Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR

THERAPY (REBT)
Di susun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendekatan BKPI
Dosen Pengampu : Cintami Farmawati, M.Psi., Psi

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Fadlilah Ulya Amalia .S (2041116023)


2. Naela Sa’ada (2041116033)
3. Khamidah Nur Maulidya (2041116061)
4. M. Miftahuddin (2041116075)
5. Nur Syafitri Hidayatullah (2041116115)

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH


JURUSAN BIMBINGAN DANPENYULUHAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN

0
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah
pendekatan behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan,
tingkah laku dan pikiran. Pendekatan ini dipelopori oleh Elbert Ellis. Pandangan
dasar tentang manusia dalam pendekatan ini menyatakan bahwa individu memiliki
tendensi untuk berpikir irasional yang didapat melalui belajar sosial. Disamping
itu, individu juga memiliki kapasitas belajar kembali untuk berpikir rasional.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu untuk mengubah pikiran-
pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori ABCDE.
Manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk
berpikir rasional dan irasional. Pada waktu berpikir dan bertingkah laku
rasional manusia akan menjadi individu yang efektif, bahagia, dan kompeten.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif.
Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi,
dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau
emosional adalah akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional.
Hambatan psikologis atau emosional ini akan selalu menyertai individu yang
berpikir dengan penuh prasangka, sangat personal, dan irasional. Berpikir
irasional diawali dengan belajar secara tidak logis yang diperoleh dari orang tua
dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari
penggunaan verbalisasi oleh individu.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan REBT?
2. Bagaimana sejarah REBT?
3. Bagaimana Pandangan Tentang Manusia Dalam REBT?
4. Bagaimana Konsep Dasar REBT?
5. Apa Ciri-Ciri Rational Emotive Behaviour Therapy?
6. Apa Tujuan, Peran dan Fungsi BKPI Dalam REBT?

2
7. Bagaimana Teknik dan Tahapan REBT?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT)


Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah
pendekatan psikologis yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan,
tingkah laku dan pikiran. Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu
untuk mengubah pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui
teori GABCD.1
Menurut Corey, terapi rasional emotif behaviour adalah pemecahan
masalah yang fokus pada aspek berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa
lebih banyak berurusan dengan dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan
dimensi-dimensi perasaan.2
Menurut W.S. Winkel, REBT merupakan pendekatan konseling yang
menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dengan akal sehat,
berperasaan dan berperilaku, serta menekankan pada perubahan yang
mendalam dalam cara berpikir dan berperasaan yang berakibat pada
perubahan perasaan dan perilaku.3
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, REBT merupakan terapi
yang berusaha menghilangkan cara berpikir klien yang tidak logis, tidak
rasional dan menggantinya dengan sesuatu yang logis dan rasional dengan
cara mengkonfrontasikan klien dengan keyakinan-keyakinan irasionalnya
serta menyerang, menentang, mempertanyakan, dan membahas keyakina-
keyakinan yang irasional.
B. Sejarah REBT
REBT adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Albert Ellis pada
tengah tahun 1950-an. Pendekataan ini menekankan pada pentingnya peran
pikiran pada tingkah laku. Pada awalnya pendekatan ini disebut dengan

1
Gantina Komalasari dkk, Teori dan Teknik Konseling, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hlm. 201.
2
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT. Eresco, 1988),
hlm. 156.
3
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta: PT. Gramedia,
2007), hlm. 364.

4
Rational Therapy. Kemudian Ellis mengubahnya menjadi Rational Emotive
Therapy padat ahun 1961. Lalu pada tahun 1993 Ellis mengumumkan bahwa
ia mengganti menjadi Rational Emotive Behavior Therapy.
REBT merupakan pendekatan kognitif-behavioral. Dalam proses
konselingnya, REBT berfokus pada tingkah laku individu, akan tetapi REBT
menekankan bahwa tingkah laku yang bermasalah disebabkan oleh pemikiran
yang irasional sehingga focus penanganan pada pendekatan REBT adalah
pemikiran individu.
Kata rational yang dimaksud Ellis adalah kognisi atau proses berpikir
yang efektif dalam membantu diri sendiri bukan kognisi yang valid secara
empiris dan logis. Menurut Ellis, rasionalitas individu bergantung pada
penilaian individu berdasarkan keinginan atau pilihannya atau berdasarkan
emosi dan perasaannya. Ellis memperkenalkan kata behavior pada pendekatan
REBT dengan alasan bahwa tingkah laku sangat terkait dengan emosi dan
perasaan.4
C. Pandangan Tentang Manusia Dalam REBT
Pendekatan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) memandang
manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem
peraasaan. Sistem berfikir dan sistem peraasaan ini saling berkaitan dalam
sistem psikis individu. Individu berfungsi secara psikologis ditentukan oleh
pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Tiga aspek ini saling berkaitan karena satu
aspek mempengaruhi aspek lainnya. Secara khusus pendekatan Rational
Emotive Behavioral Therapy (REBT) berasumsi bahwa individu memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Individu memiliki potensi yang unik untuk berpikir. Ia dapat berpikir
rasional dan irasional
b. Pikiran irasional berasal dari proses belajar yang irasional yang didapat
dari orangtua dan budayanya

4
Gantina Komalasari dkk, Teori dan teknik konseling,… hlm. 201-202.

5
c. Manusia adalah makhluk verbal dan berpikir melalui simbol dan bahasa.
Dengan demikian, gangguan emosi yang dialami individu disebabkan oleh
verbalisasi ide dan pemikiran irasional
d. Gangguan emosional yang disebabkan oleh verbalisasi diri (self verbaling)
yang terus menerus dan persepsi serta sikap terhadap kejadian merupakan
akan permasalahan, bukan karena kejadian itu sendiri
e. Individu berpotensi mengubah arah hidup personal maupun sosialnya
f. Pikiran dan perasaan yang negatif merusak diri dapat diserang dengan
mengorganisasikan kembali pesepsi dan pemikiran, sehingga menjadi
logis dan rasional (George & Cristiani, 1990, p,82-83).5

Landasan filosofi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) tentang


manusia tergambar dalam Quation dari Epictetus yang dikutip oleh Eliis :

“Men are disturbed not by things, but by the views which they take of
them”. (manusia terganggu bukan karena sesuatu, tetapi karen pandangan
terhadap sesuatu).

Landasan filosofi Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) tentang


manusia, melekat oada epistemology atau theory of knowledge, dialectic, atau
sitem berpikir, sistem nilai dan prinsip etik. Secara epistimology, individu
diajak mencari cara yang reliabel dan valid untuk mendapatkan pengetahuan
dan menetukan bagaimana kita mengetahui bahwa sesuatu itu benar. Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) mengadvokasi berpikir ilmiah dan
berdasarkan bukti empiris. Secara dialetik, Rational Emotive Behavior
Therapy (REBT) berasumsi bahwa berpikir logis itu tidak mudah.
Kebanyakan individu cenderung ahli dalam befikir tidak logis.

Contoh berpikir tidak logis yang biasanya banyak menguasai individu


adalah :

1) saya harus sempurna


2) saya baru saja melakukan kesalahan, bodoh sekali!
3) Ini adalah bukti bahwa saya tidak sempurna, maka saya tidak berguna.
5
Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling,… hlm.203

6
Secara sistem nilai, terdapat dua nilai eksplisit daam filosofi Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) yang biasanya dipegang oleh individu
namun tidak sering diverbalkan, yaitu : 1) nilai untuk bertahan hidup
(survival) , 2) nilai kesenangan (enjoyment). Kedua nilai ini didesain oleh
individu agar ia dapat hidup lebih panjang, meminimalisirkan stres
emosional dan tingkah laku yang merusak diri sehingga individu dapat
hidup dengan penuh dan bahagia. Tujuan-tujuan ini dipandang sebagai
pilihan daripada kebutuhan. Hidup yang rasional terdiri dari pikiran,
perasaan dan tingkah laku yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan-
tujuan yang dipilih individu. Sebaliknya, hidup yang irasional terdiri dari
pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang menghambat pencapaian tujuan
tersebut. 6

Selanjutnya, manusia dipandang memiliki tiga tujuan fundamental,


yaitu: untuk bertahan hidup (to survie), untuk bebas dari kesakitan (to be
relatively free from pain), dan untuk mencapai kepuasan (to be reasonably
satisfied or content. Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) juga
berpendapat bahwa individu adalah makhluk hedonistik, dimana tujuan
utama hidupnya adalah kesenangan dan bertahan hidup. Hedonisme
dapat diartikan sebagai pencarian kenikamatan dan menghindari kesakitan.
Bentuk hedonisme khusus yang membutuhkan perhatian adalah
penghindaran terhadap kesakitan dan ketidaknyamanan. Dalam Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT), hal ini menghasilkan Low Frustation
Tolerence (LFT), individu yang memiliki LFT terlihat dari pernyataan-
pernyataan verbalnya seperti: ini terlalu berat, saya pasti tidak mampu, ini
menakutkan, saya tidak bisa menjalani ini.

Ellis mengidentifikasi sebelas keyakinan irasional individu yang dapat


mengakibatkan masalah, yaitu :

1) Dicintai dan disetujui oleh orang lain adalah sesuatu yang sangat
esensial

6
Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling,… hlm.204

7
2) Untuk menjadi orang yang berharga, individu harus kompeten dan
mencapai setiap usahanya
3) Orang yang tidak bermoral, kriminal dan nakal merupakan pihak yang
harus disalahkan
4) Hal yang sangat buruk dan menyebalkan adalah bila segala sesuatu
tidak terjadi seperti yang saya harapkan
5) Ketidakbahagiaan merupakan hasil dari peristiwa eksternal yang tidak
dapat dikontrol oleh diri sendiri
6) Sesuatu yang membahayakan harus menjadi perhatian dan harus selalu
diingat dalam pikiran
7) Lari dari kesulitan dan tanggung jawab lebih mudah daripada
menghadapinya
8) Seseorang harus memiliki orang lain sebagai tempat bergantung dan
harus memiliki seseorang yang lebih kuat yang dapat menjadi tempat
bersandar
9) Masa lalu menentukan tingkah laku saat ini dan tidak bisa diubah
10) Individu bertanggung jawab atas masalah dan kesulitan yang dialami
oleh orang lain
11) Selalu ada jawaban yang benar untuk setiap masalah. Dengan
demikian, kegagalan mendapatkan jawaban yang benar merupakan
bencana.

Ellis berpendapat bahwa secara natural berpikir irasional dan memiliki


kecenderungan merusak diri (self-derecting behavior), oleh karena itu
individu memerlukan bantuan untuk berpikir sebaliknya. Namun Ellis juga
mengatakan bahwa individu memiliki cinta dan menolong orang lain
selama mereka tidak berpikir irasional. Untuk menjelaskannya dalm
lingkaran berpikir irasional (the circle of irational thingking). Berpikir
irasional mengarah kepada kebencian terhadap diri (self-hate). Self hate
mengarah pada tingkah laku yang merusak diri sendiri (self distructed
behavior). Setelah itu individu akan membenci orang lain sehingga pada

8
akhirnya menyebabkan bertindak irasional kepada orang lain. Pola yang
demikian terjadi secara terus menerus mengikuti lingkaran tersebut. 7

D. Konsep Dasar REBT


Ellis (1993) mengatakan beberapa asumsi dasar REBT yang dapat
dikategorisasikan pada beberapa postulat, antara lain:
1) Pikiran, perasaan dan tingkah laku secara berkesinambungan saling
berineraksi dan mempengaruhi satu sama lain
2) Gangguan emosional disebabkan oleh faktor biologi dan lingkungan
3) Manusia dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sekitar dan individu
juga secara sengaja mempengaruhi orang lain disekitarnya.
4) Manusia menyakiti diri sendiri secara kognitif, emosional, dan tingkah
laku. Individu sering berpikir yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
5) Ketika hal yang tidak menyenangkan terjadi, individu selalu menciptakan
keyakinan yang irasional mengenai kejadian tersebut.
6) Keyakinan irasional menjadi penyebab gangguan kepribadian individu.
7) Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan yang besar untuk
membuat dan mempertahankan gangguan emosionalnya
8) Ketika individu bertingkah laku yang menyakiti diri sendiri (self-defeating
behavior).
1. Proses Berpikir
Menurut pandangan pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy
(REBT) individu memiliki tiga tingkatan berpikir, yaitu berpikir tentang
apa yang terjadi berdasarkan fakta dan bukti-bukti (inferences),
mengadakan penilaian terhadap fakta dan bukti (evaluation), dan
keyakinan terhadap proses inferences dan evaluasi (core belief). Menurut
Ellis, yang menjadinya sumber terjadinya masalah-masalah emosional
adalah evaluative belief. Dalam istilah Rational-Emotive Behavior
Therapy (REBT), evaluative belief adalah irational belief yang dapat
dikategorikan menjadi empat, yaitu

7
Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling,… hlm.205

9
a. Demands (tuntutan) adalah tuntutan atau ekspektasi yang tidak realistis
dan absolut terhadap kejadian atau individu yang dapat dikenali
dengan kata-kata seperti, harus, sebaiknya, dan lebih baik.
b. Awfusiling adalah cara melebih-lebihkan konsekuensi negatif dari
suatu situasi sampai pada level yang ekstrim sehingga kejadian yang
tidak menguntungkan menjadi kejadian yang sangat menyakitkan.
c. Low frustaion tolerance (LFT) adalah kelanjutan dari tuntutan untuk
selalu berada dalam kondisi nyaman dan merefleksikan
ketidaktoleransian terhadap ketidaknyamanan.
d. Global evaluations of human worth, yaitu menilai keberhargaan diri
sendiri dan orang lain. Hal ini bermakna individu dapat diberi
peringkat yang berimplikasi bahwa pada asumsi bebrapa orang lebih
buruk atau tidak berharga dari yang lain.
Ellis membagi pikiran individu dalam iga tingkatan, yaitu: dingin
(cool), hangat (warm), dan panas (hot), yang mengilustrasikan bagaimana
emosi terintregasi dalam pikiran. Pikiran dingin (cool) adalah pikiran yang
bersifat deskriptif dan mengandung sedikit emosi, sedangkan pikiran yang
hangat (warm) adalah pikiran yang mengarah pada suatu preferensi atau
atau keyakinan rasional, pikiran ini mengandung unsur evaluasi yang
mempengaruhi pembentukan perasaan. Adapun pikiran yang panas (hot)
adalah pikiran yang mengandung unsur evaluasi yang tinggi dan penuh
dengan perasaan.
2. Rasionalitas Sebagai Filosofi Personal (Rationality as a Personal
Philosopy)
Rational-Emotive Behaviour Therapy (REBT) membantu individu
untuk mengembangkan filosofi hidup yang baru yang dapat membantu
mengurangi stress dan meningkatkan kebahagiaan. Pandangan Rational-
Emotive Behaviour Therapy (REBT) bahwa individu dapat memilih untuk
menyakiti diri sendiri dengan pikiran yang tidak logis dan tidak ilmiah aau
mengembangkan kebahagiaan hidup dengan berpikir rasional berdasarkan
bukti-bukti dan fakta. Tujuan-tujuan prinsip rasional adalah untuk

10
meningkakan keyakinan dan kebiasaan yang sesuai dengan prinsip untuk
bertahan hidup, mecapai kepuasan dalam hidup, berhubungan dengan
orang lain dengan cara positif, dan mencapai keterlibatan yang intim
dengan beberapa orang.
3. Teori ABC
Teori ABC adalah teori tentang kepribadian individu dari sudut
pandang pendekatan Rational-Emotive Behaviour Therapy (REBT),
kemudian ditambahkan D dan E mengakomodasi perubahan dan hasil
yang diiginkan dari perubahan tersebut. Selanjutnya, ditambahkan G yang
diletakkan di awal untuk memberikan konteks pada kepribadian individu:

G: (goals) atau tujuan-tujuan yaitu tujuan fundamental

A: (activating evens in a person’s life) atau kejadian yang mengaktifkan


atau mengakibatkan individu

B: (beliefs) atau keyakinan baik rasional maupun irasional

C: (consequences) atau konsekuensi baik emosional maupun tingkah laku

D: (disputing irrational belief) atau membantah pikiran irasional

E: (effective new philosophy of life) atau mengembangkan filosofi hidup


baru yang lebih efektif

F: (further action/new feeling) atau aksi yang akan dilakukan lebih lanjut
dan perasaan baru yang dikembangkan.8

E. Ciri-Ciri Rational Emotive Behaviour Therapy

Ciri-ciri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dalam menelusuri masalah, konselor berperan lebih aktif dibandingkan


klien. Maksudnya adalah konselor harus melibatkan diri dalam proses
konseling dengan bersikap efektif, memiliki kapasitas untuk memecahkan
masalah yang dihadapi klien serta bersungguh-sungguh dalam mengatasi
masalah klien sesuai dengan keinginan dan disesuaikan dengan potensi
yang dimilikinya.
8
Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling,… hlm. 207-211.

11
2. Dalam proses hubungan konseling harus tetap diciptakan dan dipelihara
hubungan baik dengan klien. Sikap yang ramah dan hangat dari konselor
akan sangat berpengaruh dalam suksesnya proses konseling karena dapat
menciptakan proses yang akrab dan rasa nyaman ketika berhadapan
dengan klien.
3. Hubungan baik ini dapat dipergunakan oleh konselor untuk membantu
mengubah cara berfikir klien yang irasional menjadi rasional.
4. Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak banyak menelusuri
masa lampau klien.9
F. Tujuan, Peran dan Fungsi BKPI Dalam REBT
1. Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling dengan pendekatan Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT) adalah membantu individu menyadari bahwa
mereka dapt hidup dengan lebih rasional dan lebih produktif. Secara lebih
gamblang, Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) mengajarkan
individu untuk mengevaluasi kesalahan berfikir. Hal tersebut diperlukan
untuk mereduksi emosi yang tidak diharapkan, selain itu Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT) membantu individu untuk mengubah kebiasaan
berfikir dan tingkah laku yang merusak diri. Secara umum, Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) mendukung konseli untuk menjadi
lebuh toleran terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Ellis
dan Benard mendiskripsikan beberapa sub dan tujuan yang sesuai dengan
nilai dasar pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT. Sub
tujuan ini dapat membantu individu mencapai nilai untuk hidup (to
survive) dan untuk menikmati hidup (to enjoy). tujuan tersebut adalah :
1) Memiliki minat diri (self interest)
2) Memiliki minat sosial (social interest)
3) Memiliki pengarahan diri (self direction)Toleransi (tolerance)
4) Fleksibel (flexibility)
5) Memiliki penerimaan (acceptance)

9
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.89.

12
6) Dapat menerima ketidakpastian (acceptance of uncertainty)
7) Dapat menerima diri sendiri (self acceptance)
8) Dapat mengambil resiko (risk taking)
9) Memiliki harapan yang realistis (realistic expectation)
10) Memiliki toleransi terhadap frustasi yang tinggi
11) Memiliki tanggung jawab pribadi
2. Peran dan Fungsi Konselor
Berikut ini adalah peran konselor dalam pendekatan Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT):

a. Aktif Direktif, yaitu mengambil peran lebih banyak untuk


memberikan penjelasan terutama pada awal konseling
b. Mengkonfrontasi fikiran irasional konseli secara langsung
c. Menstimulus konseli dengan berbagai teknik untuk berfikir dan
mendidik kembali diri konseli sendiri
d. Secara terus menerus ”menyerang” pemikiran irasional koseli
e. Mengajak konseli untuk mengatasi maslah ya dengan kekuatan
berfikir bukan emosi

f. Bersifat didajtif (George & Cristiani, 1990, p.86).

Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) banyak


didominasi oleh teknik-teknik yang menggunakan pengolahan verbal.
Oleh karena itu, dalam melaksanakan pendekatan Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT), konselor diharapkan memiliki kemampuan
berbahasa yang baik karena. Selain itu, secara umum konselor harus
memiliki keterampilan untuk membangun hubungan konseling. Adapaun
keterampilan konseling yang harus dimiliki konselor yang akan
menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT),
adalah sebagi berikut:

1) Empati (empathy)
2) Menghargai (Respect)

13
3) Ketulusan (gemuineness) 10
G. Teknik dan tahapan REBT
Teknik-teknik Rational Emotive Behaviour Therapy

Rational Emotive Behavior Therapy menggunakan berbagi teknik yang


bersifat kognitif, afektif, behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien.
teknik-teknik Rational Emotive Behavior Therapy sebagai berikut :

1. Teknik-Teknik Kognitif
Teknik-teknik kognitif digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
Dewa Ketut menerangkan ada empat tahap dalam teknik-teknik kognitif:
a. Tahap Pengajaran
Dalam REBT, konselor mengambil peranan yang lebih aktif.
Tahap ini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara
serta menunjukkan sesuatu kepada klien, terutama menunjukkan
bagaimana ketidaklogisan berfikir itu secara langsung menimbulkan
gangguan emosi kepada klien tersebut.
b. Tahap Persuasif
Meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya karena
pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Dan Konselor juga
mencoba meyakinkan, berbagai argumentasi untuk menunjukkan apa
yang dianggap oleh klien itu adalah tidak benar.
c. Tahap Konfrontasi
Konselor mengubah cara berpikir klien yang tidak logis dan
membawa klien ke arah berfikir yang lebih logika.
d. Tahap Pemberian Tugas
Konselor memberi tugas kepada klien untuk mencoba
melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata. Misalnya,
menugaskan klien bergaul dengan anggota masyarakat jika mereka
merasa dikucilkan dari pergaulan atau membaca buku untuk
memperbaiki kekeliruan caranya berfikir.11
2. Teknik-Teknik Emotif
10
Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling,… hlm. 213-214.

14
Teknik-teknik emotif digunakan untuk mengubah arah emosi klien.
Antara teknik yang sering digunakan ialah:
a. Teknik Sosiodrama
Konselor memberi peluang kepada klien untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang menekan dirinya melalui suasana yang
didramatisasikan. Dengan demikian, klien dapat secara bebas
mengungkapkan emosi dalam dirinya sendiri secara lisan, tulisan
atau melalui gerakan dramatis. 12
b. Teknik Self Modelling
Konselor meminta klien berjanji untuk menghilangkan perasaan
yang menimpanya. Dia diminta taat setia pada janjinya.
c. Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien
dengan pola perilaku tertentu yang diinginkannya.
3. Teknik-Teknik Behaviouristik
Terapi Rasional Emotif banyak menggunakan teknik behavioristik
terutama dalam hal upaya modifikasi perilaku negatif klien, dengan
mengubah akar-akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis,
beberapa teknik yang tergolong behavioristik adalah:
a. Teknik reinforcement
Teknik reinforcement (penguatan), yaitu: untuk mendorong
klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis denagn jalan
memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman
(punishment). Teknik ini dimaksudkan untuk mengubah sistem
nilai-nilai dan keyakinan yang irasional pada klien dan
menggantinya dengan sistem nilai yang lebih positif.
b. Teknik social modeling (pemodelan sosial)

11
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling, (Ghalia Indonesia: Jakarta, 1985), hlm. 91-
92
12
Rochman Natawidjaya, Konseling Kelompok Konsep Dasar dan Pendekatan (Bandung:
Rizqi Press, 2009), hal. 288

15
Teknik social modeling (pemodelan sosial), yaitu teknik untuk
membentuk perilaku-perilaku baru pada klien. Teknik ini dilakukan
agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan.
Model sosial yang dimaksud dapat dilakukan dengan cara mutasi
(meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya maupun
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial
dengan masalah tertentu yang telah disiapkan konselor.
c. Teknik live models
Teknik live models (mode kehidupan nyata), yaitu teknik yang
digunakan untuk menggambar perilaku-perilaku tertentu seperti
situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk
percakapanpercakapan sosial, interaksi dengan memecahkan
maslah-masalah.13

Langkah-langkah atau tahap dalam Rational Emotive Behaviour


Therapy (REBT)

Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) membantu konseli


mengenali dan memahami perasaan, pemikiran dan tingkah laku yang
irasional. Dalam proses ini konseli diajarkan untuk menerima bahwa
perasaan, pemikiran, dan tingkah laku tersebut diciptakan dan diverbalisasi
oleh konseli sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, konseli membutuhkan
konselor untuk membantu mengatasi permasalahannya. Dalam proses
konseling dengan pendekatan REBT terdapat beberapa tahap yang
dikerjakan oleh konselor dan konseli.14

Untuk mencapai tujuan Rational Emotive Behavior Therapy


(REBT) konselor melakukan langkah-langkah konseling antara lainnya :

1) Langkah pertama
Menunjukkan pada klien bahwa masalah yang dihadapinya
berkaitan dengan keyakinan-keyakinan irasionalnya, menunjukkan
bagaimana klien mengembangkan nilai-nilai sikapnya yang
13
Muhammad Surya, Teori-teori Konseling (Bandung Pustaka Bani Quraisy, 2003),
14
Gantina Komalasari,dkk, Teori dan Teknik Konseling,… hlm. 215.

16
menunjukkan secara kognitif bahwa klien telah memasukkan
banyak keharusan, sebaiknya dan semestinya klien harus belajar
memisahkan keyakinan-keyakinannya yang rasional dan keyakinan
irasional, agar klien mencapai kesadaran.
2) Langkah kedua
Membawa klien ketahapan kesadaran dengan menunjukan
bahwa dia sekarang mempertahankan gangguan-gangguan
emosionalnya untuk tetap aktif dengan terus menerus berfikir secara
tidak logis dan dengan mengulang-ulang dengan kalimat-kalimat
yang mengalahkan diri dan mengabadikan masa kanak-kanak, terapi
tidak cukup hanya menunjukkan pada klien bahwa klien memiliki
proses-proses yang tidak logis.
3) Langkah ketiga
Berusaha agar klien memperbaiki pikiran-pikirannya dan
meninggalkan gagasan-gagasan irasional. Maksudnya adalah agar
klien dapat berubah fikiran yang jelek atau negatif dan tidak masuk
akal menjadi yang masuk akal.
4) Langkah keempat
Adalah menantang klien untuk mengembangkan filosofis
kehidupanya yang rasional, dan menolak kehidupan yang irasional.
Maksudnya adalah mencoba menolak fikiran-fikiran yang tidak
logis untuk masuk dalam dirinya.15

15
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konselig,… hlm. 246.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia pada dasarnya


adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional.
Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan
kompeten. Ketika berpikir danbertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak
efektif. Dalam pendekatan Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy
(REBT) yang dipelopori oleh Albert Ellis ini bertujuan untuk mengajak individu
untuk mengubah pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui
teori ABCDE.
Rational Emotive Behavior Therapy menggunakan berbagi teknik yang
bersifat kognitif, afektif, behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Pada
teknik kognitif terdapat tahap pengajaran, persuasif, konfrontasi dan pemberian
tugas. Pada teknik emotif terdapat teknik sosiodrama, self modeling, assertive
training. Pada teknik behavioristic terbagi menjadi teknik reinsforcemen, teknik
social modeling, dan teknik lives models.
Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) membantu konseli
mengenali dan memahami perasaan, pemikiran dan tingkah laku yang irasional.
Dalam proses ini konseli diajarkan untuk menerima bahwa perasaan, pemikiran,
dan tingkah laku tersebut diciptakan dan diverbalisasi oleh konseli sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT.
Eresco.
Komalasari, Gantina, dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Natawidjaya, Rochman. 2009. Konseling Kelompok Konsep Dasar dan
Pendekatan. Bandung: Rizqi Press.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, Muhammad. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Winkel, W.S. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
PT. Gramedia.

19

Anda mungkin juga menyukai