Sejak 5 Juli 1959, UUD 45, berlaku lagi bagi bangsa Indonesia, namun walaupun UUD 45
secara yuridis formal sebagai hukum dasar tertulis yang berlaku di Indonesia, realisasi
ketatanegaraan Indonesia tidak melaksanakan UUD 15 itu sendiri.
b. Demokrasi terpimpin yang semula bersumberkan pada sila ke 4 dari pancasila, dalam
plaksanaannya cenderung menjadi pemusatan kekuasan pada presiden/ pemimpin besar
revolusi dengan wewenang yang melebihi, ditentukan oleh UUD 1945, yaitu dengan
menggunakan produk hukum yang setingkat dengan Undang-Undang tanpa persetujuan DPR
dlam bentuk penetapan presiden.
c. MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup, hal ini bertentangan
dengan ketentuan UUD 45 yang menetapkan masa jabatan presiden lima tahun.
d. Pada tahun 1960, karena DPR tidak dapat menyetujui RAPBN yang diajuakn oleh
pemerintah, presiden Membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan membentuk DPR gotong
royong ( DPRGR )
e. Hak budget DPR tidak berjalan karena setelah tahun 1960 pemerintah tidak
mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
f. Pimpinan lembaga Negara tertinggi Negara dijadikan mentri Negara, yang berarti
sebagai pembantu presiden.
1.kekuasaan tunggal
2.terlalu banyak pembangunan fisik tanpa pembangunan mentalmasyarakat
3.terlalu dekat dengan komunisme
4. terlalu berambisi menyatukan nasionalisme agama dan komunis yang notabene
amat bertentangan antara agama dan komunis
5 .banyak hak rakyat yang terabaikan
6. inflasi yang terlalu besar.
7. MPRS mengangkat ir.soekarno sbg presiden seumur hidup
8. Penyimpangan ideologis, konsepsi pancasila berubah mjd nasakom (nasionalis,
agama, komunis)
9. Kaburnya politik luar negeri yang bebas aktif mjd "politik poros-porosan"
(mengakibatkan indo keluar dr pbb)
10. DPR hasil pmlu 1955 dibubarkan presiden
11. Hak budget DPR tidak brjln lagi stlh th 1960
Orde baru di bawah pimpinan Soeharto pada awalnya untuk mengembalikan keadaan setelah
pemberontakan PKI bertekad untuk mempelopori pembangunan nasional Indonesia
sehingga orde baru juga sering di istilahkan sebagai orde pembangunan. Untuk itu MPRS
mengeluarkan berbagai macam keputusan penting antara lain sebagai berikut:
i. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera yang
isinyamenyatakan agar presiden menugasi pengemban Super Semar, JenderalSoeharto untuk
segera membentuk kabinet Ampera.
ii. Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan maaf, menarik
kembali pengangkatan pemimpin Besar Revolusi menjadi presiden seumur hidup.
iii. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR mengenai
sumber tertib hukum republik Indonesia dan tata urutan perundang -undangan.
Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak menentu baik yang menyangkut
bidang politik, ekonomi maupun keamanan. Dalam keadaan yangdemikian inilah pada bulan
Pebruari 1967 DPRGR mengeluarkan suatu resolusi yaitu meminta MPR(S) agar
mengadakan sidang istimewa pada bulan maret 1967. Sidang istimewa tersebut mengambil
suatu keputusan sebagai berikut :
Dalam masa orde baru ini (1967-1997) pelaksanaan UUD 1945 belum juga murni dan
konsekuen, praktis kekuasaan presiden tidak secara langsung kekuasaan lembaga tertinggi
dan tinggi negara dibawah kekuasaan presidan tetapi seluruhnya hampir dituangkan dalam
mekanisme peraturan antara lain :
Sidang umum MPRS V tahun 1968 telah dapat menghasilkan putusan putusan seperti :
1. Tap MPRS No XLI/MPRS/1968 yang menjadwalkan kembali plaksanaan Pemilu
seperti yang ditetapkan dalam Tap MPR No.XI/1966 dari selambat lambatnya tanggal 5 Juli
1968 menjadi selambat lambatnya tanggal 5 Jli 1971
3. Tap MPRS No XLI/1968 tentang tugas pokok kabinet Ampera, yang menetapkan antar
lain melaksanakan pemilu sesuai dengan Tap MPRS No XLII/1968 dan menyusun serta
melaksanakn pembangunan lima tahun pertama.
Sidang umum MPRS V tahun 1968 diusahakan agar menghasilkan GBHN, tetapi tidak
berhasil karena rancangan GBHN belum disiapkan dengan sempurna.
Pada tahun 1971 diadakan pemilu yang merupakan pemilu pertama pada masa ORBA, hasil
pemilu terbentuk DPR RI, DPRD Tk I, dan Tk II, selanjutnya dibentuk MPR yang
anggotanya terdiri dari:
1. Selurung anggota DPR yang berjumlah 460 orang yang terdiri dari 1300 orang hasil
pemilu, 160 0rang diangkat dari ABRI.
3. Utusan golongan
Jumlah anggota MPR dua kali anggota DPR yaitu 920 orang dalam sidang umum MPR tahun
1973 telah berhasil melaksanakan tugas antara lain:
2. Membuat GBNH
4. Menentukan penyelenggaraan pemilu selambat lambatnya tahun 1977 yang diikuti oleh
tiga peserta pemilu yaitu partai politik dan golkar
Pada tahun 1975 dihasilkan UU pemilu No 4 tahun 1975 sebagai pengganti UU No 5 Tahun
1969, yang intinya ialah bahwa peserta pemilu terdiri dari 3 organisasi kekuatan sosial politik
yakni PPP, PDI, dan GOLKAR. Pemilu 1977 adlah pemilu kedua. Pada tahun 1982
diselenggarakan pemilu ketiga antara lain ketetapan MPR No. II/1983 sebagai landasan bagi
penyusunan Repelita keempat 1984-1989 di dalam ketetapan dinyatakan bahwa bahwa parpol
dan golkarharus benar benar menjadi kekuatan sosial politik yang hanya berasaskan pancasila
sebagai satu-satunya asas, di samping itu dalam GBHN juga dinyatak bahwa pembanguna
nasiaonal adalah sebagai pengamalan pancasila.
Pada tahun 1987 dilaksanak pemilu ke empat. Pada tqhun 1992 dilaksanakan pemilu ke lima.
Pada tahun 1997 dilaksanakan pemilu ke enam. Maka masa ORBA sejak tahun landas
dengan terbentuknya suatu mekanisme. Kepemimpinan nasional selama lima tahun, sesuai
dengan ketentuan UUD 1945 dapat terus di pelihara kelancarannya dengan aman dan tertib,
akan merupakan faktor penunjang, yang penting dalam usaha mencapai tujuan nasioanal,
stabilitas nasional yangdinamis serta meningkatkan ketahanan nasional khususnya ketahanan
di bidang politik.
Selama ORBA telah meletakan berbagai kebijakan dan tindakan yang bersifat melengkapi
atau mengembangakan ketentuan UUD 1945 praktek kenegaraan seperti itu terus dipelihara
dan dimantapkan, yakni melalui hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi) serta melalui
ketetapan ketetapan MPR.
1) Pidato kenegaraan Presiden didepan sidang Paripurna DPR pada setiap tanggal 16
Agustus, bertepatan pulan dipermulaan masa persidangan DPR yang berisi laporan
pelaksanaan tugas pemerintahan serta pengutaraan arah kebijaksanaan mendatang yang akan
ditempuh.
3. Peraturan lebih lanjut atas kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tertinggi negara
dengan atau antara lembaga lembaga tinggi negara.
4. Penentuan Menteri dalam Negeri, Menlu dan Menhankam yang secara bersama sama
melaksanakan tugas sebagai pemangkun jabatan presiden, apabila Presiden dan wakil
presiden berhalangan tetap.
1. KrisisMultidimensidanMunculnyaReformasi
Akibat daripada itu,mendorong lahirnya gerakan reformasi yang dipelopori oleh para
mahasiswa dan kaum cenikiawan kampus.gerakan reformasi lahir sebagai realisasi dan
koreksi atas pelanggaran negara yang menyimpang dari ideologi Pancasila,dan mekanisme
uud 1945.
1. MengadiliSoehartodankroni-kroninya
menteriinimemfokuskanpembenahanekonomidalamlimabidangkerjautama,
diantaranyasebagaiberikut:
Dalam masa Pemerintahan Presiden B. J. Habibie dengan pemerintahan yang dikenal dengan
kabinet refomasi , gerakan refomasi telah digulirkan , sehingga hal ini telah mendorong
secara relatif terjadinya keajuan – kemajuan dibidang politik , penegakkan kedaulatan rakyat,
peningkatan peran masyarakat disertai pengurangan dominasi peran pemerintah dalam
kehidupan praktek antara lain :
2) Terselenggaranya pemilu multi partai pada tanggal 7 Juni 1999 dengan diikuti sebanyak
48 partai politik dari 143 parpol yang telah didirikan
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan ,belum mampu mengangkat bangsa dari
keterpurukan krisis ekonomi , budaya korupsi ,kolusi dan nepotisme , lemahnya penegakkan
hukum dan belum terwujdnya supremasi hukum , tidak berhasil mengatasi berbagai gerakan
seperatisme , seperti di Aceh, Irian Jaya , dan Maluku , serta lepasnya Timor – Timur sebagai
provinsi ke- 27 , melalui proses penetuan pendapat tanggal 30 Agustus 1999,yang merupakan
implementasi dari persetujuan New York tanggal 5 Mei 1999 yang dilakkan oleh pemerintah
Republik Indonesia dan Republik Portugal tanpa persetujuan DPR.
Perbahan pada UUD 1945 hanya dilakukan pada pasal – pasal Batang Tubuh UUD
1945,sedangkan pada pmbukan tidak terjadi perubahan dengan jalan apapun, karena
pembukaan UUD 1945 merupakan kaidah negara yang fundamental serta merupakan
penjabaran kunci dari proklamasi 17 Agustus 1945.
KondisiSosialdanEkonomiMasyarakatPasca-Reformasi
. Proyekpembenahankondisiekonomidan social yang dicanangkanpemerintah era
reformasi,antara lain berfokuspadahal-halsebagaiberikut:
1. Meningkatkanlapanganpekerjaanseoptimalmungkin.
2. Menyediakanbarang-barangkebutuhanpokokmasyarakat.
3. Optimalisasifasilitasumumbagimasyarakat.
5. Memberikankemudahanbagimasyarakatuntukakseskesehatan.
Kelebihan-kelebihanpadamasaReformasi
Munculnyakesadaranmasyarakatakanpentingnyareformasibagibangsa Indonesia.
Kebebasanberpendapatkembaliditegakkan.
Melakukanreformasihukumdanperundang-undangan di Indonesia.
AdanyajaminanterhadapHakAsasiManusia.
KekakuanhukummasaOrdeBarumenjaditerpecahataumulailenyap.
Corakkaryasastramenjadilebihberwarnadanbanyakjenisnyasesuaidengankondisi social-
politiksaatitu.
Pemublikasiankaryasastramenjadilebihmudahdanterbantukarenaadanya media
komunikasi.
Kekurangan-kekuranganpadamasaReformasi
Adanyaperpecahanpresepsiantaramahasiswadankelompokmasyarakatmengenaipengan
gkatan B.J HabibiesebagaiPresiden.
Tidakadanyapemberiansubsiditerhadapmasyarakat.
Pemerintahhanyaterfokuspadaperbaikanekonomi.
Kurangnyaminatparapembacapadakaryasastraangkatanreformasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, RM. A.B. (2004), Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Al – Marsudi ,H. Subandi,SH ., MH. Pancasila dan UUD 1945 dalam paradigma Reformasi
blogspot.com/2012/01/1dinamika-pelaksanaan-uud-1945.html
Fani. 2011. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945.
(online)http://fanisyalala.blogspot.com/2011/04/dinamika-pelaksanaan-uud-1945.htmldiakses
tanggal 19 Pebruari 2012.