Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI INTERPERSONAL SULLIVAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu : Febranti Putri Navion, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 6 Bimbingan Konseling Islam 3A
1. Ditta Adelina 126306201041
2. Riesti Anggia Novitasari 126306201035
3. Siti Badriah Khulafaurrahma 126306201016
4. Sofia Wan Afza Amalia Safii 126306201042

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena limpahan rahmatNya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Interpersonal Sullivan”. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebaga pimpinan umat menuju jalan
kebenaran berupa agama islam. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak
mungkin penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukin, M.Ag. selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengenyam pendidikan di perguruan tinggi ini.
2. Ibu Febranti Putri Navion, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Kepribadianyang selalu memberi pengarahan serta bimbingan hingga
kami mampu memahami dengan benar mata kuliah ini
3. Teman sekelas, khususnya anggota kelompok yang mampu bekerja dengan
baik selama proses pembuatan makalah atas dasar kekurangan yang dimiliki
penulis, tentu banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari penyampain isi
maupun dari segi penyusunan.

Kami berharap adanya kritik dan saran yang akan dijadikan pelajaran di masa
mendatang. selain itu penyusun juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Penyusun,

Tulungagung, 17 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Harry Stack Sullivan ............................................................................. 5


B. Konsep Model Interpersonal ............................................................................... 6
1. Definsi Model Interpersonal ......................................................................... 6
2. Struktur Model Interpersonal ...................................................................... 6
3. Dinamika Model Interpersonal..................................................................... 9
C. Perkembangan Kepribadian Berdasarkan Model Interpersonal .................... 10
D. Aplikasi Model Interpersonal .............................................................................. 16
1. Gangguan Mental........................................................................................... 16
2. Psikoterapi ...................................................................................................... 16
E. Kritik Terhadap Teori Interpersonal Sullivan .................................................. 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harry Stack Sullivan adalah pencipta segi pandangan baru yang terkenal dengan
nama interpersonal theory of psychiatry. (Di dalam Abdul, 2013). Ajaran pokok dari
teori ini dalam hubungannya dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian adalah
“pola relatif menetap dari situasi-situasi antarpribadi yang berulang menjadi ciri
kehidupan manusia. Kepribadian merupakan suatu entitas hipotesis yang tidak dapat
dipisahkan dari situasi-situasi antarpribadi, dan tingkah laku antarpribadi merupakan
satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai kepribadian.
Berdasarkan hal diatas dapat di simpulkan bahwa konsep kepribadian di dalam
teori sulvian ini yaitu bahwa kepribdian seseorang di pengaruhi oleh pengaruh
kehidupan sosial. Sullivan tidak menyangkal pentingnya hereditas dan pematangan
dalam membentuk dan membangun kepribadian, namun ia berpendapat bahwa apa
yang khas manusiawi adalah interaksi sosial. Pengalaman hubungan antar pribadi telah
mengubah fungsi fisiologis organisme menjadi organisme sosial.
Memahami kepribadian seseorang menjadi modal utama seorang konselor
dalam membantu konseli menemukan pemecahan masalah yang terdapat dalam dirinya.
Setiap manusia di dunia ini memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Makalah ini akan
membahas teori kepribadian interpersonal oleh Harry Stack Sullivan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Harry Stack Sullivan ?
2. Bagaimana konsep model interpersonal ?
3. Bagaimana perkembangan kepribadian berdasarkan model interpersonal ?
4. Bagaimana aplikasi model interpersonal ?
5. Bagaiman kritik terhadap teori interpersonal Sullivan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi dari Harry Stack Sullivan
2. Untuk mengetahui konsep model interpersonal
3. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian berdasarkan model
interpersonal
4. Untuk mengetahui aplikasi model interpersonal
5. Untuk mengetahui kritik terhadap teori interpersonal Sullivan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Harry Stack Sullivan
Harry Stack Sullivan adalah pencipta segi pandangan baru yang terkenal dengan
nama interpersonal Harry Stack Sullivan lahir di suatu daerah pertanian dekat Norwich,
New York pada tanggal 21 Pebruari 1892 dan meninggal pada tanggal 14 januari 1949
di Paris, Perancis. (Di dalam Sidik, 2013). Dia merupakan salah satu tokoh yang ikut
melengkapi teori psikoanalisis dengan pandangan psikologi sosial. Sullivan dalam
teorinya tentang hubungan-hubungan antar pribadi semakin mengukuhkan teori
kepribadian yang berlandaskan proses-proses sosial. Kontribusi utama Sullivan
terhadap teori interpersonal adalah pemikirannya akan tahap perkembangan.
Stack Sulivian adalah orang pertama kelahiran Amerika Serikat yang
mengembangkan teori kepribadian. (Di dalam Maman, 2009). Menurut Harry Stack
Sullivan, kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari situasi-situasi antar pribadi
yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia. Menurut Sulvian ini sepanjang
hayat setiap orang bergerak dalam lingkungan sosial, sejak bayi sudah terlibat dalam
interaksi dengan orang lain.
Theory of psychiatry. (Di dalam Abdul, 2013). Ajaran pokok dari teori ini dalam
hubungannya dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian adalah “pola relatif
menetap dari situasi-situasi antarpribadi yang berulang menjadi ciri kehidupan manusia.
Kepribadian merupakan suatu entitas hipotesis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi-
situasi antarpribadi, dan tingkah laku antarpribadi merupakan satu-satunya segi yang
dapat diamati sebagai kepribadian.
Karena itu Sullivan berpendapat bahwa sama sekali tidak ada gunanya berbicara
tentang individu sebagai objek penelitian karena individu sama sekali tidak terpisah
dari hubungannya dengan orang lain. Sejak hari pertama kehidupan, bayi merupakan
bagian dari situasi antarpribadi, dan dalam kehidupan selanjutnya, ia tetap menjadi
anggota masyarakat. Bahkan seorang pertapa yang mengundurkan diri dari masyarakat
ke dalam hutan belantara pun tetap memiliki ingatan-ingatan tentang hubungan-
hubungan pribadi dimasa lampau yang tetap mempengaruhi pikiran dan perbuatannya.
Berdasarkan hal diatas dapat di simpulkan bahwa konsep kepribadian di dalam
teori sulvian ini yaitu bahwa kepribdian seseorang di pengaruhi oleh pengaruh
kehidupan sosial. Sullivan tidak menyangkal pentingnya hereditas dan pematangan
dalam membentuk dan membangun kepribadian, namun ia berpendapat bahwa apa
5
yang khas manusiawi adalah interaksi sosial. Pengalaman hubungan antar pribadi telah
mengubah fungsi fisiologis organisme menjadi organisme sosial, bahkan sosialisasi
telah mengubah proses biologik yang paling mendasar (bernafas, pencernaan,
eliminasi). Psikiatri tidak dapat dipisahkan dari psikologi sosial.
B. Konsep Model Interpersonal
1. Definisi Model Interpersonal
Sullivan berkali -kali menegaskan bahwa kepribadian adalah suatu entitas
atau kesatuan hipotetis belaka “suatu ilusi” yang tidak dapat diobservasi atau
diteliti terlepas dari situasi-situasi antarpribadi, yang menjadi unit penelitian
adalah antarpribadi dan bukan orangnya. Organisasi kepribadian terdiri dari
peristiwa-peristiwa antarpribadi, dan bukan peristiwa-peristwa intrapsikis,
kepribadian hanya memanifestasikan dirinya ketika orang bertingkah laku
dalam hubungan dengan salah seorang atau beberapa individu lain. Meskipun
Sullivan mengakui bahwa kepribadian hanya berstatus hipotetis, namun ia
menegaskan bahwa kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses
yang terjadi dalam serangkaian medan antarpribadi.
Berdasarkan hal di atas dapat di simpulkan bahwa konsep kepribadian di
dalam teori sulvian ini yaitu bahwa kepribadian seseorang di pengaruhi oleh
pengaruh kehidupan sosial.
2. Struktur Model Interpersonal
Meskipun Sullivan memandang tegas sifat dinamis kepribadian, namun
menurutnya ada beberapa aspek kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam
waktu yang lama: dinamisme, personifikasi, sistem self, dan proses kognitif.
a. Dinamisme (The Dynasmism)
Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku (transformasi energi,
baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap dan berulang terjadi
yang menjadi ciri khusus seseorang. Dinamisme yang melayani
kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni alat
reseptor, efektor dan sistem syaraf. Misalnya, dinamisme makan
melibatkan otot mulut dan leher.
b. Personafikasi (Personification)
Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang
lain yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan
kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan
6
membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan
akan membangkitkan image negatif. Misalnya, personifikasi yang
dikembangkan oleh bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik
(good mother) yang diperoleh dari pengalaman ibu menyusui dan
merawatnya sehingga menimbulkan kepuasan atau gambaran ibu
buruk (bad mother) yang diperoleh dari pendekatan ibu yang
menimbulkan kecemasan dan takut). Ketika bayi mulai membedakan
diri dengan lingkungannya, mulai terbentuk personifikasi diri dan
orang lain.
Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik
(good-me) yang dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai
dengan hadiah kepuasan makan. Personifikasi saya buruk (bad-me)
dikembangkan dari pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau
pengalaman ditolak atau dihukum. Baik good-me maupun bad-me
bergabung ke dalam gambaran diri. Personifikasi diri yang ketiga,
bukan saya (not me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan yang
sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me menggambarkan
aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani
(uncanny) atau emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak
pernah diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan
sebagai sistem terpisah, yang bagi orang normal kadang muncul dan
dianggap “mimpi buruk.” Sedang orang yang menderita gangguan
mental yang serius, mungkin berhadapan dengan bukan saya sebagai
sesuatu yang sangat nyata.
c. Sistem Self (Self-System)
Sistem self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang
mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau
mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-
18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkah laku mana yang
berhubungan meningkatkan atau menurunkan kecemasan. Ketika
sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk gambaran diri
atau personifikasi diri yang konsisten. Setiap pengalaman
interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya
berarti mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha
7
mempertahankan diri melawan tegangan interpersonal itu memakai
operasi keamanan (security operation), suatu proses yang bertujuan
untuk mereduksi perasaan tidak aman atau perasaan akibat dari
ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam sistem keamanan
yang dipakai sejak usia bayi antara lain :
1) Disosiasi, adalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan
kebutuhan muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi
ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkahlaku
serta kepribadian dari sana.
2) Inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan
diperhatikan dan yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap
pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang dapat
berpura-pura tidak merasakannya
3) Apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment),
mirip dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek
mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada
pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu
memperhatikan stimulasi manapun.
d. Proses Kognitif (Cognitive Process), menurut Sullivan, proses atau
pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga macam :
1) Prototaxis (prototaksis), adalah rangkaian pengalaman yang
terpisah- pisah yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran
(penginderaan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam
jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua
pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan
sekarang.
2) Parataxis (parataksis), sekitar awal tahun kedua, bayi mulai
mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa,
disebut pengalaman parataksis atau asosiasi.
3) Syntaxis (sintaksis), adalah berpikir logis dan realistis,
menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama-
sama, khususnya bahasa- kata-bilangan. Tiga model
pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya,
sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
8
3. Dinamika Model Interpersonal
Sullivan, sama seperti banyak teoretikus kepribadian lainnya, memandang
kepribadian sebagai suatu sistem energi yang fungsi utamanya adalah
melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan tegangan. Sullivan
berkata bahwa tidak perlu menambah istilah “jiwa” baik pada kata energi
maupun tegangan karena ia menggunakan kedua istilah tersebut dengan arti
yang persis sama seperti yang digunakan dalam ilmu fisika. Enerji dapat maujud
dalam bentuk tegangan (tension) atau dalam bentuk tingkah laku itu sendiri
(energy transformation).
a. Tegangan
Sullivan mulai dengan konsepsi umum tentang organisme, yakni
suatu sistem tegangan yang secara teoritis dapat bervariasi antara batas
pengendoran mutlak (absolute relaxation) atau euphoria (perasaan
sangat bahagia dan gembira) sebagaimana Sullivan lebih suka
menyebutnya, dan tegangan mutlak seperti halnya yang terjadi dalam
perasaan takut yang luar biasa. Ada dua sumber tegangan, yaitu:
i. Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh kebutuhan-
kebutuhan organisme;
ii. Tegangan-tegangan sebagai akibat dari kecemasan.
b. Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya
ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan
seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-
individu dalam memuaskan kebutuhan- kebutuhannya, mengganggu
hubungan-hubungan antarpribadi, mengacaukan pikiran. Perbedaan
intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan
efektivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang.
Kecemasan berat sama seperti hantaman pada kepala; tidak
menyampaikan informasi apa-apa pada orang yang bersangkutan,
sebaliknya menimbulkan kekacauan luarbiasa dan bahkan amnesia.
Bentuk-bentuk kecemasan yang lebih ringan dapat bersifat informatif.
Menurut Sullivan, kecemasan merupakan pengaruh pendidikan
terbesar sepanjang hayat, disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan
kepada bayinya. Jika ibu mengalami kecemasan, akan dinyatakan pada
9
wajah, irama kata, dan tingkahlakunya. Proses ini oleh Sullivan
dinamakan empati. Biasanya bayi menangani kecemasannya dengan
operasi keamanan, bisa pertahanan tidur atau somnolent detachment
(bayi menolak berhubungan dengan pemicu kecemasan dengan cara
tidur), menyesuaikan tingkahlakunya dengan kemauan dan tuntutan
orang tua, dan atau dengan memilih mana yang harus tidak diperhatikan
(selective inattention) menolak menyadari stimulus yang mengganggu.
Tension karena kecemasan ini unik, berbeda dengan tension lain dalam
hal kecenderungannya untuk bertahan tetap dalam kecemasan dengan
segala kerusakan yang diakibatkannya. Kalau tegangan lain
menghasilkan tingkahlaku untuk mengatasinya, kecemasan justru
menghasilkan tingkahlaku yang menghambat agar orang tidak belajar
dari kesalahannya, terus-menerus menginginkan rasa aman yang
kekanak-kanakan, dan membuat orang tidak belajar dari pengalamannya
sendiri.
c. Transformasi Energi
Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan. Pekerja
bisa berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau
berupa kegiatan-kegiatan mental, seperti persepsi, ingatan, berpikir.
Kegiatan-kegiatan yang terbuka ataupun yang sembunyi ini bertujuan
untuk mengurangi tegangan. Kegiatan- kegiatan ini pada umumnya
ditentukan oleh masyarakat dimana orang dibesarkan. “apa yang dapat
ditemukan oleh setiap ornag dari meneliti masa lampaunya adalah
bahwa pola-pola tegangan dan transformasi-transformasi energi yang
membentuk kehidupannya merupakan bahan-bahan pendidikan yang
sungguh- sungguh mengagumkan untuk mempersiapkan hidup dalam
suatu masyarakat tertentu.
Sullivan tidak yakin bahwa insting-insting merupakan sumber-
sumber penting dari motivasi manusia, juga ia tidak menerima teori
libido freud. Seorang individu belajar bertingkah laku dengan cara
tertentu sebagai akibat dari interaksi dengan orang-orang, dan bukan
karena ia memiliki imperatif-imperatif bawaan untuk melakukan jenis-
jenis tingkah laku tertentu.
C. Perkembangan Kepribadian Berdasarkan Model Interpersonal
10
Sullivan membagi usia manusia menjadi tujuh tahap perkembangan, masing-
masing mempunyai sumbangan penting dalam bentuk kepribadian. Di setiap tahap
perkembangan orang menghadapi masalah hubungan interpersonal yang berbeda- beda,
sehingga bentuk bahaya yang berasal dari hubungan interpersonal itu juga berbeda-
beda.
Perubahan kepribadian dapat terjadi kapan saja, tetapi yang paling sering terjadi
pada masa transisi dari tahap satu ke tahap berikutnya. Garis batas antar tahap itu
ditunjuk karena secara umum pada saat itu terjadi perubahan kepribadian yang
signifikan, sehingga dalam kenyataan lebih penting daripada tahap itu sendiri.
Pengalaman disosiasi dan inatensi selektif yang terjadi sepanjang periode tertentu, pada
periode transisi mungkin masuk ke dalam sistem self, dan siap mempengaruhi
perkembangan pada periode berikutnya. Paparan rinci dari setiap tahap perkembangan,
akan diringkas dalam tabel berikut.
Orang Proses Pencapaian Perkembangan
Periode
Penting Interpersonal Utama Negatif
Invancy Pemeran Kelembutan Awal Rasa aman
0-1;5 keibuan kasih sayang mengorganisasi beroperasi
Lahir- pengalaman, melalui apathy
berbicara belajar dan somnolent
memuaskan detachment.
beberapa
kebutuhan diri.
Childhood Orang tua Melindungi Belajar melalui Performansi as
1;5 – 4;0 rasa aman identifikasi if; rasionalisasi
Berbicara melalui imaji dengan orang prokupasi
teman sebaya tua; belajar transformasi
-
sublimasi jahat.
Hubungan
mengganti
sebaya
suatu kepuasan
dengan
kepuasan yang
lain.

11
Juvenil 4;0 Teman Orientasi Belajar bekerja Stereotip
– 8/10 bermain menuju sama dan Ostrasisme
Hubungan seusia kehidupan bersaing Disparajemen
sebaya-Chum sebaya dengan orang
lain, belajar
berurusan
dengan figur
otoritas.
Pra- Chum Intimasi Belajar Loneliness
Adolesen tunggal mencintai
8/10 – 12 orang lain
Chum- seperti atau
Pubertas melebihi
awal mencintai
diri sendiri
Adolesen Kekasih Menggabung Integrasi ke Personifikasi
akhir intimasi dalam yang tidak tepat.
16 – 20 dengan nafsu masyarakat Keterbatasan
dewasa, self- hidup
Seks,
respect
mantap
Tanggung
jawab
sosial
Maturity 20> Konsolidasi
pencapaian
- - -
setiap tahap
sebelumnya

1) Bayi (Infancy); Lahir – Bisa Berbicara (0 – 18 bulan)


Perkembangan pada masa bayi sangat kompleks. Berikut enam ciri penting
perkembangan menurut Sullivan:
a) Timbulnya dinamisme apati, pertahanan tidur, disosiasi dan inatensi.
b) Peralihan dan prototaxis ke parataxis.

12
c) Organisasi personifikasi-personifikasi, baik personifikasi ibu maupun
personifikasi diri.
d) Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar
sistem-diri.
e) Diferensiasi tubuh bayi sendiri, mengenal dan memanipulasi tubuh.
f) Belajar bahasa, dimulai dengan bahasa autism
g) Belajar melakukan gerakan yang terkoordinasi, melibatkan mata, tangan,
mulut, telinga serta organ tubuh lainnya.
2) Anak (Childhood); Bisa Mengucap Kata – Butuh Kawan Bermain (1;5 – 4
tahun)
Tahap anak dimulai dengan perkembangan bicara dan belajar berpikir sintaksis,
serta perluasan kebutuhan untuk bergaul dengan kelompok sebaya. Anak mulai belajar
menyembunyikan aspek tingkah laku yang diyakininya dapat menimbulkan kecemasan
atau hukuman. Misalnya, mereke belajar melakukan rasionalisasi (memberi alasan
palsu) mengenai segala hal yang sudah mereka kerjakan atau sedang mereka
rencanakan. Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if performance) yakni:
a) Dramatisasi (dramatization): permainan peran seolah-olah dewasa,
belajar mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya, bagaimana
bertingkah laku yang dapat diterima.
b) Bergaya sibuk (preoccupation): anak belajar konsentrasi pada satu
kegiatan yang membuat mereka bisa menghindari sesuatu yang menekan
dirinya.
c) Transformasi jahat (malevolent transformation): perasaan bahwa dirinya
hidup ditengah-tengah musuh, sehingga hidupnya penuh rasa kecurigaan
dan ketidakpercayaan bahkan sampai tingkah laku yang paranoid.
d) Sublimasi tak sadar (unwitting sublimation): mengganti sesuatu atau
aktivitas tak sadar yang dapat menimbulkan kecemasan dengan aktivitas
yang dapat diterima secara sosial.
3) Remaja Awal (Juvenile); Usia Sekolah – Berkeinginan Bergaul Intim (4– 10
tahun)
Perkembangan penting dalam tahap ini adalah loncatan sosial kedepan, anak
belajar kompetisi, kompromi, kerja sama dan memahami makna perasaan kelompok.
Mereka mendapat pengalaman dengan otoritas di luar rumah. Tahap ini juga ditandai

13
dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu rumusan atau wawasan
tentang:
a) Kecenderungan atau kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya
memberi ciri pada hubungan antar pribadinya.
b) Keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif
bebas dari kecemasan.
c) Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapainya orang perlu
menangguhkan kesempatan kesempatan menikmati kepuasan jangka
pendek
Perkembangan negatif yang penting pada tahap ini adalah belajar stereotip,
ostrasisme dan disparajemen (stereotype, ostracism dan disparagement):
 Prasangka atau stereotip adalah meniru atau memakai personifikasi
mengenai orang atau kelompok orang yang yang diturunkan antar
generasi
 Pengasingan atau ostrasisme adalah pengalaman anak diisolasi secara
paksa, dikeluarkan/diasingkan dari kelompok sebaya karena perbedaan
sifat individual dengan kelompok.
 Penghinaan atau disparajemen, berarti meremehkan atau menjatuhkan
orang lain, yang akan berrpengaruh merusak hubungan interpersonal
pada usia dewasa.
4) Preadolesen (preadolescence); Mulai Bergaul Akrab – Pubertas (8/10 – 12 tahun)
Preadolesen ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain
bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Mereka membutuhkan
Chum (Chum): teman akrab dari jenis kelamin yang sama, teman yang dapat menjadi
tempat mencurahkan isi hati, dan bersama-sama mencoba memahami dan memecahkan
masalah hidup.
Tahap preadolesen ditandai oleh beberapa fenomena berikut:
a) Orang tua masih penting, tetapi mereka dinilai secara lebih realistik.
b) Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan belum
dirumitkan oleh nafsu seks.
c) Terlibat dalam kerja sama untuk kebahagiaan bersama, tidak
mementingkan diri sendiri.
d) Kolaborasi Chum, jika dipelajari dalam tahap ini, akan `
membuat perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat.

14
e) Hubungan chum dapat mengatasi/menghilangkan pengaruh buruk
simptom salah suai yang diperoleh dari perkembangan tahap
sebelumnya.
5) Adolesen Awal (Early Adolescence); Pubertas – Pola Aktivitas Seksual yang
Mantap (12-16 tahun)
Pada tahap ini pola aktivitas seksual yang memuaskan seharusnya sudah dapat
dimiliki. Banyak problem yang muncul pada periode ini merefleksikan konflik antar
tiga kebutuhan dasar: Keamanan (bebas dari kecemasan), keintiman (pergaulan akrab
dengan seks lain) dan kepuasan seksual. Kepuasan seksual bertentangan dengan operasi
keamanan, karena aktivitas genital pada usia ini terlarang pada banyak budaya sehingga
menimbulkan perasaan berdosa, malu dan cemas.
Keintiman bertentangan dengan keamanan, karena mengubah keintiman dari
sesama jenis menjadi keintiman dengan jenis kelamin pasangan akan menimbulkan
perasaan takut, ragu-ragu dan kehilangan harga diri yang semuanya akan meningkatkan
kecemasan. Keintiman bertentangan dengan kepuasan seksual, mereka kesulitan
mengkombinasikan intimasi dengan kepuasan seksual untuk diarahkan kepada satu
orang paling tidak karena empat alasan:
a) Banyak adolesen yang melakukan sublimasi terhadap dorongan
genitalnya, untuk mencegah penggabungan dorongan seks dengan
keintiman.
b) Dorongan genital yang sangat kuat dapat dipuaskan melalui masturbasi
atau hubungan sekd tanpa keintiman. Adolesen awal tidak mempunyai
alasan yang mendesak untuk menggabung dorongan seks dengan
intimasi.
c) Masyarakat membagi objek seksual menjadi dua, “baik” dan “buruk”,
sedang remaja selalu memandang “baik”.
d) Alasan kultural, orang tua, guru dan otoritas lainnya melarang keintiman
dengan seks yang sama karena takut menjadi homoseksualitas, tetapi
mereka juga melarang intimasi dengan jenis kelamin yang berlainan
karena takut dengan penyakit menular seksual, kehamilan dan kawin
dini.
6) Adolesen Akhir (Late Adolescense); Kemantapan Seks – Tanggung Jawab Sosial
(16 – awal 20an)
Periode ini berakhir sampai pemuda mengenal kepuasan dan tanggung jawab
dari kehidupan sosial dan warga negara dewasa. Selama periode ini, pengalaman

15
semakin banyak terjadi pada tingkat berpikir sintaksis. Apakah orang bekerja atau
melanjutkan kuliah, mereka harus memperluas pemahamannya mengenai sikap hidup
orang lain, pemahamannya mengenai tingkat saling ketergantungan dalam hidup, dan
cara menangani berbagai jenis masalah interpersonal. Tahap ini ditandai dengan
pemantapan hubungan cinta dengan satu pasangan. Namun menurut Sullivan
perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta dengan orang lain bukan tujuan
utama kehidupan, tetapi sekedar sumber utama kepuasan hidup.
Pencapaian akhir periode ini adalah self-respect, yang menjadi syarat untuk
menghargai orang lain. Menurut Sullivan, umumnya orang menghina atau menjatuhkan
orang lain, karena orang itu mempunyai kualitas yang mencemaskan atau memalukan
diri sendiri. Jadi, kalau orang dapat menghargai diri sendiri, dia akan menghargai orang
lain.
7) Kemasakan (Maturity)
Setiap prestasi penting tahap yang terdahulu akan menjadi bagian penting dari
kepribadian masak. Jadi dewasa yang masak hendaknya hendaknya sudah belajar
memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang penting; bekerjasama dan berkompetensi
dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain yang memberi
kepuasan intimasi dan seksual; dan berfungsi secara efektif di masyarakat dimana dia
berada. Menurut Sullivan, di antara pencapaian- pencapaian itu, intimasi yang paling
penting.
D. Aplikasi Model Interpersonal
1. Gangguan Mental
Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan
interpersonal dan hanya dapat dipahami melalui referensi lingkungan sosial
orang itu. Sullivan banyak menangani schizophrenia yang dia bedakan menjadi
dua; schizophrenia yang menunjukkan simptom organik dan schizophrenia
yang disebabkan faktor sosial. Schizophrenia kedua inilah yang perubahan dan
perbaikannya dilakukan melalui psikiatri interpersonal.
2. Psikoterapi

Umumnya terapi model Sullivan mula-mula berusaha untuk mengungkap


kesulitan klien dalam berhubungan dengan orang lain, dan berusaha untuk
mengganti motivasi disjungtif (berpisah) dengan motivasi konjungtif
(bergabung). Motivasi konjungtif menyatakan kepribadian dan membuat klien

16
bisa memuaskan kebutuhan dan meningkatkan perasaan amannya. Sullivan
membagi interview dalam empat tahapan; pembukaan (formal inception),
pengamatan (reconnaissance), pertanyaan detail (detailed inquiry), dan
pemberhentian (termination).
E. Kritik Terhadap Teori Interpersonal Sullivan
Teori Sullivan cukup komprehensif, namun di kalangan ahli psikologi tidak
sepopuler teori Freud, Jung, Adler, dan Erikson. Hal baru yang menjadi kekuatan
teorinya adalah memakai interelasi atau hubungan interpersonal sebagai fokus analisis
kepribadian. Bangunan teorinya menjadi sangat logis, bahkan terkadang teori itu
sekedar simpulan cerdik dari fikiran schat (common sense) yang beredar luas di
masyarakat.
Secara umum, teorinya mudah dicerna oleh pemerhati, dan mudah dipraktekkan
tanpa. resiko kesalahan yang tak terduga. Teorri Sullivan tidak dikembangkan
berdasarkan data keras, dan tidak banyak pakar yang mencoba meneliti memakai
kerangka teori ini. Padahal sesungguhnya teori ini mempunyai peluang yang luas untuk
diuji karena konsep-konsepnya banyak yang bersifat teramati, dan hanya sedikit yang
mengupas dunia batin yang abstrak. Hal ini mungkin disebabkan oleh organisasi
penulisan yang kurang baik, seting Sullivan yang lebih dekat dengan psikiatri daripada
seting akademisi universitas.
Kriteria pertama akan teori yang berguna adalah kemampuannya dalam
menghasilkan penelitian. Saat ini, sedikit penelitian yang dilakukan untuk meneliti
hipotesis yang secara khusus ditarik teori Sullivan. Kemungkinan penjelasan untuk
kurangnya penelitian ini adalah kurangnya popularitas teori Sullivan di kalangan
peneliti yang suka mengadakan penelitian Kurangnya popularitas ini mungkin
disebabkan oleh keterikatan erat Sullivan dengan psikiatri.
Kedua, teori yang berguna harus dapat dikaji ulang, yaitu harus terperinci agar
dapat dilakukan penelitian yang mampu mendukung atau menyangkal asumsi-asumsi
utamanya. Pernyataan Sullivan akan pentingnya hubungan interpersonal bagi kesehatan
psikologis telah mendapat cukup banyak dukungan secara tidak langsung Penjelasan
alternative mungkin saja digunakan untuk penemuan-penemuan ini.
Ketiga, seberapa baik teori aliran Sullivan menyediakan keteraturan bagi segala
sesuatu yang diketahui mengenai kepribadian manusia? terlepas dari banyaknya dalil
yang dijelaskan dalam teori tersebut, teori ini hanya mendapat nilai rata-rata untuk
kemampuannya mengorganisasi pengetahuan. Penekanan ekstrem teorinya pada
17
hubungan interpersonal mengurangi kemampuan teori ini untuk mengatur pengetahuan,
sebagian besar yang diketahui mengenai tingkah laku manusia memiliki dasar biologis
dan tidak dengan mudah disesuaikan dengan teori yang terbatas hanya pada hubungan
interpersonal. Sebagai bimbingan atas tindakan, teori Sullivan mendapat nilai antara
cukup dan sedang (rata-rata).
Gagasan-gagasan Sullivan memiliki kekurangan karena ketidakmampuan
Sullivan menulis dengan baik, namun teori itu sendiri dipikirkan secara logis dan
terjaga sebagai kesatuan wujud. Secara keseluruhan, teorinya konsisten, namun kurang
memiliki keteraturan yang mungkin hias capai bila ia mengerjakan gagasan-
gagasannya lebih pada bentuk tulisan.
Terakhir, dalam penilaian teori Sullivan cermat atau sederhana. Sullivan harus
menerima nilai rendah. Kesenangannya untuk menciptakan istilah-istilahnya sendiri
dan kecanggungannya dalam menulis menambah bentuk yang tidak dibutuhkan untuk
teori yang apabila memiliki garis aliran yang jelas, maka akan jauh lebih berguna.

18
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa konsep kepribadian
di dalam teori intrapersonal Sullvian yaitu bahwa kepribadian seseorang di pengaruhi
oleh pengaruh kehidupan sosial. Teori Sullivan cukup komprehensif, namun di
kalangan ahli psikologi tidak sepopuler teori Freud, Jung, Adler, dan Erikson. Hal baru
yang menjadi kekuatan teorinya adalah memakai interelasi atau hubungan interpersonal
sebagai fokus analisis kepribadian.
B. Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah kami.

19
DAFTAR PUSTAKA

Calvin S. Hall & Gardner Lindzey. 2005. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:
Kanisus
Jess Feist & Gregory J. Feist. 2008. Theorist of Personality. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Alwisol. 2012. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press

20

Anda mungkin juga menyukai