Blok III
CUTANEUS SENSATION
VISION
REFLEX
BLOOD PRESSURE
COLD PRESSOR TEST
BLEEDING TIME AND CLOTTING TIME
HEMATOCRIT
THE AMOUNT OF HEMOGLOBIN
ECG
f
E
e
L
* DEFINISI : gerakan yang cepat dan involunter sebagai respon terhadap suatu stimulus.
**FUNGSI REFLEKS: suatu mekanisme pertahanan tubuh dan dapat dipakai dalam pemeriksaan
fisik untuk mengetahui abnormalitas tubuh manusia
***JENIS-JENSI REFLEKS
Menurut asal
1. Inborn (sejak lahir)
Menurut Sifat
1. refleks somatik (skeletal)
2. Acquired (didapatkan
karena sudah terlatih).
Ex : seseorang yang
melakukan rem tibatiba pada saat
berkendara)
2. refleks autonom
( kelenjar, otot jantung
dan otot polos)
2. refleks spinal
PHYSIOLOGY NOTES
***** PRAKTIKUM
Tujuan
palu perkusi
Kapas
Applicator stick
A. Refleks Superfisial
a). Refleks Kornea
b) Refleks Plantar
1. Subjek menekuk kaki kiri pada kursi dan kaki kanan tetap berpijak pada lantai
2. Merangsang telapak kaki dengan ujung applicator stick sepanjang tepi lateral
telapak kaki
3. Mengamati gerak refleks yang terjadi
PHYSIOLOGY NOTES
b) Refleks Trisep
1. Subjek membengkokkan lengan kanan secara pasif
2. Mengetuk palu refleks pada tendon trisep dan amati gerak refleks yang
terjadi
manuver jendrassik
e) Refleks Mandibulae
1. Subjek diminta membuka mulut
2. Jari pemeriksa diletakkan pada rahang subjek
3. Mengetuk jari pemeriksa dengan palu dan amati gerak refleks yang terjadi
PHYSIOLOGY NOTES
S
I
O
I
* DEFINISI : Kemampuan seseorang untuk mengenal/ menterjemahkan suatu objek terkecil yang
diletakkan pada jarak baku.
** ANATOMI MATA
FUNGSI
Jaringan ikat protektif (membentuk bagian putih mata)
Variasi Kemampuan refraksi selama akomodasi
Kornea
Iris
Pupil
Retina
Koroid
Otot siliaris
Fovea centralis
Humor vitreus
PHYSIOLOGY NOTES
lobus occipitalis
(korteks penglihatan
primer).
**** AKOMODASI MATA
Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa. kekuatan lensa ini
dikendalikan
PHYSIOLOGY NOTES
***** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui cara-cara pemeriksaan mata meliputi tes akomodasi, refleks cahaya,
visual acuity, bintik buta, astigmatisme, dan buta warna .
Metode dan Hasil Percobaan
Alat dan Bahan :
senter
- snellens chart
Mistar
ishihara book
A. Akomodasi
1. Memfokuskan satu mata pada pin
2. Pin dipegang tegak pada jarak terpanjang lengan
3. Secara bertahap membawa pin lebih dekat dengan mata, terus fokus pada pin
tersebut
4. Mengatur jarak dititik mana pin tidak lagi terlihat jelas (kabur)
PHYSIOLOGY NOTES
Normal : bintik buta terjadi ketika bayangan jatuh tepat pada discus nervi
optici (tidak memliki fotoreseptor)
D. Visual Acuity (Ketajaman Penglihatan)
1. Meletakkan snellens chart sejajar dengan mata
2. subjek berdiri 6 m dari snellens chart
3. menutup satu mata dan membaca dari baris demi baris sampai huruf dapat
dengan jelas dibaca
4. Mengukur dan mencatat visus subjek
6 jarak subjek
atau 20/20
PHYSIOLOGY NOTES
PHYSIOLOGY NOTES
CUTANEUS
SENSATION
*DEFINISI
Integumen atau kulit adalah organ yang berfungsi sebagai barier protektif yang memberikan
respon terhadap rangsangan eksternal maupun internal serta berperan dalam homeostasis. Secara
lebih spesifik kulit menjalani fungsi proteksi, regulasi suhu, sensasi stimulus ekterna, pembentukan
vit D, dan eliminasi air & garam mineral. Sensasi kutaneus berasal dari berbagai macam sense organ
yang tersebar diseluruh permukaan tubuh manusia.
**HISTOLOGI
***JENIS-JENIS RESEPTOR
Rangsangan (stimulus ) adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Reseptor adalah
neuron-neuron aferen (sensorik) yang berespon terhadap rangsangan dari luar maupun dalam.
FISIK
1) Mekanik: Sentuhan taktil (corpus
meisnner), tekanan (corpus paccini)
regangan, vibrasi mekanoreseptor
Ex : baroreseptor pada arcu aorta
dan sinus caroticus yang
berfungsi mendeteksi
perubahan tekanan darah
KIMIA
1) olfaktorius : membau,
molekul gas
kemoreseptor
2) Gustatorius : pengecapan
kemoresptor
PHYSIOLOGY NOTES
3) mendeteksi konsentrasi
O2 dan CO2 dalam darah
kemoreseptor
4) mendeteksi perubahan
konsentrasi zat terlarut
dlm tubuh osmoreseptor
NYERI
1) Fisik: tekanan kuat
,temperatur, regangan ,jejas/injury
nosiseptor
Nb : reseptor
rangsangan nyeri
adalah ujung saraf
bebas (free nerve
ending)
2) kimia : zat asam,
Histamin
nosiseptor
PHYSIOLOGY NOTES
***** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana respon tubuh terhadap suatu stimulus yang diberikan
meliputi tes sentuhan, intensitas sensasi, sensitivitas pada bagian berambut dan tidak
berambut, temperatur, adaptasi suhu, dan two point discrimination.
Metode dan Hasil Percobaan
Alat dan Bahan:
- Jarum pentul
- Mistar
Batang metal
- Kapas
A. Sentuhan
1. Cap daerah pada telapak telapak, punggung tangan, bagian dorsal lengan bawah, dan
bagian ventral lengan bawah.
2. Cap stempel pada kertas untuk mencatat hasilnya
3. Menguji tiap kotak kecil dengan menggunakan rambut kuda/ bulu ijuk
4. Menggunakan tekanan yang cukup sampai membengkokkan bulu ijuk
5. Mencatat semua area yang merasakan sensasi sentuhan.
PHYSIOLOGY NOTES
B. Temperatur
1. Menggunakan daerah yang dicap sama seperti pada praktikum tes sentuhan
2. Meletakkan metal rods pada gelas air panas, sebaiknya sering digantikan untuk
mecegah agar tidak dingin
3. Menguji tiap kotak kecil dengan metal rods yang panas lalu catat hasilnya
4. Mengulangi praktikum ini dengan memakai metal rods yang dicelupkan ke dalam air
dingin, tetapi sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu.
Hasil : Pada bagian ventral lengan akan lebih terasa dingin terutama pada
area articulatio cubiti .
Nb : Semakin ke arah distal, intesitas sensasi dingin semakin berkurang
terasa
D. Adaptasi Suhu
PHYSIOLOGY NOTES
1. Mengisi gelas untuk air panas sampai batas yang dapat ditoleransi
2. Memasukkan jari telunjuk ke dalam air panas dalam beberapa menit
3. Setelah itu masukkan jari telunjuk yang lainnya ke dalam air panas yang sama
4. Membandingkan sensasi yang tejadi
Hasil : ketika jari telunjuk kedua dimasukkan akan terasa lebih panas daripada
jari yang pertama. Hal tersebut terjadi karena reseptor suhu pada jari
pertama telah beradaptasi terhadap rangsangan panas
E. Sensitivitas Dari Daerah Yang Berambut Dan Tidak Berambut
1. Menggoreskan kapas pada daerah yang berambut (dorsal lengan bawah)
2. Mengulangi pada daerah yang tidak berambut ( ventral lengan bawah)
3. Mencatat perbedaan sensasi yang dirasakan
Hasil : pada bagian dorsal lengan bawah akan merasakan sensasi sentuhan lebih
besar daripada bagian ventral, hal ini dikarenakan terdapat ujung saraf
disekitar folikel-folikel rambut.
F. Two Point Discrimination
1. Meletakkan jarum pentul pada dua titik yang berada dalam satu garis
2. Memajukan kedua titik tersebut secara bersamaan
3. Menanyakan pada subjek berapa titik yang dirasakan, apabila merasakan satu titik
,ukur jarak titik tersebut
4. Mencatat hasilnya dan pengukurannya dinyatakan dalam mm
Hasil : jarak tekecil pada ujung lidah sedangkan jarak terbesar pada punggung
PHYSIOLOGY NOTES
ECG
(ELECTROCARDIOGRaM)
*DEFINISI
@ Elektrocardiogram
@ Elektrocardiography : alat dan metode yang dipakai untuk mengukur potensial listrik otot
jantung
**ANATOMI JANTUNG
PHYSIOLOGY NOTES
Keterangan
-Gelombang P
- Segmen ST
-Gelombang T
: repolarisasi ventrikel
Normalnya : < 10 mm di sadapan dada
< 5 mm di sadapan ekstremitas
Min. 1 mm
*****PRAKTIKUM
Tujuan: untuk memahami cara pemasangan alat EKG dan dapat melakukan interpretasi hasil EKG
Metode Percobaan
Alat dan Bahan : - Alat EKG lengkap
-Gel ( konduktor yg menghantar arus listrik dai permukaan tubuh ke
elektroda)
-Kapas & alkohol
Prosedur :
1. menjelaskan kepada probandus mengenai tindakan yang akan dilakukan (inform consent)
2. meminta probandus untuk tidur terlentang
3. Membuka dan melonggarkan pakaian probandus serta meminta probandus melepaskan jam
tangan, kalung, dan logam lainnya.
4. Membersihkan daerah dada , kedua pergelangan tangan, dan kedua tungkai kaki dilokasi
pemasangan manset elektroda menggunakan kapas alkohol
5. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda
6. Memasang manset elektroda yang benar pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
PHYSIOLOGY NOTES
: warna kuning
-kaki kiri
: warna hijau
-kaki kanan
: warna hitam
PHYSIOLOGY NOTES
Catatan
Kecepatan gerak kertas 25 mm/detik
Lead l
: merekam potensial listrik antara tangan kiri (exploring electroda) dan tangan
Lead ll
: merekam potensial listrik antara kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
: merekam beda potensial listrik antar kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
kiri (indifferent electrode)
Lead aVR : merekam potensial listrik antara tangan kanan (exploring electrode) dan tangan
kiri bersama kaki kiri (indifferent electrode)
Lead aVL : merekam beda potensial listrik antara tangan kiri (exploring electrode) dan
tangan kanan bersama kaki kiri (indifferent electrode)
Lead aVF : merekam beda potensial listrik antara kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
kanan bersama tangan kiri (indifferent electrode)
Tata Urutan Interpretasi Hasil EKG :
1. Irama
Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran
impuls listrik yang teratur dan berasal dari nodus SA
Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah:
1) Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
2) Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm)
3) P di lead II positif, P di lead aVR negatif
4) FDJ antara 60-100x/menit, reguler
2.
3.
Aksis Jantung
Aksis normal adalah -300 sampai +900 ketika Lead l (+) dan aVF (+)
PHYSIOLOGY NOTES
5.
Gelombang P
Gelombang P dari sinus normal tidak lebih lebar dari 0,11 detik dan tingginya tidak
melebihi 2,5 mm
6.
Interval PR
PR interval normal 0,12 0,20 detik (3-5 mm)
7.
QRS kompleks
Menilai konfigurasi (normal/tidak) dan durasi interval QRS ( normalnya 0,07-0,10
detik)
8.
ST-segmen
Menilai apakah ST segmen normal atau abnormal (elevasi atau depresi). Normal :
isoelektris (berkisar -0,5 mm sampai +2mm).
CONTOH HASIL INTERPRETASI REKAMAN EKG
Keterangan
* Irama : Sinus
* Heart rate : 75x/menit
* Axis : 300
* Gelombang P : normal
* Interval PR : 0,16
* QRS kompleks
Konfigurasi : Normal
Durasi
: 0,06
PHYSIOLOGY NOTES
O
L
D
O
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada
wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari 45% komponen sel dan 55% plasma .komponen darah
terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah),
Plasma terdiri dari 90% air dan 10% protein plasma (albumin & globulin) , elektrolit, gas terlarut,
nutrien , vitamin, dan hasil metabolisme.
** HEMATOPOIESIS (Pembentukan Sel Darah)
** ERITROSIT
Konsentrasi eritrosit (sel darah merah) normal dalam darah sekitar 3,9-5,5 juta/l pada
wanita dan 4,1-6 juta/l pada pria. Usia hidup eritrosit yaitu 120 hari.
** LEUKOSIT
Jumlah leukosit dalam darah bervariasi sesuai umur,jenis kelamin, dan keadaan fisiologis. Pada
orang dewasa normal terdapat sekitar 6.000-11.000/l darah.
** TROMBOSIT
Trombosit atau keping darah mempunyai peran dalam proses pembekuan darah .Jumlah
trombosit normal berkisar dari 150.000 450.000/mikroliter
PHYSIOLOGY NOTES
** HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah pigmen darah yang berfungsi membawa oksigen untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Kadar normalnya pada pria yaitu 14-18 g/dl dan pada wanita 12-16 g/dl.
** HEMATOKRIT
Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam volume darah total. Kadar normal hematokrit
dalam darah pada pria adalah 42-52 % dan 37-47 % pada wanita. Hematokrit meningkat pada
keadaan dehidrasi, gagal jantung (hipoksia jaringan akan meningkatkan produksi eritrosit), dan
pada keadaan polisitemia sekunder (pada penduduk yang hidup di daerah pegunungan dengan kadar
oksigen yang sangat rendah), sedangkan kadar hematokrit akan menurun pada keadaan anemia.
** BLEEDING TIME
Bleeding time (waktu perdarahan) adalah waktu yang diperlukan untuk darah berhenti
mengalir. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai fungsi trombosit. Waktu perdarahan normal
adalah 2-3 menit atau 1-9 menit, hasil ini berbeda-beda dari tiap laboratorium dan metode yang
dilakukan . Waktu perdarahan meningkat pada keadaan trombositopenia (kadar trombosit
menurun). Ada 2 metode yang dapat dipakai dalam tes ini yaitu metode duke dan metode Ivy.
Kepekaan metode Ivy lebih baik sehingga lebih banyak digunakan. Pada teknik duke, pengambilan
darah dilakukan di cuping telinga atau finger tip sedangkan teknik Ivy pada lengan bawah.
** CLOTTING TIME
Clotting time (waktu pembekuan) adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku (saat
terbentuknya benang-benang fibrin). Pemeriksaan ini bertujuan menilai fungsi trombosit dan
faktor koagulasi darah. Normal waktu pembekuan adalah 5-10 menit atau 6-12 menit, dan tidak
melebihi 15 menit. Clotting time akan memanjang pada pasien hemofilia (gangguan faktor koagulasi
VIII dan IX) dan pada pasien yang menerima terapi antikoagulan (heparin).
** PROSES PEMBEKUAN DARAH
Saat terjadi luka, darah akan keluar dan
trombosit pecah
PHYSIOLOGY NOTES
*** PRAKTIKUM
Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hmt) pada probandus
2. Untuk mengetahui lamanya waktu perdarahan dan pembekuan darah pada probandus
Metode dan Hasil Percobaan
A. Kadar Hemoglobin (Metode Sahli)
Alat dan Bahan : - Pengukur hemoglobin tipe sahli
- Aquades
- lancet
- Darah tepi
- pipet kapiler
- Etil Alkohol
- HCL
- kapas
Prosedur :
1) Mengisi HCL 0,1 M pada tabung reaksi kecil, sampai tanda angka 2 pada tabung.
2) Mensterilkan tangan probandus dengan alkohol menggunakan kapas
3) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, dan ke-4 dengan menusukkan lancet
ke jari
4)Menghisap darah yang keluar menggunakan pipet kapiler sebanyak 0,2 ml, lalu membersihkan
ujung pipet dengan kertas
5) Memasukkan darah tersebut pada tabung yang berisi HCL 0,1M
6) Memasukkan campuran larutan pada pengukur hemoglobin tipe sahli
7) Menambahkan aquades tetes demi tetes, sambil diaduk hingga larutan berubah warna
orange kecoklatan seperti warna pembanding pada pengukur hemoglobin tipe sahli
8) Mengambil tabung dan membaca volume, kemudian mencatat hasilnya
Hb normal : Pria
= 14-18 g/dl
- Heparin
- Darah tepi
-Lancet
Prosedur :
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, atau ke-4 dengan menusukkan
lancet
2) Menghisap darah menggunakan tabung kapiler heparin
PHYSIOLOGY NOTES
Gambar Hasil Sentrifugasi, dimana akan membentuk 3 lapisan. Lapisan atas adalah
supernatan (plasma), tengah adalah buffy coat (WBC & platelet), dan lapisan bawah
adalah hematokrit (eritrosit memiliki massa jenis yg lebih besar jadi akan mengendap
didasar)
Kadar normal hematokrit : L = 42-52 %
P = 37-47 %
Nb : - Meningkat pada keadaan polisitemia ( peningkatan jumlah eritrosit akibat
pembentukan yang berlebihan oleh sumsum tulang) dan dehidrasi (cairan plasma
berkurang sehingga persentase eritrosit meningkat)
- Menurun pada keadaan anemia (keadaan dimana terjadi penurunan kadar
eritrosit atau Hb)
C. Bleeding Time & Clotting Time
Alat dan Bahan : - Lancet
- Stopwatch
- Kertas saring
-Jarum
- Darah tepi
Prosedur :
a. Bleeding Time
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, atau ke-4 menggunakan lancet
2) Menghapus darah yang keluar menggunakan kertas filter setiap 15 detik
3) Mencatat hasil (waktu) ketika darah berhenti mengalir (perdarahan berhenti)
Hasil : Normal BT adalah 2-3 menit atau 1-9
menit (metode Ivy), atau 1-5 menit
(metode duke)
Nb : Memanjang pada keadaan
trombositopenia
PHYSIOLOGY NOTES
b. Clotting Time
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, dan ke-4 menggunakan lancet
2) Menempatkan darah pada kaca preparat atau object glass
3) Mengangkat darah setiap 2-3 detik menggunakan jarum hingga terbentuk benang
fibrin dan catat hasil (waktu)
PHYSIOLOGY NOTES
BLOOD
PRESSURE
Jantung terletak di ruang mediastinum inferior pars media. Jantung memiliki 4 ruang yaitu
dua atrium yang menerima darah dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri.
*SIRKULASI DARAH
A. Sirkulasi Pulmonal :
Darah dari seluruh tubuh (vena cava superior dan inferior) atrium dexter valva
tricuspidalis membuka darah masuk ke ventrikel valva trikuspid menutup ventrikel
dexter berkontraksi darah menuju truncus pulmonalis valva trunci pulmo membuka
darah mengalir menuju A. Pulmonalis sinister & dexter (kaya CO2) paru-paru
B. Sirkulasi Sistemik
Darah kaya O2 dari paru paru melalui V. Pulmonalis dexter & sinister atrium sinister
valva mitralis membuka darah menuju ventricel sinister valva mitralis menutup
kontraksi vetrikel sinister darah menuju Aorta melewati valva aortica menuju seluruh
tubuh ( arteri besar arteriola jaringan)
C. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi ini menyediakan darah untuk otot jantung (miokardium) melalui A. Coronarius
dexter dan sinister.
*CARDIAC OUTPUT
Cardiac output (curah jantung) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel per menit.
Rumus :
CO = SV x HR
Ket :
CO = Cardiac output
SV = Stroke volume (denyut/menit)
HR = Heart rate (kecepatan jantung)
*TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh arteri
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer dan hasilnya dinyatakan dalam mmHg. Normal tekanan darah dewasa yaitu
120/80 mmHg.
# sistolik tekanan dalam arteri ketika otot jantung berkontraksi secara sempurna . Bunyi
sistolik (korotkoff 1) terjadi karena tekanan turbulensi arteri yang sebelumnya tidak teraliri
darah mulai mengalirkan darah kembali.
# diastolik sisa tekanan dalam arteri saat jantung berelaksasi. Bunyi diastolik (korotkoff V)
terjadi karena arteri tidak lagi mendapatkan tekanan (tekanan manset telah turun dibawah
tekanan pembuluh darah sehingga tidak ada tahanan lagi bunyi denyut menghilang).
PHYSIOLOGY NOTES
*REFLEKS BARORESEPTOR
Refleks baroreseptor adalah mekanisme jangka pendek untuk mengatur tekanan darah.
Refleks ini akan terpicu jika terjadi perubahan pada tekanan arteri rerata. Baroreseptor terdapat
di sinus karotikus dan arcus aorta.
a) jika tekanan darah baroreseptor meningkatkan frekuensi lepas muatan di neuron-neuron
aferennya pusat kardiovaskular yang sudah menerima informasi bahwa tekanan darah terlalu
tinggi berespon mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis
kecepatan jantung , isi sekuncup , dan vasodilatasi arteriol dan vena penurunan curah
jantung dan resistensi perifer total tekanan darah kembali normal.
b) jika tekanan arteri rerata aktivitas baroreseptor menurun pusat kardiovaskular
meningkatkan aktivitas simpatis sekaligus menurunkan impuls parasimpatis peningkatan
kecepatan jantung & isi sekuncup, serta vasokonstriksi arteriol dan vena curah jantung dan
resistensi perifer total
** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh faktor perubahan posisi terhadap pengukuran tekanan darah.
Metode dan Hasil Percobaan
Alat dan Bahan : - sphygmomanometer
- stetoskop
- stopwatch
Prosedur :
A. Pada Saat Berbaring
1. meminta probandus berbaring diatas meja, kemudian mengukur tekanan darah
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mecatat hasilnya
Catatan : Pada saat bebaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah karena arah peredaran darah horizontal sehingga tidak
perlu melawan gravitasi dan jantung tidak terlalu memompa sehingga hasil
pengukuran tekanan darah tidak tinggi
B. Pada Saat Duduk
1. meminta probandus duduk diatas kursi dengan tangan yang menggantung, kemudian
mengukur tekanan darah.
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mencatat hasilnya
PHYSIOLOGY NOTES
Catatan : pada saat duduk, darah mulai mengalir ke ekstremitas bawah sehingga
pada saat darah kembali ke jantung membutuhkan peningkatan tekanan
arteri karena harus melawan gravitasi. Jadi, tekanan darah saat duduk
sedikit lebih tinggi daripada saat berbaring .
C. Pada Saat Berdiri
1. meminta probandus berdiri , kemudian mengukur tekanan darah
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mencatat hasilnya
Catatan : Pada saat berdiri terjadi perlawanan gravitasi sehingga tekanan darah
saat berdiri lebih tinggi daripada saat berbaring dan duduk
D. Pada Saat Berbaring dan Tiba-Tiba Berdiri
1. meminta probandus berbaring diatas meja
2. mengukur tekanan darah dan mencatat hasilnya
3. setelah itu meminta probandus untuk segera berdiri dan langsung diukur tekanan
darahnya
4. mencatat hasilnya
PHYSIOLOGY NOTES