Setiyo Purwanto
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract
PENDAHULUAN
Tidur
merupakan
bagian
hidup
waktu
digunakan
untuk
tidur.
Tidur
bangun
istirahat
Kemudian
yang
tidak
bermanfaat,
tidur
pukul
05.00
penelitian
keesokkan
terhadap
harinya.
kelompok
waktu
beristirahat
keseimbangan
maupun
organ
tubuh
untuk
metabolisme
untuk
menjaga
dan
biokimiawi
tubuh.
Setiap
orang
pada
dasarnya
pernah
141
yang
kegesitan
menjadi
mengalami
terakhir.
gangguan
Dari
perhatian
mental
sulit
yang
ditangani.
atau
bahkan
minimum,
Setelah
akan
empat
bulan
tersebut
juga
insomnia
survey
menuntut
matanya.
yang
rendah
lebih
banyak
TIDUR
siang
menghilangkan
hari,
tidur
merupakan
kelelahan
kebutuhan
jasmani
dan
untuk
tidur.
Tidur
merupakan
mengecil,
otot
melemah,
tekanan
melemas,
darah
denyut
perilaku
jantung
menurun
dan
kadang
memusatkan
142
ia
tidak
mampu
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
adalah
mulai
meninggi
teratur.
gelombang
melambat
tegangannya
frekwensinya,
dan
menjadi
lebih
memasuki
theta
tahap
dan
ketiga
tinggal
yaitu
yang
ada
pertama
Keadaan
gerakan
yang
menyentak,
keadaan
ini
tidur
cemas
ataupun
yang
ketika
berlebihan
tidur
akan
otak
theta
dengan
disertai
munculnya
gelombang
tunggal
dengan
insomnia;
gangguan
masuk
mempertahankan
(3)
irama tidur.
kondisi
(2)
dan
disfungsi
tidur,
tidur
hypersomnia;
tidur
seperti
Pada
tahap
ini
seseorang
tertidur.
143
keadaan
1990).
tenang.
Fase
tidur
asinkronik
Penderita
insomnia
mengalami
2002).
insomnia
terganggunya
yang
sukar
yang sesungguhnya
untuk
Hoeve
pola
jatuh
(1992),
tidur.
Orang
tidur,
atau
mudah
kelelahan,
dan
badan
dengan
gejala
berlangsung
dan
merasa
kesehatannya
terganggu.
berulang
kali.
Tipe
ketiga,
banyaknya.
144
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
Salah
satu
cara
untuk
mengatasi
kali
dikenalkan
oleh
Jacobson,
seorang
tidur
disebabkan
ketegangan
termasuk
kamar
antaranya
bentuk
di
bisa
karena
batin,
faktor,
Semua
ini
tidur
yang
tidak
obat
pengurus
badan
yang
langsung
menurunnya
psikologis
berhubungan
hormon.
dan
Namun,
meningkatnya
dengan
kondisi
kecemasan,
otot
suasana
ini
karena dengan
secara
tenang
diperlukan
sengaja
dan
untuk
akan
santai.
mencapai
gerakan-gerakan
yang
yang
otomatis,
misalnya
fungsi
145
relaksasi
merupakan
Selama
sistem-sistem
befungsi
normal
dalam
tersebut
keseimbangan,
Pada
waktu
individu
mengalami
religius
dimana
relaksasi
pengembangan
Respon
relaksasi
dari
yang
ini
respon
melibatkan
Sehingga
diharapkan
dengan
tidur
yang
berarti
akan
dapat
KESIMPULAN
1988).
Tidur
Apabila Individu melakukan relaksasi
ketika
ia
mengalami
ketegangan
atau
adalah
kebutuhan
pokok
sering
muncul
adalah
insomnia.
dikenal
progresif,
Pada
antara
penelitian
lain
ini
relaksasi
akan
dikembangkan
kondisi tidur
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. I, NO. 2, DESEMBER 2008, Hal 141-148
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Herbert. MD., 2000. Respon Relaksasi: Teknik Meditasi Sederhana dan Untuk Mengatasi Tekanan
Hidup (terjemahan). Bandung: Mizan
Borkovec TD,. 1982. Insomnia. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Vol 50, No 6 880-895
Carlos H. Schenck. 2003. Assessment and Management of Insomnia. Article JAMA Vol 289 No. 19
Espie. Colin A. 2002. Insomnia : Conceptual Issue in the Development, Persistence, and Treatment of Sleep Disorder
in Adult. Annual Reviews 53:215-43
Lichstein, Kenneth L., Johnson, Ronald S., 1993. Relaxation for Insomnia and Hypnotic Medication Use in
Older Women. Psychology and Aging vol 8 No. 1 103-111
Liu. Xianchen et al. 2000. Sleep Loss and Day Time Sleepiness in the General Adult Population of Japan
Psychiatric research 93 1-11
Panteri, IGP. 1993. Gangguan Tidur Insomnia dan Terapinya Suatu Kajian Pustaka. Majalah Ilmiah Unud th
xx No 37.
Parmet. Sharon., lynm. Casio, Glass., Richard. 2003. Insomnia Journalof American Medical
Association. Vol 289 No 19
Prawitasari, J.E., 1988. Pengaruh Relaksasi terhadap Keluhan Fisik: Suatu Studi Eksperimental. Laporan
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Schenck, Carlos H. Mahowald, Mark. Sack, Robert., 2003, Assesment and Management of Insomnia, JAMA
vol 289. No 19
Utami, M.S. 1993. Prosedur Relaksasi. Fakultas Psikologi. Yogyakarta : UGM.
Woolfolk, Robert L., McNulty Terrence F. 1983. Relaxation Treatment for Insomnia: A Componen Analysis.
Journal of Consulitng and clinical Psychology. Vol 51 No 4, 495-503
Chopra, D. 2003. Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak? Terjemahan. Yogyakarta : Ikon.
147