Anda di halaman 1dari 10

Kontraksi Otot dan Kram Otot sebagai

Penyimpangannya

Kasus 8
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tengah berlatih renanguntuk perlombaan.
Tiba-tiba ia menjerit minta tolong. Seorang penjaga kolam renang datang dan segera
menolong anak tersebut dan membawanya ke tepi kolam. Ternyata ia mengalami
kejang pada betis kananya. Dengan sigap penjaga kolam memegang kaki si anak dan
mendorong telapak kaki kanannya ke arah dorsal selama 2 menit.

Pendahuluan
Tubuh manusia terdiri dari sekumpulan tulang untuk membentuk tubuh,
mempertahankan postur tubuh, dan membantu tubuh untuk melakukan gerakangerakan. Tulang-tulang ini kemudian dibungkus otot yang melekat, yang dinamakan
otot rangka. Otot rangka merupakan otot yang melekat dan mampu menggerakan
tulang karena otot dapat memanjang (relaksasi) dan memendek (kontraksi). Hasil
pergerakan otot, menyebabkan tulang-tulang yang menjadi tempat peleketan otot
dapat digerakan.
Gerak apapun dapat dilakukan oleh tubuh dikarenakan kedua ujung otot
melekat pada tulang-tulang sejati maupun tulang rawan. Kedua ujung otot melekat
pada dua tulang yang berbeda. Kedua tulang tersebut dihubungkan melalui sendi. 1

Fungsi otot rangka atau yang biasa disebut sebagai otot skelet adalah
mengontrol pergerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas.
Eksitabilitas adalah kesanggupan sel untuk menerima dan merespon stimulus.
Stimulus biasanya dihantarkan oleh neurotransmiter yang dikeluarkan oleh neuron
dan respon yang di transmisikan dan dihsilkan oleh potensial aksi pada membran sel
dari sel otot. Kontraktibilitas adalah kesanggupan sel untuk merespon stimulus
dengan memendek secara paksa. Ekstensibilitas adalah kesanggupan sel untuk
merespon stimulus dengan memperpanjang dan memperpendek serat otot saat
relaksasi ketika berkontraksi dan memanjang ketika rileks. Elastisitas adalah
kemampuan sel untuk menghasilkan waktu istirahat yang lama setelah memendek dan
memanjang.1
Otot berkontraksi ketika ada rangsangan. Energi kontraksi berasal dari
pemecahan ATP dan kalsium. Kontraksi otot yang berlebihan dan tidak berhenti dapat
menyebabkan kram. Kram adalah suatu keadaan dimana terjadi kontraksi otot yang
kuat tanpa dikehendaki. Keadaan ini dapat terjadi pada sesorang keitka tidur,
kedinginan waktu berenang, atau melakukan olah raga tanpa pemanasan. 2
Dalam pembahasan, akan dibahas lebih lanjut mengenai mekanisme kerja otot,
mekanisme kontraksi otot, dan mengenai otot tungkai bawah.

Pembahasan
Otot
Sistem muscular terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
gerakan tubuh. Otot-otot volunteer melekat pada tulang,tulang rawan, ligamen, kulit
atau otot lain melalui struktur fibrosa yang di sebut tendon atau aponeurosis.
Kebanyakan otot mempunyai tendon pada salah satu atau kedua ujungnya. Tendon
terdiri dari jaringan fibrosa dan biasanya berbentuk seperti tali (cord) meskipun pada
beberapa otot yang pipih tali tersebut digantikan oleh suatu lemabran fibrosa kuat
yang di sebut aponeurosis. Jaringan fibrosa juga membentuk lapisan pelindung atau
selubung otot, yang di kenal sebagai fasia. Bila satu otot menempel pada otot lain,
serabut-serabut otot ini bisa saling memilin (interlace), perimisium otot yang satu
bersatu dengan perimisium otot yang lain, atau keduanya bisa menggunakan tendon

yang sama. Jenis hubungan yang ketiga terdapat pada otot-otot dinding abdomen, di
mana seabut-serabut aponeurosis saling menyilang, membentuk linea alba, yang
dapat terlihat sebagai cekungan dangkal di atas umbilicus.3
Secara mikro jaringan otot dibagi atas 3, yaitu : otot rangka, otot jantung, dan otot
polos.
-

Otot rangka
Dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab atas pergerakan tubuh
secara sadar. Otot rangka disebut juga otot lurik karena pengaturan
filamennyayang tumpang tindih sehingga memberikan sel sel itu

penampakan berlurik atau bergaris di bawah mikroskop.


Otot jantung
Membentuk dinding kontraktil pada jantung. Otot ini tampak lurik, seperti otot
rangka, akan tetapi sel otot jantung bercabang dan ujung ujung sel tersebut
dihubungkan dengan cakram berintekala, yang merelai sinyal dari satu sel ke

sel lain dalam waktu satu denyutan jantung.


Otot polos
Otot ini tidak memiliki penampakan berlurik, ditemukan dalam dinding
saluran pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya. Sel
sel ini berbentuk gelendong. Otot polos bertanggung jawab atas aktivitas
tubuh tidak sadar, seperti gerakan lambung atau penyempitan arteri.4,5

Sedangkan secara makro, otot otot yang melapisi tungkai bawah, yaitu

Pada bagian otot-otot ventral :


- M. tibialis anterior
- M. extensor digitorum longus
- M. peronaeus tertius
- M. extensor hallucis longus
Pada bagian otot-otot dorsal :
Lapis dangkal : - M.gastrocnemius
- M. soleus
- M. plantaris
Lapis dalam :

- M. popliteus
- M. flexor digitorum longus
- M. flexor hallucis longus
- M. tibialis posterior

Pada bagian otot-otot lateral :


- M. peroneus longus
- M. peroneus brevis.5

Mekanisme Kerja Otot


Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan
ujung lainnya bergerak kearah ujung yang diam tersebut. Ujung yang diam disebut
origo, sedangkan yang bergerak disebut insersi.3 Otot hanya bekerja melalui kegiatan
kontraksi dan kegiatan menarik.6 Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa
berkontraksi tanpa memendek sehingga mempertahankan sendi diam pada posisi
tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia
tereggang oleh kontraksi otot yang berlawanan kerjanya(otot antagonis).6

Mekanisme Kontraksi Otot Somatik

Gambar 2(Sumber: google.com/image/mekanisme kontraksi otot)


Pada saat ada rangsangan yang diterima di dendrit, rangsangan tersebut
diteruskan dalam bentuk neurotransmitter sepanjang akson

ke ujung saraf dan

disimpan di dalam ventrikel. Dalam hal ini, neurotransmitter yang dimaksud berupa
asetilkolin. Pada saat rangsangan sampai di ujung saraf, akson neuron motorik akan
membebaskan asetilkolin sehingga asetilkolin akan berikatan dengan reseptor/saluran
di motor end-plate.6

Sebagai respons dari pengikatan asetilkolin dengan reseptor maka terbentuk


potensial aksi yang kemudian disalurkan ke seluruh membran permukaan dan turun
ke tubulus T sel otot.3 Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca 2+ dari
retikulum sarkoplasma.6
Ca2+ yang dilepaskan kemudian akan berikatan dengan troponin yang biasa
disebut dengan troponin C. Setelah itu, troponin C akan berikatan dengan tropomiosin
dan aktin yang kemudian akan berikatan dengan kepala miosin yang mengandung
ATP. Karena adanya saling tarik menarik antara aktin dan miosin, maka menyebabkan
terjadi sliding atau kontraksi. ATP lalu akan pecah menjadi ADP + P + energi. Kepala
miosin lalu lepas, terjadi relaksasi dan aktin yang telah berikatan dengan troponin C
dan tropomiosin akan berikatan lagi dengan kepala misosin lain yang masih
mempunyai ATP.
Jika sudah tidak ada potensial aksi lokal, maka Ca2+ akan secara aktif diserap
kembali oleh retikulum sarkoplasma.6 Dengan Ca2+ tidak lagi terikat ke troponin,
tropomiosin bergeser kembali ke posisinya menutupi tempat pengikatan aktin;
kontraksi berakhir dan aktin secara pasif bergeser kembali ke posisi istirahatnya
semula.6
Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi otot manusia bekerja sebagai berikut:

Stimulus datang dan dihantarkan melalui neuron motorik

Pelepasan transmiter asetilkolin ke end-plate motorik

Peningkatan asetil kolin oleh reseptor asetilkolin nikonitik

Peningkatan konduktans Na+ dan K+ di membran end-plate

Terbentuknya potensial end-plate

Tercetusnya potensial aksi di serat-serat otot

Penyebaran depolarisasi ke dalam tubulus T

Pelepasan Ca2+ dari sistem terminal retikulum sarkoplasmik dan difusi Ca 2+


ke filamen tebal dan filamen tipis

Pengikatan Ca2+ oleh troponin C membuka tempat pengikatan miosin di


molekul aktin

Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen
tipis pada filamen tebal, menghasilkan pemendekan.

Kontraksi otot yang terjadi menghasilkan panas pada tubuh sehingga menjaga
suhu tubuh.7
Sedangkan proses relaksasi pada otot manusia adalah sebagai berikut: 7

Ca2+ dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasmik

Lepasnya Ca2+ dari troponin

Terhentinya interaksi antara aktin dan miosin

Faktor yang mempengaruhi kejang/ kram pada otot


Kram merupakan keadaan dimana otot yang terdapat pada ekstremitas inferior
mengalami kontraksi secara terus-menerus. Selain itu, kram pada kaki dapat terjadi
karena adanya proses perubahan metabolisme yang dapat merubah keseimbangan
asam-basa, cairan tubuh, dan darah. Selain disebabkan karena adanya proses
perubahan metabolisme, kram dapat disebabkan karena ATP atau energi yang terdapat
pada sel menurun atau berkurang cukup banyak. Sehingga ikatan antara bagian aktif
aktin dengan kepala jembatan penyebrangan yang terdapat pada miosin tidak dapat
terlepas sehingga tidak terjadi proses relaksasi.8
Pembuluh darah yang berperan penting dalam proses pertukaran darah dalam
tubuh apabila aliran darahnya terganggu maka akan menyebabkan gangguan pada
daerah ekstremitas inferior. Pembuluh darah berperan sebagai perantara di dalam
tubuh. Apabila metabolisme tubuh yang kurang akan menyebabkan asam laktat tidak
secara sempurna diolah kembali sehingga menyebabkan penumpukkan pada aliran
darah yang mengalir melalui pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan timbulnya
kontraksi secara terus-menerus karena aliran darah yang membawa O2 dan CO2
terhambat oleh asam laktat. Selain karena metabolisme ternganggu, pembuluh darah
dapat dihambat karena kelelahan, dehidrasi, atau kekurangan cairan elektrolit
terutama kalium dan natrium.8
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot
berkontraksi terlalu keras. Kram adalah kontrasi tiba- tiba singkat yang sakit sekali
pada otot atau kelompok otot. Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di
bawah dan belakang lutut. Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit
dengan keparahan bervariasi.9

Penyebab:
1.

Biasanya terjadi setelah olahraga berat. Kemungkinan terjadi

2.

disebabkan oleh tidak tercukupinya aliran darah melalui otot.


Olahraga yang tidak biasa dilakukan atau tanpa pemanasan yang
memadai.10

Sumber energi kontraksi otot


Kontraksi otot bergantung pada energi yang disediakan oleh ATP. Sebagaian
besar energi ini dibutuhkan untuk menjalankan walk along mechanism ketika
jembatan silang menarik filamen filamen aktin, tetapi sejumalah kecil energi
dibutuhkan untuk (1) memompa ion kalsium dari sarkoplasma ke dalam retikulum
sarkoplasma setelah kontraksi berakhir, dan (2) memompa ion ion natrium dan
kalium melalui membran serabut otot untuk mempertahankan lingkungan ionik yang
cocok untuk pembentukan potensial aksi serabut otot.10
Sumber energi pertama yang digunakan untuk menyusun kembali ATP adalah
substansi kreatin fosfat, yang membawa ikatan fosfat berenergi tinggi yang serupa
dengan ikatan ATP. Kombinasi energi dari ATP cadangan dan kreatin fosfat di dalam
otot ini dapat menimbulkan kontraksi otot maksimal hanya untuk 5 sampai 8 detik.10
Sumber energi penting kedua, yang digunakan untuk menyusun kembali
kreatin fosfat dan ATP adalah glikolisis dari glikogen yang sebelumnya tersimpan
dalam sel otot. Makan penting dari mekanisme glikolisis ini ada dua. Pertama, reaksi
glikolisis ini dapat terjadi bahkan bila tidak ada oksigen, sehingga kontraksi otot dapat
dipertahankan untuk berdetik detik dan kadang sampai lebih dari satu menit, bahkan
bila oksigen yang dihantarkan lewat darah tidak tersedia. Kedua, kecepatan
pembentukkan ATP oleh proses glikolisis kira kira 2,5 kali kecepatan pembentukkan
ATP sebagai tanggapan dari zat makanan sel yang bereaksi dengan oksigen. Namun,
begitu banyak produk akhir dari glikolisis akan berkumpul dalam sel otot sehingga
glikolisis juga kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan kontraksi otot
maksimum setelah sekitar 1 menit.10
Sumber energi ketiga adalah metabolisme oksidatif. Hal ini berarti
mengkombinasikan oksigen dengan produk akhir glikolisis dan berbagai zat makanan
sel untuk membebaskan ATP. Lebih dari 95% energi yang digunakan oleh otot untuk
kontraksi jangka panjang yang berkesinambungan berasal dari sumber ini. Zat
makanan yang dikonsumsi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Untuk aktivitas otot

maksimal yang berlangsung sangat lama lebih dari berjam jam proporsi energi yang
terbesar berasal dari lemak, tetapi untuk periode kontraksi selama 2 sampai 4 jam,
separuh dari energinya dapat berasal dari karbohidrat.10

Gambar 3(Sumber: google.com/image/mekanisme kontraksi otot)

Kesimpulan
Manusia mempunyai otot sebagai alat bantu geraknya yang berfungsi untuk
mempertahankan postur tubuh, alat bantu gerak dan menghasilkan panas. Otot
yang berfungsi sebagai alat gerak tubuh adalah otot rangka. Otot rangka melekat
pada permukaan tulang tubuh. Otot mempunyai gerak kontraksi (memendek) dan
relaksasi (memanjang). Dalam berkontraksi otot, akan terjadi ikatan aktin-miosin.
Ketika berlelaksasi ikatan aktin-miosin akan lepas.
Kram otot dapat terjadi karena kurangnya pemanasan.

Daftar Pustaka

1. Suratun, Heryati, Manurung S., Kaenah E. Klien gangguan sistem


muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.13-20
2. Wibowo D.S., Anaatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2005.h.44
3. Watson R. Anatomi & Fisiologi untuk Perawat. Edisi ke-10. Jakarta: Peberbit
Buku Kedokteran EGC; 2002. h.194.
4. Reece JB, Mitchell GL. Campbell. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004. h.9.
5. Solane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004. h.92-6.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC, 2011. h. 276-323.
7. Ganong W.F. fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2003.h.67-8
8. Murray Robert K, Granner Daryl K, Rodwell Victor W. Biokimia harper. Edisi
27. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ;2009.h.582-90.
9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simardibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi ke -5. Jakarta: Interna Publishing; 2009. h 2629.
10. Guyton CA, Hall EJ. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006. h.81-4.

10

Anda mungkin juga menyukai