Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS SENAM MATA TERHADAP COMPUTER VISION SYNDROME (CVS)

Intan Putri Arisandi1, Gamya Tri Utami2, Riri Novayelinda3


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: intanarisandi684@gmail.com

Abstract

Computer vision syndrome (CVS) is one of the problems in the eye that causes serious eye disorders. This study aimed
to identify the effect of eye exercise on CVS (Computer Vision Syndrome). This research is a quantitative research with
quasy experiment research design. This research uses non equivalent control group design. The location of this
research in Faculty of Nursing University of Riau. to student class A 2014. The study was conducted to students a 2014
with a Population of 120 respondents who are devided as 2 generation that is A 2014 1 and A 2014 2. The sample in
this research is as many as 54 people who are divided into an experimental group and a control group who fit the
inclusion criteria. the analysis was used independent sample t test and dependent sample t test. It can be concluded
that effective eye exercises decrease CVS score (Computer Vision Syndrome). The results was showed a decrease to
CVS in the experimental group after given eye exercise with p value (0,000) < α (0,05). This mean that eye exercise can
reduce CVS symptoms. Eye exercise can was reduce CVS symptoms in non-pharmacological which can be
independently, so was suggested to students who have other students can use complementary therapies to reduce CVS
symptoms.

Keywords: CVS (Computer Vision Syndrome), eye exercise, nursing students

PENDAHULUAN Negara-negara maju menunjukkan adanya


Computer vision syndrome (CVS) hubungan penggunaan komputer dengan gejala
merupakan salah satu masalah pada mata yang yang berhubungan dengan kesehatan visual
menyebabkan gangguan mata yang serius. yang disebut sebagai computer vision
CVS ini berkaitan dengan pekerjaan jarak syndrome (CVS) (Akinbinu & Mashalla,
dekat dengan durasi lama yang dialami 2014). Hampir 60 juta orang menderita CVS
seseorang selama menggunakan atau dan angka ini diperkirakan akan bertambah
berhubungan dengan penggunaan komputer. jutaan kasus tiap tahunnya (Ranangsinghe,
CVS memiliki beberapa gejala umum yang Wathurapatha, Perera, 2016).
dialami oleh penderitanya, salah satu gejala Amira Azkadina (2012) menyimpulkan
yang sering dialami adalah kelelahan pada bahwa gejala yang paling banyak dikeluhkan
mata yang ditandai dengan mata perih, mata adalah mata lelah dan tegang (85,0%),
memerah, sakit kepala dan sebagainya sedangkan gejala yang paling sedikit
(Rosenfield, M, 2010). Penelitian oleh dikeluhkan adalah penglihatan ganda (23,3%).
Sandercock, Ogunleye, dan Voss (2012) Bali dan Bali (2014) mengatakan
membuat 3 kategori durasi atau lama bahwa sindrom CVS dapat dipengaruhi oleh
penggunaan gadget dan televisi (screen time) cahaya layar monitor laptop atau komputer,
termasuk komputer dan laptop yaitu ringan masalah atau gangguan akomodosi mata, dan
(kurang dari 2 jam), sedang (2-4 jam), dan durasi penggunaan komputer yang melebihi
batas tanpa adanya mengistirahatkan mata.
berat (lebih dari 4 jam) per hari.
Faktor penyebab CVS lainnya karakteristik
Survei yang dilakukan American
individu, karakteristik layar monitor, kondisi
Optometric Association (AOA) tahun 2011 lingkungan kerja, dan waktu kerja (Azkadina.
membuktikan bahwa 61% masyarakat 2012).
Amerika sangat serius dengan permasalahan Survei yang dilakukan oleh American
yang terjadi pada mata akibat bekerja dengan Optometric Association (AOA) tahun 2011
komputer yang terlalu lama. AOA dan Federal menunjukkan gejala dari sindroma mata ini
Occupational Safety and Health bervariasi seperti mata tegang, sakit kepala,
Administration meyakini bahwa CVS dimasa mata kabur (untuk penglihatan dekat dan/atau
mendatang akan menjadi permasalahan yang jauh), mata kering dan mengalami iritasi, serta
mengkhawatirkan. Beberapa penelitian di penurunan kemampuan memfokuskan mata.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 520


Gejala CVS lainnya dapat berupa sakit pada menyatakan bahwa mata membutuhkan
leher, sakit pada area punggung, dan peka istirahat untuk mengatasi ketegangan pada otot
terhadap cahaya. Pencahayaan dari komputer mata. Pengguna dalam menggunakan
yang tidak tepat juga akan mengakibatkan komputer atau laptop harus mengistirahatkan
ketegangan dan kelelahan pada mata. kedua mata dan mengedipkan bola mata untuk
American Optometric Association (AOA) mengelastiskan otot pada mata sehingga tidak
tahun 2011 menyimpulkan gangguan pada dapat menimbulkan gejala Computer Vision
masalah sindrom mata ini dapat disebabkan Syndrome.
oleh terlalu besarnya refleksi yang berasal dari Salah satu terapi mata lain yang bisa
komputer sehingga aliran air mata ke mata dilakukan untuk mengurangi gejala pada CVS
berkurang sebesar 2/3 kali dibandingkan yaitu dengan melakukan senam mata. Senam
kondisi normal sehingga menyebabkan mata mata merupakan teknik yang digunakan agar
kering dan kekakuan pada mata. bola mata terbiasa lentur dan bergerak sesuai
Perkembangan teknologi saat ini dengan jangkauan mata, karena semakin lebar
memungkinkan manusia untuk lebih sering daya jangkau mata akan semakin efektif cara
untuk menggunakan teknologi dalam membaca. Manfaat senam mata antara lain
kehidupannya. Penggunaan komputer mengurangi atau menghilangkan penyakit
diperkirakan akan meningkat seiring mata, mencegah timbulnya tumor di belakang
berjalannya waktu (Azkadina, 2012). mata dan di kelenjar hipofisis (pituitari),
Penggunaan teknologi sekarang tidak terbatas menghilangkan lingkaran dan bengkak di
bawah mata atau menghilangkan kantong
pada pekerja industri atau kantor, namun mulai
mata, mengurangi keriput di sekitar mata,
banyak dirasakan pada bidang pendidikan,
membuat otot mata dan sekitarnya menjadi
khususnya mahasiswa. Penelitian oleh elastis dan kuat, serta mempertajam
Shatakumari menunukkan bahwa prevalensi penglihatan, semakin sering melakukan senam
tinggi ditemukan pada masalah kesehatan mata, maka kelelahan mata dapat berkurang
visual terhadap mahasiswa dengan dimana rata-rata kelelahan mata sebelum
penggunaan komputer, sehingga perlu untuk dilakukan senam mata sebesar 19,97 dan
meningkatkan kesadaran terhadap ergonomic kemudian rata-rata setelah melakukan senam
dan penerapan perbaikan kebiasaan mata pada pertemuan pertama sebesar 19,33,
penggunaan komputer untuk menurangi pertemuan kedua sebesar 17,80, pertemuan
dampak CVS. CVS yang tidak tertangani akan ketiga sebesar 16,89 dan pertemuan keempat
mengakibatkan penurunan produktivitas sebesar 15,17. Sehingga dapat di simpulkan
seseorang dalam segala hal (Shantakumari, bahwa ada efek senam mata dalam
Eldeeb,Sreedharan, 2014). mengurangi tingkat kelelahan mata (Hariadi,
Salah satu upaya untuk mengurangi 2014).
gejala CVS menurut American Optometric Studi pendahuluan dilakukan di Fakultas
Association (AOA) tahun 2011 adalah dengan Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Hasil
melakukan kedipan mata supaya dapat wawancara tersebut pada 30 mahasiswa
mengatasi kekeringan pada mata dan semester delapan banyak mengalami
mengembalikan elastisitas pada mata. National gejala/keluhan pada mata. Mata lelah menjadi
Institute for Occupational Safety and Health keluhan paling banyak yang dirasakan oleh
mahasiswa yaitu sebanyak 11 orang, diikuti
(NIOSH) Visual Display Terminal (VDT)
dengan nyeri kepala yang dikeluhkan oleh 7
Studies and Information tahun 2008 juga orang saat menggunakan komputer, mata perih
menyarankan untuk melakukan istirahat pada dan kering yang dikeluhkan oleh 4 orang,
mata selama 15 menit terhadap pemakaian pandangan kabur 3 orang, mata berair 1 orang,
komputer atau laptop selama 2 jam atau yang dan keluhan nyeri punggung 4 orang saat
melebihi dari batas penggunaannya. Hal ini menggunakan komputer. Keluhan-keluhan ini
bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada dirasakan oleh mahasiswa yang menggunakan
mata sehingga akan menambah kenyamanan laptop lebih dari dua jam secara terus menerus
lebih lama bagi pengguna komputer atau dalam sehari. Mahasiswa Keperawatan UR
laptop dalam beraktifitas. memiliki risiko untuk mengalami CVS.
National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH) tahun 2008
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 521
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Pada tabel 1 diketahui bahwa dari 54
kuantitatif dengan desain penelitian quasy responden yang diteliti, distribusi responden
experiment. Penelitian ini menggunakan menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah
rancangan non equivalent control group perempuan dengan total 48 (88,9 %).
design. Pada non equivalent control group Berdasarkan usia diketahui usia terbanyak 22
design dilakukan pengelompokan anggota- tahun dengan total 43 (79,6 %).
anggota kelompok kontrol dan kelompok 2. Mean skor CVS (Computer Vision
eksperimen yang dilakukan secara acak. syndrome) pre test dan post test pada
Penelitian ini dilakukan di Fakultas
Kelompok Eksperimen
Keperawatan Universitas Riau terhadap
mahasiswa angkatan A 2014. Mean skor CVS sebelum dilakukan senam
Populasi dalam penelitian ini yaitu mata dilhat dari nilai mean, median, standar
mahasiswa semester delapan sebanyak 2 deviasi, range, nilai minimum dan nilai
angkatan yaitu A 2014 1 dan A 2014 2 dengan maksimum sebagai berikut:
total populasi 120 orang. Pengambilan sampel Tabel 2
dalam penelitian ini menggunakan teknik Mean skor CVS (Computer Vision Syndrome)
pengambilan sampel dengan cara non- sebelum dilakukan senam mata
probability sampling. Sampel berjumlah 54
orang dibagi kelas eksperimen dan kelas Kel.eksperimen N Mean SD Min Maks
Pre test 27 21,19 3,39 14 31
kontrol.
Post test 27 12,67 4,74 4 20
Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan kuesioner yang terbagi atas 16 Tabel 2 dapat dilihat nilai skor mean
pertanyaan yang telah dilakukan uji validitas CVS sebelum diberikan intervensi latihan
dan reliabelitas dengan 30 responden dengan senam mata yaitu 21,16 dan nilai skor mean
hasil r hitung > r tabel (0,349) dan rentang r CVS sesudah diberikan intervensi latihan
hitung antara 0,391-0,966. senam mata yaitu 12,67. Rentang skor CVS
pre test adalah minimum 14 dan maksimum
HASIL PENELITIAN 31, setelah diberikan intervensi terdapat
A. Analisis Univariat penurunan rentang skor CVS yaitu nilai
Analisis univariat digunakan untuk minimum 4 dan maksimum 20.
mendapatkan data mengenai karakteristik Mean skor CVS setelah dilakukan
senam mata dilhat dari nilai mean, median,
responden dan gejala CVS pre test dan post standar deviasi, range, nilai minimum dan
test, Setelah dilakukan penelitian terhadap 54 nilai maksimum sebagai berikut:
responden yang di bagi pada 2 kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan Tabel 3
senam mata sebanyak 27 orang, dan kelompok Skor CVS (Computer Vision Syndrome)
kontrol yaitu tanpa perlakuan yaitu sebanyak sesudah dilakukan senam mata pada kelompok
27 orang, maka didapatkan hasil sebagai kontrol
berikut: Kel. Kontrol N Mean SD Min Mak
Pre test 27 21,19 3,05 13 28
1. Karakteristik Responden Post test 27 19,81 3,22 13 25
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden Pada tabel 3 dapat dapat dilihat nilai
Kelompok Kelompok
mean skor CVS sebelum tanpa diberikan
Karakteristik
Eksperimen
(n=27)
Kontrol
(n=27)
Jumlah P intervensi latihan senam mata yaitu 21,19 dan
value
nilai mean skor CVS sesudah tanpa diberikan
n % n % n %
Jenis kelamin
intervensi latihan senam mata yaitu 19,81.
Perempuan
Laki- laki 25 92,6 23 85,2 48 88,9
Rentang skor CVS pre test adalah nilai
Total
2
27
7,4
100,0
4
27
14,8
100,0
6
54
11,1
100,0
0,669
minimum 13 dan maksimum 28, serta nilai
Usia
post test yaitu minimum 13 dan maksimum 25.
(tahun)
22 tahun 21 77,8 22 81,5 43 79,6 1.000
23 tahun 6 22,2 5 18,5 11 20,4

Total 27 100,0 27 100,0 54 100,0

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 522


B. Analisis Bivariat Distribusi Perbandingan Skor CVS Sebelum
Analisis bivariat digunakan untuk melihat dan Sesudah Intervensi pada Kelompok
perbedaan skor CVS pada kelompok Eksperimen
eksperimen dan kelompok kontrol serta Kelompok N Mean SD P value
melihat efektivitas senam mata terhadap CVS Sebelum
27 21,19 3,39
intervensi
(Computer Vision Syndrome). Hasil penelitian 0,000
Sesudah
dikatakan efektif jika p value <0,05. Sebelum 27 12,67 4,74
intervensi
dilakukan pengolahan data dengan uji statistik, Berdasarkan pada tabel 6, dapat
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk didapatkan nilai rata-rata penurunan skor CVS
melihat bahwa data yang digunakan pada kelompok eksperimen sebelum diberikan
terdistribusi normal dan layak diujikan. latihan senam mata yaitu 21,19 dengan standar
Sebelum dilakukan uji t test, dilakukan uji deviasi 3,39 dan setelah diberikan latihan
homogenitas terhadap karakteristik responden. senam mata yaitu 12,67 dengan standar deviasi
Uji homogen ini dilakukan bertujuan untuk 4,74. Skor CVS pada kelompok eksperimen
untuk melihat homogen terhadap data mengalami penurunan sebanyak 9,53. Hasil
responden. analisa diperoleh p value (0,000) < α (0,05),
Uji homogenitas mean skor CVS sebelum maka dapat disimpulkan ada penurunan skor
(pre-test) diberikan senam mata pada CVS sebelum dan setelah diberikan latihan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. senam mata pada kelompok eksperimen.
Tabel 4 2. Perbedaan skor CVS pre-test dan post-test
Uji homogenitas skor CVS sebelum intervensi pada kelompok kontrol
pada kelompok eksperimen dan kelompok Tabel 7
kontrol Perbedaan skor CVS pre-test dan post-test
Kelompok Mean SD P value
pada kelompok kontrol
Kelompok eksperimen 21,19 3,39
1.000
Kelompok control 21,19 3,05 Kelompok N Mean SD P value
Pretest 27 21,19 3,05
0,030
Berdasarkan tabel 4 diatas, didapatkan Posttest 27 19,81 3,22
mean pretest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah 21,19. Hasil uji Pada tabel 7 didapatkan adanya
statistik diperoleh nilai p value eksperimen dan penurunan skor CVS sebelum dan setelah
kontrol sebesar 1.000 lebih besar dari nilai α dilakukan latihan senam mata pada kelompok
(0,05) yang berarti bahwa skor CVS pada kontrol. Terdapat perbedaan mean skor CVS
kedua kelompok adalah homogen. pada kelompok pre test kontrol dan post test
control. Mean skor CVS mengalami
Tabel 5
peningkatan skor CVS pada kelompok pre test
Uji normalitas data pada kelompok
sebanyak 21,19 sedangkan mean skor CVS
eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok n p value
pada post test mengalami penurunan sebanyak
19,81, Hasil analisa diperoleh p value (0,03) <
Kelompok Pretest 27 0,018
Eksperimen
α (0,05) sehingga Ho ditolak, maka dapat
Posttest 27 0,071
Pretest 27 0,200 disimpulkan ada penurunan mean skor CVS
Kelompok Kontrol sebelum dan sesudah tanpa diberikan latihan
Posttest 27 0,200
senam mata pada kelompok kontrol.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat pada
kolmogorov- smirnov bahwa p value > α (0,05) 3. Perbedaan mean skor CVS sesudah (post-
pada kelompok eksperimen dan kelompok test) dilakukan senam mata pada kelompok
kontrol. Dapat disimpulkan bahwa kedua eksperimen dan kelompok kontrol
kelompok terdistribusi normal.. Tabel 8
1. Perbedaan skor CVS sebelum (pre-test) Perbedaan rata-rata skor CVS post-test pada
dan sesudah (post-test) intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
kelompok eksperimen Kelompok N Mean SD P value
Tabel 6 eksperimen 27 12,67 4,74
0,000
Kontrol 27 19,81 3,22

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 523


Berdasarkan tabel 8 diatas, uji statistik 2. Efektivitas senam mata terhadap computer
t independent diperoleh p value pada vision syndrome (cvs)
kelompok post-test eksperimen dan kontrol Hasil uji independent pada kelompok
sebesar 0,000 dimana p value lebih kecil dari eksperimen dan kontrol yang tidak diintervensi
nilai α (0,05) yang berarti Ho ditolak, sehingga menunjukkan nilai p value (0,000) < α (0,05),
dapat disimpulkan bahwa ada penurunan yang hal tersebut dapat disimpulkan bahwa senam
signifikan rata-rata skor CVS setelah diberikan mata efektif untuk mengurangi skor gejala
senam mata antara kelompok eksperimen dan CVS. Hal ini disebabkan karena responden
kelompok kontrol. rutin mengikuti latihan senam mata yang
diberikan peneliti. Pengukuran gejala CVS
PEMBAHASAN kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
1. Karakteristik Responden didapatkan hasil mean sebelum diberikan
a. Jenis Kelamin terapi senam mata pada kelompok eksperimen
Penelitian ini sejalan dengan hasil adalah 21,19 % dan sesudah diberikan senam
penelitian yang didapatkan oleh Shantakumari mata mengalami penurunan sebesar 8,52 %
(2014) yang menyatakan bahwa jenis kelamin dengan hasil mean sesudah diberikan senam
perempuan memiliki resiko lebih tinggi untuk mata adalah 12,67 %. Berdasarkan hasil uji
mengalami gejala CVS, yaitu sakit kepala dan dependent t test diperoleh p value (0,000) < α
penglihatan kabur Penelitian oleh Rahman & (0,05). Hal ini berarti ada pengaruh yang
Sanip tahun 2014 menyebutkan bahwa signifikan antara mean CVS pada kelompok
perempuan memiliki resiko 2, 69 kali lebih eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
tinggi untuk terkena CVS dibandingkan laki- senam mata penelitian ini sejalan dengan
laki hal ini disebabkan oleh faktor gaya hidup penelitian yang dilakukan Seppa, N (2008),
dan hormon. Gaya hidup perempuan yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
salah satunya cenderung menggunakan signifikan sebelum dilakukan senam mata dan
kosmetik sehingga dapat menimbulkan gejala setelah dilakukan senam mata dengan p value
alergi pada mata, sedangkan faktor hormon (0,000) < α (0,05). Penelitian ini dapat
dijelaskan bahwa jumlah hormon estrogen dan disimpulkan bahwa terdapat efektivitas senam
androgen pada wanita lebih cepat berkurang mata terhadap penurunan skor CVS. Dimana
dibanding pada laki-laki hal ini dapat memicu mata manusia membutuhkan istirahat dan
terjadinya gangguan produksi air mata. latihan untuk meregangkan otot–otot bola
b. Umur mata. Handalas (2011) juga menyatakan
Penelitian yang dilakukan oleh Azkadina bahwa senam mata yang dilakukan dengan
(2012) menyatakan bahwa mayoritas keluhan teknik yang benar akan mengurangi penyakit
CVS didapatkan bahwa usia tidak pada mata seperti tumor mata, rabun jauh, dan
berhubungan secara signifikan dengan rabun dekat.
kejadian CVS. Sesuai penelitian Puspitosari 3. Perbedaan skor CVS sebelum (pre-test)
(2013) umur 22-23 yang dikenal sebagai dan sesudah (post-test) intervensi pada
dewasa awal yang memiliki daya pemikiran kelompok eksperimen dan kelompok
yang ingin maju dengan teknologi saat ini, kontrol
salah satunya dengan kemajuan teknologi Berdasarkan uji statistik t dependent
laptop yang semakin maju yang pada kelompok kontrol diperoleh p value
memungkinkan individu untuk memiliki daya sebesar 0,03, dimana p value lebih kecil
komputasi yang tinggi. Laptop yang juga daripada nilai α (0,05) sehingga dapat
bersifat portable yang dapat membuat individu disimpulkan bahwa ada perbedaan skor CVS
menggunakannya dimana saja dan kapan saja. pada kelompok kontrol, sedangkan
Laptop yang juga bisa digunakan untuk typing, Berdasarkan uji statistik t dependent pada
browsing, gaming, surfing, dan sebagainya kelompok eksperimen dapat dilihat
yang membuat penggunanya semakin perbandingan mean skor CVS pada kelompok
kecanduan. eksperimen sebelum diberikan senam mata
yaitu 21,19 dan post-test eksperimen sebesar
12,67, dan didapatkan p value 0,000 < α
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 524
(0,05), dapat disimpulkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean skor sebelum dan SARAN
sesudah senam mata pada kelompok Hasil penelitian ini diharapkan dapat
eksperimen terhadap penurunan skor CVS, diaplikasikan oleh responden dalam
dapat disimpulkan senam mata efektif dalam menurunkan Computer Vision Syndrome,
menurunkan skor CVS sebagai sumber pengetahuan dalam
Menurut Hariadi (2014) senam mata penatalaksanaan Computer Vision Syndrome
merupakan salah satu gagasan yang fleksibel dan bagi penelitian selanjutnya diharapkan
karena ini mudah dilakukan, tidak memakan bisa melakukan penelitian ini untuk menilai
waktu yang lama, tidak memerlukan tempat tingkat kelelahan pada mata.
khusus, dan tidak mengunakan biaya. Salah UCAPAN TERIMAKASIH
satu terapi mata lain yang bisa dilakukan untuk Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan
mengurangi gejala pada CVS yaitu dengan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
melakukan senam mata. Senam mata penyelesaian laporan penelitian ini.
merupakan teknik yang digunakan agar bola
1
mata terbiasa lentur dan bergerak sesuai Intan Putri Arisandi: Mahasiswa Fakultas
dengan jangkauan mata, karena semakin lebar Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
daya jangkau mata akan semakin efektif cara Ns. Gamya Tri Utami, M.Kep: Kelompok
membaca. Manfaat senam mata antara lain Jabatan Fungsional Dosen (KJFD)
mengurangi atau menghilangkan penyakit Keperawatan Medikal Bedah Fakultas
mata, mencegah timbulnya tumor di belakang Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
3
mata dan di kelenjar hipofisis (pituitari), Riri Novayelinda, S.Kp.,M.Ng: Kelompok
menghilangkan lingkaran dan bengkak di Jabatan Fungsional Dosen (KJFD)
bawah mata atau menghilangkan kantong Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan
mata, mengurangi keriput di sekitar mata, Universitas Riau, Indonesia
membuat otot mata dan sekitarnya menjadi
elastis dan kuat, serta mempertajam DAFTAR PUSTAKA
penglihatan. Akinbinu TR & Mashalla YJ. (2013).
Menurut asumsi peneliti terdapat Knowledge of computer vision syndrome
pengaruh senam mata terhadap CVS karena among computer users in the workplace in
senam mata melatih kembali otot-otot mata Abuja, Nigeria. J physiol phatopysiol.
agar tidak kaku karena terlalu lama menatap 4(4): 58-63 Diperoleh tanggal 6 Januari
layar komputer, sehingga akan mempertajam 2018
kembali penglihatan. Kejadian CVS yang American Optometric Association. (2011).
terjadi pada responden karena terlalu lama di Computer vision syndrome. Diperoleh
depan layar komputer/laptop sehingga mata tanggal 6 Januari 2018 dari
otot-otot mata menjadi kaku dan dapat http://www.amd.com
mengakibatkan kurang tajamnya penglihatan. Azkadina, A. (2012). Hubungan faktor resiko
individual dan kompter terhadap kejadian
SIMPULAN computer vision syndrome. Dalam: Jurnal
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Media Medika Muda.
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya Bali, J. (2014). Computer vision syndrome
efektivitas latihan senam mata terhadap (cvs). Diperoleh tanggal 6 Januari 2018
penurunan gejala Computer Vision Syndrome. dari:http://www.j.cor.in.
Pada kelompok eksperimen atau yang dapat Hariadi. (2014). Mata bersinar dengan senam
perlakuan senam pada kelompok post-test mata sehat harmoni indonesia. Malang:
eksperimen dan kontrol sebesar 0,000 dimana Gramedia. Diperoleh tanggal 15 Januari
p value lebih kecil dari nilai α (0,05) yang 2018 dari http://ejournalunikama.ac.id
berarti Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan National Institute of Occupational Safety and
bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata Health. (2008). Workplace safety and
skor CVS setelah diberikan senam mata antara health.Diperoleh tanggal 6 Januari 2018
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. dari http://www.edc.gov

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 525


Puspitosari, H.A. (2013). Merawat laptop Sandercock, G. R. H., Ogunleye, A., & Voss,
personal komputer. Yogyakarta: Skripta C. (2012). Screen time and phsycal
Rahman ZA & Sanip S. (2011). Computer activity in youth: Thief of time or lifestyle
user: Demograpic and computer related choice?. Journal of Physycal Activity and
factors that predispose user to get Health, 9, 977-984. Diperoleh tanggal 5
computer vision syndrome. Int J Buss Januari 2018 dari: http:// journals.
Hum Tech diperoleh tanggal 10 Juli 2018. Humankinetics.com
1(2): 84-91 Shantakumari, N., Eldeeb, R., Sreedharan, J.,
Ranagsinghe, P., Wathurapatha, W. S., Perera, & Gopal, K. (2014). Computer use and
Y S., Lambaddusuriya, D. A., vision related problems among
Kulatunga, S., Jayawardana N. (2016). university students in Ajman, United
Computer vision syndrome among ArabEmirate. Ann Med Heal Sci Ress.
computer office workers in developing 4(2): 258-263 diperoleh tanggal 20 Juni
country: an evaluation of prevalence 2018
and factors. BMC Res Notes. 991): 1-9.
Diperoleh tanggal 18 juni 2018
Rosenfield M,. (2010). Computer vision
syndrome: accomodative and vergence
facility. Journal of Ophthalmic
Physycological Optics, 31(5), 502-515.
Diperoleh tanggal 7 Januari 2018 dari
http://onlinelibrary.wiley.com

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 526

Anda mungkin juga menyukai