Anda di halaman 1dari 6

1.

Suatu senyawa organik terdiri dari C, H, O dan N ternyata mengandung C=


40,6 %, dan H = 8,5%. Sebanyak 0,2 gram sampel jika dididihkan dengan
NaOH berlebih akan menghasilkan amonia (NH 3) yang dapat dinetralkan oleh
71 HCl 0,05 M? Tentukan rumus empiris senyawa tersebut
Pembahasan
NH3 dapat dinetralkan dengan 71 HCl 0,05 M, Sehingga
Mol NH3 = mol HCl = 0,05 M x 71 ml = 3,35 mmol
Massa NH3
= mol NH3 x Mr NH3
= 3,35 mmol x 17 mg/mmol
= 60,35 mg
Kadar N dalam senyawa Organik (banyak sampel 0,2 gram = 200
mg)
Kadar N = (massa N / Massa Sampel ) x 100%
= (60,35 mg / 200 mg) x 100%
= 24,9 %
Perbandingan mol C:H:N:O
Mol C
= (%massa / Ar C)
= (40,6 / 12 ) = 3,38 mol
Mol H
= (%massa / Ar H)
= (8,5 / 1 )
= 8,5 mol
Mol N
= (%massa / Ar N)
= (24,9 / 12 ) = 1,78 mol
Mol O
= (100 Massa C-Massa H-Massa N) / Ar O
= 26,6/16
= 1,6
Perbandingan C : H : N : O = 3,38 : 8,5 : 1,78 : 1,6
=2:5:1:1
Sehingga rumus Empiris senyawa tersebut adalah C2H5NO
2. Sebanyak 20 cm3 gas hidrokarbon terbakar sempurna dalam oksigen berlebih
dan menghasilkan 60 cm3 karbon dioksida serta 40 cm3 uap air (STP).
Bagaimana rumus molekul uar air tersebut?
Pembahasan
Reaksi
: 20 CxHy
+ z O2
60 CO2
+
40

H2O
Ato
m
C
H

Ruar Kiri
20x
20y

Ruas
Kanan
60
80

Persamaan
20 x = 60;
20y = 80;

X = 60/20 = 3
y = 80/20 = 4

Sehingga Rumus molekul senyawa tersebut adalah C3H4


Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan jumlah partikel dari zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Setiap satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama, dengan demikian,
perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi
merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi tersebut.

Perhatikan persamaan reaksi pembakaran sempurna untuk karbon berikut:


C padat + O2 gas = CO2 gas
Reaksi pembakaran tersebut menunjukkan bahwa koefisien reaksinya menyatakan bahwa satu
molekul padatan karbon bereaksi dengan satu molekul gas O2 membentuk satu molekul gas CO2
(karbon diaoksida). Ini artinya sama dengan bahwa satu mol padatan karbon bereaksi dengan
satu mol gas O2 membentuk satu mol gas CO2 (karbon diaoksida).
Koefesien reaksi C padat adalah 1
Koefesien reaksi O2 gas adalah 1
Koefesien reaksi CO2 gas adalah 1
Persamaan reaksi tersebut pada posisi yang sudah setara atau setimbang antara reaktan dan
produk. Jika ditulis lengkap dengan koefesien reaksinya adalah:
1 C padat + 1 O2 gas = 1CO2 gas
Perlu diingat bahwa angka 1 untuk koefisien reaksi tidak pernah ditulis. Dengan pengertian
contoh tersebut, maka banyaknya zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam reaksi kimia dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara atau setimbang. Apabila jumlah mol
salah satu zat yang bereaksi diketahui, maka jumlah mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat
ditentukan dengan menggunakan perbandingan koefisien reaksinya.
Jika reaksi pembakaran sempurna tersebut hanya setengah mol karbon direaksi dengan gas
Oksigen, maka jumlah mol gas CO2 yang dihasilkan adalah:
0,5 C padat + n O2 gas = m CO2 gas
n adalah Jumlah mol O2 gas =( koefesien O2/koefesien C ) x 0,5 mol C
n = (1/1) x 0,5 mol C = 0,5 mol
m adalah jumlah mol CO2 =( koefesien CO2/koefesien C ) x 0,5 mol C
m = (1/1) x mol C = 0,5 mol
jika ditulis lengkap, maka reaksi pembakar sempurna dengan jumlah karbon setengan mol
adalah:

0,5 C padat + 0,5 O2 gas = 0,5 CO2 gas


Jadi untuk reaksi pembakaran sempurna, ketika karbon, C yang direaksikan jumlahnya hanya
setengah mol, maka jumlah mol gas oksigen, O2 yang diperlukan adalah setengah mol juga. Dan
reaksi ini akan menghasilkan setengah mol gas CO2, karbon dioksida.
Perhatikan juga reaksi pembakaran tidak sempurna berikut:
C padat + 0,5 O2 gas = COgas

Reaksi tersebut dilakukan hanya dengan menambahkan setengan kebutuhan oksigen dari reaksi
pembakaran sempurna di atas. Artinya jumlah mol karbon dibuat tetap, namun jumlah oksigen
yang ditambahkan dikurangi. Reaksi tersebut melibatkan satu mol karbon yang direaksikan
dengan setengah mol oksigen akan menghasilkan satu mol gas monoksida. Reaksi ini memiliki
koefesien reaksi sebagai berikut:
Koefesien reaksi C padat adalah 1
Koefesien reaksi O2 gas adalah 0,5
Koefesien reaksi CO gas adalah 1
Dari contoh ini dapat dijelaskan bahwa koefesien reaksi dapat ditentukan setelah persamaan
reaksinya diketahui dan setara. Perubahan koefesien dari salah satu zat yang terlibat akan
merubah koefesien reaksi, dan dapat pula merubah persamaan reaksi kimia atau merubah produk
reaksinya.

Pengertian Koefisien Reaksi Kimia, Cara Menentukan, Rumus, Stoikiometri, Penyetaraan,


Perbandingan, Contoh Soal, Jawaban - Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel
dari zat yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung jumlah partikel
yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol. Jadi,
koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.
Untuk reaksi:
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul H2 membentuk
2 molekul NH3 atau 1 mol N2 bereaksi dengan 3 mol H2 menghasilkan 2 mol NH3 (koefisien 1
tidak pernah ditulis)
Dengan pengertian tersebut, maka banyaknya zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam reaksi
kimia dapat dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara. Apabila jumlah mol salah
satu zat yang bereaksi diketahui, maka jumlah mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat
ditentukan dengan menggunakan perbandingan koefisien reaksinya.
Contoh Soal 1 :
Aluminium larut dalam larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat dan gas
hidrogen. Persamaan reaksinya:
2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)
Berapa mol gas hidrogen dan mol larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika digunakan 0,5
mol aluminium?
Jawab:
Dari persamaan reaksi:
2 Al(s)
0,5 mol

3 H2SO4(aq)

Al2(SO4)3(aq)
?

3 H2(g)
?

diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3


Jumlah mol gas hidrogen = (koefisien H2 / koefisien Al) x mol Al = (3/2) x 0,5 mol = 0,75 mol
Jumlah mol larutan aluminium sulfat = (koefisien Al2(SO4)3 / koefisien Al) x mol Al = (1/2) x 0,5
mol = 0,25 mol
Jadi,
2 Al(s)

3 H2SO4(aq)

Al2(SO4)3(aq)

3 H2(g)

0,5 mol

0,25 mol

0,75 mol

Contoh Soal 2 :
5,6 gram besi (Ar Fe = 56) dilarutkan dalam larutan asam klorida sesuai reaksi:
2 Fe(s) + 6 HCl(aq) 2 FeCl3(aq) + 3 H2(g)
Tentukan volume H2 yang dihasilkan pada keadaan standar (STP)!
Kunci Jawaban :
Mol Fe = massa Fe / Ar Fe = 5,6 gram / 56 gram/mol = 0,1 mol
Perbandingan koefisien Fe : H2 = 2 : 3
Mol H2 = (koefisien H2 / koefisien Fe) x mol Fe
Mol H2 = (3/2) x 0,1 mol = 0,15 mol
Volume H2 pada keadaan standar (STP) adalah:
V = n Vm
V = 0,15 mol 22,4 liter/mol = 3,36 liter
Contoh Soal 3 :
Sebanyak 32 gram kalsium karbida (CaC2) dilarutkan dalam air menghasilkan gas asetilena
(C2H2) menurut reaksi :
CaC2(s) + 2 H2O(l) Ca(OH)2(s) + C2H2(g)
Tentukan:
a. mol CaC2
b. massa Ca(OH)2 yang dihasilkan
c. volume gas asetilena yang dihasilkan pada keadaan standar (Ar Ca = 40, C = 12, O = 16, dan
H = 1)
Kunci Jawaban :
a. Mol CaC2 = massa CaC2 / Mr CaC2 = 32 gram / 64 gram/mol = 0,5 mol
b. Perbandingan koefisien CaC2 : Ca(OH)2 : C2H2 = 1 : 1 : 1

Mol Ca(OH)2 = (koefisien Ca(OH)2 / koefisien CaC2) x mol CaC2


Mol Ca(OH)2 = (1/1) 0,5 mol = 0,5 mol
Massa Ca(OH)2 = (koefisien C2H2 / koefisien CaC2) x mol CaC2
Massa Ca(OH)2 = (1/1) 0,5 mol = 0,5 mol
Volume C2H2 pada keadaan standar = n 22,4 liter/mol = 0,5 mol 22,4 liter/mol = 11,2 liter
(James E. Brady, 1990)
Anda sekarang sudah mengetahui Koefisien Reaksi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke
Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia :
Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

Anda mungkin juga menyukai