Blok III
CUTANEUS SENSATION
VISION
REFLEX
BLOOD PRESSURE
COLD PRESSOR TEST
BLEEDING TIME AND CLOTTING TIME
HEMATOCRIT
THE AMOUNT OF HEMOGLOBIN
ECG
**FUNGSI REFLEKS: suatu mekanisme pertahanan tubuh dan dapat dipakai dalam pemeriksaan
fisik untuk mengetahui abnormalitas tubuh manusia
***JENIS-JENSI REFLEKS
Menurut asal Menurut Sifat Menurut Pusat Integrasi
1. Inborn (sejak lahir) 1. refleks somatik (skeletal) 1. refleks cranial
2. Acquired (didapatkan 2. refleks autonom 2. refleks spinal
karena sudah terlatih). ( kelenjar, otot jantung
Ex : seseorang yang dan otot polos)
melakukan rem tiba-
tiba pada saat
berkendara)
manuver jendrassik
Normal : ekstensi articulatio genu (lutut)
d) Refleks Achilles
1. Subjek menekuk kaki kirinya dikursi dan kaki kanannya tetap berpijak pada
lantai
2. Mengetuk tendon achilles (calcaneus) dengan palu dan amati gerak refleks
yang terjadi .
* DEFINISI : Kemampuan seseorang untuk mengenal/ menterjemahkan suatu objek terkecil yang
diletakkan pada jarak baku.
** ANATOMI MATA
STRUKTUR FUNGSI
Sklera Jaringan ikat protektif (membentuk bagian putih mata)
Lensa Variasi Kemampuan refraksi selama akomodasi
Kornea Sangat berperan dalam kemampuan refraksi mata
Iris Mengatur ukuran pupil dengan kontraksi ; berperan menentukan warna
mata
Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
Retina Mengandung fotoreseptor
a. sel kerucut (conus) : penglihatan warna ; penglihatan siang hari (3
juta per retina)
b. sel batang (rod): penglihatan hitam putih ; penglihatan malam hari
(100 juta per retina)
Koroid Mengandung pembuluh darah (nutrisi untuk retina)
Otot siliaris Berperan dalam akomodasi
Fovea centralis Daerah dengan ketajaman tinggi , disekitarnya terdapat makula lutea
yang mengandung banyak sel kerucut
Diskus optikus (titik Jalan keluar N.opticus dan pembuluh darah ( tidak mengandung
buta) fotoreseptor)
Humor aquosus Cairan encer jernih yang berfungsi membawa nutrien untuk kornea dan
lensa
Humor vitreus Mempertahankan bentuk bola mata
Jika mata disinari oleh cahaya, pupil akan mengecil (konstriksi), reaksi ini disebut refleks
cahaya pupil.Fungsi refleks ini adalah membantu mata untuk beradaptasi secara cepat terhadap
perubahan cahaya. Pupil akan berkonstriksi (miosis) bila mendapat cahaya (aktivasi parasimpatis,
relaksasi simpatis) dan sebaliknya berdilatasi (midriasis) dalam keadaan gelap ( aktivasi simpatis,
relaksasi parasimpatis).
b. Adaptasi Gelap
seseorang berada ditempat gelap dalam waktu lama → retinal dan opsin yang ada
dalam sel batang dan kerucut diubah kembali menjadi pigmen yang peka terhadap
cahaya→ vitamin A diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih banyak
pigmen peka cahaya → mata dapat melihat dalam kegelapan
Normal : bintik buta terjadi ketika bayangan jatuh tepat pada discus nervi
optici (tidak memliki fotoreseptor)
F.Uji Astigmatisme
1. Menentukan status mata subjek dengan melihat grafik untuk mendereteksi
astigmatisme
2. Mencatat hasil yang didapatkan , apakah subjek astigmatisme atau tidak
**HISTOLOGI
***JENIS-JENIS RESEPTOR
Rangsangan (stimulus ) adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Reseptor adalah
neuron-neuron aferen (sensorik) yang berespon terhadap rangsangan dari luar maupun dalam.
FISIK KIMIA NYERI
1) Mekanik: Sentuhan taktil (corpus 1) olfaktorius : membau, 1) Fisik: tekanan kuat
meisnner), tekanan (corpus paccini) molekul gas ,temperatur, rega-
regangan, vibrasi → mekanoreseptor → kemoreseptor ngan ,jejas/injury
Ex : baroreseptor pada arcu aorta → nosiseptor
dan sinus caroticus yang 2) Gustatorius : pengecapan
berfungsi mendeteksi → kemoresptor Nb : reseptor
perubahan tekanan darah rangsangan nyeri
adalah ujung saraf
Nb: Propriosepsi: sikap, posisi bebas (free nerve
→ proprioseptor pada ending)
otot, tendon , dan sendi
2)Temperatur: Panas (corpus Ruffini) 3) mendeteksi konsentrasi 2) kimia : zat asam,
dan dingin (corpus krause) → O2 dan CO2 dalam darah→ Histamin →
termoreseptor kemoreseptor nosiseptor
3) Visual (gelombang cahaya tampak : 4) mendeteksi perubahan
Fotoreseptor) dan Auditoris konsentrasi zat terlarut
(gelombang getaran udara) → dlm tubuh →osmoreseptor
Fisikoreseptor
Jenis sinyal : nyeri, suhu (panas & dingin), raba kasar, geli, gatal,
dan sensasi seksual
A. Sentuhan
1. Cap daerah pada telapak telapak, punggung tangan, bagian dorsal lengan bawah, dan
bagian ventral lengan bawah.
2. Cap stempel pada kertas untuk mencatat hasilnya
3. Menguji tiap kotak kecil dengan menggunakan rambut kuda/ bulu ijuk
4. Menggunakan tekanan yang cukup sampai membengkokkan bulu ijuk
5. Mencatat semua area yang merasakan sensasi sentuhan.
C. Intensitas Sensasi
1. Menggoreskan daerah ventral dan dorsal lengan bawah dengan metal rods yang
dingin.
2. Membandingkan intensitas sensasi dingin pada setiap daerah yang bebeda
Hasil : Pada bagian ventral lengan akan lebih terasa dingin terutama pada
area articulatio cubiti .
Nb : Semakin ke arah distal, intesitas sensasi dingin semakin berkurang
terasa
D. Adaptasi Suhu
Hasil : ketika jari telunjuk kedua dimasukkan akan terasa lebih panas daripada
jari yang pertama. Hal tersebut terjadi karena reseptor suhu pada jari
pertama telah beradaptasi terhadap rangsangan panas
Hasil : pada bagian dorsal lengan bawah akan merasakan sensasi sentuhan lebih
besar daripada bagian ventral, hal ini dikarenakan terdapat ujung saraf
disekitar folikel-folikel rambut.
Hasil : jarak tekecil pada ujung lidah sedangkan jarak terbesar pada punggung
**ANATOMI JANTUNG
Keterangan
-Gelombang P : depolarisasi atrium , defleksi positif (naik) di lead II dan negatif (turun) di
aVR.
Nilai normal : tinggi <3mm (2,5 mm) dan lebar <3mm (0,06- 0,11 detik)
- kompleks QRS : depolarisasi ventrikel
- Interval PR : waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel.
PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm atau kotak kecil)
- Segmen ST : waktu akhir depolarisasi ventrikel sampai awal repolarisasi ventrikel
Normal : isoelektris (berkisar -0,5 mm sampai +2mm)
-Gelombang T : repolarisasi ventrikel
Normalnya : < 10 mm di sadapan dada
< 5 mm di sadapan ekstremitas
Min. 1 mm
*****PRAKTIKUM
Tujuan: untuk memahami cara pemasangan alat EKG dan dapat melakukan interpretasi hasil EKG
Metode Percobaan
Alat dan Bahan : - Alat EKG lengkap
-Gel ( konduktor yg menghantar arus listrik dai permukaan tubuh ke
elektroda)
-Kapas & alkohol
Prosedur :
1. menjelaskan kepada probandus mengenai tindakan yang akan dilakukan (inform consent)
2. meminta probandus untuk tidur terlentang
3. Membuka dan melonggarkan pakaian probandus serta meminta probandus melepaskan jam
tangan, kalung, dan logam lainnya.
4. Membersihkan daerah dada , kedua pergelangan tangan, dan kedua tungkai kaki dilokasi
pemasangan manset elektroda menggunakan kapas alkohol
5. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda
6. Memasang manset elektroda yang benar pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
Keterangan
* Irama : Sinus
* Heart rate : 75x/menit
* Axis : 300
* Gelombang P : normal
* Interval PR : 0,16
* QRS kompleks
Konfigurasi : Normal
Durasi : 0,06
*ST segmen : normal
** ERITROSIT
Konsentrasi eritrosit (sel darah merah) normal dalam darah sekitar 3,9-5,5 juta/μl pada
wanita dan 4,1-6 juta/μl pada pria. Usia hidup eritrosit yaitu 120 hari.
** LEUKOSIT
Jumlah leukosit dalam darah bervariasi sesuai umur,jenis kelamin, dan keadaan fisiologis. Pada
orang dewasa normal terdapat sekitar 6.000-11.000/μl darah.
** TROMBOSIT
Trombosit atau keping darah mempunyai peran dalam proses pembekuan darah .Jumlah
trombosit normal berkisar dari 150.000 – 450.000/mikroliter
** HEMATOKRIT
Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam volume darah total. Kadar normal hematokrit
dalam darah pada pria adalah 42-52 % dan 37-47 % pada wanita. Hematokrit meningkat pada
keadaan dehidrasi, gagal jantung (hipoksia jaringan akan meningkatkan produksi eritrosit), dan
pada keadaan polisitemia sekunder (pada penduduk yang hidup di daerah pegunungan dengan kadar
oksigen yang sangat rendah), sedangkan kadar hematokrit akan menurun pada keadaan anemia.
** BLEEDING TIME
Bleeding time (waktu perdarahan) adalah waktu yang diperlukan untuk darah berhenti
mengalir. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai fungsi trombosit. Waktu perdarahan normal
adalah 2-3 menit atau 1-9 menit, hasil ini berbeda-beda dari tiap laboratorium dan metode yang
dilakukan . Waktu perdarahan meningkat pada keadaan trombositopenia (kadar trombosit
menurun). Ada 2 metode yang dapat dipakai dalam tes ini yaitu metode duke dan metode Ivy.
Kepekaan metode Ivy lebih baik sehingga lebih banyak digunakan. Pada teknik duke, pengambilan
darah dilakukan di cuping telinga atau finger tip sedangkan teknik Ivy pada lengan bawah.
** CLOTTING TIME
Clotting time (waktu pembekuan) adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku (saat
terbentuknya benang-benang fibrin). Pemeriksaan ini bertujuan menilai fungsi trombosit dan
faktor koagulasi darah. Normal waktu pembekuan adalah 5-10 menit atau 6-12 menit, dan tidak
melebihi 15 menit. Clotting time akan memanjang pada pasien hemofilia (gangguan faktor koagulasi
VIII dan IX) dan pada pasien yang menerima terapi antikoagulan (heparin).
Prosedur :
1) Mengisi HCL 0,1 M pada tabung reaksi kecil, sampai tanda angka 2 pada tabung.
2) Mensterilkan tangan probandus dengan alkohol menggunakan kapas
3) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, dan ke-4 dengan menusukkan lancet
ke jari
4)Menghisap darah yang keluar menggunakan pipet kapiler sebanyak 0,2 ml, lalu membersihkan
ujung pipet dengan kertas
5) Memasukkan darah tersebut pada tabung yang berisi HCL 0,1M
6) Memasukkan campuran larutan pada pengukur hemoglobin tipe sahli
7) Menambahkan aquades tetes demi tetes, sambil diaduk hingga larutan berubah warna
orange kecoklatan seperti warna pembanding pada pengukur hemoglobin tipe sahli
8) Mengambil tabung dan membaca volume, kemudian mencatat hasilnya
B. Kadar Hematokrit
Alat dan Bahan : -Tabung kapiler heparin - Heparin
-Sentrifugasi - Darah tepi
-Lancet
Prosedur :
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, atau ke-4 dengan menusukkan
lancet
2) Menghisap darah menggunakan tabung kapiler heparin
Gambar Hasil Sentrifugasi, dimana akan membentuk 3 lapisan. Lapisan atas adalah
supernatan (plasma), tengah adalah buffy coat (WBC & platelet), dan lapisan bawah
adalah hematokrit (eritrosit memiliki massa jenis yg lebih besar jadi akan mengendap
didasar)
Kadar normal hematokrit : L = 42-52 %
P = 37-47 %
Nb : - Meningkat pada keadaan polisitemia ( peningkatan jumlah eritrosit akibat
pembentukan yang berlebihan oleh sumsum tulang) dan dehidrasi (cairan plasma
berkurang sehingga persentase eritrosit meningkat)
- Menurun pada keadaan anemia (keadaan dimana terjadi penurunan kadar
eritrosit atau Hb)
*SIRKULASI DARAH
A. Sirkulasi Pulmonal :
Darah dari seluruh tubuh (vena cava superior dan inferior)→ atrium dexter → valva
tricuspidalis membuka → darah masuk ke ventrikel → valva trikuspid menutup → ventrikel
dexter berkontraksi → darah menuju truncus pulmonalis → valva trunci pulmo membuka →
darah mengalir menuju A. Pulmonalis sinister & dexter (kaya CO2)→ paru-paru
B. Sirkulasi Sistemik
Darah kaya O2 dari paru –paru melalui V. Pulmonalis dexter & sinister → atrium sinister →
valva mitralis membuka→ darah menuju ventricel sinister → valva mitralis menutup →
kontraksi vetrikel sinister → darah menuju Aorta melewati valva aortica → menuju seluruh
tubuh ( arteri besar – arteriola – jaringan)
C. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi ini menyediakan darah untuk otot jantung (miokardium) melalui A. Coronarius
dexter dan sinister.
*CARDIAC OUTPUT
Cardiac output (curah jantung) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel per menit.
Ket :
Rumus : CO = Cardiac output
SV = Stroke volume (denyut/menit)
CO = SV x HR
HR = Heart rate (kecepatan jantung)
*TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh arteri
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer dan hasilnya dinyatakan dalam mmHg. Normal tekanan darah dewasa yaitu
120/80 mmHg.
# sistolik → tekanan dalam arteri ketika otot jantung berkontraksi secara sempurna . Bunyi
sistolik (korotkoff 1) terjadi karena tekanan turbulensi arteri yang sebelumnya tidak teraliri
darah mulai mengalirkan darah kembali.
# diastolik → sisa tekanan dalam arteri saat jantung berelaksasi. Bunyi diastolik (korotkoff V)
terjadi karena arteri tidak lagi mendapatkan tekanan (tekanan manset telah turun dibawah
tekanan pembuluh darah sehingga tidak ada tahanan lagi → bunyi denyut menghilang).
** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh faktor perubahan posisi terhadap pengukuran tekanan darah.
Metode dan Hasil Percobaan
Alat dan Bahan : - sphygmomanometer
- stetoskop
- stopwatch
Prosedur :
A. Pada Saat Berbaring
1. meminta probandus berbaring diatas meja, kemudian mengukur tekanan darah
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mecatat hasilnya
Catatan : Pada saat bebaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah karena arah peredaran darah horizontal sehingga tidak
perlu melawan gravitasi dan jantung tidak terlalu memompa sehingga hasil
pengukuran tekanan darah tidak tinggi
Catatan : Pada saat berdiri terjadi perlawanan gravitasi sehingga tekanan darah
saat berdiri lebih tinggi daripada saat berbaring dan duduk