Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1

Seorang pria, usia 34 tahun datang ke RS dengan keluhan demam selama 4 hari. Beberapa
bulan yang lalu, pasien ditugaskan di Papua selama 1 bulan. Dokter mencurigai pasien menderita
penyakit malaria. Dokter lalu menganjurkan pasien melakukan pemeriksaan Abnormal WBC
scattergram. Hasil yang didapatkan adalah positif. Kejadian malaria di Indonesia adalah 2.500
per 100.000 populasi. Berapakah kemungkinan (sensitivitas, spesivisitas, dan PPV) pasien
tersebut menderita malaria ?
Judul : Malaria Diagnosis Using Automated Analysers: A Boon for Hematopathologists
in Endemic Areas
1. QUEST PICO?
Jawab : P = Malaria
I = Abnormal WBC Scattergram
C= Abnormal WBC histogram peaks
O= lebih sensitiv dan spesifik
2. HOW TO GET THE ANSWER ?
Jawab : Pada search engine memasukan keyword malaria abnormal wbc scattergram
sensitivity and specificity maka diperoleh jurnal berjudul Malaria Diagnosis Using
Automated Analysers: A Boon for Hematopathologists in Endemic Areas dari
http://www.jcdr.net/citation_mgr.asp?
issn=&year=2015&month=October&volume=9&issue=10&page=EC05&id=6696
3. CRITICAL APPRAISAL
A. Inisial Appraisal
a) Judul
: Malaria Diagnosis Using Automated Analysers: A Boon for
Hematopathologists in Endemic Areas
b) Penulis
: Aminder Singh, Vikram Narang, NeenaSood, BhavnaGarg,
Vikram Kumar Gupta
c) Identitas Penulis : Dr. Aminder Singh
- Assistant Professor, Department of Pathology, Dayananad
Medical College & Hospital, Ludhiana, Punjab-141001, India.
- E-mail: dramisingh@gmail.com
d) Tahun terbit
: 2015
e) Edisi atau Revisi : Volume 9, No.10
f) Penerbit
: Journal of Clinical and Diagnostic Research
g) Sumber
:http://www.jcdr.net/citation_mgr.asp?issn=&year=2015&month=
October&volume=9&issue=10&page=EC05&id=6696

B. Content Analisis
a) Sasaran
:Dokter dan mahasiswa kedokteran
b) Rasional
:Jurnal yang diperoleh dapat digunakan pada kasus diatas, Pada
jurnal tersebut membahas mengenai malaria, Abnormal
WBC Scattergram dan
Abnormal WBC histogram peaks sebagai Comparison
c) Cakupan
:Malaria, Hematologi

d) Cara Penulisan : Pada jurnal digunakan penulisan past tense dan present tense, dan
penulisan daftar pustaka menggunakan van couver
e) Review
: Malaria merupakan masalah kesehatan utama di daerah tropis .
Di daerah endemis terutama di musim hujan pasca , tidak praktis untuk menyaring
semua film darah perifer ( PBF ) untuk parasit malaria secara manual . Analisis
otomatis menawarkan biaya screening yang efektif cepat , sensitif dan dari semua
sampel . Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kegunaan counter sel otomatis
menganalisis histogram mereka , pencar - gram dan flaggings dihasilkan dalam kasus
malaria positif dan negatif.
4. ANSWER
Pada referensi disebutkan bahwa dari 200 kasus dievaluasi, mayoritas adalah laki-laki
dengan rasio laki-laki perempuan dari 3,1: 1. Usia rata-rata adalah 33,6 tahun. Sebagian besar
pasien memiliki Plasmodium vivax (88%), sementara Plasmodium falciparum terlihat pada
12% kasus. Abnormal scattergram yang diamati pada semua kasus malaria. Abnormal WBC
histogram peaks yang dicatat di 96% kasus menunjukkan puncak pada ambang histogram.
Perbedaan telah diamati dalam pola histogram & scattergram di P. vivax & P. falciparum. Jadi
pola-pola grafis juga dapat membantu dalam membedakan spesies malaria. Perbedaan antara
jumlah slide yang positif bagi scattergram WBC abnormal dan histogram peaks WBC
abnormal secara statistik sangat signifikan. (p = 0,007). Jadi, abnormal WBC scattergram
lebih baik dalam mendeteksi parasit malaria.
Kasus 2
Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun, mengeluh sakit menelan sejak 3 hari yang lalu.
Dokter mendiagnosis fharingitis akut dan memberikan kortikosteroid yang mengobati keluhan
sakit menelan. Seberapa besar kemungkinan sakit menelan pasien berkurang ?
Judul : Adjuvant prednisone therapy in pharyngitis: a randomised controlled trial from general
Practice
1. QUEST PICO?
Jawab : P =
I =
C=
O=

fharingitis
prednisone
plasebo
lama sakit

2. HOW TO GET THE ANSWER ?


Jawab : Pada search engine memasukan keyword malaria fharingitis prednisone plasebo
lama sakit maka diperoleh jurnal berjudul Adjuvant prednisone therapy in pharyngitis:
a randomised controlled trial from general Practice dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pubmed/15808038
3. CRITICAL APPRAISAL
A. Inisial Appraisal

a. Judul

: Adjuvant prednisone therapy in pharyngitis : a randomized controlled trial from


general practice

b. Penulis :Alexander Kiderman, John Yaphe, Joseph Bregman, Tamar Zemel and
Arthur L Furst
c. Identitas Penulis :
A Kiderman, MD, family physician and lecturer;
AL Furst,FRCP, family physician, Department of Family Medicine, Hadassah
Hebrew University Medical School, Jerusalem, Israel.
T Zemel, MD, family physician;
J Bregman, MD, family physician, Clalit Health Services, Tel Aviv, Israel.
J Yaphe, MD, MCISc, family physician and lecturer, Department of Family
Medicine, Sackler Faculty of Medicine, Tel Aviv University, Tel Aviv, Israel.
E-mail: yonahyaphe@hotmail.com
d. Tahun terbit
: 2005
e. Penerbit
: British Journal of General Practice
f. f. Sumber
:
g. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15808038
B. Content Analisis
a) Sasaran
: Dokter dan Mahasiswa
b) Rasional
: Jurnal yang diperoleh dapat digunakan pada kasus diatas, Pada
jurnal tersebut membahas mengenai fharingitis, prednisone dan plasebo sebagai
Comparison
c) Cakupan
:fharingitis, kortikosteroid
d) Cara Penulisan
: Pada jurnal digunakan penulisan past tense dan present tense, dan
penulisan daftar pustaka menggunakan van couver
e) Review
: Faringitis akut adalah sering dan terdokumentasi dengan baik
Keluhan dalam praktek umum yang terkait tapi penderitaan tetap memiliki sebagian
besar belum terselesaikan di literatur. Bukti, bagaimanapun , dari lima acak uji coba
terkontrol menunjukkan bahwa kortikosteroid mungkin berguna dalam mengurangi
rasa sakit dan ketidaknyamanan yang timbul dari kondisi. Penelitian ini dilakukan
untuk menentukan apakah terapi oral short-acting dengan prednison lebih efektif
daripada plasebo dalam mengurangi penderitaan dari faringitis akut pada orang
dewasa dalam pengaturan praktek umum
4. ANSWER
Pada jurnal disebutkan VAS skor nyeri secara signifikan lebih rendah di kelompok prednison
pada 12 dan 24 jam tindak lanjut. Dari 36 jam, perbedaan rata-rata VAS skor antara kedua
kelompok itu tidak lagi signifikan, atau pada 72 jam. Waktu untuk semua rasa sakit
hilangnya secara signifikan lebih pendek di kelompok prednison, di antaranya 57% adalah
bebas dari nyeri pada 48 jam dibandingkan dengan hanya 33% di plasebo kelompok pada
waktu yang sama. Jadi kesimpulannya bahwa ajuvan short-acting terapi steroid (prednisone)
yang diberikan secara oral tampaknya aman dan lebih efektif dari pada plasebo untuk
menghilangkan gejala pada orang dewasa dengan faringitis akut

Anda mungkin juga menyukai