Anda di halaman 1dari 27

FISIOLOGI


Blok III
 CUTANEUS SENSATION
 VISION
 REFLEX
 BLOOD PRESSURE
 COLD PRESSOR TEST
 BLEEDING TIME AND CLOTTING TIME
 HEMATOCRIT
 THE AMOUNT OF HEMOGLOBIN
 ECG

Belajarlah Dengan Tekun dan Selalu Berdoa


Apa Yang Kamu Lakukan Saat Ini akan Menentukan Masa Depanmu
*Windy C. S*

Berusahalah Untuk Tidak Menjadi Manusia Yang Berhasil ,


Tetapi Berusahalah Menjadi Manusia Yang Berguna
*ALBERT EINSTEIN*

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


R f e
E L X
* DEFINISI : gerakan yang cepat dan involunter sebagai respon terhadap suatu stimulus.

**FUNGSI REFLEKS: suatu mekanisme pertahanan tubuh dan dapat dipakai dalam pemeriksaan
fisik untuk mengetahui abnormalitas tubuh manusia

***JENIS-JENSI REFLEKS
Menurut asal Menurut Sifat Menurut Pusat Integrasi
1. Inborn (sejak lahir) 1. refleks somatik (skeletal) 1. refleks cranial
2. Acquired (didapatkan 2. refleks autonom 2. refleks spinal
karena sudah terlatih). ( kelenjar, otot jantung
Ex : seseorang yang dan otot polos)
melakukan rem tiba-
tiba pada saat
berkendara)

**** JALUR REFLEKS


a. Monosinaptik: Reseptor sensorik → neuron aferen (sensorik) → pusat integrasi → neuron
eferen (motorik) → efektor (Ex : refleks trisep & bisep, refleks patella,dan refleks
Achilles)

b. Polisinaptik : Reseptor sensorik → neuron aferen (sensorik) → pusat integrasi


→interneuron → neuron eferen (motorik) → efektor (Ex : refleks withdrawal &
refleks pupil)

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


***** PRAKTIKUM
Tujuan
untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan refleks-refleks fisiologis pada manusia.

Metode dan Hasil Percobaan


Alat & Bahan : - palu perkusi
- Kapas
- Applicator stick
A. Refleks Superfisial
a). Refleks Kornea
1. Subjek membuka mata dan mengarahkan pandangan ke titik jauh
2. Menyentuh permukaan kornea mata kanan subjek dari samping dengan ujung kapas
3. Mengamati gerak refleks yang terjadi

Normal : mata tertutup secara cepat


b) Refleks Plantar
1. Subjek menekuk kaki kiri pada kursi dan kaki kanan tetap berpijak pada lantai
2. Merangsang telapak kaki dengan ujung applicator stick sepanjang tepi lateral
telapak kaki
3. Mengamati gerak refleks yang terjadi

Normal : Ibu jari kaki mengalami plantar fleksi


Jika babinski + : ibu jari dorsofleksi dan jari-jari lainnya menegang (seperti mekar)→
pada orang yang cedera spinal cord dan stroke. Namun normal pada
bayi < 6bulan

B. Refleks Tendon (Proprioceptive)


a) Refleks Bisep
1. Subjek melemaskan lengannya dan melakukan pronasi lengan bawah
2. Penguji meletakkan ibu jari dengan kuat pada tendon bisep
3. Mengetuk ibu jari dengan palu dan amati gerak refleks yang terjadi

Normal : fleksi articulatio cubiti (siku)


PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


b) Refleks Trisep
1. Subjek membengkokkan lengan kanan secara pasif
2. Mengetuk palu refleks pada tendon trisep dan amati gerak refleks yang
terjadi

Normal : ekstensi articulatio cubiti (siku)


c) Refleks Patella
1. Subjek duduk diatas meja dengan posisi kaki menggantung (lakukan manuver
jendrassik : tujuannya agar perhatian subjek teralihkan dan hasil refleks baik)
2. Meletakkan tangan penguji pada M. quadricep femoris
3. Mengetuk tendon patella dengan palu dan amati gerak refleks yang terjadi.

manuver jendrassik
Normal : ekstensi articulatio genu (lutut)
d) Refleks Achilles
1. Subjek menekuk kaki kirinya dikursi dan kaki kanannya tetap berpijak pada
lantai
2. Mengetuk tendon achilles (calcaneus) dengan palu dan amati gerak refleks
yang terjadi .

Normal : Plantar fleksi


e) Refleks Mandibulae
1. Subjek diminta membuka mulut
2. Jari pemeriksa diletakkan pada rahang subjek
3. Mengetuk jari pemeriksa dengan palu dan amati gerak refleks yang terjadi

Normal : mulut menutup perlahan

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


V S O
I I N

* DEFINISI : Kemampuan seseorang untuk mengenal/ menterjemahkan suatu objek terkecil yang
diletakkan pada jarak baku.

** ANATOMI MATA

*** FUNGSI KOMPONEN UTAMA MATA

STRUKTUR FUNGSI
Sklera Jaringan ikat protektif (membentuk bagian putih mata)
Lensa Variasi Kemampuan refraksi selama akomodasi
Kornea Sangat berperan dalam kemampuan refraksi mata
Iris Mengatur ukuran pupil dengan kontraksi ; berperan menentukan warna
mata
Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata
Retina Mengandung fotoreseptor
a. sel kerucut (conus) : penglihatan warna ; penglihatan siang hari (3
juta per retina)
b. sel batang (rod): penglihatan hitam putih ; penglihatan malam hari
(100 juta per retina)
Koroid Mengandung pembuluh darah (nutrisi untuk retina)
Otot siliaris Berperan dalam akomodasi
Fovea centralis Daerah dengan ketajaman tinggi , disekitarnya terdapat makula lutea
yang mengandung banyak sel kerucut
Diskus optikus (titik Jalan keluar N.opticus dan pembuluh darah ( tidak mengandung
buta) fotoreseptor)
Humor aquosus Cairan encer jernih yang berfungsi membawa nutrien untuk kornea dan
lensa
Humor vitreus Mempertahankan bentuk bola mata

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


**** JARAS PENGLIHATAN
Cahaya → masuk retina (reseptor) → n. optikus → pada kiasma optikum semua serabut
menyilang ke sisi yang lain →membentuk traktus optikus → bersinaps di nukleus genikulatum
lateralis dorsalis pada thalamus → fissura calcarina lobus occipitalis (korteks penglihatan
primer).

**** AKOMODASI MATA


Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa. kekuatan lensa ini
dikendalikan oleh otot siliaris yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium.
Stimulasi parasimpatis menyebabkan otot siliaris berkontraksi dan stimulasi simpatis
menyebabkan relaksasi.
@ketika kita melihat benda yang jauh, otot siliaris melemah dan lig.Suspensorium akan
menegang sehingga lensa menjadi gepeng dan kurang retraktif.
@ketika kita melihat benda yang dekat, otot siliaris berkontraksi yang menyebabkan regangan
lig. Suspensorium berkurang sehingga lensa menjadi lebih bulat.

TRIAS AKOMODASI ???


1. Lensa mencembung
2. Konstriksi Pupil
3. konvergensi

**** REFLEKS PUPIL

Jika mata disinari oleh cahaya, pupil akan mengecil (konstriksi), reaksi ini disebut refleks
cahaya pupil.Fungsi refleks ini adalah membantu mata untuk beradaptasi secara cepat terhadap
perubahan cahaya. Pupil akan berkonstriksi (miosis) bila mendapat cahaya (aktivasi parasimpatis,
relaksasi simpatis) dan sebaliknya berdilatasi (midriasis) dalam keadaan gelap ( aktivasi simpatis,
relaksasi parasimpatis).

**** ADAPTASI GELAP DAN TERANG


a. Adaptasi Terang
Seseorang berada ditempat terang dalam waktu yang lama →banyak fotokimiawi
yang terdapat di sel batang dan kerucut diubah menjadi retinal dan opsin→ sebagian
besar retinal dalam sel batang dan kerucut akan diubah menjadi vitamin A→ bahan kimiawi
fotosensitif yang menetap dalam sel batang dan kerucut akan sangat banyak berkurang →
sensitivitas mata terhadap cahaya turut berkurang

b. Adaptasi Gelap
seseorang berada ditempat gelap dalam waktu lama → retinal dan opsin yang ada
dalam sel batang dan kerucut diubah kembali menjadi pigmen yang peka terhadap
cahaya→ vitamin A diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih banyak
pigmen peka cahaya → mata dapat melihat dalam kegelapan

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


***** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui cara-cara pemeriksaan mata meliputi tes akomodasi, refleks cahaya,
visual acuity, bintik buta, astigmatisme, dan buta warna .

Metode dan Hasil Percobaan


Alat dan Bahan : - senter - snellens chart
- Mistar - gambar uji astigmatisme
- ishihara book -Lensa koreksi set
A. Akomodasi
1. Memfokuskan satu mata pada pin
2. Pin dipegang tegak pada jarak terpanjang lengan
3. Secara bertahap membawa pin lebih dekat dengan mata, terus fokus pada pin
tersebut
4. Mengatur jarak dititik mana pin tidak lagi terlihat jelas (kabur)

Normal (emetropia): Titik dekat (punctum proximum) ± 25 cm


Titik jauh (punctum remotum) tak terhingga
Abnormal :
1. miopia : kelainan akibat bayangan difokuskan di depan retina (rabun jauh), hal ini biasanya
pada keadaan bola mata yang terlalu panjang→ koreksi lensa cekung (konkaf ; lensa - ).
2. Hiperopia (hipermetropia) : kelainan akibat bayangan difokuskan di belakang retina (rabun
dekat), hal ini biasanya pada keadaan bola mata terlalu pendek dan lensa terlalu lemah→
koreksi lensa cembung (konveks ; lensa +)
3. Presbiopia (mata tua): kelainan berkurangnya akomodasi mata (↓elastisitas lensa) seiring
meningkatnya usia →koreksi lensa ganda (bifokus ;gabungan lensa + dan -)
4. Astigmatisme (mata silinder): kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang
oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan lebih dari satu titik yang disebabkan terlalu besarnya
lengkung kornea atau kornea tidak rata→koreksi lensa silindris.

B. Refleks Cahaya Pupil


1. Menghadapkan senter ke wajah dengan mata tertutup. Setelah 30 detik, membuka
satu mata dan mata yang lainnya tetap menutup.
2. Amati perubahan pupil mata (refleks pupil)
Normal : konstriksi pupil . jika mata
yang tidak disinari ikut
berkonstriksi disebut refleks
konsensual

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


C. Blind Spot (Bintik Buta)
1. Membuat tanda + dan • terpisah 6 cm pada sebuah kertas
2.Menutup mata kiri dan memegang gambar dengan jarak 30 cm dari mata kanan.
Fokus pada gambar +. Gambar • akan terlihat dengan penglihatan langsung .
3. Membawa kertas perlahan-lahan mendekat ke mata sampai gambar •
menghilang dari penglihatan. Lalu ukur jarak tersebut.

Normal : bintik buta terjadi ketika bayangan jatuh tepat pada discus nervi
optici (tidak memliki fotoreseptor)

D. Visual Acuity (Ketajaman Penglihatan)


1. Meletakkan snellen’s chart sejajar dengan mata
2. subjek berdiri 6 m dari snellen’s chart
3. menutup satu mata dan membaca dari baris demi baris sampai huruf dapat
dengan jelas dibaca
4. Mengukur dan mencatat visus subjek

Normal: visus mata normal 6 →jarak subjek atau 20/20


6 → jarak mata normal
Abnormal:jika visus 6/12 artinya subjek dapat membaca dengan jelas pada jarak 6 m
sedangkan pada mata normal dapat membaca dengan jelas pada jarak 12 m
Nb: mata akan melihat suatu objek dengan sangat jelas ketika cahaya tepat jatuh di
fovea centralis yang terdapat macula lutea (penglihatan sentral)

E. Buta Warna ( Color Blindness)


1. Menyediakan ishihara book
2. Meminta subjek membaca angka-angka yang ada
3. Identifikasi hasil yang diperoleh dengan melihat buku pentunjuk yang ada
dibelakang untuk menentukan apakah hasil positif atau negatif buta warna

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


Normal : Angka yang dibaca subjek sama dengan buku petunjuk
Abnormal : akhiran “anomali” menandakan kelemahan warna, sedangkan
akhiran “anopia” menandakan buta warna.
Ex: -protanopia artinya seseorang buta warna merah, jika
-protanomali artinya seseorang memiliki kelemahan warna
merah dalam penglihatan.
Nb: tiga warna utama yaitu merah (prot), hijau (deuter), dan biru (tri)

F.Uji Astigmatisme
1. Menentukan status mata subjek dengan melihat grafik untuk mendereteksi
astigmatisme
2. Mencatat hasil yang didapatkan , apakah subjek astigmatisme atau tidak

Normal : subjek melihat 3 garis secara terpisah


Abnormal: subjek melihat 3 garis sebagai 1 garis . Hal ini terjadi karena
berkas sinar paralel yang masuk tidak akan difokuskan pada
satu titik tetapi pada beberapa titik yang membentuk
satu garis. → koreksi lensa silindris

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


CUTANEUS
SENSATION
*DEFINISI
Integumen atau kulit adalah organ yang berfungsi sebagai barier protektif yang memberikan
respon terhadap rangsangan eksternal maupun internal serta berperan dalam homeostasis. Secara
lebih spesifik kulit menjalani fungsi proteksi, regulasi suhu, sensasi stimulus ekterna, pembentukan
vit D, dan eliminasi air & garam mineral. Sensasi kutaneus berasal dari berbagai macam sense organ
yang tersebar diseluruh permukaan tubuh manusia.

**HISTOLOGI

***JENIS-JENIS RESEPTOR
Rangsangan (stimulus ) adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh. Reseptor adalah
neuron-neuron aferen (sensorik) yang berespon terhadap rangsangan dari luar maupun dalam.
FISIK KIMIA NYERI
1) Mekanik: Sentuhan taktil (corpus 1) olfaktorius : membau, 1) Fisik: tekanan kuat
meisnner), tekanan (corpus paccini) molekul gas ,temperatur, rega-
regangan, vibrasi → mekanoreseptor → kemoreseptor ngan ,jejas/injury
Ex : baroreseptor pada arcu aorta → nosiseptor
dan sinus caroticus yang 2) Gustatorius : pengecapan
berfungsi mendeteksi → kemoresptor Nb : reseptor
perubahan tekanan darah rangsangan nyeri
adalah ujung saraf
Nb: Propriosepsi: sikap, posisi bebas (free nerve
→ proprioseptor pada ending)
otot, tendon , dan sendi
2)Temperatur: Panas (corpus Ruffini) 3) mendeteksi konsentrasi 2) kimia : zat asam,
dan dingin (corpus krause) → O2 dan CO2 dalam darah→ Histamin →
termoreseptor kemoreseptor nosiseptor
3) Visual (gelombang cahaya tampak : 4) mendeteksi perubahan
Fotoreseptor) dan Auditoris konsentrasi zat terlarut
(gelombang getaran udara) → dlm tubuh →osmoreseptor
Fisikoreseptor

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


**** JARAS SENSORIS
A. PCLMS ( Postero Column Lemniscus Medial System)
PCLMS menjalarkan sinyal dalam kolumna dorsalis medula spinalis
→ sinyal bersinaps pada nukleus gracilis dan nukleus kuneatus dan
menyilang ke sisi berlawanan didalam kolumna dorsalis→ sinyal akan
naik melalui lemniskus medialis dibatang otak menuju thalamus → di
thalamus serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran
sensorik thalamus yang dikenal sebagai kompleks ventrobasal →
penjalaran berlanjut menuju gyrus postcentralis dari cortex cerebri
(area somatosensorik).

Jenis sinyal :posisi, sentuhan halus, tekanan, dan getaran

B. ALS (Anterolateral System)


ALS menjalarkan sinyal melalui serabut-serabut anterolateral yang
akan menyilang tepat pada komisura anterior dan lateral sisi berlawanan
→ serabut naik ke otak melalui jalur traktus spinotalamikus anterior
dan spinotalamikus lateral→ berakhir pada ujung traktus spinotalamikus
di nukleus reticularis batang otak dan kompleks ventrobasal.

Jenis sinyal : nyeri, suhu (panas & dingin), raba kasar, geli, gatal,
dan sensasi seksual

***** ADAPTASI TUBUH TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR LINGKUNGAN


A) Terhadap Pajanan Dingin
Penurunan temperatur lingkungan → termoreseptor perifer (corpus krause) → Hipotalamus
(pusat termoregulasi) → respon meningkatkan suhu tubuh dengan : 1. Vasokonstriksi
2. Merinding (ereksi rambut untuk menahan panas →tidak efektif karena pada manusia
kepadatan rambut rendah), 3. Peningkatan Kontraksi tonus otot (↑ produksi panas ).

B) Terhadap Pajanan Panas


Peningkatan temperatur lingkungan → termoreseptor perifer (corpus ruffini) →Hipotalamus
→ respon menurunkan suhu tubuh dengan : 1. Vasodilatasi, 2. Stimulasi kelenjar keringat
untuk berkeringat, 3. Penurunan tonus otot (↓ poduksi panas)

****** TWO POINT DISCRIMINATION


Dua titik diskriminasi adalah jarak dimana dua garis yang terpisah dirasakan sebagai satu
garis. Kemampuan untuk membedakan dua titik sangat dipengaruhi oleh inhibisi lateral dimana
sinyal akan menyebar ke sisi sinyal eksitatorik dan menghambat neuron yang berdekatan .
Fungsi pemeriksan ini adalah untuk mengetahui adanya penyakit jaras sensorik pada
seseorang yang ditandai dengan peningkatan ambang batas dua titik yang dirasakan.

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


***** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana respon tubuh terhadap suatu stimulus yang diberikan
meliputi tes sentuhan, intensitas sensasi, sensitivitas pada bagian berambut dan tidak
berambut, temperatur, adaptasi suhu, dan two point discrimination.

Metode dan Hasil Percobaan


Alat dan Bahan: - Cap untuk pemetaan area kulit ( 12x12) - Jarum pentul
- Rambut kuda/bulu ijuk - Mistar
- Batang metal - Kapas
- Gelas untuk air panas dan dingin - Air panas & es

A. Sentuhan
1. Cap daerah pada telapak telapak, punggung tangan, bagian dorsal lengan bawah, dan
bagian ventral lengan bawah.
2. Cap stempel pada kertas untuk mencatat hasilnya
3. Menguji tiap kotak kecil dengan menggunakan rambut kuda/ bulu ijuk
4. Menggunakan tekanan yang cukup sampai membengkokkan bulu ijuk
5. Mencatat semua area yang merasakan sensasi sentuhan.

Ket : berikan tanda • jika terasa sentuhan


x jika tidak merasakan sentuhan

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


B. Temperatur
1. Menggunakan daerah yang dicap sama seperti pada praktikum tes sentuhan
2. Meletakkan metal rods pada gelas air panas, sebaiknya sering digantikan untuk
mecegah agar tidak dingin
3. Menguji tiap kotak kecil dengan metal rods yang panas lalu catat hasilnya
4. Mengulangi praktikum ini dengan memakai metal rods yang dicelupkan ke dalam air
dingin, tetapi sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu.

Ket : berikan tanda • jika terasa dingin/panas


x jika tidak merasakan dingin/panas
Hasil : normalnya reseptor dingin (krause) 3-10 x lebih banyak daripada
reseptor panas (ruffini). Hal ini sebagai mekanisme tubuh untuk
mencegah keadaan hipotermia (↓ suhu tubuh) yang dapat
mengakibatkan kematian.
Nb : Pengaturan suhu tubuh terletak di hipotalamus . normal suhu tubuh yaitu
36,5 – 37,5 0C

C. Intensitas Sensasi
1. Menggoreskan daerah ventral dan dorsal lengan bawah dengan metal rods yang
dingin.
2. Membandingkan intensitas sensasi dingin pada setiap daerah yang bebeda

Hasil : Pada bagian ventral lengan akan lebih terasa dingin terutama pada
area articulatio cubiti .
Nb : Semakin ke arah distal, intesitas sensasi dingin semakin berkurang
terasa

D. Adaptasi Suhu

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


1. Mengisi gelas untuk air panas sampai batas yang dapat ditoleransi
2. Memasukkan jari telunjuk ke dalam air panas dalam beberapa menit
3. Setelah itu masukkan jari telunjuk yang lainnya ke dalam air panas yang sama
4. Membandingkan sensasi yang tejadi

Hasil : ketika jari telunjuk kedua dimasukkan akan terasa lebih panas daripada
jari yang pertama. Hal tersebut terjadi karena reseptor suhu pada jari
pertama telah beradaptasi terhadap rangsangan panas

E. Sensitivitas Dari Daerah Yang Berambut Dan Tidak Berambut


1. Menggoreskan kapas pada daerah yang berambut (dorsal lengan bawah)
2. Mengulangi pada daerah yang tidak berambut ( ventral lengan bawah)
3. Mencatat perbedaan sensasi yang dirasakan

Hasil : pada bagian dorsal lengan bawah akan merasakan sensasi sentuhan lebih
besar daripada bagian ventral, hal ini dikarenakan terdapat ujung saraf
disekitar folikel-folikel rambut.

F. Two Point Discrimination


1. Meletakkan jarum pentul pada dua titik yang berada dalam satu garis
2. Memajukan kedua titik tersebut secara bersamaan
3. Menanyakan pada subjek berapa titik yang dirasakan, apabila merasakan satu titik
,ukur jarak titik tersebut
4. Mencatat hasilnya dan pengukurannya dinyatakan dalam mm

Hasil : jarak tekecil pada ujung lidah sedangkan jarak terbesar pada punggung

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


ECG
(ELECTROCARDIOGRaM)
*DEFINISI
@ Elektrocardiogram : Hasil rekaman dari electrocardiography
@ Elektrocardiography : alat dan metode yang dipakai untuk mengukur potensial listrik otot
jantung

**ANATOMI JANTUNG

*** SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Impuls dicetuskan dari nodus sinoatrial (SA
node) yg terletak di crista terminalis atrium
dexter (laju 60-100x/menit)→kontraksi atrium

Impuls diteruskan ke nodus Atrioventricular
(AV node) yg terletak diantara sinus koronarius
dan cuspis septalis valva tricuspidalis (laju 40-
60 x/menit

Berlanjut ke berkas HIS yg terletak di septum
Interventricular. Berkas ini terbagi 2 yaitu
crus detrum dan sinistrum

Selanjutnya impuls dihantarkan ke ventrikel
jantung oleh serabut purkinje (laju 20-40
x/menit→ kontraksi ventrikel

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


****GAMBARAN EKG DAN PENJELASAN

Keterangan
-Gelombang P : depolarisasi atrium , defleksi positif (naik) di lead II dan negatif (turun) di
aVR.
Nilai normal : tinggi <3mm (2,5 mm) dan lebar <3mm (0,06- 0,11 detik)
- kompleks QRS : depolarisasi ventrikel
- Interval PR : waktu dari mulai depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel.
PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm atau kotak kecil)
- Segmen ST : waktu akhir depolarisasi ventrikel sampai awal repolarisasi ventrikel
Normal : isoelektris (berkisar -0,5 mm sampai +2mm)
-Gelombang T : repolarisasi ventrikel
Normalnya : < 10 mm di sadapan dada
< 5 mm di sadapan ekstremitas
Min. 1 mm

*****PRAKTIKUM
Tujuan: untuk memahami cara pemasangan alat EKG dan dapat melakukan interpretasi hasil EKG
Metode Percobaan
Alat dan Bahan : - Alat EKG lengkap
-Gel ( konduktor yg menghantar arus listrik dai permukaan tubuh ke
elektroda)
-Kapas & alkohol
Prosedur :
1. menjelaskan kepada probandus mengenai tindakan yang akan dilakukan (inform consent)
2. meminta probandus untuk tidur terlentang
3. Membuka dan melonggarkan pakaian probandus serta meminta probandus melepaskan jam
tangan, kalung, dan logam lainnya.
4. Membersihkan daerah dada , kedua pergelangan tangan, dan kedua tungkai kaki dilokasi
pemasangan manset elektroda menggunakan kapas alkohol
5. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda
6. Memasang manset elektroda yang benar pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


-lengan kanan : warna merah
-lengan kiri : warna kuning
-kaki kiri : warna hijau
-kaki kanan : warna hitam
7. memasang elektroda dada untuk perekaman precordial lead
* CI : garis parasternal kanan , SIC IV
* C2 : garis parasternal kiri , SIC IV
* C3 : titik tengah antara C2 dan C4
* C4 : garis mid-clavicula kiri, SIC 5
* C5 : garis aksila anterior , sejajar dengan C4
* C6 : garis aksila tengah , sejajar dengan C4 dan C5
8. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead yang terdapat pada mesin
EKG (mode manual) atau menggunakan mode automatic
9. Memberikan identitas probandus pada hasil rekaman EKG : nama , umur, tanggal, jam
rekaman, dan nama pembuat rekaman EKG
10. Membersihkan gel dari tubuh probandus
11. Menginterpretasi hasil dari perekaman EKG

HASIL EKG NORMAL

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


Catatan
Kecepatan gerak kertas 25 mm/detik
Lead l : merekam potensial listrik antara tangan kiri (exploring electroda) dan tangan
kanan (indifferent electrode)
Lead ll : merekam potensial listrik antara kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
kanan (indifferent electrode)
Lead lll : merekam beda potensial listrik antar kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
kiri (indifferent electrode)
Lead aVR : merekam potensial listrik antara tangan kanan (exploring electrode) dan tangan
kiri bersama kaki kiri (indifferent electrode)
Lead aVL : merekam beda potensial listrik antara tangan kiri (exploring electrode) dan
tangan kanan bersama kaki kiri (indifferent electrode)
Lead aVF : merekam beda potensial listrik antara kaki kiri (exploring electrode) dan tangan
kanan bersama tangan kiri (indifferent electrode)

Tata Urutan Interpretasi Hasil EKG :


1. Irama
Irama jantung yang normal adalah irama sinus, yaitu suatu pola penjalaran
impuls listrik yang teratur dan berasal dari nodus SA
Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus adalah:
1) Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
2) Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm)
3) P di lead II positif, P di lead aVR negatif
4) FDJ antara 60-100x/menit, reguler
2. Kecepatan Denyut Jantung
Hitung jarak (berapa kotak) dari R pertama dan kedua. 300/jumlah kotak besar
atau 1500/jumlah kotak kecil.
-FDJ normal : 60 – 100 x/menit
-Takikardi : > 100 x / menit
- Bradikardi : < 60 x / menit
- Takikardi abnormal : 140 – 250 x / menit
- Flutter : 250 – 350 x / menit
- Fibrilasi : > 350 x / menit
3. Aksis Jantung
Aksis normal adalah -300 sampai +900 ketika Lead l (+) dan aVF (+)

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


5. Gelombang P
Gelombang P dari sinus normal tidak lebih lebar dari 0,11 detik dan tingginya tidak
melebihi 2,5 mm
6. Interval PR
PR interval normal 0,12 – 0,20 detik (3-5 mm)
7. QRS kompleks
Menilai konfigurasi (normal/tidak) dan durasi interval QRS ( normalnya 0,07-0,10
detik)
8. ST-segmen
Menilai apakah ST segmen normal atau abnormal (elevasi atau depresi). Normal :
isoelektris (berkisar -0,5 mm sampai +2mm).

CONTOH HASIL INTERPRETASI REKAMAN EKG

Keterangan
* Irama : Sinus
* Heart rate : 75x/menit
* Axis : 300
* Gelombang P : normal
* Interval PR : 0,16
* QRS kompleks
Konfigurasi : Normal
Durasi : 0,06
*ST segmen : normal

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


B O D
L O
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada
wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari 45% komponen sel dan 55% plasma .komponen darah
terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah),
Plasma terdiri dari 90% air dan 10% protein plasma (albumin & globulin) , elektrolit, gas terlarut,
nutrien , vitamin, dan hasil metabolisme.

** HEMATOPOIESIS (Pembentukan Sel Darah)

** ERITROSIT
Konsentrasi eritrosit (sel darah merah) normal dalam darah sekitar 3,9-5,5 juta/μl pada
wanita dan 4,1-6 juta/μl pada pria. Usia hidup eritrosit yaitu 120 hari.

** LEUKOSIT
Jumlah leukosit dalam darah bervariasi sesuai umur,jenis kelamin, dan keadaan fisiologis. Pada
orang dewasa normal terdapat sekitar 6.000-11.000/μl darah.

** TROMBOSIT
Trombosit atau keping darah mempunyai peran dalam proses pembekuan darah .Jumlah
trombosit normal berkisar dari 150.000 – 450.000/mikroliter

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


** HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah pigmen darah yang berfungsi membawa oksigen untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Kadar normalnya pada pria yaitu 14-18 g/dl dan pada wanita 12-16 g/dl.

** HEMATOKRIT
Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam volume darah total. Kadar normal hematokrit
dalam darah pada pria adalah 42-52 % dan 37-47 % pada wanita. Hematokrit meningkat pada
keadaan dehidrasi, gagal jantung (hipoksia jaringan akan meningkatkan produksi eritrosit), dan
pada keadaan polisitemia sekunder (pada penduduk yang hidup di daerah pegunungan dengan kadar
oksigen yang sangat rendah), sedangkan kadar hematokrit akan menurun pada keadaan anemia.

** BLEEDING TIME
Bleeding time (waktu perdarahan) adalah waktu yang diperlukan untuk darah berhenti
mengalir. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai fungsi trombosit. Waktu perdarahan normal
adalah 2-3 menit atau 1-9 menit, hasil ini berbeda-beda dari tiap laboratorium dan metode yang
dilakukan . Waktu perdarahan meningkat pada keadaan trombositopenia (kadar trombosit
menurun). Ada 2 metode yang dapat dipakai dalam tes ini yaitu metode duke dan metode Ivy.
Kepekaan metode Ivy lebih baik sehingga lebih banyak digunakan. Pada teknik duke, pengambilan
darah dilakukan di cuping telinga atau finger tip sedangkan teknik Ivy pada lengan bawah.

** CLOTTING TIME
Clotting time (waktu pembekuan) adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku (saat
terbentuknya benang-benang fibrin). Pemeriksaan ini bertujuan menilai fungsi trombosit dan
faktor koagulasi darah. Normal waktu pembekuan adalah 5-10 menit atau 6-12 menit, dan tidak
melebihi 15 menit. Clotting time akan memanjang pada pasien hemofilia (gangguan faktor koagulasi
VIII dan IX) dan pada pasien yang menerima terapi antikoagulan (heparin).

** PROSES PEMBEKUAN DARAH

Saat terjadi luka, darah akan keluar dan


trombosit pecah

Trombosit yang pecah mengeluarkan
Trombokinase

Trombokinase akan mengubah protrombin
menjadi trombin dengan bantuan vit K dan
kalsium

Trombin yang sudah teraktivasi akan
mengubah fibrinogen menjadi fibrin

Benang-benang fibrin akan membuat suatu
jaring yang mengikat sel-sel darah sehingga
terbentuk gumpalan darah yang menutup luka.

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


*** PRAKTIKUM
Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hmt) pada probandus
2. Untuk mengetahui lamanya waktu perdarahan dan pembekuan darah pada probandus

Metode dan Hasil Percobaan


A. Kadar Hemoglobin (Metode Sahli)
Alat dan Bahan : - Pengukur hemoglobin tipe sahli - Aquades
- lancet - Darah tepi
- pipet kapiler - Etil Alkohol
- HCL - kapas

Prosedur :
1) Mengisi HCL 0,1 M pada tabung reaksi kecil, sampai tanda angka 2 pada tabung.
2) Mensterilkan tangan probandus dengan alkohol menggunakan kapas
3) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, dan ke-4 dengan menusukkan lancet
ke jari
4)Menghisap darah yang keluar menggunakan pipet kapiler sebanyak 0,2 ml, lalu membersihkan
ujung pipet dengan kertas
5) Memasukkan darah tersebut pada tabung yang berisi HCL 0,1M
6) Memasukkan campuran larutan pada pengukur hemoglobin tipe sahli
7) Menambahkan aquades tetes demi tetes, sambil diaduk hingga larutan berubah warna
orange kecoklatan seperti warna pembanding pada pengukur hemoglobin tipe sahli
8) Mengambil tabung dan membaca volume, kemudian mencatat hasilnya

Hb normal : Pria = 14-18 g/dl


Wanita = 12-16 g/dl

B. Kadar Hematokrit
Alat dan Bahan : -Tabung kapiler heparin - Heparin
-Sentrifugasi - Darah tepi
-Lancet
Prosedur :
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, atau ke-4 dengan menusukkan
lancet
2) Menghisap darah menggunakan tabung kapiler heparin

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


3) Menyumbat ujung pipet menggunakan shil
4) Sentrifugasi pipet selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm
5) Mengukur kadar hematokrit menggunakan perhitungan volume persentase

Gambar Hasil Sentrifugasi, dimana akan membentuk 3 lapisan. Lapisan atas adalah
supernatan (plasma), tengah adalah buffy coat (WBC & platelet), dan lapisan bawah
adalah hematokrit (eritrosit memiliki massa jenis yg lebih besar jadi akan mengendap
didasar)
Kadar normal hematokrit : L = 42-52 %
P = 37-47 %
Nb : - Meningkat pada keadaan polisitemia ( peningkatan jumlah eritrosit akibat
pembentukan yang berlebihan oleh sumsum tulang) dan dehidrasi (cairan plasma
berkurang sehingga persentase eritrosit meningkat)
- Menurun pada keadaan anemia (keadaan dimana terjadi penurunan kadar
eritrosit atau Hb)

C. Bleeding Time & Clotting Time


Alat dan Bahan : - Lancet - Stopwatch
-Gelas objek/kaca preparat - Kertas saring
-Jarum - Darah tepi
Prosedur :
a. Bleeding Time
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, atau ke-4 menggunakan lancet
2) Menghapus darah yang keluar menggunakan kertas filter setiap 15 detik
3) Mencatat hasil (waktu) ketika darah berhenti mengalir (perdarahan berhenti)

Hasil : Normal BT adalah 2-3 menit atau 1-9


menit (metode Ivy), atau 1-5 menit
(metode duke)
Nb : Memanjang pada keadaan
trombositopenia

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


b. Clotting Time
1) Mengambil darah probandus pada ujung jari ke-2, ke-3, dan ke-4 menggunakan lancet
2) Menempatkan darah pada kaca preparat atau object glass
3) Mengangkat darah setiap 2-3 detik menggunakan jarum hingga terbentuk benang
fibrin dan catat hasil (waktu)

Hasil : Normal CT adalah 5-10 menit atau 6-12 menit


(tidak lebih dari 15 menit)
Nb : memanjang pada orang dengan gangguan faktor koagulasi darah
seperti hemofilia

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


BLOOD
PRESSURE
Jantung terletak di ruang mediastinum inferior pars media. Jantung memiliki 4 ruang yaitu
dua atrium yang menerima darah dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri.

*SIRKULASI DARAH
A. Sirkulasi Pulmonal :
Darah dari seluruh tubuh (vena cava superior dan inferior)→ atrium dexter → valva
tricuspidalis membuka → darah masuk ke ventrikel → valva trikuspid menutup → ventrikel
dexter berkontraksi → darah menuju truncus pulmonalis → valva trunci pulmo membuka →
darah mengalir menuju A. Pulmonalis sinister & dexter (kaya CO2)→ paru-paru
B. Sirkulasi Sistemik
Darah kaya O2 dari paru –paru melalui V. Pulmonalis dexter & sinister → atrium sinister →
valva mitralis membuka→ darah menuju ventricel sinister → valva mitralis menutup →
kontraksi vetrikel sinister → darah menuju Aorta melewati valva aortica → menuju seluruh
tubuh ( arteri besar – arteriola – jaringan)
C. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi ini menyediakan darah untuk otot jantung (miokardium) melalui A. Coronarius
dexter dan sinister.

*CARDIAC OUTPUT
Cardiac output (curah jantung) adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel per menit.

Ket :
Rumus : CO = Cardiac output
SV = Stroke volume (denyut/menit)
CO = SV x HR
HR = Heart rate (kecepatan jantung)

*TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah pada dinding pembuluh arteri
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer dan hasilnya dinyatakan dalam mmHg. Normal tekanan darah dewasa yaitu
120/80 mmHg.
# sistolik → tekanan dalam arteri ketika otot jantung berkontraksi secara sempurna . Bunyi
sistolik (korotkoff 1) terjadi karena tekanan turbulensi arteri yang sebelumnya tidak teraliri
darah mulai mengalirkan darah kembali.
# diastolik → sisa tekanan dalam arteri saat jantung berelaksasi. Bunyi diastolik (korotkoff V)
terjadi karena arteri tidak lagi mendapatkan tekanan (tekanan manset telah turun dibawah
tekanan pembuluh darah sehingga tidak ada tahanan lagi → bunyi denyut menghilang).

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


*REFLEKS BARORESEPTOR
Refleks baroreseptor adalah mekanisme jangka pendek untuk mengatur tekanan darah.
Refleks ini akan terpicu jika terjadi perubahan pada tekanan arteri rerata. Baroreseptor terdapat
di sinus karotikus dan arcus aorta.
a) jika tekanan darah ↑→ baroreseptor meningkatkan frekuensi lepas muatan di neuron-neuron
aferennya → pusat kardiovaskular yang sudah menerima informasi bahwa tekanan darah terlalu
tinggi berespon mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis →
kecepatan jantung ↓, isi sekuncup ↓ , dan vasodilatasi arteriol dan vena → penurunan curah
jantung dan resistensi perifer total→ tekanan darah kembali normal.
b) jika tekanan arteri rerata ↓ → aktivitas baroreseptor menurun → pusat kardiovaskular
meningkatkan aktivitas simpatis sekaligus menurunkan impuls parasimpatis → peningkatan
kecepatan jantung & isi sekuncup, serta vasokonstriksi arteriol dan vena → curah jantung dan
resistensi perifer total ↑ → tekanan darah naik ke arah normal

** PRAKTIKUM
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh faktor perubahan posisi terhadap pengukuran tekanan darah.
Metode dan Hasil Percobaan
Alat dan Bahan : - sphygmomanometer
- stetoskop
- stopwatch
Prosedur :
A. Pada Saat Berbaring
1. meminta probandus berbaring diatas meja, kemudian mengukur tekanan darah
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mecatat hasilnya

Catatan : Pada saat bebaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah karena arah peredaran darah horizontal sehingga tidak
perlu melawan gravitasi dan jantung tidak terlalu memompa sehingga hasil
pengukuran tekanan darah tidak tinggi

B. Pada Saat Duduk


1. meminta probandus duduk diatas kursi dengan tangan yang menggantung, kemudian
mengukur tekanan darah.
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mencatat hasilnya

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 


Catatan : pada saat duduk, darah mulai mengalir ke ekstremitas bawah sehingga
pada saat darah kembali ke jantung membutuhkan peningkatan tekanan
arteri karena harus melawan gravitasi. Jadi, tekanan darah saat duduk
sedikit lebih tinggi daripada saat berbaring .

C. Pada Saat Berdiri


1. meminta probandus berdiri , kemudian mengukur tekanan darah
2. mengukur tekanan darah sebanyak tiga kali setiap 5 menit
3. mencatat hasilnya

Catatan : Pada saat berdiri terjadi perlawanan gravitasi sehingga tekanan darah
saat berdiri lebih tinggi daripada saat berbaring dan duduk

D. Pada Saat Berbaring dan Tiba-Tiba Berdiri


1. meminta probandus berbaring diatas meja
2. mengukur tekanan darah dan mencatat hasilnya
3. setelah itu meminta probandus untuk segera berdiri dan langsung diukur tekanan
darahnya
4. mencatat hasilnya

PHYSIOLOGY NOTES created by : Windy christine sesa

 BELAJAR DARI YANG NORMAL 

Anda mungkin juga menyukai