ERUPSI OBAT
ALERGIK
Pembimbing : dr. Daulat Sinambela. Sp.KK,
FINSDV
DEFINISI
Nama lain: Cutaneous adverse drug eruptions, cutaneus
drug hypersensitivity
Gejala:
- Onset 7 – 21 hari post inisiasi terapi, jika
rechallenge timbul < 3 hari.
- Berupa teraba purpura, terutama pada ektremitas
bawah
- Urtikaria yang menetap dilokasi sama > 1 hari.
- Dapat berupa bula hemoragik, ulkus, nodul,
- Juga dapat mempengaruhi hati, ginjal, usus, dan
SSP, serta berpotensi mengancam jiwa.
EKSANTEMA FIKSTUM
(fixed drug eruption/FDE)
Pemeriksaan fisik:
Fase Prodromal
- 3 – 6 hari
- Demam, atralgia, dan nyeri perut, serta ±
infeksi nasofaring,
ERITEMA NODUSUM
Pemeriksaan fisik:
Fase Tahap Erupsi:
- Menetap dalam 1 – 2 hari
- Gejala prodromal menetap atau meningkat
- Nodul pada permukaan ekstensor kaki dan lutut, dan kadang
paha dan lengan bawah, bilateral, kira-kira simetris,
- Nodul : kecil (d 10 – 40 mm), sekitar 3 – 6, kadang lebih,
palpasi hangat, batas tegas, mobile, dan nyeri.
- Nodul berkonfluen plak
- Nyeri diperburuk oleh ortostatisme pasien mencari posisi
berbaring dengan kaki terangkat secara spontan.
- Edema pergelangan kaki ±.
Fase Regresif :
- Evolusi bersifat spontan, dipercepat dengan istirahat atau
pengobatan simtomatik.
- Revolusi nodul dalam 10 hari, “contusioform” dari biru
kekuningan hilangnya total tanpa gejala sisa.
ERYTHEMA
MULTIFORME
- Manifetasi pada kulit, mukosa, ataupun
keduanya.
- Etiologi: Herpes Simpleks (sering), drug
induced (jarang)
- Obat: Sulfonamide, co-trimoxazole
phenytoin, carbamazepine, dan NSAID
(diklofenat, ibuprofen, aspirin)