangat signifikan
antara sikap terhadap penundaan usia perkawinan dengan intensi penundaan usia.
Hal ini berarti mereka memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penundaan usia
perkawinan akan memberikan keuntungan bagi mereka, baik keuntungan dari segi
biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Penundaan perkawinan akan
memberikan waktu lebih banyak bagi mereka untuk membentuk identitas pribadi
sebagai individu yang matang secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

3. Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja

7
Adanya ketakutan menghadapi krisis pernikahan dan berujung perceraian
merupakan hal/kondisi yang membuat wanita bekerja ragu tentang kesiapan
menikah mereka. Ditambah lagi maraknya perceraian yang dipublikasikan di
media massa saat ini sehingga dianggap menjadi menjadi fenomena biasa. Salah
satu penyebab wanita yang bekerja memutuskan untuk menunda pernikahan
adalah keraguan dapat berbagi secara mental dan emosional dengan pasangannya.
Ketidaksiapan menikah yang dimiliki wanita bekerja termanifestasi dengan
adanya ketakutan menghadapi krisis perkawinan serta ragu tentang kemampuan
mereka berbagi secar mosional dengan pasangannya kelak. Selain kesiapan psikis
juga ketidak siapan fisik. Individu yang merasa memiliki kondisi kesehatan yang
tidak prima (sakit, misal DM) cenderung ragu melangkah menuju jenjang
pernikahan.

Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa
criteria yang perlu diperhatikan:

o Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.

o Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang banyak.

o Bersedia dan mampu menjadi pasangan menjadi pasangan dalam hubungan


seksual.

o Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.

o Memiliki kelembutan dan kasih saying kepada orang lain.

o Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.

o Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan harapan.

o Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.

o Bersedia menerima keterbatasan orang lain.

o Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah yang


berhubungan dengan ekonomi.

o Bersedia menjadi suami isteri yang bertanggung jawab.

Individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki kesiapan menikah yang
lebih baik, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-perubahan dan
beradaptasi setelah memasuki pernikahan.

4. Kemandirian Dewasa Awal

8
Penelitian dengan judul “Kemandirian Mahasiswi UIN Suska Ditinjau dari
Kesadaran Gender” ini, membuktikan bahwa bahwa perbedaan perlakuan yang
diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir akan mempengaruhi tingkat
kemandirian. Semakin tinggi kesadaran gender maka semakin tinggi kemandirian
pada Mahasiswa UIN Suska Riau. Dengan makin tingginya kesadaran gender
yang dimiliki mahasiswi UIN Suska Riau lebih mandiri dibandingkan dengan
mahasiswi yang tidak memiliki kesadaran gender atau memiliki kesadaran gender
yang rendah. Mahasiswi yang memiliki kemandirian tinggi akan lebih mudah
menghadapi kehidupan, tantangan yang dihadapinya, serta menjalin hubungan
yang mantap dalam kehidupan sosialnya.

5. Perilaku Perkembangan penghayatan Identitas dan Nilai-Nilai Agama


dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama

Penelitian dengan judul “Perkembangan Identitas Diri Dalam Area Agama pada
Remaja Akhir” ini adalah studi deskriptif pada mahasiswa di Fakultas Psikologi
UIN Suska Riau, dengan usia sample 18 – 22 tahun Menurut Hurlock, usia ini
sudah memasuki usia Dewasa Awal.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa remaja akhir yang berstatus


sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi berada pada status identitas diri yang ideal.

b. Perilaku Penghayatan Nilai-Nilai Agama

Penelitian dengan judul “Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan


dengan perilaku Membeli produk Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa
Fakultas Syari’ah IAIN SUSQA Pekanbaru” membuktikan bahwa semakin positif
sikap terhadap aspek kehalalan, maka semakin meningkat perilaku membeli
produk makanan dan minuman halal. Subjek memiliki pengetahuan tantang
masalah kehalalan, sehingga subjek memiliki persepsi dan keyakinan bahwa
kehalalan adalah hal yang mendasar dalam kaitannya dengan produk makanan dan
minuman yang dikonsumsinya. Subjek meyakini bahwa bahan yang terkandung
dan proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut memiliki titik kritis
untuk kehalalan pangan. Subjek juga membentuk afek yang mendukung
keyakinan tersebut, serta reaksi fisiologis yang sesuai dengan kepercayan dan
keyakinan yang dimilikinya. Selanjutnya juga muncul keinginan dan
kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang selaras dengan kepercayaan dan
perasaan tersebut.

BAB III. OPTIMALISASI PERKEMBANGAN DEWASA AWAL

Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada
puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang

9
waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada
pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan
kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa
selanjutnya.

Menurut Vailant (1998), membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu
masa pembentukan (20 – 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai
memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan
mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi (30 – 40 tahun), yaitu masa
konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan. Masa transisisi (sekitar usia
40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan melakukan
evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.

Tugas-Tugas serta Kebutuhan Perkembangan Dewasa Awal

Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas


perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah
mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal
sebagai berikut:

a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki


kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya.
Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.

Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga
berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau
suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang
mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

b. Belajar hidup bersama dengan suami istri

Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-
masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun
rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati,
sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak
siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.

c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga

Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap
sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya

10
telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah
Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari
mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia
pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan
membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah
tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah
positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.

d. Mengelolah rumah tangga

Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia
akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah
tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka
harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-
masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan
membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik
dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.

e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,


umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan
keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat
yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila
mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan
pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara
minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis
pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun
tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil
keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab
dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun
kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda
adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-
nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman
sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan
mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan
yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.

f. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik
adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan
yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan
memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa

11
bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon,
listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban
dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata
masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di
masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti
membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas
perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai
dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu,
yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan
membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa
muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

g. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya

Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang


sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk
ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.

Masalah yg menghambat kebutuhan pada Perkembangan pada Dewasa


Awal

Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang


menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara,
kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak
orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya.
Masalah-masalah itu antara lain:

a. Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas

Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri
adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan
individu akan mengalami kekaburan identitas.

b. Kemandirian vs tidak mandiri

c. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang


pendidikan dan karir.

d. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)

e. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri

12
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi
penghambat perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara
penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas
perkembangan, diantranya:

ü Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu


penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan
erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.

ü Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola


asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.

ü Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group


influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai
tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok
khusus bagi perkembangan dewasa awal.

ü Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-


kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak
realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja)
tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.

13
BAB III. PENUTUP

Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 – 40 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari
masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang
menuntut kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana
kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal
adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian
karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.

Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan penting.
Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya pada situasi
yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan, pengasuhan anak, hidup
berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin, suami/istri membutuhkan
kestabilan emosi yang baik

14
PERTANYAAN:

AZIS, BAGAIMANA MENANGGAPI KEADAAN MASYARAKAT YG


TIDAK MEMILIKI ANAK?
APAKAH TELAMBAT MENIKAH BISA MENGJADI SEBAB
KETERLAMBATAN DALAM PROSES PERKEMBANGAN??

JUMARI, BAGAIMANA JIKA ADA YG HIDUP TERPENCIL DI TENGAH


HUTAN APAKAH PERKEMBANGAN DAN KEBUTUHANNYA
TERPENUHI?

15

Anda mungkin juga menyukai