SINDROM STEVEN-JOHNSON
Disusun oleh :
- Stevens Johnson Syndrome (SJS) pertama diketahui pada 1922 oleh dua dokter yaitu stevens dan
dr.johnso, pada dua pasien anak laki-laki. Namun dokter tersebut tidak dapat menentukan
penyebabnya Stevens Johnson Syndrome (SJS) dijelaskan pertama kali pada tahun 1922.
- Suatu penelitian dari Amerika serikat menunjukkan insidensi eritema multiforme, SJS dan TEN
1,8 per sejuta pasien dengan rentang usia 20-64 tahun.
- Di perancis melalui survey nasional menginformasikan bahwa insiden SJS sebanyak 1,2 kasus per
sejuta penduduk pertahun.
- Di eropa dan Amerika serikat, angka kejadian SJS diperkirakan 1-6 kasus per 1 juta pasien
pertahun.
- Sindrom Steven-Johnson merupakan reaksi mukokutan akut yang mengancam nyawa dan ditandai
dengan nekrosis epidermis yang luas dan terlepasnya epidermis dari mukosa epitel.
02 TINJAUAN
PUSTAKA
Defenisi
● Sulfonamida
● anti konvulsan aromatik
● Alopurinol
● anti inflamasi non-steroid
● Nevirapin.
Nadi : 85x/i
Pernafasan : 20x/i
Temperatur : 36,8 C
SpO2 : 99 %
Pemeriksaan Fisik
FACIALIS THORAX
wajah : skuama Inspeksi umum : skuama di seluruh
mata : erosi mukosa mata permukaan regio thorax
mulut : erosi mukosa
bibir
EKSTREMITAS
skuama pada seluruh permukaan
ekstremitas superior dan inferior,
STATUS DERMATOLOGI
Lokasi : Genralisata
Lesi Sekunder :
· Skuama multiple, berbatas tidak tegas, berbentuk ireguler, distribusi generalisata et regio di regio
zygomatic, maxilla, mandibula, thorax, abdomen, ekstremitas superior dan ekstremitas inferior, dan area
tubercle of upper and lower lips,
· Erosi multipel , berbatas tidak tegas, berbentuk ireguler, distribusi lokal et upper dan lower lips serta
konjungtiva
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
Follow up
18/10/2023 bercak kemerahan dan makula eritema Susp SJS ec Dexamethasone inj 1amp/12jam,
mengelupas pada tubuh hiperpigmentasi hampir Eritroderma Ranitidine inj 1amp/12jam (skin
sejak 3 hari ini, terasa generalisata, skuama (+ test dulu), Cetirizine 2x1, kompres
gatal dan panas +), erosi pada mukosa Nacl 0,9% pada lesi basah di mata,
bibir dan mata bibir, selangkangan setiap 8 jam
selama 15 menit
19/10/2023 bercak kemerahan dan makula SJS Dexamethasone inj 1amp/12jam,
mengelupas pada tubuh eritemahiperpigmentasi Ranitidine inj 1amp/12jam,
sejak 3 hari ini, terasa hampir generalisata, Cetirizine 2x1, kompres Nacl 0,9%
gatal dan panas skuama (++), erosi pada pada lesi basah di mata, bibir,
mukosa bibir dan mata selangkangan setiap 8 jam selama
15 menit, carmed cr + hidrokortison
cr pada lesi yang kering
20/10/2023 bercak kemerahan sudah makula SJS Dexamethasone inj 1amp/12jam,
lebih membaik eritemahiperpigmentasi Ranitidine inj 1amp/12jam,
hampir generalisata, Cetirizine 2x1, kompres Nacl 0,9%
skuama (++), erosi pada pada lesi basah di mata, bibir,
mukosa bibir dan mata selangkangan setiap 8 jam selama
15 menit, carmed cr + hidrokortison
cr pada lesi yang kering
Follow up
21/10/2023 bercak makula SJS Dexamethasone inj 1amp/12jam, Ranitidine inj
kemerahan eritemahiperpigmentasi 1amp/12jam, Cetirizine 2x1, kompres Nacl 0,9% pada lesi
sudah lebih hampir generalisata, basah di mata, bibir, selangkangan setiap 8 jam selama 15
membaik skuama (++), erosi pada menit, carmed cr + hidrokortison cr pada lesi yang kering
mukosa bibir dan mata kenalog oral base 2x1 (bibir)
23/10/2023 bercak makula SJS Dexamethasone inj 1amp/12jam H6, Ranitidine inj
kemerahan eritemahiperpigmentasi 1amp/12jam, Cetirizine 2x1, kompres Nacl 0,9% pada lesi
mereda, kulit hampir generalisata, basah di mata, bibir, selangkangan setiap 8 jam selama 15
terkelupas skuama (++) menit, carmed cr + hidrokortison cr pada lesi yang kering
kenalog oral base 2x1 (bibir)
RESMUE
Anamnesis
Keluhan Utama : Bercak kemerahan yang mengelupas pada wajah dan seluruh tubuh
disertai gatal dan panas
Telaah : Seorang pasien rawat inap di ruangan tulip I dikonsultasikan kepada dokter
spesialis kulit dan kelamin dengan keluhan tampak bercak kemerahan yang mengelupas pada wajah dan
seluruh tubuh sejak tiga hari dari hari pertama rawat. Pasien juga merasakan gatal dan panas pada bagian yang
kemerahan dan mengelupas tersebut. Gatal dan panas dirasakan pasien secara terus menerus, namun akan
terasa lebih ringan apabila dikompres menggunakan cairan infus. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam
dan nafsu makan menurun saat satu minggu awal berada di ruang rawat inap.
RESMUE
Pemeriksaan Fisik
Status Present : Compos Mentis
Keadaan Umum : Lemah
Sensorium : GCS (E4V5M6)
Tanda Vital
Suhu : 36.5o C
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Spo2 : 98%
RESMUE
Head To Toe
wajah : skuama
mata : erosi mukosa mata
mulut : erosi mukosa bibir
Thorax-Abdomen
Ekstremitas : skuama pada seluruh permukaan ekstremitas superior dan inferior, akral hangat, CRT
<2detik
Diagnosa Kerja
Stevens Johnson Syndrome (SJS)
Tatalaksana
Sistemik
1. Injeksi Dexamethasone 1 ampul/12 jam
2. Cetirizine tablet 2x1
Topikal
3. Kompres Nacl 0.9% pada lesi yang basah setiap 8
jam selama 15 menit
4. Urea 10% cream + Hidrokortison diberikan pada
lesi yang kering
KESIMPULAN
● Laki-laki berusia 62 tahun dengan Stevens Johnson Syndrome.
● Pasien rawat inap di ruangan tulip I dikonsultasikan kepada dokter spesialis kulit dan kelamin dengan
keluhan tampak bercak kemerahan yang mengelupas pada wajah dan seluruh tubuh sejak tiga hari dari
hari pertama rawat.
● Pasien juga merasakan gatal dan panas pada bagian yang kemerahan dan mengelupas tersebut. \
● Gatal dan panas dirasakan pasien secara terus menerus, namun akan terasa lebih ringan apabila
dikompres menggunakan cairan infus.
● Pasien juga mengeluhkan demam dan nafsu makan menurun saat satu minggu awal berada di ruang rawat
inap. Sebelumnya pasien pernah mengalami luka borok pada kaki kiri sejak dua bulan yang lalu.
KESIMPULAN
● Pasien menjalani pengobatan bersama kolaborasi dua dokter yaitu dokter spesialis penyakit dalam serta
dokter spesialis kulit dan kelamin.
● Pasien banyak riwayat penggunaan obat yaitu metronidazole, cefadroxil, asam mefenamat, sucralfat, dan
albumin.
● Riwayat penyakit terdahulu yang pernah dialami pasien yaitu diabetes melitus.
KESIMPULAN
● Pasien menjalani pengobatan bersama kolaborasi dua dokter yaitu dokter spesialis penyakit dalam serta
dokter spesialis kulit dan kelamin.
● Pasien banyak riwayat penggunaan obat yaitu metronidazole, cefadroxil, asam mefenamat, sucralfat, dan
albumin.
● Riwayat penyakit terdahulu yang pernah dialami pasien yaitu diabetes melitus.
KESIMPULAN
● Pada status dermatologi dijumpai Skuama multiple, berbatas tidak tegas, berbentuk ireguler, distribusi
generalisata et regio di regio zygomatic, maxilla, mandibula, thorax, abdomen, ekstremitas superior dan
ekstremitas inferior, dan area tubercle of upper and lower lips
● Erosi multipel , berbatas tidak tegas, berbentuk ireguler, distribusi lokal et upper dan lower lips serta
konjungtiva.
● Pada pemeriksaan penunjang analisa hematologi, dijumpai peningkatan platelet, WBC, neutrofil, dan
basofil.
● Pemeriksaan SGOT meningkat, SGP meningkat, alkali fosfatase meningkat, bilirubin total dan bilirubin
direk meningkat.
● Pada pemeriksaan uji sensitivitas antibiotik dijumpai resisten pada ampicilin, sulbactam, ceftazidime,
ceftriaxone, aztreonam, ciprofloxacin, trimethoprim, dan cefotaxime.
04 KESIMPULA
N
- Sindrom Steven-Johnson merupakan reaksi mukokutan akut yang mengancam
nyawa dan ditandai dengan nekrosis epidermis yang luas dan terlepasnya
epidermis dari mukosa epitel.
- SSJ sebagian besar disebabkan oleh alergi obat. Berbagai obat dilaporkan
merupakan penyebab SSJ yaitu sulfonamida, anti konvulsan aromatik,
alopurinol, anti inflamasi non-steroid dan nevirapin. Pada beberapa obat tertentu
yaitu karbamazepin dan alopurinol, Faktor genetik yaitu sistem HLA (Human
Leucocyte Antigen) yang berperan pada proses terjadinya SSJ.
- Stevens Johnson Syndrome ini terbagi atas Sindrom Steven Johnson,Sindrom
Steven Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksis dan Nekrolisis
Epidermal Toksis.
- Pada lesi SSJ terjadi reaksi sitotoksik terhadap keratinosit sehingga
mengakibatkan apoptosis luas.
LAMPIRAN