Anda di halaman 1dari 6

KOLOID

KOMPONEN DAN PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID


Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran
tertentu dalam medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispresi,
medium untuk mendispersi disebut medium pendispersi.
a. Pengertian Sistem Koloid
Koloid adalah suatu suspensi partikel-partikel yang mempunyai
ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu.
b. Macam-macam Sistem Dispersi
Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdispersikan,
sistem dispersi dapat dibedakan menjadi :
- dispersi kasar (suspensi) adalah
partikel-partikel zat yang didipersikan lebih besar daripada 100
milimikron.
- dispersi molekular (larutan sejati) adalah
partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil daripada 1
milimikron.
c. Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid
Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi
dapat berupa zat padat, zat cair atau gas.
Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium
dispersi, Sitem koloid dapat dibagi menjadi :
a. Aeresol
Aeresol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang
terdispersi dalam gas.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aeresol padat.
Contoh aeresol padat : asap dan debu dalam udara.
Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

Jika zat yang terdispersi adalah cair maka disebut aeresol cair.
Contoh aeresol cair : kabut dan awan
b. Sol
Sol adalah koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat
cair.
Contoh sol : air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat)
dalam air, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
c. Emulasi
Emulasi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi
dalam zat cair lain.
Ada dua macam emulasi, yaitu :
- Emulasi minyak dalam air (M/A), contohnya : santan, susu,
dan lateks.
- Emulasi air dalam minyak (A/M), contohnya mayonnaise,
minyak bumi, dan minyak ikan.
d. Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat
cair, contohnya buih sabun.
e. Gel
Gel adalah kolid yang setengah kaku (antara padat dan cair),
contohnya : agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel sabun, dan
gel silikon.
d. Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar
oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid,
sehingga jalannya berkas terlihat.

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-patah (gerak zig-zag)
yang terus menerus dalam sistem koloid.

3. Difusi dan Filtrasi


Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan
larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel kolid lebih
besar dibandingkan dengan partikel laritan sejati. Selain itu,
ukuran partikel koloid yang menyebabkan partikel koloid
tersebut tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus
disaring dengan penyaring ultra.
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada
permukaan dari zat tersebut sehingga koloid akan memiliki
muatan listrik.
Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan
membentuk beberapa lapisan, yaitu :
- Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral.
- Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh
koloid.
4. Kestabilan Koloid
Kestabilan koloid ditentukan dengan muatan listrik yang
dikandung oleh partikel koloid. Muatan listrik, dapat dilucuti,
misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit,
akibatnya akan terjadi pengumpulan kolid atau pengendapan
koloid.
5. Elektroforesis
Elekroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang
bermuatan.
Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bantuan arus
listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang
Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

muatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positof


bergerak ke elektrodapositif.
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah kolid yang dapat melindungi dari
proses koagulasi, atau penggumpalan. Ada beberapa koloid
pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya cafein dalam
susu, jenis koloid ini disebut emulgatol.
7. Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan kolois dengan
menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakkan
di dalam air yang mengalir.
8. Koloid liofil dan koloid liofod
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya
padatan atau mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih
dikenal sebagai sol liofil atau sol liofod.
Sol lifoil adalah sol dimana fase terdispersinya senang
akan medium pendispersinya senang akan cairan) atau
dikatakan juga afinitas atau daya tarink terhadap mediumnya
sangat kuat.
Sol liofod adalah kebalikan dari sol liofil dimana partikel
terdispersinya kurang/tidak senang akan caranya (mediumnya).

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

PEMBUATAN KOLOID
1. Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus
(molekular) menjadi yang lebih besar, pembuatan koloid dengan
cara ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
a. Cara Kimia
Partikel kolid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimia, seperti
reaksi hidrolisis , reaksi suatu zat dengan air.
- reaksi reduski-oksidasi merupakan reaksi yang disertai
perubahan bilangan oksidasi.
- reaksi subtitusi merupakan reaksi penggantian misalnya
penggantian ion.
b. Cara Fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut,
yaitu dengan jumlah pendinginan atau pengubah pelarut
sehingga terbentuk suatu sol koloid.
2. Dispersi
Pembuatan kolid dengan cara dispersi merupakan pemecahan
partikel-partikel kasar menjadi partikel-partikel halus/lebih kecil
yang dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan
loncatan bungan listrik (cara busur bredig).
a. Cara mekanik
Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh : Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk
belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula
pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b. Cara peptisasi
Pembuatan kolid dengan peptisasi adalah pembuatan kolid
dengan butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecahan).
Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

Contoh :
Agar-agar dipeptisasikan oleh air, nitroselulosa oleh aseton
karet, oleh bensin, dan lain-lain.
c. Cara busur bredig
Digunakan untuk memuat sol-sol logam yang akan dijadikan
kolid digunakan sebgai elektroda yang dicelupkan dalam
medium dispersi. Kemudian diberi loncatan listrik diantara
kedua ujungnya. Mula-mula alami kondensasi sehingga
membentuk partikel kolid jadi, cara ini merupakan
penggabungan antara cara dispersi dengan kondensasi.

Amelia Rumi, S.Farm, M.Sc, Apt.

Anda mungkin juga menyukai