Anda di halaman 1dari 28

PUBERTAS

Nama:

Cecilia Stefany Putri Sofyan 20180701194

Fransisca Nevi Shofita 20180701130

Iresta Abelard Azzara 20180701127

Mutiara Dewi Cahya 20180701190

Putri Reviana 20180701049

Psikologi Perkembangan

Fakultas Psikologi

Universitas Esa Unggul Pararlel - Kebon Jeruk


PUBERTAS

1. Pengertian

Kata pubertas berasal dari kata Latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini lebih menunjuk
pada perubahan fisik daripada perubahasan perilaku yang terjadi pada saat individu secara seksual
menjadi matang dan mampu memberikan keturunan. Pubertas adalah periode dalam tentang
perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk seksual. Masa
remaja dibagi menjadi 2 bagian, masa remaja awal (sekitar usia 13-17 tahun) dan masa remaja
akhir (sekitar usia 17-18 tahun). Seperti diterangkan oleh Root, “masa puber adalah suatu tahap
dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan
perspektif psikologis”.

Pubertas menurut Santrock adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat,
yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal.
Sedangkan menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menjelaskan bahwa masa remaja adalah
masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung
perubahan besar fisik, kognitif dan psikososial. Menurut King (2010) masa remaja (adolescence)
adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa
ini dimulai pada sekita usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun.
Sebagian orang-orang primitif selama berabad-abad mengenal masa puber sebagai masa yang
penting dalam rentang kehidupan setiap orang. Mereka sudah terbiasa mengamati berbagai macam
upacara sehubung dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahan-perubahan tubuh, anak
yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Setelah berhasil melampaui ujian-ujian
yang merupakan bagian penting dari semua upacara pubertas, anak laki-laki dan anak perempuan
memperoleh hak dan kesitimewaan sebagai orang deawasa dan diharapkan memikul tanggung
jawab yang mengiringi status orang dewasa.

Diantara orang-orang Yunani Kuno, masa puber dikenal sebagai saat terjadinya perubahan-
perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles menulis di dalam Historia Animalium: Sebagian besar
pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama payudara wanita
mulai membesaar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar. Pa umumnya
haid terjadi bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari.

Yang lebih penting adalah penekanan Aristoteles pada perubahan-perubahan perilaku. Ia


menguraikan bahwa anak perempuan yang lagi puber mudah marah, penuh gairah, sangat rajin,
dan selalu memerlukan pengawasan karena berkembangnya dorongan-dorongan seksual.

2. Ciri-Ciri Masa Puber

Masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan
perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Yang
terpenting diantaranya adalah:

a. Masa puber adalah periode tumpang tindih

Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun
awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal “anak puber” setelah matang
secara seksual anak remaja dikenal sebagai “remaja” atau “remaja muda”.

Perempuan Lahir Masa Puber

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Laki-Laki Lahir Masa Puber

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Lahir Masa kanak-kanak Masa remaja

b. Masa puber adalah periode yang singkat


Masa puber relatif merupakan periode yang singkat, sekitar dua atau sampai empat tahun. Anak
yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang danggap sebagai anak yang “lambat
matang” sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok
anak laki-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalam setiap kelompok.

c. Masa puber dibagi dalam tahap-tahap

Meskupin masa puber relative merupakan periode yang singkat dalam rentang kehidupan,
namun biasanya dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

i. Tahap Prapuber

Tahap ini berkembang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak pada
saat anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang
remaja. Dalam tahap prapuber atau tahap “pematangan”, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak
tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Tahap Puber: Wanita 13-17 tahun,
Pria 14-17 tahun 6 bulan.
ii. Tahap Prapuber
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja saat di
mana kireteria kematangan seksual muncul—haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi
basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja (atau tahap “matang”),
ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan sel-sel direproduksi dalam organ-organ seks. Tahap
Prapuber: Wanita 11-13 tahun, Pria 14-16 tahun.
iii. Tahap Pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap
ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara
matang. Tahap Pasca Puber: Wanita 17-21 tahun, Pria 17 tahun 6 bulan 21 tahun.

d. Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat

Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua periode dalam rentang kehidupan yang
ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh.
Periode yang lain adalah masa prenatal dan pertengahan pertama dari tahun kehidupan pertama.
Biasanya periode ini disebut sebagai “bayi tumbuh pesat”. Pertumbuhan-pertumbuhan pesat yang
terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan
dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi selama masa puber pada umumnya disebut sebagai “remaja tumbuh
pesat”. Lebih tepat lagi, ini adalah “pubertas tumbuh pesat” karena agak mendahului atau terjadi
bersamaan dengan perubahan-perubahan masa puber lainnya. Tumbuh pesat ini berlangsung satu
atau dua tahun sebelum anaksecara seksual menjadi matang dan berlangsung satu atau dua tahun
sebelum anak secara seksual menjadi matang dan berlangsung terus selama enam bulan sampai
setahun kemudian. Jadi seluruh periode tumbuh pesat berlangsung hamper selama tiga tahun,
sedikit lebih lama dari periode “bayi tumbuh pesat” yang berlangsung kurang dari satu setengah
tahun.

e. Masa puber merupakan fase negatif

Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat, negatif berarti bahwa individu
mengambil sikap ‘anti’ terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya
sudah berkembang. Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian
awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual
menjadi matang. Juga terdapat bukti bahawa perilaku khas dari “fase negatif” masa puber lebih
menonjol pada anak perempuan daripada laiki-laki.

f. Pubertas terjadi pada berbagai usia

Pubertas dapat terjadi setiap saat antara usia lima ataun nam dan sembilan belas tahun. Tetapi,
rata-rata anak perempuan dalam kebudayaan Amerika Serikat saat ini menjadi matang secara
seksual pada tiga belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat
perbedaan waktu yang perlu untuk menyelesaikan proses perubahan masa puber. Ini berkisar rata-
rata antar dua sampai empat tahun, sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak laki-
laki.

Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini
menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.
Perbedaan dalam saat ini dimulainya masa puber inilah yang menjadikan periode ini merupakan
salah satu periode yang sangat sulit sekalipun periode ini sangat singkat.
3. Kriteria Pubertas

Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan untuk
memastiakn tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah malam, bukti yang
diperoleh dari analisis kimia terhadap seni dan foto sinar-X dari perkembangan tulang.

Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak perempuan, tetapi
ini bukanlah perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa puber. Bila haid
terjadi, organ- organ seks dari ciri-ciri seks sekunder semua sudah mulai berkembang, tetapi belum
ada yang matang. Haid lebih tepat dianggap sebagai titik tengah dalam masa puber.

Bagi laki-laki, kriteria yang dipakai adalah basah malam. Selama tidur, penis kadang-kadang
menjadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini merupakan cara
yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit yang
berlebihan. Namun, tidak semua anak laki-laki mengalami gejala ini dan tidak semua
menyadarinya. Selanjutnya, basah malam seperti haid, terjadi dan karenanya tidak dapat
digunakan sebagai kriteria yang tepat untuk menentukan terjadinya pubertas.

Analisis kimia terhadap air seni ana laki-laki yang pertama di pagi hari dapat merupakan cara
yang efektif untuk menentukan kematangan seksual, seperti halnya analisis terhadap air seni
wanita yang dipakai untuk menenetukan ada tidaknya estrogen, yaitu hormone gonadotorik wanita.
Namun, kesulitan praktis untuk memperoleh contoh dari air seni anak laki-laki pada pagi hari dan
cara ini agak terbatasi pada anak perempuan.

Foto sinar-X dari berbagai bagian tubuh, terurama tangan dan lutut, selama tumbuh pesat pra
remaja dapat menujukan apakah masa puber mulai dan menunjukan tingkat kemajuan pubertas.
Sampai sekarang cara yang memakai foto sinar-X merupakan metode yang dapat dipercaya untuk
menentukan kematangan seksual, meskipun seperti halnya analisis kimia terhadap air seni pagi
hari mempunyai kesulitan praktis tertentu yang tidak memungkinkan metode ini dipakai secara
luas.

4. Sebab-Sebab Pubertas
Sampai abad ini, penyebab perubahan fisik yang terjadi pada masa puber masih merupakan
misteri. Dengan banyaknya riset di bidang endokrinologi ilmu media telah mampu menetapkan
sebab yang pasti dari perubahan fisik, meskipun sampai sekarang ahli-ahli endokrinologi tidak
dapat menerangkan adanya keanekaragaman dalam usia puber dan dalam waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan perubahan-perubahan pubertas.
Pada saat itu diketahui sekitar lima tahun sebelum hormon-hormon seks baik pada anak
laki-laki, maupun pada anak-anak perempuan jarang terjadi. Jumlah hormon yang dikeluarkan
semakin meningkat dan ini mengakibatkan matangnya struktur dan fungsi dari organ-organ seks.
Hubungan yang erat antara kelenjar pitutary yang terletak pada dasar otak telah terbentuk
bersama dengan gonad atau kelenjar seks. Genad (bibit atau sperma) pria adalah testes dan Gonad
(bibit atau telur) wanita adalah telur.

a. Kondisi-kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas

i. Peran Kelenjar Pituitary


Kelenjar pituatary mengeluarkan dua hormon-hormon pertumbuhan yang berpegang
dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gunadotrifik yang merangsang gonad untuk
meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik
semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan
juga semakin bertambah dalam keadaan demikianlah perubahan-perubahan pada masa puber mulai
terjadi.

ii. Peranan Gonad


Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks
primer bertambah besar dan fungsinya menjadi matang dan ciri-ciri seks sekunder, seperti rambut
kemaluan mulai berkembang.

iii. Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad


Hormon yang dikelurkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik
yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya beraksi terhadap kelenjar ini dan
menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang di keluarkan
sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad
berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang
wanita mendekati menopause dan pria mendekati slimacteric.

Sementara Santrock menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi masa pubertas ini adalah:

Kemunculan pubertas bukanlah suatu insiden lingkungan. Kemunculan


Bawaan
pubertas telah di program di dalam gen setiap manusia (Adair, 2001).

Hormones (hormon) adalah zat kimiawi yang kuat yang diciptakan oleh
kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh

melalui aliran darah. Pada laki-laki hormon ini disebut


dengan androgen sedangkan perempuan disebut dengan estrogen.Testosteron
Hormon
adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas laki-laki,
termasuk perkembangan genital eksternal, bertambahnya tinggi badan dan
perubahan suara (Hiot, 2002). Sementara Estradiol adalah estrogen yang
berperan dalam perkembangan perempuan. Ketika hormon ini berkembang,
maka terjadilah pertumbuhan payudara, rahim dan perubahan kerangka.

Peran sistem endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotalamus,


kelenjar pituitary dan gonad (kelenjar seks). Hipotalamus adalah sebuah
struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitor kegiatan makan,
minum, dan seks. Kelenjar pituitary adalah kelenjar endokrin yang mengontrol
Sistem
pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar
Endokrin
seks. Cara kerja sistem endokrin ini adalah kelenjar pituitary mengirimkan
sebuah signal melalui gonadotropin (hormone yang merangsang kelenjar seks)
ke testis dan indung telur untuk menghasilkan hormon. Kemudian, melalui
interaksi dengan hipotalamus, kelenjar pituitary berusaha mendeteksi kapan
dicapai kadar yang optimal dari hormon dicapai dan berusaha
mempertahankannya melalui sekresi gonadotropin tambahan (Cameron, 2004).

Beberapa peneliti berpendapat bahwa seorang anak harus meraih suatu massa
Berat Tubuh, tubuh yang kritis sebelum masa pubertas, khususnya menarche(menstruasi
Lemak Tubuh, pertama), muncul (Weise, Einsne, Merkem 2002). Beberapa ahli mengatakan
dan Leptin bahwa berat tubuh sekitar 106±3pon dapat memicu menarche dan berakhirnya
pertambahan tubuh yang pesat di masa pubertas (Friesch, 1984).

5. Usia Pada Masa Puber

Dalam kebudayaan Amerika saat ini, kira-kira 50 persen anak perempuan menjadi matang
antara 12,5 dan 14,5 tahun, dengan kematngan rata-rata berusia tiga belas tahun. Rata-rata anak
laki-laki menjadi matang secara seksual antara 14 dan 16,5 tahun, dengan 50 persen anak laki-laki
yang matang antara 14 dan 15,5 tahun, dengan 50 persen setiap kelompok terbesar merata antara
anak yang matang lebih dulu dan matang setelah usia rata-rata, yaitu yang di sebut cepat matang
dan lambat matang.
6. Pertumbuhan Pesat Pubertas
Pertumbuhan pesat pubertas bagi anak perempuan:

mulai antara usia 8,5 tahun dan 11,5 tahun. Dengan puncak rata-rata 12,5 tahun.

Pertumbuhan pesat pubertas bagi anak laki-laki:

10,5 tahun dan 14,5 tahun mencapai puncaknya antara 14,5 dan 15,5

7. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber


Selama pertumbuhan pada masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting dimana tubuh
anak-dewasa: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks
primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder antara lain :
a. Perubahan ukuran tubuh
Perubahan fisik utama pada masa puber adalah perubahan ukuran tubuh dalam tinggi dan berat
badan. Diantara anak perempuan, rata-rata peningkatan pertahun dalam tahun sebelum haid adalan
3 inci, tetapi peningkatan itu bias juga terjadi dari 5-6 inci. 2 tahun sebelum haid peningkatan rata-
rata adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid adalah 5,5 inci.
Setelah haid tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inci setahun dan berheti sekitar
delapan belas tahun.
Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-rata pada
usia 12,8 tahun dan berakhir rata-rata pada 15,3 tahun, dengan puncaknya pada empat belas tahun.
Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun sesudah dimulainya masa puber.
Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan berlangsung lambat sampai usia dua puluh tahun atau dua
puluh satu tahun. Karena periode pertumbuhan yang lebih lama adalah anak laki-laki lebih tinggi
dari pada anak perempuan pada saat sudah matang.
b. Perubahan proporsi tubuh
Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar
karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain. Ini tampak jelas pada
hidung, kaki dan tangan. Barulah pada bagian akhir masa remaja, seluruh bagian tubuh mencapai
ukuran dewasa, meskipun perubahan besar terjadi sebelum masa puber usia.
Badan, yang kurus dan panjang mulai melebar pada bagian pinggul dan bahu dan ukuran pinggang
berkembang.
Lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu
panjang.
c. Perkembangan ciri-ciri seks primer
Pada anak wanita perkembangan organ-organ seks dinyatakan dengan timbulnya haid pertama
atau menarche.sering kali dengan timbulnya hal ini, anak wanita merasa sakit kepala pinggang,
perut dan sebagainya yang menyebabkan anak merasa capai, lekas marah. Pada pria perkembangan
organ-organ seks dinyatakan dengan timbulnya nocturnal emissions”atau polusi, mimpi
d. Perkembangan ciri-ciri seks sekunder
Di dalam masa Pubertas, lama kelamaan ternyata adanya perbedaan tampang antara anak-anak
wanita dan pria, yang makin lama makin kelihatan jelas. Perbedaan ini disebabkan karena adanya
perkembangan cirri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin itu.
Pada anak pria nampak hal sebagai berikut:
· Timbulnya panic hair, rambut di daerah alat kelamin,
· Timbulnya axillary hair, rambut di ketiak, sering kali tumbuh dengan hebat rambut di lengan,
kaki, dan dada.
· Kulit menjadi lebih kasar daripada anak-anak.
. Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lemak di dalam kulit yang disebut sebaceous, menjadi aktif
sekali, sehingga timbul banyak kukul atau acne.
· Kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif, sehingga banyak keringat keluar.
· Otot tubuh, kaki dan tangan membesar.
· Timbulnya perubahan suara mulai membesar.

Pada anak wanita Nampak hal sebagai berikut:


· Perkembangan pinggul, yang membesar dan menjadi bulat disebabkan oleh membesarnya tulang
pinggul atau pelvis dan juga bertambahnya lemak.
· Perkembangan buah dada, timbulnya public hair, rambut di daerah alat kelamin.
· Timbulnya axillary hair, rambut di ketiak.
. Kulit menjadi lebih kasar daripada anak-anak.
· Kelenjar sebaceous menjadi lebih besar dan lebih aktif yang menyebabkan timbulnya kukul.
· Kelenjar-kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
· Timbul perubahan suara, yang berubah dari suara kekanak-kanakan menjadi lebih rendah dan
merdu.
· Pertumbuhnya rambut di lengan dan kaki.
Ciri-Ciri Seks Sekunder yang Penting menurut Hurlock, 1980

Laki-laki Perempuan

Rambut Pinggul

Rambut kemaluan timbul sekitar setahun Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat
setelah testes dan penis mulai membesar. akibat membesarnya tulang pinggul dan
Rambut ketiak dan rambut di wajah timbul berkembangnya lemak bawah kulit.
kalau pertumbuhan rambut kemaluan hampir
selesai, demikian pula rambut pada tubuh.
Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya
sedikit, halus dan warnanya terang. Kemudian
menjadi lebih gelap, lebih kasar, lebih subur
dan agak keriting.

Payudara

Kulit Segera setelah pinggul mulai membesar,


payudara juga berkembang. Putting susu
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih,
membesar dan menonjol, dan dengan
warnanya pucat dan pori-pori meluas.
berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat.

Rambut
Kelenjar
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan
Kelenjar lemak atau yang memproduksi
payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan
minyak dalam kulit semakin membesar dan
bulu pada kulit wajah tampak setelah haid.
menjadi lebih aktif, sehingga dapat
Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula
menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di
lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi
ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak
banyak dengan berjalannya masa puber.
keriting.

Otak
Kulit
Otot-otot bertambah besar dan kuat, sehingga
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak
memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki, dan
pucat dan lubang pori-pori bertambah besar.
bahu.
Suara Kelenjar

Suara berubah setelah rambut kemaluan Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi
timbul. Mula-mula suara menjadi serak dan lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
kemudian tinggi suara menurun, volumenya menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di
meningkat dan mencapai pada yang lebih ketiak mengeluarkan banyak keringat dan
enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau baunya menusuk sebelum dan selama masa
kematangan berjalan pesat. haid.

Benjolan Dada
Otot
Benjolan-benjolan kecil di sekitar kelenjar
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama
susu pria timbul sekitar usia dua belas dan
pada pertengahan dan menjelang akhir masa
empat belas tahun. Ini berlangsung selama
puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
beberapa minggu dan kemudian menurun baik
lengan dan tungkai kaki.
jumlahnya maupun besarnya.

Suara

Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin


merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang
terjadi pada anak perempuan.

2. Perkembangan Psikoseksual pada masa Pubertas


Menurut Freud, perkembangan psikososial manusia dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:

Tahap Laten Tahap Genital


Tahap Anal
Tahap Oral Tahap Falik Anak menekan Saat
Kenikmatan
hasrat seksual kebangkitan
anak
dan seksual, sumber
Kenikmatan dipusatkan di Kepuasan anak mengembangkan kesenangan
anak dipusatkan daerah anus. dipusatkan di keterampilan seksual menjadi
di daerah mulut. daerah genital. sosial dan seseorang di
intelektual. luar keluarga.

6tahun-puber Pubertas-dst

1½tahun-
Lahir-1 ½ 3tahun 3-6 Tahun
tahun

Pada masa pubertas menurut Freud, anak akan memasuki tahap genital yaitu tahap akhir
perkembangan seksualnya.

Tahap genital (genital stage) adalah tahap yang berlangsung sejak remaja hingga ke masa
selanjutnya. Tahap genital adalah masa dari kebangkitan seksual; kini sumber kenikmatan seksual
terletak di luar keluarga. Menurut Freud, konflik-konflik dengan orang tua yang tidak terselesaikan
akan muncul kembali di masa remaja. Apabila konflik-konflik ini terselesaikan, individu akan
mampu mengembangkan relasi cinta yang matang dan berfungsi secara mandiri sebagai orang
dewasa.
a. Kematangan Seksual
Para peneliti menemukan bahwa karakteristik pubertas laki-laki berkembang mengikuti ukuran
tertentu; membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut kemaluan yang halus;
perubahan suara yang tidak terlalu kentara; ejakulasi pertama; dll. Tiga tanda kematangan seksual
yang paling menyolok pada remaja laki-laki adalah perpanjangan penis, perkembangan testis dan
tumbuhnya rambut di wajah.
Sedangkan pada perempuan adalah membesarnya payudara, tumbuhnya rambut kemaluan, bulu di
ketiak, pinggul yang membesar dan akhirnya timbulnya menstruasi pertama (menarche).

i. Masa Remaja
Secara Psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi
dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan
masa puber. Termasuk juga perubaha intelektual yang mencolok, transformasi intelektual yang
khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan
sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang
kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini (Piaget, 121).

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock adalah:

Masa Remaja sebagai Periode yang Penting


Perkembangan pada masa ini penting baik untuk efek jangka pendek dan jangka
panjangnya. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan
mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan
perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

Masa Remaja sebagai Periode Peralihan


Peralihan disini adalah bahwa apa perubahan yang dialami pada masa remaja ini akan
mempengarui pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah
ditinggalkan. Dalam periode ini akan terjadi kerancuan apakah mereka masih disebut anak-anak
atau dewasa, mereka akan mengalami kebingungan peran. Pada masa ini, remaja bukan lagi
seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Masa peralihan ini juga menguntungkan, karena anak
akan diberi waktu untuk menyesuaikan gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku,
nilai dan sifat yang paling sesuai untuknya.

Masa Remaja sebagai Periode Perubahan


Menurut Hurlock, ada beberapa perubahan yang hampir sama dan bersifat universal.
Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan

fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat
dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Misalnya, apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak, pada masa ini tak lagi dianggap penting. Keempat, sebagian besar remaja
bersikap abivalen terhadap setiap perubahan.

Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah


Masalah-masalah yang terjadi pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik
pada anak laki-laki maupun perempuan. Terdapat dua alasan: yang pertama, sepanjang masa
kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga
kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja
merasa diri madiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan dari
orang tua dan guru-guru.

Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas


Seorang psikolog Jerman, Erikson menyatakan bahwa pada usia 10-20 tahun (usia remaja)
adalah usia dimana mereka akan mengalami masa identitas versus kebingungan identitas. Identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam
masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi
seorang suami atau ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang rasa tau agama
atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan
berhasil atau gagal? (Erikson, 42).

Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan


Anggapan-anggapan negatif tentang remaja yang dibentuk masyarakat akan berdampak
buruk pada remaja tersebut. Mereka akan menganggapnya sebagai sebuah citra diri yang asli dan
mulai membentuk perilaku sesuai dengan gambaran negatif tersebut. Menerima sterotip ini dan
adanyakeyakinan bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja,
membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit. Hal ini menimbulkan banyak pertentangan
dengan orang tua dan antara orang tua dan anak terjadi jarak yang menghalangi anak untuk
meminta bantuan orang tua untuk mengatasi masalanya.
Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat diri dari kacamata orang lain. Kebanyakan
apa yang mereka inginkan bukanlah apa yang sebenarnya merka harapkan. Menjelang berakhirnya
masa remaja, pada umumnya baik anak laki-laki maupun perempuan sering terganggu oleh
idealisme yang berlebihan bahwa mereka segera harus melepaskan kehidupan mereka yang bebas
bila telah mencapai status dewasa.

Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa


Pada saat akhir masa ini, remaja mulai meninggalkan kebiasaan sterotipnya dan mulai bertindak,
berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa.

1. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja


Menurut Hurlock, perubahan fisik pada remaja dibagi menjadi dua yaitu eksternal dan internal;

Perubahan Eksternal Perubahan Internal

Sistem Pencernaan
Tinggi
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi
terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
yang matang antara usia tujuh belas dan
panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut
delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki-
dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan
laki setahun sesudahnya. Anak yang pada
lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih
bertambah panjang.
tinggi dari usia ke usia, dibandingkan
dengan bayi yang tidak diberi imunisasi, Sistem Peredaran Darah
yang karena itu lebih banyak menderita sakit Jantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada
sehingga cenderung memperlambat usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua
pertumbuhan belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan
tebal dinding pembuluh darah meningkat dan
mencapai tingkat kematangan bilamana jantung
sudah matang.
Berat
Perubahan berat badan mengikuti jadwal
yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi
Sistem Pernapasan
berat badan sekarang tersebar ke bagian-
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir
bagian tubuh yang tadinya hanya
matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki
mengandung sedikit lemak atau tidak
mencapai tingkat kematangan beberapa tahun
mengandung lemak sama sekali.
kemudian.

Proporsi Tubuh
Sistem Endorkin
Berbagai anggota tubuh lambat laun
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber
mencapai perbandingan tubuh yang baik.
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari
Misalnya, bahan melebar dan memanjang
seluruh sistem endorkin pada awal masa puber.
sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan
Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan
terlalu panjang.
berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran
matang sampai akhir masa remaja atau awal masa
dewasa.
Organ Seks
Baik organ seks pria maupun organ seks
wanita mencapai ukuran yang matang pada
Jaringan Tubuh
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada
matang sampai beberapa tahun kemudian.
usia delapan belas. Jaringan, selain tulangm terus
berkembang sampai tulang mencapai ukuran
matang, khususnya bagi perkembangan jaringan
Ciri-ciri Seks Sekunder
otot.
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada
pada tingkat perkembangan yang matang
pada akhir masa remaja.

8. Akibat Perubahan Pada Masa Puber

Perubahan fisik pada masa puber mempenharuhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun
internal.

a. Akibat Terhadap Keadaan Fisik

Perubahan-perubahan tubuh cenderung disertai kelelahan, kelesuan, dan gejala buruk lainnya.
Hal ini semaki memburuk dengan meningkatnya tugas-tugas dan tanggung jawab pada individu.
Gangguan lainnya seperti gangguan pencernaan, nafsu makan yang buruk, dan juga Anemia.

Pada anak perempuan, selama masa haid mereka sering mengalami sakit punggung, sakit kepala,
muntah-muntah, bahkan hingga pingsan.

b. Akibat Pada Sikap dan Perilaku

Ingin Menyendiri Anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari
keluarganya. Anak puber kerap melamun karena beberapa hal yang
tidak dimengertinya dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga
sering mengadakan eksperimen seks dengan masturbasi. Gejala
menarik diri ini mancakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang
lain.
Bosan Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya sangat
digemari, tugas-tugas sekolah, dan kegiatan sosial.
Antagonisme Sosial Anak puber seringkali tidak mau bekerjasama, sering membantah dan
menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan
diungkapkan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan.
Emosi yang Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk
Meninggi menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri dari
awal masa puber.
Hilangnya Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang
Kepercayaan Diri menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya
tahan fisik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari
orangtua dan teman-temannya.
Terlalu Sederhana Perubahan tubuh yang terjadi selama masa pubertas menyebabkan anak
menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut
orang-orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan
memberi komentar yang buruk.

9. Akibat Kematangan yang Menyimpang

Anak puber yang yang kematangannya menyimpang mengalami bahwa proses kematanngan
organ-organ seksnya menyimpang selama satu tahun atau lebih dari yang normal. Anak yang
kematangan seksualnya lebih cepat dari pada kelompok seksnya dinamakan “matang lebih awal”,
sedangkan anak yang kematangan seksualnya lebih lambat dari pada kelompok seksnya
dinamakan “matang terlambat”, kalau anak memerlukan waktu lebih sedikit dari waktu yang
normal untuk menyelesaikan proses kematangannya disebut “ cepat matang” sedangkan anak yang
memerlukan waktu lebih lama dari waktu normal disebut “lamban matang”.

a. Matang Lebih Awal Versus Matang Terlambat

Bagi anak laki-laki matang lebih awal menguntungkan, sebagian besar pemimpin kelompok
anak laki-laki adalah matang lebih awal, dia juga memperoleh status dan martabat dalam kelompok
teman-temannya dan juga menambah martabat dimata anak perempuan. Anak laki-laki yang
matang terlambat cenderung gelisah, tegang, memberontak dan menarik perhatian, dan dia juga
kurang popular diantara teman-temannya dan orang-orang dewasa, sehingga jarang dipilih sebagai
pemimpin.

Bagi anak perempuan matang lebih awal kurang menguntungkan, anak perempuan yang
matang lebih awal mempunyai minat yang lebih matang dari anak laki-laki dan pelbagai kegiatan
sosial pada kelompok usia kronologisnya, tetapi pria seusianya kurang memberikan reaksi. Anak
perempuan yang matang terlambat tidak megalami gangguan psikologis sebanyak anak laki-laki
yang matang terlambat, karena anak perempuan menganggap hal ini tidak akan menggangu
reputasinya seperti halnya pada anak laki-laki.

b. Cepat Matang Versus Lambat Matang

Anak yang cepat matang menghadapi pelbagai masalah tertentu yang tidak pernah dihadapi
oleh anak yang lamban matan. Tingkat kecepatan dari kematangan seksual memberi pengaruh
buruk terutama pada anak yang lamban matangnya, karena anak yang lamban matangnya sering
dihantui oleh ketakutan bahwa ia tidak akan pernah menjadi dewasa apalagi kalau teman-temannya
sudah mendekati dewasa,ia mengalami masalah yang sama dengan anak yang matang terlambat
karena tertinggal oleh teman-teman sebayanya, sehingga oleh teman-teman sebayanya dan oaring
dewasa dia diperlakukan seperti anak kecil.

10. Sumber Keprihatinan


a. Keprihatinan Pada Kenormalan

Pada masa ini anak menjadi prihatin bila merasa bahwa ia tidak menarik atau kalau penampilannya
tidak sesuai dengan seksnya. Anak laki-laki dan peempuan mengalami perubahan dalam
penampilan yang sangat berbeda, oleh karena itu perbedaan tersebut menimbulkan keprihatinan
tentang kenormalan ciri-ciri fisik yang berbeda.

b. Keprihatinan Akan Kepatutan Seks

Pada saat anak sudah memasuki remaja awal dia sudah membuat konsep yang jelas tentang
apa yang membentuk penampilan dan perilaku maskulin dan feminism.

i. Kepribatinan Akan Ukuran

Peningkatan ukuran yang tiba-tiba terjadi selama pertumbuhan pesat masa puber
cenderumg mengganggu anak perempuan karena takut kalau ukurannya akan tidak menarik bagi
anak laki-laki. Anak laki-laki menjadi terganggu kalau melihat anak perempuan seusianya lebih
tinggi.

ii. Kepribatinan Akan Berat

Anak-anak seringkali betambah berat badan pada awal masa puber, dan ini menjadi
kegelisahan yang besar karena gemuk dianggap kurang menarik.

iii. Kepribatinan Akan Alat Kelamin

Pada saat yang seharusnya penis berkembang, anak laki-laki sangat gelisah kalau penisnya
tetap kecil, karena dia merasa bahwa perkembagan organ tersebut tidak normal.

iv. Kepribatinan Akan Ciri-Ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang lambat berkembang cenderung merupakan sumber


kegelisahan yang besar, terutama ciri-ciri yang membedakan kedua seks secara jelas, dalam
hal anak laki-laki tumbuhnya jenggot dan kumis, perkembangan otot-otot bahu dan daerah
lengan, dan perubahan suara yang terjadi pada akhir masa puber.

Keprihatinan Umum Akan Kenormalan


Selama Masa Puber
 Keprihatinan anak laki-laki KEPRIHATIAN ANAK LAKI-LAKI DAN
1. Basah malam PEREMPUAN
1. Organ-organ seks
Kalau anak laki-laki tidak
diberitahu tentang hal ini, maka Anak puber sering takut kalau
pengalaman yang pertama yaitu dalam organ-organ seksnya yang
basah malam dapat menjadi membesar akan terlihat melalui
pengalaman yang traumatis. pakaian atau kalau keluarnya haid
2. Ciri-ciri seks sekunder dan basah malam akan meninggalkan
bekas pada pakaiannya.
Anak laki-laki terutama
2. Disproporsi tubuh
terganggu oleh lambatnya
pertumbuhan rambut wajah, suara Tangan, kaki, dan hidung
yang serak dan suara yang pecah yang besar; lengan dan tungkai kaki
karena adanya perubahan suara, dan yang panjang; bahu yang kecil dan
perkembangan yang lambat dari otot- mungkin dagu yang masuk ke dalam,
otot. yang semuanya merupakan ciri-cii
dari awal masa puber, membuat dia
3. Kurangnya minat terhadap anak ragu apakah tubuhnya bisa tampak
perempuan seperti orang normal.
3. Kecanggungan
Pada saat anak melihat anak
laki-laki yng lebih besar atau yang Anak sampai tingkat tertentu
lebih matang menujukkan minat menjadi canggung dan kikuk selama
kepada anak perempuan dan masa puber,ia cenderung prihatin
berkencan, ia ragu apakah ia sendiri karena menganggap keterampilan
normal kalau-kalau ia tidak yang telah dimiliki sebelumnya
mempunyai minat seperti itu. menjadi hilang. Keprihatinannya
 Keprihatinan anak perempuan akan semakin meninggi bila
1. Haid kecanggungannya diejek atau
diomongi.
Sekalipun sebelumnya sudah
4. Usia kematangan
mengerti, namun haid seringkali
merupakan pengalaman yang Anak yang matang lebih awal
traumatis, terutama bila disertai akan merasa kurang tepat, sedangkan
dengan muntah-muntah dan organ- anak yang matangnya terlambat akan
organ tubuh kejang. malu karena tubuhnya yang belum
2. Ciri-ciri seks sekunder berkembang dan prihatin akan
kurangnya minat terhadap hal-hal
Karena payudaranya pada waktu mulai
yang sangat diminati oleh teman-
berkembang berbentuk kerucut, anak
temannya yang lebih matang.
perempuan ragu apakah penampilannya
5. Masturbasi
akan menjadi normal.
Sebagian besar anak – anak
3. Kurangnya daya tarik seksual
diberi tahu bahwa masturbasi adalah
perbuatan yang salah, dan mereka
Banyak anak perempuan merasa bersalah dan menjadi
prihatin kalau-kalau ia tidak dapat malu.keprihatinan anak semakin
menarik perhatian dan disenangi meninggi,misalnya kalau mendengar
anak laki-laki. berbagai cerita bahwa masturbasi
mengakibatkan menjadi gila.

11. Bahaya Pada Masa Puber

Bahaya pada masa puber pada umumnya berakibat untuk jangka panjang. Hanya sedikit
anak puber yang terpengaruh bahaya fisik. Semua anak puber terpengaruh oleh bahaya
psikologis dalam tingkat yang berbeda.

a. Bahaya Fisik

Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang
mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual. Bila anak puber merasa sangat
sedih, banyak laporan tentang percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh anak puber.

b. Bahaya Psikologis

Bahaya psikologis akibat panjangnya lebih penting daripada akibat langsungnya.

i. Konsep Diri yang Kurang Baik

Beberapa penyebab anak puber mempunyai konsep diri yang kurang baik diantaranya adalah
alasan lingkungan dan alasan pribadi. Hampir semua anak puber mempunyai konsep diri yang
tidak realistik mengenai penampilan dan kemampuannya kelak bila sudah dewasa. Anak
mengawasi perubahan tubuhnya dan ketika mengamati perilakunya yang canggung dan
kecenderungan menjadi gemuk, ia semakin bertambah kecewa karena apa yang dilihat sangat
berbeda dengan apa yang diharapkan. Ini memberikan pengaruh buruk pada konsep diri. Perlakuan
orang lain sangat mempengaruhi konsep diri, yang menimbulkan sikap negatif terhadap diri
sendiri.

ii. Prestasi Rendah

Anak puber perempuan menyadari bahwa berprestasi dianggap sebagai “tidak feminim”
sehingga mereka bekerja di bawah kemampuan mereka dan memperbesar kecenderungan untuk
berprestasi rendah yang disebabkan oleh melemahnya kekuatan fisik yang biasanya menyertai
pertumbuhan fisik yang cepat.

iii. Kurangnya Persiapan Untuk Menghadapi Masa Puber

Kalau anak puber tidak diberitahu atau atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan berubah itu dapat
merupakan pengalaman traumatis. Akibatnya anak cenderung mengembangkan sikap yang kurang
baik terhadap perubahan sikap-sikap yang lebih cenderung menetap daripada menghilang.
Beberapa alasan kurangnya persiapan untuk menghadapi perubahan masa puber:

a. Orangtua kurang memiliki pengetahuan atau terhambat oleh sopan santun dan rasa
malu
b. Kesenjangan yang sering berkembangan antara anak puber dan orangtua menghalangi
anak untuk bertanya mengenai perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
c. Anak puber pura-pura sudah mengetahui apa yang perlu diketahui untuk menghadapi
perubahan masa puber

- Menerima tubuh yang berubah

Terdapat banyak alasan mengapa anak puber tidak puas dengan tubuhnya yang berubah dan
mengalami kesulitan untuk menerimanya, diantaranya adalah:

a. Hampir semua anak membentuk konsep diri fisik yang ideal berdasarkan konsep dari
berbagai sumber yang individu ideal dalam kelompok seksnya
b. Kepercayaan tradisional tentang penampilan yang pantas untuk jenis seks tertentu
cenderung mewarnai sikap anak puber sedemikian rupa sehingga mengganggu penerimaan
terhadap tubuhnya sendiri yang berubah.
iv. Menerima Tubuh yang Berubah

Selama masa puber, anak laki-laki tidak mengalami masalah dalam menerima peran seks yang
mendekati peran seks orang dewasa, sehingga tidak merupakan bahaya psikologis bagi dirinya.
Namun bagi banyak anak puber wanita, bahaya psikologis dari sikap menerima peran seks wanita
yang tradisional semakin diperkuat oleh adanya ketidaknyamanan berkala yang dialami pada
periode haid. Sikap yang kurang menyenangkan terhadap haid sering diperbesar oleh sikap sosial
yang kurang baik dari wanita-wanita yang lebih tua yang sering menganggap haid sebagai
“kutukan” dan yang menekankan peranan haid dalam peran seks wanita.

v. Menerima Peran Seks yang Didukung Secara Sosial

Salah satu bahaya psikologi selama masa puber yang paling serius adalah penyimpangan dalam
usia terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan. Anak yang
menyimpang dari teman-teman sebayanya dalam hal kematangan seksual merasa bahwa dalam
dirinya pasti ada sesuatu yang salah. Misalnya anak mengalami penyimpangan dalam tinggi badan
dibandingkan dengan teman sebayanya pada masa puber, akan prihatin akan tinggi badannya pada
usia dewasa di kemudian hari.

a. Anak yang matang lebih awal


Anak matang lebih awal yang kelihatannya lebih tua dari usianya, yang biasanya
diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya. Kalau
tidak berhasil melaksanakannya, ia akan dikritik. Kritik menyebabkan rasa benci, perasaan
tidak mampu, dan rendah diri.
b. Anak yang matang terlambat
Anak matang terlambat yang kelihatannya lebih muda dari usianya, diperlakukan sesuai
dengan penampilan oleh teman-teman dan oleh orang-orang dewasa. Hal ini membuat
dirinya ragu akan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh
teman-teman seusianya.
vi. Penyimpangan Dalam Pematangan Seksual

Salah satu bahaya psikologis selama masa puber yang paling serius adalah penyimpangan
dalam usia terjadinya kematangan seskual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan.
Misalnya anak mengalami penyimpangan dalam tinggi badan dibandingksn dengan teman
sebayanya pada masa puber ia akan prihatin akan tinggi badannya pada usia dewasa dikemudin
hari.

vii. Pendek atau Secara Seksual Tidak Berkembang

Anak yang matang lebih awal mempunyai keuntungan sosial dalam sebagian besar kebudayaan
dibandingkan dengan anak yang matang terlambat. Akan tetapi, anak yang matang terlalu dini
dapat menunjukan kesulitan kepribadian. Anak yang matang terlambat yang tampaknya leih muda
dari usianya diperlalukan sesuai dengan penampilan oleh teman dan orang dewasa. Hal ini
membuat dia ragu akan kemampuan nya dalam melakukan hal hal yang dilakukan seusianya. Anak
yang matangya lambat mempunyai waktu lebih banyak untuk menyesuaikan diri dengan
perubahasan fisik masa puber.

12. Ketidakbahagiaan pada Masa Puber


i. Penerimaan
Pertama, yang penting dalam kebahagiaan pada masa puber adalah penerimaan,
baik penerimaan diri sendiri maupun penerimaan/dukungan sosial. Agar merasa puas
dengan kehidupannya sehingga dapat menganggap diri sendiri bahagia, anak puber tidak
hanya menyukai dan menerima diri sendiri tetapi juga merasa bahwa ia diterima oleh orang
lain. Sulitlah bagi anak puber untuk menerima diri sendiri kalau ia merasa perhatian dan
gelisah akan tubuhnya yang berubah dan kalau merasa tidak puas dengan penampilan
dirinya. Perilaku kebanyakan anak puber biasanya sangat tidak sosial sehingga orang tua,
guru-guru, saudara kandung, dan teman-temannya akan menunjukkan sikap menolak.
ii. Kasih Sayang
Anak puber yang bersikap kritis dan merendahkan orang lain dan yang mempunyai
perilaku egosentris dan tidak sosial dalam situasi sosial, tidak lagi menerima kasih sayang
seperti sebelumnya. Anak puber mendambakan kasih sayang, bahkan menginginkan kasih
sayang yang lebih banyak dari sebelumnya karena ia merasa tidak bahagia dan tidak puas
dengan diri sendiri.
iii. Prestasi
Bila prestasi anak di bawah kemampuannya, sebagian besar anak puber menyadarinya dan
merasa bersalah serta malu. Misalnya kalau nilai raport sekolah merosot, anak sadar bahwa
ia dapat bekerja lebih baik daripada apa yang nyatanya dilakukan sekarang. Bila orangtua
dan guru mengkritik atau menegur anak itu, maka teguran itu bisa semakin memperbesar
rasa bersalah dan kebahagiaannya semakin menurun.
a. Keragaman Ketidakbahagiaan pada Masa Puber

Tingkat ketidakbahagiaan tidak sama dalam setiap tahap masa puber. Anak puber kurang
memperhatikan penampilan diri karena ia menyadari bahwa banyak dari kondisi yang
menggelisahkannya hanyalah bersifat sementara.

b. Keseriusan dalam Ketidakbahagiaan Masa Puber

Karena ketidakbahagiaan pada setiap usia merupakan hal yang serius, terutama bila
berlangsung lama sehingga menjadi kebiasaan, maka pentinglah untuk mempertahankan
ketidakbahagiaan anak pada batas minimum. Orangtua dan guru dapat meminimumkan
ketidakbahagiaan anak puber dengan menceritakan apa yang ingin dan perlu diketahui tentang
proses kematangan sehingga ia tidak akan membayangkan bahwa ada sesuatu yang salah pada
dirinya bilamana dirinya berbeda dari teman-temannya, dengan membantu memperbaiki
penampilan diri, dengan memperingan pekerjaan saat periode pertumbuhan pesat, dengan
mendorongnya untuk bercita-cita secara realistik sehingga tidak kecewa akan prestasi yang
dicapai, dan dengan menerima kemurungan dan kenakalannya sebagai keadaan yang bersifat
sementara.

Anda mungkin juga menyukai