Anda di halaman 1dari 8

Panduan Praktikum Blok 15 GERAKAN VOLUNTER DAN INVOLUNTER TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat : 1.

Mengklasifikasi gerakan tubuh dan fungsinya 2. Menjelaskan perbedaan, persamaan, dan faktor-faktor timbulnya gerakan tubuh 3. Melakukan pemeriksaan refleks (involunter) dan respon volunter yang mempunyai arti penting dalam diagnosa adanya gangguan fungsi saraf. DASAR TEORI Gerak merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh terdiri dari gerak involunter dan volunter. Gerak involunter adalah gerakan yang terjadi secara otomatis tanpa kendali korteks kesadaran. Gerakan involunter tubuh berupa gerak refleks, yaitu antara lain refleks pengecilan pupil, mengejap, batuk bersin, sekresi saliva, peristaltik dsb.Gerakan volunter adalah gerakan yang terbentuk oleh kemauan dan kesadaran penuh. Sebagai contoh gerakan volunter adalah menulis, membaca, bermain bola, dsb. Gerak ritmis adalah gerakan yang berulang. Gerak ritmis involunter contohnya denyut jantung dan pernafasan. Gerak ritmis pada organ somatik merupakan paduan gerak volunter dan involunter. Gerak ritmis dimulai dan diakhiri secara volunter, akan tetapi selama proses gerakan terjadi secara involunter, meskipun seseorang dapat mengatur dan merasakan semua gerakan ritmis tersebut jika menginginkan. Contoh gerakan ritmis adalah mengunyah, berjalan, garuk-garuk. Pusat saraf mengendalikan gerakan dalam 3 tingkat, yaitu medulla spinalis, batang otak, dan area motorik korteks serebri. Di tingkat medulla spinalis, hasil pengindraan berbagai reseptor seperti kumparan otot (muscle spindle), tendon golgi, dan propioseptor berintegrasi untuk enghasilkan gerakan paling sederhana sebagai respon reflex spinal. Refleks sederhana saraf kranialis berpusat di batang otak. Batang otak mendapat sinyal dari serebellum untuk bersama-sama mengendalikan postur/sikap tubuh, keseimbangan, koordinasi gerakan mata-tangan. Pengendalian gerakan tertinggi dilaksanakan oleh korteks motoris yang mendapat masukan dari serebellum, ganglia basalis, dan berbagai pusat disekitar thalamus (system limbik) dalam merencanakan, memulai, dan merencanakan gerakan.

GERAKAN INVOLUNTER (REFLEKS) Gerakan involunter dan volunter memiliki karakteristik yang berbeda. Tujuan gerakannya pun berbeda. Gerakan refleks adalah aktifitas motoris spontan spesifik (khusus) tak disadari yang merupakan jawaban atas rangsangan yang adekuat pada reseptor saraf. Gerakan reflek selalu sama pada semua orang, bahkan pada hewan. Gerakan refleks ini terjadi bukan atas perintah pusat kesadaran. Jalur syaraf yang dilalui untuk timbulnya aktifitas refleks disebut lengkung refleks. Lengkung refleks terdiri atas reseptor, neuron aferen, interneuron SSP (tak selalu ada), neuron eferen, dan efektor (otot). Refleks yang hanya memiliki satu sinaps disebut refleks monosinaptik. Ini adalah refleks yang paling sederhana karena tak melibatkan neuron antara (interneuron) yang menghubungkan neuron aferen dengan neuron eferen.

Refleks terjadi bila: 1. Rangsang adekuat, yaitu rangsangan sesuai dengan reseptornya. Contohnya refleks regang (miotatik) terjadi oleh rangsangan yang berupa regangan (refleks patella), reflleks abdominal akan terjadi oleh rangsangan goresan, refleks tarikan (withdrawal refleks) terjadi oleh rangsangan sakit /panas. 2. Kekuatan rangsang harus mencapai ambang. Mengapa? 3. Tidak ada kelainan (lesi) pada lengkung refleks.

Refleks dapat terjadi baik pada organ somatic maupun visceral. Refleks pada organ somatic akhirnya akan disadari, sebab sebagian impuls akan sampai pada pusat kesadaran. Sedangkan refleks pada organ viscera tidak pernah disadari karena impuls tidak sampai pusat kesadaran. Refleks somatic spinal, rangsangan adekuat pada reseptor akan menimbulkan impuls yang disalurkan melalui neuron aferen menuju ke cornu posterior medulla spinalis, selanjutnya impuls ditransmisikan melalui sinaps ke neuron eferen keluar dari medulla melalui cornu ventral menuju efektor (otot). Impuls dari neuron aferen tidak hanya ditransmisikan ke neuron eferen tetapi juga ke neuron spino-talamikus ke thalamus, bersinaps dan ganti neuron di nucleus lateralis thalami, melalui capsula interna sampailah impuls pada gyrus centralis posterior (pusat kesadaran), sehingga gerakan refleks dapat diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, refleks merupakan mekanisme dasar untuk mempertahankan diri dari bahaya lingkungan luar dan mempertahankan kondisi homeostatis dari berbagai rangsangan perubahan internal maupun eksternal yang mengenai tubuh. Rangsang nyeri menimbulkan refleks penarikan (withdrawal refleks). Regangan otot menimbulkan kontraksi secara refleks mendasari mekanisme refleks regang otot. Pemeriksaan refleks memiliki fungsi dan aspek klinis untuk penegakan diagnosa kelainan saraf. Pemeriksaan refleks sangat mendukung penentuan adanya gangguan saraf pada lengkung refleks, medulla spinalis atau otak . Secara sederhana evaluasi respon refleks dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu arefleks, hiporefleks, normorefleks, dan hiperrefleks. Adanya lesi pada serabut aferen, eferen (lower motor neuron), atau gangguan pada otot akan mengakibatkan hiporefleks sampai arefleks organ bersangkutan. Kerusakan pada upper motor neuron disusunan saraf pusat akan menimbulkan respon hiperrefleks pada pemeriksaan refleks yang berpusat dibawah dari lokasi kerusakan. Hiperrefleks ini terjadi karena tidak ada impuls yang berasal dari otak untuk menginhibisi/mengontrol gerakan otot.

CARA PEMERIKSAAN BEBERAPA REFLEKS FISIOLOGIS 1. Refleks pupil : pada mata yang terbuka disinari dengan baterey (senter). Refleks pupil positif jika terlihat konstriksi pupil Reseptor : retina Saraf aferen : n. optimus (N.II)

Pusat integrasi Saraf eferen Efektor

: otak tengah (midbrain) : n. occulomotorius (N.II) : otot polos iris

2. Refleks Cornea : Cara pemeriksaan dengan menyentuh cornea dengan kapas basah, maka akan terjadi kejapan mata. Reseptor : Permukaan kornea Saraf aferen : N.V. Pusat integrasi : otak (Pons) Saraf eferen : m.Orbicularis oculi 3. Refleks abdominal : Refleks ini terdapat negatif pada 3% orang-orang normal, umur kurang dari 3 bulan, sedang pada usia lebih dari 4 tahun umunya positif. Cara melakukan tes ini adalah dengan benda runcing (pensil, lidi, tangkai hamer refleks) di goreskan pada abdomen selalu dari arah leteral ke medial atau dari cranial ke caudal, maka akan terjadi kerutan pada kulit abdomen. Refleks abdomen dibedakan menjadi 4 daerah. a. Refleks epigastrial, sentrum pada T 8-9 b. Refleks supraumbilikal, sentrum T 6,7 ,8 c. Refleks umbikal, sentrum T 9,10 d. Refleks infra umbikal, sentrum L I,II 4. Refleks patellae : Ketuk ligamentum patellae pada orang yang duduk dengan kaki tergantung. Respon refleks positif bila terjadi ekstensi artikulatio genu. Ligamentum patellae yang diketuk akan meregangkan m. quadrisep femoris. Rangsang tegang ini diterima reseptor rengang pada otot tersebut dan impuls disalurkan oleh n. Femoralis, sentrum di L II, III, IV dan sampai efektornya juga m. quadrisep femoris. 5. Refleks Achiles : Ketuk tendo achili, positif jika terjadi plantar fleksi dari tapak kaki akibat kontraksi Trisep surae. Sentrum pada S I, II. 6. Refleks Bisep(sentrum C5.6) a. Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakan diatas meja/tangan penguji. Naracoba mengalihkan perhatian ke sekeliling. b. Penguji memukul tendo m. biseps brschii dengan martil refleks. c. Positif bila lengan bawah mengadakan fleksi (m. biseps brachii berkonstraksi). 7. Refleks Triseps (C7.8) a. Lengan kiri mencoba dibengkokan secara pasif. Alihkan perhatian naracoba. b. Penguji memukul tendo m. triseps brachii dengan martil refleks. c. Refleks positif jika terjadi ekstensi lengan bawah sejenak. 8. Refleks Penarikan (withdrawal Rafleks) adalah reflex polisinaptik yang terjadi karena rangsang nyeri. Rangsang nyeri dapat berupa benda runcing, sentuhan panas, tekanan tendo atau ujung jari. Refleks ini merupakan respon menghindar dari bahaya/kerusakan jaringan berlebihan.

B. Pemeriksaan Refleks Patologis.

Refleks patologis adalah refleks yang jika timbul menunjukan adanya kerusakan atau gangguan saraf tertentu. Contoh refleks patologis antara lain: 1. Refleks Tromner- Hoffman. Pemeriksa memegang lengan bawah pasien dengan tangan kirinya. Tangan pasien berada pada posisi pronasi dengan jari-jari agak fleksi. Kemudian pemeriksaan menyadarkan ujung jari tengah pasien pada jari tengahnya dan menggoreskan gores tepi kuku ibu jari pemeriksa pada permukaan kuku jari tengah pasien dari proksimal ke distal. Positif jika jari telinjuk dan ibu jari pasien melakukan secara cepat seirama dengan goresan kuku jari tengahnya. Refleks positif menunjukkan adanya kerusakan pada upper motor neuron medulla spinalis. 2. Refleks Babinsi Caranya pemeriksa menggores lateral telapak kaki pasien dan membelok ke arah ibu jari dengan benda runcing. Pada orang normal akan timbul gerakan reflektorik terdiri plantar fleksi kaki dan jari-jarinya. Pada kerusakan tr. Piramidalis gerakan reflektorik itu tidak menjurus ke plantar akan tetapi ke dorsal terutama ibu jari kaki yang melakukan dorsofleksi sedangkan jari-jari kaki lainnya mengembang. Tanda ini adalah Babinski positif. Refleks positif menunjukkan adanya kerusakan pada upper motor neuron traktus piramidalis.

GERAKAN VOLUNTER Gerakan volunter adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot somatis yang dikendalikan oleh sistem saraf somatik dengan melibatkan korteks kesadaran secara panuh. Adanya gerakan volunter ini memungkinkan manusia melakukan berbagai hal yang menunjang kehidupannya. Gerakan volunter pada hewan berfungsi untuk mempertahankan kehidupan dan regenerasi. Gerakan volunter pada manusia tidak sekedar untuk mempertahankan kehidupan dan regenerasi, tapi memiliki fungsi luhur untuk makna kehidupan dan mengemban amanah yang akan dipertanggung-jawabkan pada kehidupan akherat kelak. Meskipun gerakan volunter dikendalikan oleh pusat kesadaran, tapi gerakan volunter disokong oleh gerak involunter dalam hal koordinasi dan keseimbangan, sehingga terbentuk gerakan sesuai tujuan yang halus, indah, dan aman. Pada saat orang berjalan, secara sadar orang tersebut mengangkat dan menurunkan kaki secara bergantian, tetapi orang tersebut tidak pernah berfikir bagaimana sikap dan keseimbangan tubuh agar berjalan nornal (indah) dan aman. Kemampuan manusia mengatur sikap dan keseimbangan dipengaruhi oleh berbagai refleks pengatur sikap. Gerakan volunter sebelumnya dipelajari hingga mahir melakukannya. Pada tahap kemahiran tertentu gerak volunter dapat dilaksanakan tanpa perhatian penuh. Gerak volunter terjadi atas rangsangan sewaktu, atau memori yang muncul menjadi kemauan. Memori motorik terbentuk melalui latihan yang merupakan pembentukan program gabungan berbagai gerakan dasar yang dikendalikan oleh korteks serebri. Setiap kali seseorang bergerak, masukan sensorik serta berbagai refleks akan menyempurnakan gerakan tersebut. Memori (ingatan) dibagi menjadi ingatan sesaat, ingatan jangka pendek (10 menit-kurang dari 24 jam), Ingatan jangka menengah (beberapa hari-kurang 1 bulan), ingatan jangka panjang (lebih dari 1 bulan hingga bertahun-tahun).

Aktivitas motorik dipengaruhi oleh intensitas penerimaan rangsang, kedalaman kesan, ingatan, daya imajinasi, nilai-nilai sesuai agama dan budaya setempat dsb. Oleh karena itu, respon satu orang sering berbeda dengan orang lain. Berbagai gangguan fungsi saraf dan spikologis menyebabkan timbulnya gerakan involunter abnormal. Berbagai gerakan involunter abnormal antara lain tremor, ataksia, korea, tik, etetosis, diskinesia, hemibalisme, dsb. ALAT YANG DIGUNAKAN - Hammer refleks. - Kasa/kapas steril. - Aquadest steril. - Baterey.

PROSEDUR PRAKTIKUM 1. Periksa refleks pupil, kornea, regang otot, penarikan, refleks tromner Hoffman dan Babinski 2. Lakukan tes memori dengan digit simbol. Beberapa probandus menghafalkan angka 1 sampai sepuluh dan simbolnya selama 5 menit. Setelah 10 menit, probandus diuji dengan 5 soal terdiri deretan 5 simbol secara acak yang harus ditransfer menjadi angka . Hitung jumlah benar 3. Ingatan jangka lama diuji dengan menanyakan peristiwa masa lampau 4. Untuk melihat respon volunteer, panggillah nama beberapa probandus , amati dan catat respon yang dilakukan. 5. Ingat dan catatlah respon apa sajakah yang dilakukan orang-orang muslim disekitar anda saat mendengar panggilan sholat (adzan) 6. Bahaslah mengapa terjadi banyak perbedaan pada gerakan volunteer, sedangkan respon reflex selalu sama.

Daftar Pustaka 1. Ganong, W.F. 2003 Review of Medical Physiologi. Ed, a Lange Medical Book, USA. 2. Sherwood, L., 2004, Human Physiology from cells to System, Thomson Learning Inc. Brooks/Cole. 3. Sidartha P. 2001 . Pemeriksaan Klinik Umum, PT Dian Rakyat. 4. Corolla R. Harly, J P. , Noback, C R. 1990. Human Anatomy and Physiologi. Mc. Graw Hill Publising Company. USA. 5. Ketrampilan Medik dan Pemeriksan fisik.

AKTIVITAS INVOLUNTER DAN VOLUNTER A. HASIL TES REFLEKS REFLEKS RESPON TERLIHAT Pupil Kornea Biseps Triseps Abdomen Patella Aschiles Penarikan Babinski Tromner Houfmann

NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

HASIL KETERANGAN

B.HASIL TES MEMORI DAN RESPON VOLUNTER NO 1 PROBANDUS 1 2 3 2 Kapan waktu tepat 1 terjadinya sunami di 2 Aceh/gempa 3 jogjakarta 3 Panggilan nama 1 2 3 4 Panggilan adzan 1 2 3 Pembahasan RANGSANG 5 soal digit simbol RESPON/SKOR 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 KETERANGAN

Kesimpulan Yogyakarta, Tanda Tangan Asisten Tanda Tangan Praktikan

( . )

( )

Anda mungkin juga menyukai