“ GABUNGAN MATERI
Disusun Oleh :
P05140419064
NIM : P05140419064
Pubertas bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba terjadi, tetapi merupakan suatu
refleksi maturasi yang bertahap dari aksis hipotalamus-hipofisisgonad yang dimulai sejak
masa janin sampai masa pubertas, dimana tiap periode mempunyai karakteristik tertentu.
Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi karena
pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja dan
dikatakan tumpang tindih karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih
dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang anak matang
secara seksual, ia masih disebut anak puber, begitu matang secara seksual ia disebut
remaja atau remaja muda (Al Mighwar, 2006:70).
menjadi matang antara 12,5 dan 14,5 tahun, dengan kematngan rata-rata berusia tiga
belas tahun. Rata-rata anak laki-laki menjadi matang secara seksual antara 14 dan
16,5 tahun, dengan 50 persen anak laki-laki yang matang antara 14 dan 15,5 tahun,
dengan 50 persen setiap kelompok terbesar merata antara anak yang matang lebih
dulu dan matang setelah usia rata-rata, yaitu yang di sebut cepat matang dan lambat
matang.
Selama pertumbuhan pada masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting
lain :
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh
dalam tinggi dan berat badan. Diantara anak perempuan, rata-rata peningkatan
pertahun dalam tahun sebelum haid adalan 3 inci, tetapi peningkatan itu bias juga
terjadi dari 5-6 inci. 2 tahun sebelum haid peningkatan rata-rata adalah 2,5 inci.
Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci.
Setelah haid tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan
dimulai rata-rata pada usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun,
dengan puncaknya pada empat belas tahun. Peningkatan tinggi badan yang
pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh tahun atau
dua puluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama adalah anak
laki-laki lebih tinggi dari pada anak perempuan pada saat sudah matang.
menjadi terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-
daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Barulah
pada bagian akhir masa remaja, seluruh bagian tubuh mencapai ukuran dewasa,
Badan, yang kurus dan panjang mulai melebar pada bagian pinggul dan
timbulnya haid pertama atau menarche.sering kali dengan timbulnya hal ini,anak
wanita merasa sakit kepala pinggang, perut dan sebagainya yang menyebabkan
anak merasa capai, lekas marah. Pada pria perkembangan organ-organ seks
mimpi (Soesilowindradini;137-138).
tampang antara anak-anak wanita dan pria ,yang makin lama makin kelihatan
jelas. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perkembangan cirri-ciri fisik yang
keringat keluar.
timbulnya kukul.
Citra tubuh, remaja menunjukkan minat yang amat besar terhadap citra tubuh
mereka. Remaja usia muda menunjukkan perhatian yang lebih besar dan kurang puas
daur menstruasi menyebabkan berbagai reaksi pada anak perempuan. Remaja yang tidak
siap dan yang mengalami menarche terlalu dini cenderung menujukkan lebih banyak
rekasi negative.
Kematangan cepat dan lambat, kematangan cepat baik bagi anak laki-laki, setidak-
tidaknya semasa remaja. Meskipun demikian sebagai orang dewasa, remaja putra yang
lambat matang lebih berhasil mencapai identitas. Peneliti semakin menemukan bahwa
remaja putrid yang matang dini lebih rentan menghadapi berbagai masalah.
Tepat waktu-tidak tepat waktu, baik tepat waktu maupun tidak tepat waktu berakibat
rumit. Remaja akan menanggung resiko bila tuntutan konteks sosial tertentu tidak sesuai
kognitif, dan sosial bukan di dominasi biologi. Pubertas dini atau terlambat tidak
berdampak pada perkembangan. Pengaruhnya ada, tetapi perubahan pubertas selalu harus
d telaah dalam kerangka yang lebih besar yaitu adanya interaksi factor biologis, kognitif,
dan sosial.
4. Ciri-ciri Pubertas
Anak yang mengalami masa pubertas selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai
anak yang cepat ma tang, sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk
menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang lambat matang.
Anak perempuan cenderung lebih cepat matang dibandingkan anak laki-laki.
Ciri-ciri anak yang mengalami masa pubertas adalah sebagai berikut (Soetioe,1982:5-
6):
a. Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga.
Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut
(Sujanto, 1996:172-173):
a. Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel
sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.
c. Tubuh mulai berkembang, sehingga tampak pada anak laki-laki dadanya bertambah
dengan otot-otot yang kuat dan anak perempuan, pinggulnya mulai melebar.
e. Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan lebih
banyak bernafas dengan dada.
g. Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih
tampak membulat.
h. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki
dan anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan
kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung.
i. Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha menarik
perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan malu-malu.
j. Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri.
b. Tahap Puber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa
remaja saat dimana criteria kematangan seksual muncul haid pada anak perempuan
dan pengalaman akan basah pertama kali di malam hari.
c. Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa
remaja.Selama tahap ini,ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-
organ seks mulai berfungsi dengan matang .(Sri Rumini & Sitti Sundari). Menurut
Hurlock (1990;184), pembagian umurnya sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Panuji, Panut dan Umami, Ida. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
A. MASA PUBERTASI
Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan
anak mengalami perubahan yang cepat pada ukuran, bentuk, fisiologi, dan psikologi
serta fungsi sosial dari tubuh. Keadaan hormon dan struktur sosial menentukan
munculnya ciri-ciri seks sekunder. Yang terjadi adalah peningkatan sekresi dari
GnRH pada hipotalamus. Konsep yang ada sekarang menyatakan bahwa pubertas
terjadi akibat peningkatan frekuensi dan amplitudo dari pelepasan GnRH, awalnya
hanya saat malam hari kemudian secara perlahan juga pada siang hari (Garilbadfi,
2008). Stimulus yang menyebabkan perubahan pada pulsasi GnRH masih belum
jelas, tetapi beberapa penelitian menyatakan adanya peran hormon leptin. Tidak lama
sebelum pubertas dimulai, jumlah hormon leptin meningkat berbanding lurus dengan
massa jaringan adiposa. Selain pada hipotalamus, reseptor dari leptin juga terdapat
pada hipofisis anterior. Leptin akan memberikan sinyal kepada hipotalamus bahwa
Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang
tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda
seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial
terjadi melalui tahapan-tahapan yang teratur yang akhirnya mengantarkan anak siap
anak perempuan dengan ovulasi. Di samping itu, juga terjadi perubahan psikososial
anak baik dalam tingkah laku, hubungan dengan lingkungan serta ketertarikan dengan
lawan jenis.
Aktivasi dari pubertas terjadi akibat perubahan hormon GnRH yang terdiri dari
perlepasan dan pola perlepasan dari GnRH yang teratur setiap 90 menit. Modulasi
GnRH mempengaruhi kadar FSH dan LH. FSH dan LH lalu akan merangsang
umpan balik negatif pada pelepasan FSH, LH dan GnRH (Dattani, 2009).
perubahan sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik
negatif dan positif. Selanjutnya, sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tandatanda
seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Gonadotropin releasing
hormone disekresikan dalam jumlah cukup banyak pada saat janin berusia 10 minggu,
mencapai kadar puncaknya pada usia gestasi 20 minggu dan kemudian menurun pada
saat akhir kehamilan.1 Hal ini diperkirakan terjadi karena maturasi sistim umpan
balik hipotalamus karena peningkatan kadar estrogen perifer. Pada saat lahir GnRH
meningkat lagi secara periodik setelah pengaruh estrogen dari plasenta hilang.
Keadaan ini berlangsung sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat
menghambat sekresi GnRH. Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis
pasti. Terdapat berbagai faktor yang dianggap berperan dalam awitan pubertas, antara
lain faktor genetik, nutrisi, dan lingkungan lainnya.3 Secara genetik terdapat berbagai
teori yang mengatur awitan pubertas, antara lain pengaturan oleh gen GPR54, suatu
G-coupled protein receptor. Mutasi pada gen GPR54 dapat menyebabkan terjadinya
GPR54 menyebabkan volume testis tikus jantan menjadi kecil, sedangkan pada tikus
Pada tahun 1971, Frisch dan Revelle mengemukakan peran nutrisi terhadap
awitan pubertas. Frisch dan Revelle menyatakan bahwa dibutuhkan berat badan
dinyatakan bahwa dibutuhkan perbandingan lemak dan lean body mass tertentu untuk
hormon yang dihasilkan di jaringan lemak (white adipose) yang mengatur kebiasaan
makan dan termogenesis diperkirakan juga berperan dalam mengatur awitan pubertas.
Pada keadaan puasa kadar leptin menurun, begitu pula dengan kadar gonadotropin.
Penemuan ini menunjang hipotesis peran nutrisi dalam pengaturan pubertas. Pada
penelitian selanjutnya ternyata hal ini masih dipertanyakan karena kadar leptin tetap
awitan pubertas, seperti pertumbuhan janin intrauterin, migrasi ke negara lain, dan
faktor lingkungan lainnya. Pada saat remaja atau pubertas, inhibisi susunan saraf
terhadap rendahnya kadar steroid yang beredar, akan tetapi pada periode pubertas
akan terjadi umpan balik akibat kadar steroid yang rendah sehingga GnRH dan
Pada awalnya GnRH akan disekresi secara diurnal pada usia sekitar 6 tahun.
Hormon GnRH kemudian akan berikatan dengan reseptor di hipofisis sehingga sel-sel
hormone (FSH). Hal ini terlihat dengan terdapatnya peningkatan sekresi LH 1-2 tahun
sebelum awitan pubertas. Sekresi LH yang pulsatil terus berlanjut sampai awal
pubertas. Pada anak perempuan, mula-mula akan terjadi peningkatan FSH pada usia
seks sekunder sedangkan inhibin berperan dalam kontrol mekanisme umpan balik
ovulasi, dan fase luteal (sekretori). Pada fase folikuler, peningkatan GnRH pulsatif
dari hipotalamus akan merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH dan LH yang
sebelum ovulasi terdapat satu folikel yang dominan. Pada puncak sekresi estrogen,
hipofisis mensekresi LH lebih banyak dan ovulasi terjadi 12 jam setelah peningkatan
LH. Pada fase luteal yang mengikuti fase ovulasi ditandai dengan adanya korpus
luteum yang dibentuk dari proses luteinisasi sel folikel. Pada korpus luteum kolesterol
(hCG), korpus luteum tidak bisa bertahan. Regresi korpus luteum mengakibatkan
sedangkan FSH merangsang sel sertoli untuk mengeluarkan inhibin sebagai umpan
saat pubertas terjadi spermatogenesis akibat pengaruh FSH dan testosteron yang
hipofisis-gonad, ternyata terdapat hormon lain yang juga memiliki peran yang cukup
besar selama pubertas yaitu hormon pertumbuhan (growth hormone/GH). Pada
periode pubertas, GH dikeluarkan dalam jumlah lebih besar dan berhubungan dengan
proses pacu tumbuh selama masa pubertas. Pacu tumbuh selama pubertas memberi
kontribusi sebesar 17% dari tinggi dewasa anak laki-laki dan 12% dari tinggi dewasa
anak perempuan. Hormon steroid seks meningkatkan sekresi GH pada anak laki-laki
dan perempuan. Pada anak perempuan terjadi peningkatan GH pada awal pubertas
sedangkan pada anak laki-laki peningkatan ini terjadi pada akhir pubertas. Perbedaan
waktu peningkatan GH pada anak laki-laki dan perempuan serta awitan pubertas
anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks jarang terjadi. Akan tetapi,
dengan semakin meningkatnya jumlah hormon yang dikeluarkan, struktur dan fungsi
organ-organ seks akan semakin matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary
yang ada pada dasar otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada
puber.
besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun
rambut kemaluan.
c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad Hormon yang telah diproduksi gonad,
Sumber :
Sari Pediatri, 2010. Jurnal Jose RL Batubara: Adolescent development (perkembangan remaja).
Vol. 12, No. 1, Juni 2010 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44930/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
santrok dkk. 2003. Nuansa Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persana Cetakan ke-2
NPM : P0 5140419075
sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang
anak matang secara seksual, ia masih disebut “anak puber”, begitu matang
2. PERUBAHAN FISIK
reproduksi. Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah
organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah
Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan
jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan berhenti saat
timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi
dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang
dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja
putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan
kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar
b. Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan
d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-
(melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi.
e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding
jerawat.
g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan
rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja
di sekitar perut, puting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang.
Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa
tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki
dan tangan. Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran
kehamilan.
membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai
Rambut kemaluan yang tumbuh ini terjadi setelah pinggul dan payudara
mulai berkembang.
f) Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
Sumber :
Erlangga.
https://sasyaa95.wordpress.com/2017/02/22/bab-2-psikologi-perkembangan-masa-puber-remaja/
HENNY MARDIANA
P0 5140419080
A. KEMATANGNA SEKSUAL
mengikuti ukuran tertentu; membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut
kemaluan yang halus; perubahan suara yang tidak terlalu kentara; ejakulasi pertama; dll.
Tiga tanda kematangan seksual yang paling menyolok pada remaja laki-laki adalah
ketiak, pinggul yang membesar dan akhirnya timbulnya menstruasi pertama (menarche).
tahap perkecambahan), dan tergantung dari spesiesnya, bisa dalam hitungan hari, minggu
atau tahun sampai tubuh mereka mampu melakukannya. Juga, pemicu tertentu dapat
menyebabkan organisme untuk menjadi dewasa secara seksual. Pemicu ini bisa berasal
dari luar, seperti musim kering, atau dari dalam seperti persentase lemak tubuh.
Kematangan seksual dicapai dengan matangnya organ reproduksi dan produksi sel gamet.
Bisa juga disertai dengan lonjakan pertumbuhan atau perubahan fisik lainnya yang
membedakan organisme yang belum matang secara seksual dengan yang sudah matang
secara seksual. Hal ini disebut karakteristik seks sekunder dan sering ditunjukkan dengan
dewasa umumnya tidak memiliki payudara. Namun, ada pengecualian seperti obesitas
mungkin tidak dapat menghasilkan keturunan yang layak. Pada beberapa organisme,
kematangan seksual sangat terkait dengan usia, banyak faktor lain yang terkait, dan ada
organisme yang sudah matang secara seksual walaupun mereka belum matang.
Sebaliknya, ada juga kemungkinan organisme yang terlihat belum matang, namun
Pubertas adalah masa transisi dari masa anak ke masa dewasa, yang ditandai
ditandai dengan perubahan hormonal, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis dan
sosial (Styne, 2000). Puber berasal dari kata latin Pubescere berarti mendapat pubes atau
rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan
terjadi kematangan organ-organ seks mencapai tahap menjadi fungsional terhadap variasi
yang jelas sekali diantara individu-individu yang berbeda, pada umumnya usia akhir
periode untuk anak perempuan adalah 13 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.Pubertas
bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba terjadi, tetapi merupakan suatu refleksi maturasi
yang bertahap dari aksis hipotalamus-hipofisisgonad yang dimulai sejak masa janin
sampai masa pubertas, dimana tiap periode mempunyai karakteristik tertentu. Pubertas
terjadi sebagai akibat dari peningkatan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH)
dari hipotalamus dan diikuti oleh sekuen perubahan sistem endokrin yang komplek serta
timbulnya sistem umpan balik negatif dan positif. Sekuen ini akan diikuti oleh timbulnya
tanda seks sekunder, pacu tumbuh dan kesiapan untuk bereproduksi. Masa puber
merupakan masa transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi karena pubertas berada
dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja dan dikatakan tumpang
beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa
kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang anak matang secara seksual, ia masih
disebut anak puber, begitu matang secara seksual ia disebut remaja atau remaja muda (Al
Mighwar, 2006:70).
Ciri-ciri Pubertas
Anak yang mengalami masa pubertas selama dua tahun atau kurang dianggap
sebagai anak yang cepat ma tang, sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun
untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang lambat
matang. Anak perempuan cenderung lebih cepat matang dibandingkan anak laki-laki. Ciri-
ciri anak yang mengalami masa pubertas adalah sebagai berikut (Soetioe, 1982:5–6):
a. Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga.
c. Kepribadian tumbuh dan si puber menemukan diri sendiri, ia mulai meneliti hidupnya.
g. Anak puber mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan sifat
yang bertentangan.
Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut
(Sujanto, 1996:172–173):
a. Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel
sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel
telur.
e. Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan
lebih banyak bernafas dengan dada.
g. Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih
tampak membulat.
h. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki
dan anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan
kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung.
i. Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha
menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan
malu-malu.
j. Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri.
Masa pubertas terjadi secara bertahap yaitu masa prapubertas, pubertas dan pascapubertas
yang dijelaskan sebagai berikut (Wong et al, 2009:585):
1. Prapubertas. Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali
mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual.
Daftar Pustaka
Styne DM. 2000. The physiology of puberty. In: Brook CG, Hindmarsh PC, editors.
Clinical Pediatric Endocrinology. Fourth ed. London: Blackwell Science.
C.P Chaplin (Penerjemah Dr.Kartini Kartono). 1993. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Rajawali
Pers.
Panuji, Panut dan Umami, Ida. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya.
Wong, D.L, et al. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik. Vol.1. Jakarta: EGC.
NAMA MAHASISWA : IIN SUCIN DARYANI
NIM : P0 5140419082
A. PENGERTIAN MENSTRUASI
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004). Sedangkan menurut Badryah, (2004) menstruasi adalah pendarahan
yang terjadi setiap bulan secara tetap dan teratur (periodic). Menarche adalah pendarahan
secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskusamasi) endometrium
(Sarwono, 2005).
Menstruasi adalah pengeluaran cairan dari vagina secara berkala selama masa usia
reproduktif. Biasanya berlangsung selama 3-7 hari (Ramaiah, 2006).Siklus mensturasi
merupakan waktu sejak hari pertama mensturasi sampaidatangnya mensturasi periode
berikutnya,sedangkan panjang siklus mensturasi adalah jarak antara tanggal mulainya
mensturasi yang lalu dan mulainya mensturasi berikutnya. Siklus mensturasi pada wanita
normalnya berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus mensturasi 28
hari dengan lama mensturasi 3-5 hari, ada yang 7-8 hari (Proverawati & Misaroh,2009)
B. GANGGUAN MENSTRUASI
Gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita diantaranya yaitu :
1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa
mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah, dll. Keluhan ini biasanya baru
timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche.Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang
disertai pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai
pengeluaran sel telur (disebut siklus anovulatory),terutama bila darah haid membeku di
dalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didorong keluar rahim. Rasa
sakit yang menyerupai kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam
sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu
itu semua rasa tidak enak tadi hilang. Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan
(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivias sehari-hari), sedang
(karena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat
meneruskan pekerjaannya), berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga
memerlukan isirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya).
2. Amenorea
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti pada masa menstruasi
teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur atau uterus,
beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat-obatan, serta
pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
Azwar, Syamsul. Keterlambatan Pubertas. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 176 – 179
Epri Setiawati, Sugma. Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi Pada Remaja. J
MAJORITY | Volume 4 Nomor 1 | Januari 2015
Toduho, Serly, dkk. Hubungan Sters Psikologis Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas I
Di SMA Negeri 3 Tidore Kepulauan. Dalam
https://media.neliti.com/media/publications/107750-ID-hubungan-stres-psikologis-
dengan-siklus.pdf diakses pada tanggal 26-03-2020 pukul 09.30 WIB
NAMA : MELPAWATI PURBA
NIM : P05040419089
16-21 TAHUN
1. Pengertian Remaja
yang berarti remaja) yang berarti "tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa".
Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai art iyang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh
Paget (1211) dengan mengatakan : "Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya
dalam masalah hak.....Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai aspek efektif, kurang
mecolok....Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya
untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan
Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Pada
periode remaja, kedua-keduanya sama-sama penting.Dalam membahas akibat fisik pada masa
remaja, Tanner mengatakan (156) : Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan
enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut
pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun
pertama atau kegua seletah kelahiran,perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan
yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang
memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang dan takut.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang
cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya
penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
1. Perubahan eksternal
a. Tinggi; perempuan mencapai tinggi yang matang pada usia 17 dan 18 tahun,
b. Berat; pertubuhan berat badan mengikiti pertumbuhan pada tinggi badan, yang
mana berat badan itu menyebar keseluruh bagian tubung yang tadinya hanya
yang seimbang
d. Organ seks; oragan seks pada ermaja mencapai ukuran yang matang pada akhir
madsa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai bebrapa tahun kemudian.
2. Perubahan internal
a. Sistem pencernaan; perut manjadi lebih panjang dan tidak lagi mambentuk pipa,
usus bertanmbah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-
dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah beratdan
b. Sisitem peredaran darah; jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 tahun
dengan berat 12 laki berat saat lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah
c. Sistem pernafasan; kapasitas paru-paru anak perempuan lebih matang pada usia
wal masa puber. Kelenjer-klnjer seks berkembang pesat dan berfungsi, mesipun
belum mencapai ukuran matangsampai akhir masa remaja atau dewasa awal.
e. Jaringa tubuh; perkembangan rangka berhenti apda usia 18 tahun, jaringan selain
pubertas terjadi perubahan fisik sehingga pada akhirnya seorang anak akan memiliki kemampuan
bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan
tinggi badan yang cepat (pacu tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-
organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem
merupakan batas optimal,kecuali pertambahan berat badan dan keadaan badan dan anggota-
Perubahan fisik yang terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan sangat cepat
dalam sekuens yang teratur dan berkelanjutan. Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira
10 cm per tahun, sedangkan pada perempuan kurang lebih 9 cm per tahun. Secara keseluruhan
pertambahan tinggi badan sekitar 25 cm pada anak perempuan dan 28 cm pada anak laki-laki.
Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak perempuan dibanding anak
laki-laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak height velocity) pada anak perempuan terjadi
sekitar usia 12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan,
pertumbuhan akan berakhir pada usia 16 tahun sedangkan pada anak laki-laki pada usia 18
tahun. Setelah usia tersebut, pada umumnya pertambahan tinggi badan hampir selesai. Hormon
steroid seks juga berpengaruh terhadap maturasi tulang pada lempeng epifisis. Pada akhir
pubertas lempeng epifisis akan menutup dan pertumbuhan tinggi badan akan berhenti.
Pertambahan berat badan terutama terjadi karena perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-laki
terjadi akibat meningkatnya massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena
meningkatnya massa lemak. Perubahan komposisi tubuh terjadi karena pengaruh hormon steroid
seks. Perkembangan seks sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem hormonal tubuh yang
terjadi selama proses pubertas. Perubahan hormonal akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan
rambut pubis dan menarke pada anak perempuan; pertumbuhan penis, perubahan suara,
pertumbuhan rambut di lengan dan muka pada anak laki-laki, serta terjadinya peningkatan
produksi minyak tubuh, meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, dan timbulnya jerawat. Pada
anak laki-laki awal pubertas ditandai dengan meningkatnya volume testis, ukuran testis menjadi
lebih dari 3 mL, pengukuran testis dilakukan dengan memakai alat orkidometer Prader.
Pembesaran testis pada umumnya terjadi pada usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran
penis. Pembesaran penis terjadi bersamaan dengan pacu tumbuh. Ukuran penis dewasa dicapai
pada usia 16-17 tahun. Rambut aksila akan tumbuh setelah rambut pubis mencapai P4,
sedangkan kumis dan janggut baru tumbuh belakangan. Rambut aksila bukan merupakan petanda
pubertas yang baik oleh karena variasi yang sangat besar. Perubahan suara terjadi karena
bertambah panjangnya pita suara akibat pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap
pita suara. Perubahan suara terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada
pertengahan pubertas. Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17 tahun, bersamaan
dengan puncak pertumbuhan tinggi badan. Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh
timbulnya breast budding atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara
bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun. Rambut pubis
mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan lengkap pada usia 14 tahun.
Menarke terjadi dua tahun setelah awitan pubertas, menarke terjadi pada fase akhir
perkembangan pubertas yaitu sekitar 12,5 tahun. Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya
akan bertambah sedikit kemudian pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa lemak pada
perempuan meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai hampir dua kali lipat massa lemak
sebelum pubertas.10 Dari survei antroprometrik di tujuh daerah di Indonesia didapatkan bahwa
usia menarke anak Indonesia bervariasi dari 12,5 tahun sampai dengan 13,6 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Putro Khamim Zarkasih. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa
Remaja. APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 Volume 17,
Nomor 1, | Page: 25-32
ONLINE: ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia
Sari Jose RL Batubara. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja).
Pediatri, Vol
NAMA : MIRA KARMILA
NPM : P0 5140419093
A. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh
Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Borring E.G. ( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu
periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan
Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu
berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.
B. Kebutuhan Remaja
Kebutuhan manusia timbul akibat dorongan-dorongan (motif) yang ada pada dirinya. Motif
timbul akibat kebutuhan psikologis atau tujuan kehidupan yang kompleks. Kebutuhan remaja
menurut para ahli
1. Kebutuhan Primer
Yaitu kebutuhan yang merupakan kebutuhan biologis (organik) yang timbul dari
dorongan/motif asli seperti kebutuhan makan, minum, bernapas, kehangatan tubuh, dan
kebutuhan seksual dan perlindungan diri.
2. Kebutuhan sekunder
Yaitu kebutuhan yang timbul oleh motif dipelajari (kebutuhan sosial–psikologis) seperti
kebutuhan untuk mencari pengetahuan, mengikuti pola hidup bermasyarakat, hiburan dan
lainnya. Remaja sebagai individu pada umumnya mempunyai kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
seorang individu oleh Lindgren (Sunarto, 1994:53) dideskripsikan sebagai berikut.
Deskripsi Karakteristik :
a) Kebutuhan jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri Kebutuhan yang terkait
dengan pertahanan diri khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri bersifat individual
b) Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang
c) Kebutuhan untuk memiliki.
d) Kebutuhan aktualisasi diri , kebutuhan yang terkait langsung dengan pengembangan diri
yang relatif kompleks, abstrak dan bersifat sosial.
Keempat macam kebutuhan tersebut bersifat hirarki dari kebutuhan yang bertingkat
rendah yaitu kebutuhan jasmaniah sampai pada kebutuhan yang bertingkat tinggi yaitu kebutuhan
aktualisasi diri. Hirarki kebutuhan tersebut sejalan dengan teori kebutuhan Maslow (Sunarto dan
Hartono, 1994:54) yaitu:
2) Kebutuhan kognitif
3) Kebutuhan penghargaan
5) Kebutuhan keamanan
Menurut Lewis dan Lewis (Sunarto dan Hartono, 1994:55) kegiatan remaja didorong
oleh berbagai kebutuhan yaitu:
1) Kebutuhan jasmaniah
2) Kebutuhan psikologis
3) Kebutuhan ekonomi
4) Kebutuhan sosial
5) Kebutuhan politik
6) Kebutuhan penghargaan
7) Kebutuhan aktualisasi diri
Dari uraian di atas, kebutuhan remaja diklasifikasikan menjadi 4 kelompok kebutuhan yaitu:
3. Perkembangan
fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebinggungan remaja untuk
memahaminya, sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma.
Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan.
4. Kemandirian
Dalam memasuki kehudupan bermasyrakat, remaja yang terlalu mendambakan
kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,
kebanyakan akan menghadapi berbgai masalah, terutama masalah penyesuaian emosional, seperti
over acting, lancing, dan semacamnya.
5. Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri secara social ekonomis akan
berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis
pendidikan. Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja
karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya
pengaruh kelompok sebaya.
6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri
bagi remaja. Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan. Seringkali
perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag dianutnya menimbulkan prilaku yang
menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”
Khusus kebutuhan seksual, yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja, usaha
pemenuhannya harus mendapatkan perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Sekalipun
kebutuhan seksual merupakan bagian dari kebutuhan fisik, namun hal ini menyangkut factor lain
untuk diperhatikan dalam pemenuhannya. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada secara dini
menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama
wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Pemenuhan kebutuhan dan dorongan seksual
pada remaja, di mana pada saat itu mereka telah menyadari akan adanya norma agama, sosial dan
hukum, maka banyak dilakukan secara diam-diam.
Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian.
Program bimbingan keluarga, dan program bimbingan perkawinan dapat dilakukan secara periodik
oleh setia organisasi ibu-ibu dan organiasasi wanita pada umumnya. Sekolah sekali-sekali perlu
mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan penjelasan tentang masalah-masalah remaja,
khususnya masalah seksual. Selain itu perlu juga diadakan program bimbingan keagamaan karena
yang mampu untuk mengendalikan hawa nafsu pada dasarnya adalah rasa keimanan pada Allah
SWT.
Banyak orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan tapi
sekaligus juga paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai memikirkan tentang cita-cita,
harapan dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang membingungkan, karena ia mulai
menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk mengintegrasikan antara
keinginan diri dan keinginan orang-orang sekitarnya. Pada saat inilah orang tua memiliki peranan
yang sangat penting untuk menolong anak remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak
dapat dipungkiri kalau pada saat yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi
perubahan-perubahan remaja,baik secara fisik maupun psikis .
Oleh karena itu orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar dapat
mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak maka hal ini akan menyebabkan
banyak kesalahpahaman diantara mereka.
6. Estetik
a. Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.
b. Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya
memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
c. Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.
d. Memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling sekolah.
e. Ruangan yang bersih dan wangi.
f. Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
Buku Ajar Atas Biaya Dipa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2005.
Mudjiran, dkk. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press. 2007.
Sunarto,1995.Perkembangan Peserta didik.jakarta:PT Rineka Cipta
Nama : Ranni Anggara Sakti, Amd.Keb
Kelompok : VIII
Jean Piaget lahir pada tanggal 1989 di Neuhatel, Swiss, Ayahnya adalah seorang profesor
dengan spesialis ahli sejarah abad pertengahan, ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligen
dan takwa. Waktu mudanya Piaget sangat tertarik pada alam, ia suka mengamati burung-burung,
ikan dan binatang-binatang di alam bebas. Itulah sebabnya ia sangat tertarik pada pelajaran
biologi di sekolah. Pada waktu umur 10 tahun ia sudah menerbitkan karangannya yang pertama
tentang burung pipit albino dalam majalah ilmu pengetahuan alam. Piaget juga mulai belajar
tentang moluska dan menerbitkan seri karangannya tentang moluska, karena karangan yang
bagus, pada umur 15 tahun ia ditawari suatu kedudukan sebagai kurator moluska di museum
ilmu pengetahuan alam di Geneva. Ia menolak tawaran tersebut ia harus menyelesaikan sekolah
menengah lebih dahulu. ( Paul Suparno, 2006:11
Perkembangan pemikiran Piaget banyak dipengaruhi oleh Samuel Cornut sebagai bapak
pelindungnya, seorang ahli dari Swiss. Cornut mengamati bahwa Piaget selama masa remaja
sudah terlalu memusatkan pikirannya pada biologi, menurutnya ini dapat membuat pikiran Piaget
menjadi sempit. Oleh karena itu Cornut ingin mempengaruhi Piaget dengan memperkenalkan
filsafat. Ini semua membuat Piaget mulai tertarik pada bidang epistimologi, suatu cabang filsafat
mempelajari soal pengetahuan, apa itu pengetahuan dan bagaimana itu pengetahuan diperoleh.
Piaget berkonsentrasi pada dua bidang itu: biologi dan filsafat pengetahuan. Biologi lebih
berkaitan dengan kehidupan sedangkan filsafat lebih pada pengetahuan. Biologi menggunakan
metode ilmiah, sedangkan filsafat menggunakan metode spekulatif. Pada tahun 1916 Piaget
menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang biologi di universitas Neuchatel. Dua tahun
kemudian, pada umur 21 tahun Piaget menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh
doktor filsafat. (Paul Suparno, 2006:12).
Menurut Piaget, anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor, yang memberi
kerangka bagi interaksi awal anak dengan lingkungannya. Pengalaman awal si anak akan
ditentukan oleh skemata sensorimotor ini. Dengan kata lain, hanya kejadian yang dapat
diasimilasikan ke skemata itulah yang dapat di respons oleh si anak, dan karenanya kejadian itu
akan menentukan batasan pengalaman anak. Tetapi melalui pengalaman, skemata awal ini
dimodifikasi. Setiap pengalaman mengandung elemen unik yang harus di akomodasi oleh
struktur kognitif anak. Melalui interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan berubah, dan
memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini adalah
proses yang lambat, karena skemata baru itu selalu berkembang dari skemata yang sudah ada
sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif
anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu
memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan
akibatnya.
Untuk sampai pada pengertian struktur, diperlukan suatu pengertian yang erat
hubungannya dengan struktur yaitu pengertian operasi. Piaget berpendapat bahwa ada hubungan
fungsional antara tindakan fisik dan tindakan mental dan perkembangan berfikir logis anak-anak.
Tindakan (action) menuju pada perkembangan operasi dan operasi selanjutnya menuju pada
perkembangan struktur. ( Ratna Wilis Dahar, 2011:34).
Pertama, Operasi merupakan tindakan yang terinternalisasi. Ini berarti antara tindakan-
tindakan itu. Baik tindakan mental maupun tindakan fisik tidak terdapat pemisah-misah,
misalnya seorang anak mengumpulkan semua kelerang kuning dan merah, tindakannya ialah
merupakan baik tindakan mental maupun fisik. Secara fisik ia memindahkan kelereng-kelereng
itu, tetapi tindakannya itu dibimbing oleh hubungan “sama” dan “berbeda” yang diciptakannya
dalam pikirannya.
Ketiga, tidak ada operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi selalu berhubungan dengan
struktur atau sekumpulan operasi. Misalnya operasi penambahan-pengurangan berhubungan
dengan operasi klasifikasi, pengurutan, dan konservasi bilangan. Operasi itu asli saling
membutuhkan.
Selanjutnya yang terakhir struktur juga disebut skemata merupakan organisasi mental
yang tinggi, satu tingkat lebih tinggi dari individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya.
Struktur yang terbentuk lebih memudahkan individu itu menghadapi tuntutan-tuntutan yang
makin meningkat dari lingkungannya.
Fungsi organisme untuk mensistematikkan proses fisik atau psikologi menjadi sistem
yang teratur dan berhubungan atau berstruktur, seperti halnya seorang bayi mempunyai struktur-
struktur perilaku untuk memfokuskan visual dan memegang benda secara terpisah. Pada suatu
saat dalam perkembangannya, bayi itu dapat mengorganisasi kedua struktur perilaku ini menjadi
struktur tingkat tinggi dengan memegang suatu benda sambil melihat benda itu, dengan
organisasi, struktur fisik dan psikologis diintergrasi menjadi struktur tingkat tinggi. Piaget
melihat perkembangan intelektual sebagai proses membangun model realitas dalam diri dalam
rangka memperoleh informasi mengenai cara-cara membangun gambaran batin tentang dunia
luar, sebagian besar masa kecil kita dihabiskan untuk aktif mempelajari diri kita sendiri dan
dunia luar. Mungkin anda pernah memperhatikan, anak-anak yang masih sangat belia pun sudah
punya rasa ingin tahu yang besar tentang kemampuan diri dan lingkungan sekitarnya. (Ratna
Wilis Dahar, 2011:136).
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari masa bayi hingga
dewasa, menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap,
yaitu:
Piaget percaya, bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun mungkin setiap
tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki ketika otak kita sudah cukup matang
untuk memungkinkan logika jenis baru atau operasi. (Matt Jarvis, 2011:148).
1. Tahap Sensorimotor
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi belajar tentang diri mereka
sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas
motor. ( Diane, E. Papalia, Sally Wendkos Old and Ruth Duskin Feldman, 2008:212
2. Tahap pra-operasional
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal
diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang teroganisasikan.
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode operasi baru. Periode ini anak dapat menggunakan
operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. ( Matt Jarvis,
2011:111).
Pengertian Remaja Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena
banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata
“remaja” berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984, Rice, 1990 dalam Jahja, 2011).1 Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti
DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanakkanak dan
dewasa.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara
konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan; biologis, psikologis,
dan sosial ekonomi, yakni: (1) individu yang berkembang saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, (2) individu yang
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, dan
(3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang lebih
mandiri.
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat
maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti
tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari perkembangan
psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget),
maupun moral (menurut Kohlberg).
4. Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi
mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orangtua, belum
mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5. Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu masih
digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.
Ciri-ciri Remaja Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan
masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka masih kanak-
kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak remaja berperilaku dan
mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan
keluarga.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun
seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan
menjadi sumber perasaan salah dan frustrasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama dengan
emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat dan pengarahan
oangtua.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja antara lain:
1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan
mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat sebaliknya, periang, berseri-seri dan
yakin. Perilaku yang sulit ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah sesuatu yang
abnormal.hal ini hanyalah perlu diprihatinkan dan menjadi kewaspadaan bersama
manakala telah menjerumuskan remaja dalam kesulitan-kesulitan di sekolah atau
kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang normal dan
sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi adalah normal dan sehat. Ingat,
perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan cirri yang normal pada perkembangan
masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk
perilaku seksual.
3. Membolos.
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan menunjukkan
perilaku agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada
budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan
pendisiplinan yang salah dari orangtua, terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak – dan
sering tidak ada sama sekali.
5. Penyalahgunaan obat bius.
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia (setengah gila
hingga gila beneran).
Dari berbagai penjelasan di atas, dapatlah dipahami tentang berbagai ciri yang menjadi
kekhususan remaja. Ciri-ciri tersebut adalah.
1. Masa remaja sebagai periode yang penting Pada periode remaja, baik akibat langsung
maupun akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang begitu cepat
disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua
perkembangan ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk
sikap, nilai, dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak
dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari
untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha berperilaku sebagaimana
orang dewasa, remaja seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi karena
mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini
juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup
yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi
dirinya.
3. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku
selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja,
ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku
juga menurun.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode perkembangan mempunyai
masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang
sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan mereka
untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja
akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada tahun-tahun awal masa remaja,
penyesuaian diri terhadap kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan
perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi
dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status
remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja
mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan stereotip budaya
bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau “semau gue”, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Masa remaja cenderung memandang
kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang
lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal
harapan dan cita-cita.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan yang
sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak
seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja Salah satu periode dalam rentang kehidupan
ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus
perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik,
remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-
prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
Anderson, Craig A. et. al. “Violent Video Game Effects on Aggression, Empathy, and
Prosocial Behavior in Eastern and Western Countries: A Meta-Analytic Review”,
Psychological Bulletin, No. 2, Vol. 136, 2010, American Psychological Association
Argiati, Siti Hafsah Budi, Perilaku Agresif Ditinjau dari Persepsi Pola Asuh Authoritarian,
Asertivitas dan Tahap Perkembangan Remaja Pada Anak Binaan Lembaga Pemasyarakata
Anak Kutoarjo, Jawa Tengah, Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
UGM, 2008
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta: Grasindo, 2008
Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S., Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2001
Hurlock, E.B., Perkembangan Anak, Jilid I Edisi ke-6, Jakarta: Erlangga, 1997
Jatmika, Sidik, Genk Remaja, Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi?,
Yogyakarta: Kanisius, 2010
Jatmika, Sidik, Urip Ming Mampir Ngguyu, Telaah Sosiologis Folklor Jogja, Yogyakarta:
Kanisius, 2009
Monks, F.J. dan AMP Roney, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagian,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006
Putro, Khamim Zarkasih, Orangtua Sahabat Anak dan Remaja, Yogyakarta: Cerdas Pustaka,
2005 Santrock, Adolescence, Jakarta: Erlangga, 2003
____, Perkembangan Anak Edisi Kesebelas, Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007
SHINTA MAHARANI
NIM P05040419 112
TEORI
A. Pengertian Remaja
Istilah remaja berasal dari kata latin yaitu “adolescere”(kata bendanya,adolescentia yang
berarti Remaja)yang berarti tumbu/tumbuh menjadi dewasa.
Istilah remaja,seperti yang dipergunakan saat ini,mempunyai arti yang sangat luas
mencakup kematangan mental,emosional,sosial dan fisik pandangan ini di ungkapkan oleh
Tiaget.
1. Menurut Rumini dan Sundari (2004), remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa
dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
2. Menurut Santrock (2003), masa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara
masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional.
3. Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seorang individu.
B. Ciri-ciri Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai berikut:
1. Pemekaran diri sendiri (extension of the self)
Ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai
bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya
tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk
mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang
yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya,
ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang
menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan (Hurlock, 2002).
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication)
Ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self
insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan
dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik pada saaat-saat yang yang
diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai
orang luar (Hurlock, 2002).
3. Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life)
Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam
kata-kata. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia
bertingkah laku orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap
sikapnya cukup jelas dan tegas (Chaplin, 2004).
A. Pengertian Remaja
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali sudut
dang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “remaja” berasal dari bahasa
Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984, Rice, 1990 dalam
Jahja, 2011).1 Banyak tokoh yang memberikan definisi remaja, seperti DeBrun
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dan dewasa.
Papalia dan Olds3 tidak memberikan pengertian remaja secara eksplisit melainkan
secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence). Menurut Papalia dan Olds,4
masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun
atau awal dua puluh tahun. Sedangkan Anna Freud,5 berpendapat bahwa pada masa remaja
terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua
dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi
masa depan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara
konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan; biologis,
psikologis, dan sosial ekonomi, yakni:
(1) individu yang berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual,
(2) individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-
anak menjadi dewasa
(3) terjadi perallihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang
lebih mandiri.
1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda sekunder mulai nampak.
2. Pada masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat
maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-
anak.
3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti
tercapainya identitas ego (menurut Ericson), tercapainya fase genital dari perkembangan
psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut
Piaget), maupun moral (menurut Kohlberg).
4. Batas usia 24 tahun adalah merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orangtua,
belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orangtua.
5. Dalam definisi tersebut, status perkawinan sangat menentukan apakah individu masih
digolongkan sebagai remaja ataukah tidak.
B. Ciri-ciri Remaja
Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang kehidupan masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya. Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
orangtuanya. Menurut Sidik Jatmika,8 kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja sendiri
dengan beberapa perilaku khusus; yakni:
1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat menciptakan
ketegangan dan perselisihan, dan bias menjauhkan remaja dari keluarganya.
2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya daripada ketika mereka masih
kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak remaja
berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan
perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal mode
pakaian, potongan rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mutakhir.
3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya
maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan,
membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustrasi.
4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-sama
dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan sulit menerima nasihat dan
pengarahan oangtua.
Selanjutnya, Sidik Jatmika, menjelaskan adanya kesulitan yang sering dialami kaum
remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orangtua, medrupakan bagian yang
normal dari perkembangan remaja itu sendiri.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja antara lain:
1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan
mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat sebaliknya, periang, berseri-seri
dan yakin. Perilaku yang sulit ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah sesuatu yang
abnormal.hal ini hanyalah perlu diprihatinkan dan menjadi kewaspadaan bersama
manakala telah menjerumuskan remaja dalam kesulitan-kesulitan di sekolah atau
kesulitan dengan teman-temannya.
2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang normal dan
sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi adalah normal dan sehat.
Ingat, perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan cirri yang normal pada
perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan
bentuk-bentuk perilaku seksual.
3. Membolos.
4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong
kejam dan menunjukkan perilaku agresif. Sebabnya mungkin
bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya.
Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk
teman, dan pendisiplinan yang salah dari orangtua, terutama
bila terlalu keras atau terlalu lunak – dan sering tidak ada sama
sekali.
5. Penyalahgunaan obat bius.
6. Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah
skizofrenia (setengah gila hingga gila beneran).
Dari berbagai penjelasan di atas, dapatlah dipahami tentang berbagai ciri yang menjadi
kekhususan remaja.
Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangkapanjang tetaplah
penting. Perkembangan fisik yang begitu cepatdisertai dengan cepatnya
perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini
menimbulkanperlunya penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap, nilai,
dan minat baru.
Selanjutnya, Jahja memukakan bahwa masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada
masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secra fisik, maupun psikologis. Ada beberapa
perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus sebagai ciri-ciri masa remaja
yaitu :
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal
sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi
sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi
bari yang berbeda dari masa-masa yang sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah laku seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah di Perguruan Tinggi.
2. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik
perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat
berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya dengan
orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa
dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang.
Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja,
maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal
yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungannya dengan orang lain.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting, karena telah mendekati dewasa.Kebanyakan remaja bersikap
ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka
menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang
menyertai kebebasan itu, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
tanggung jawab itu.
Selanjutnya dilengkapi pula oleh Gunarsa & Gunarsa, menjelaskan
ciri-ciri remaja sebagai berikut :
1. Masa remaja awal. Biasanya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama,
dengan ciri-ciri:
(1) tidak stabil keadaannya, lebih emosional,
(2) mempunyai banyak masalah,
(3) masa yang kritis,
(4) mulai tertarik pada lawan jenis,
(5) munculnya rasa kurang percaya diri, dan
(6) suka mengembangkan pikiran baru, gelisah, suka berkhayal dan suka menyendiri.
2. Masa remaja madya (pertengahan). Biasanya duduk di bangku
Sekolah Menengah Atas dengan ciri-ciri:
(1) sangat membutuhkan teman,
(2) cenderung bersifat narsistik/kecintaan pada diri sendiri,
(3) berada dalam kondisi keresahan dan kebingungan, karena
pertentangan yang terjadi dalam diri,
(4) berkenginan besar mencoba segala hal yang belum
(5) diketahuinya, dan
(5) keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas.
3. Masa remaja akhir. Ditandai dengan ciri-ciri:
(1) aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil,
(2) meningkatnya berfikir realistis, memiliki sikap pandang yang
sudah baik,
(3) lebih matang dalam cara menghadapi masalah,
(4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai
perasaan,
(6) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi,
(7) lebih banyak perhatian terhadap lamabang-lambang kematangan.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapatlah disimpulkan
bahwa masa remaja berada pada batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya
tampak sudah “dewasa”, akan tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal
menunjukan kedewasaannya. Pengalamannya mengenai alam dewasa masih belum
banyak karena ia sering terlihat pada remaja adanya kegelisahan, pertentangan,
kebingungan, dan konflik pada diri sendiri. Bagaimana remaja memandang peristiwa
yang dialami akan menentukan perilakunya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa
tersebut.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini merupakan
segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa
transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat
melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan
pada usinya dengan baik. Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan
baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk
fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas
perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan berikutnya.
William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja megemukakan tugas-tugas perkembangan
masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan
teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Secara rinci, Cole kemudian memerinci klasifikasi tersebut dalam suatu tabel berikut ini
(Tabel 1.).
Tabel 1. Tujuan Perkembangan Masa
Remaja17.
Dari arah Ke arah
Kematangan emosional
Tidak toleran dan bersikap superior. Bersikap toleran dan
merasa nyaman.
Kaku dalam bergaul Luwes dalam bergaul.
Peniruan buta terhadap teman sebaya. Interdependensi dan
mempunyai self-esteem.
Kontrol orangtua. Kontrol diri sendiri.
Perasaan yang tidak jelas tentang Perasaan mau menerima
dirinya/orang lain. dirinya dan orang lain.
Kurang dapat mengendalikan diri dari rasa Mampu menyatakan
marah dan sikap permusuhannya. emosinya secara
konstruktif dan kreatif.
Perkembangan heteroseksualitas
Belum memiliki kesadaran tentang Menerima identitas
perubahan seksualnya. seksualnya sebagai pria
atau wanita.
Mengidentifikasi orang lain yang sama Mempunyai perhatian
jenis kelaminnya. terhadap jenis kelamin
yang berbeda dan bergaul
dengannya.
Bergaul dengan banyak teman. Memilih teman-teman
tertentu.
Kematangan kognitif
Menyenangi prinsip-prinsip umum dan Membutuhkan penjelasan
jawaban yang final. tentang fakta dan teori.
Menerima kebenaran dari sumber otoritas. Memerlukan bukti sebelum
menerima.
Memiliki banyak minat atau perhatian. Memiliki sedikit
minat/perhatian terhadap
jenis kelamin yang berbeda
dan bergaul dengannya.
Bersikap subjektif dalam menafsir Bersikap objektif dalam
sesuatu. menafsirkan sesuatu.
Filsafat hidup
Tingkah laku dimotivasi oleh kesenangan Tingkah laku dimotivasi
belaka. oleh aspirasi.
Acuh tak acuh terhadap prinsip-prinsip Melibatkan diri atau
ideologi dan etika. mempunyai perhatian
terhadap ideologi dan
etika.
Tingkah lakunya tergantung pada Tingkah lakunya
reintorcement (dorongan dari luar). dibimbing oleh tanggung
jawab moral.
Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat kompleks dan relatif berat bagi
remaja, maka untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan baik, remaja masih
sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya dapat mengambil langkah yang
tepat sesuai dengan kondisinya. Di samping tugas-tugas perkembangan, remaja masih
mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang tentu saja menuntut pemenuhan secepatnya sesuai
darah mudanya yang bergejolak.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut, menurut Edward, sebagaimana dikutip Hafsah,19 adalah
meliputi:
(1) kebutuhan untuk mencapai sesuatu,
(2) kebutuhan akan rasa superior, ingin menonjol, inginterkenal,
(3) kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan,
(4) kebutuhan akan keteraturan,
(5) kebutuhan akan adanya kebebasan untuk menentukan
sikap sesuai dengan kehendaknya,
(6) kebutuhan untuk menciptakan hubungan persahabatan,
(7) adanya keinginan ikut berempati,
(8) kebutuhan mencari bantuan dan simpati,
(9) keinginan menguasai tetapi tidak ingin dikuasai,
(10) menganggap diri sendiri rendah,
(11) adanya kesediaan untuk membantu orang lain,
(12) kebutuhan adanya variasi dalam kehidupan,
(13) adanya keuletan dalam melaksanakan tugas,
(14) kebutuhan untuk betgaul dengan lawan jenis, dan
(15) adanya sikap suka mengkritik orang lain.
Intensitas kebutuhan-kebutuhan di atas tidak semua sama antara individu yang satu
dengan yang lain, karena kondisi pribadi yang berbeda, situasi lingkungan yang
berlainan, dan ada individu yang ingin segera kebutuhannya terpenuhi, namun
kenyataannya banyak yang tidak terpenuhi. Dari uraian ini nampak bahwa tugas
perkembangan dan kebutuhan merupakan sesuatu yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan remaja. Apabila tugas dan kebutuhan dapat terpenuhi, maka
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan
berikutnya. Sebaliknya apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada
remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan peridode-periode berikutnya.