Anda di halaman 1dari 24

ERUPSI OBAT ALERGIK

dr. Letvi Mona, Mked(DV), SpDV


ERUPSI OBAT ALERGIK (EOA)

– Salah satu reaksi simpang obat

– Manifestasi klinis bervariasi


– ↑↑insiden disebabkan konsumsi obat ↑pd masy,
praktek polifarmaka, serta kondisi
imunokompromais
– 6-10% dari seluruh rx simpang obat.
Definisi

• Reaksi hipersensitivitas terhadap obat


dg manifestasi pada kulit yang dapat
disertai maupun tidak keterlibatan
mukosa.
Manifestasi Klinis
• Urtikaria
– Urtikaria ditandai dg edema setempat pada kulit
dikelilingi area eritema, dg ukuran bervariasi.
– Predileksi: seluruh tubuh
– Gatal & panas pd lesi
– Semua usia

<6 minggu
Urtikaria akut ●
rx simpang thd obat, makanan
dan peny virus pd anak.


> 6 minggu

Dibagi menjadi :
Urtikaria kronis ●
Urtikaria kronis autoimun

Urtikaria kronis idiopatik
• Angioedema
– Edema di dermis bag dalam & jar subkutaneus,
kulit diatasnya eritematosa/N
– predileksi: bibir, kelopak mata, genitalia
eksterna, tangan & kaki
– << gatal, nyeri, panas
– Semua usia
– penisilin, asam asetilsalisilat, NSAID
• Exanthematous drug eruption
– Erupsi makulopapular/morbiliformis
– EOA >>>
– 2-3 mg setelah konsumsi obat
– Mulai dari batang tubuh  perifer, simetris &
generalisata.
– Umumnya gatal
– Deskuamasi hilang  hiperpigmentasi
– Ampisilin, NSAID, sulfonamid, fenitoin, karbamazepin
Exanthematous drug eruption: ampicillin. Simetris, makula
eritematosa & papul, diskret & konfluen
• Fixed Drug Eruption
– >> dijumpai
– Makula/ plak eritema-keunguan, kdg2
vesikel/bula di bag tengah lesi  bercak
hiperpigmentasi lama hilang/menetap
– Predileksi: bibir, tangan, & genitalia
– Berulang pd tempat yg sama stlh pajanan
obat
– Tetrasiklin, naproxen, metamizol
Fixed drug eruption: tetrasiklin. Plak multipel,
berbatas tegas di lutut, . Episode kedua setelah
konsumsi tetrasiklin.
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ)/ Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN)

DEFINISI
 Reaksi mukokutan akut mengancam jiwa
ditandai nekrosis epidermis luas sehingga
terlepas.
 SSJ  < 10% luas permukaan tubuh (LPB)
 TEN  >30% LPB
• Etiopatogenesis
– Rx sitotoksik keratinosit  apoptosis
luas
– Sulfonamida, antikonvulsan, aromatik,
alopurinol, NSAID, Nevirapin
– Infeksi
• Gambaran klinis
– 8 mg setelah pajanan obat
– Gejala prodromal
– Lesi kulit simetris di wajah, badan,
proksimal ekstremitas
– Kulit: Makula eritematosa/purpura  bula
kendur (Nikolsky +)  erosi luas
– Mukosa: eritem& erosi, minimal 2 lokasi
(mulut, konjungtiva, genital)
• Pemeriksaan Penunjang
– Histologis  menyingkirkan diagnosis
banding
– Laboratorium: evaluasi keparahan peny &
utk tatalaksana
• Diagnosis Klinis
– Anamnesis
– Gambaran klinis lesi kulit & mukosa
• Diagnosis Banding
– Staphylococcal scaalded skin syndrome
– Generalized bullous fixed drug eruption
– Acute generalized exanthematous
pustulosis
– Graft versus host disease
– Lupus eritematosus bulosa
• Prognosis
– SCORTEN  nilai 1
• Usia>40 thn
• Denyut jantung>120/menit
• Kanker atau keganasan hematologik
• Epidermolisis >10% LPB
• Kadar urea serum >20mM/L (>28mg/dL)
• Bikarbonat Serum >20mEq/L
• Kadar gula darah >14mM/L (>252mg/dl)
• Tata Laksana EOA

• Hentikan obat penyebab & yg bereaksi silang


• Terapi Sistemik
– Kortikosteroid: ringan 0,5
mg/kgBB/hari, berat 1-4 mg.kgBB/hari
– Antihistamin tu EOA tipe urtikaria &
angioedema
– Siklosporin, plasmaferesis, Imunoglobulin
intravena (IVIg)
– Terapi Topikal
• Tidak spesifik
• Tergantung kondisi & luas lesi kulit
• Sesuai prinsip dermatoterapi
• Prognosis EOA
– EOA ringan  baik bila obat penyebab
dpt diidentifikasi & dihentikan
– EOA berat  buruk  sepsis

Anda mungkin juga menyukai