Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

Erisipelas

Jaksen Bobonggoi
4521112025

Supervisor Pembimbing:
dr. Fadlina Zainuddin, Sp.KK., M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN


KLINIK
BAGIAN DERMATOVENEREOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bonto Duri Lestari Barat
Pekerjaan :-
Tanggal Masuk RS : 03 Oktober 2022
Ruangan : Baji Nyawa
No. RM : 407573
ANAMNESI
S

1. Keluhan Utama
Ruam merah pada tungkai bawah kanan
ANAMNESI
S
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang pasien laki-laki berusia 54 tahun konsul perawatan
bagian penyakit dalam RSUD Labuang Baji Makassar dengan
keluhan ruam merah pada bagian tungkai bawah kanan yang
sudah dialami sejak dua hari yang lalu. Awal mula timbul ruam
dan hanya pada daeerah tungkai kanan bawah saja.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami hal yang sama
dan pernah dilakukan tindakan operasi pada bulan Februari
2022.
ANAMNESI
S
Lanjutan Riwayat Penyakit Sekarang
Demam ada, nyeri kepala tidak dirasakan. Terasa panas
pada tungkai bawah kanan yang mengalami ruam. Tidak ada
riwayat pengobatan kulit sebelumnya, riwayat alergi, penyakit
gula dan darah tinggi disangkal. Dalam keluarga tidak ada yang
mengeluhkan hal yang sama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya luka pada pangkal kaki kanan bekas operasi
pada bulan Februari 2022.
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Status Generalis
1) Keadaan umum pasien baik (composmentis)
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah : 120/90 mmHg
b) Suhu : 37,0  C
c) Nadi : 100x/menit
d) Pernapasan : 20x/menit
e) SpO2 : 97%
PEMERIKSAAN
FISIK
2. Status Dermatologis

1) Lokasi : Regio cruris dextra.


2) Effloresensi: Patch eritema, purpura,
berbatas tegas dan ulcus soliter dangkal.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Laboratorium
 WBC : 21.58 + (10^3/uL).
Nilai Rujukan: 4.11-11.30
Kesan : Leukositosis
DIAGNOSIS BANDING

1. Selulitis
DIAGNOSIS KERJA

Erisipelas suspek septicemia


Purpura
PENATALAKSANAAN

1. Meropenem 1 gram/8 jam/IV (skin test)


2. Methylpredenisolone 4 mg 1-1-1
3. Kompres NaCl (pagi-sore)
4. Ifalmin 3x2
5. Oxytetracycline+Desoximetasone (pagi-sore)
PROGNOSIS

1. Quo ad vitam : bonam


2. Quo ad sanationam : bonam
3. Quo ad functionam : bonam
Pembahasan
RESUME

 Pasien laki-laki berusia 54 tahun dikonsul teman sejawat bagian


penyakit dalam RSUD Labuang Baji Makassar dengan patch
eritema pada region cruris dextra yang sudah dialami sejak dua
hari yang lalu.
 Awal mulai timbul yaitu patch dan hanya pada regio cruris dextra.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami hal yang sama dan
pernah dilakukan tindakah bedah pada bulan Februari 2022.
RESUME

 Demam ada, cephalgia tidak dirasakan, dan terasa panas pada


daerah lesi. Tidak ada riwayat terapi kulit sebelumnya, riwayat
alergi, diabetes mellitus dan hipertensi disangkal. Dalam keluarga
tidak ada yang mengeluhkan hal yang sama. Pada pemeriksaan
didapatkan adanya ulcus soliter dangkal pada region maleollus
lateral dextra bekas tindakan bedah pada bulan Februari 2022.
RESUME

 Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik,


tekanan darah: 120/90 mmgHg, suhu: 37,0C, nadi: 100x/menit,
pernapasan: 20x/menit, SpO2: 97%. Pemeriksaan status
dermatologis lokasi lesi pada regio cruris dextra dengan
effloresensi patch eritema, purpura, berbatas tegas dan ulcus
soliter dangkal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC:
21.58 + (10^3/uL).
DEFINISI ERISIPELAS

 Penyakit infeksi akut  Streptococcus B hemolyticus


 Dengan gejala utama : eritema berwarna cerah, berbatas tegas dan
disertai gejala konstitusi.
EPIDEMIOLOGI

 Dilaporkan insidensi erisipelas: 10-100 kasus per 100.000 pasien


setiap tahunnya.
 Erisipelas sering  anak-anak dan usia tua. Rata-rata usia pasien
40-60 tahun.
 Amerika Utara: Soft tissue infection terjadi pada 10% dari pasien
rawat jalan.
 Negara berkembang  Negara maju.
PATOMEKANISME
Streptococcus B hemolyticus

Kakeksia
DM
Trauma Malnutri
Hygiene 
Penyakit Sistemik
Intake Kulit 

Akses ke Dermal

Subkutaneus

Penyebaran: Limfatik, pembuluh


darah, ruang interstitial

Respon Imun 

SSTI
GEJALA KLINIS

 Gejala konstitusi: Demam, malaise.


 Kelainan kulit utama: eriema yang berwarna merah cerah,
berbatas tegas dan pinggirannya meninggu dengan tanda-tanda
radang akut.
 Dapat disertai edema, vesikel dan bula
GEJALA KLINIS

Gambaran Klinis Erisipelas, Patch Eritema berbatas tegas.


GEJALA KLINIS

Erisipelas dengan gambaran berupa macula eritematosa berwarna


merah cerah diserta bula yang telah pecah di atasnya (pasien RSUD
Dr. Soetomo Surabya).
GEJALA KLINIS

Pasien Tn. M (RSUD Labuang Baji) dengan


Erisipelas. Tampak patch eritema berbatas tegas,
purpura dan ulcus soliter dangkal.
DIAGNOSIS
BANDING

Selulitis dengan gambaran berupa makula eritematosa gelap yang


tidak berbatas tegas antara lesi dan kulit normal (pasien RSUD Dr.
Soetomo Surabaya).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis


 Pewarnaan Gram : mengidentifikasi morfologi bakteri.
 Pemeriksaan imaging: jika ada komplikasi.
PENATALAKSANAAN

 Injeksi intramuskular Procaine penicillin 600.000 IU 2 kali


sehari, atau dengan Penicillin V peroral 500 mg tiap 6 jam.
 Dicloxacillin (4x500 mg/hari) atau cephalosporine juga
efektif.
 Alergi terhadap golongan penicillin, dapat diberikan
golongan macrolides atau clindamycin.
PENATALAKSANAAN

 Infeksi Streptococcus yang lebih berat/penyakit dasar seperti


diabetes, harus menjalani rawat inap dan diterapi dengan
penicillin G (1.000.000–2.000.000 IU tiap 4–6 jam).
 Dan dapat diberikan dengan dosis yang lebih tinggi pada
kasus yang lebih berat, yaitu hingga 2.000.000–4.000.000 IU
tiap 4–6 jam
Mempercepat Proses Penyembuhan

 Banyak istirahat.

 Baring dengan elevasi tungkai yang terkena.

 Terapi topikal: kompres NaCl.

 Jika edema: dapat diberikan diuretika.


KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

1. Impetigo non-bulosa: glomerulonefritis akut.


2. Ektima: ulserasi dan skar.
3. Komplikasi lainnya yang jarang: sepsis, osteomielitis,
artritis, endokarditis, pneumonia, selulitis, limfangitis,
limfadenitis, toxic shock syndrome, Staphylococcal scalded
skin syndrome, necrotizing fasciitis.
EDUKASI DAN PREVENTIF

1. Mandi 2 kali sehari dengan sabun.


2. Mengatasi/identifikasi faktor predisposisi dan keadaan komorbid,
misalnya infeksi parasit, dermatitis atopik, edema, obesitas dan
insufisiensi vena.
3. Membatasi penularan: edukasi terhadap pasien dan keluarganya
agar menjaga higiene perorangan yang baik.
KESIMPULAN

1. Erisipelas merupakan infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh bakteri


streptococcus dengan gejala klinis utama yaitu eritema berwarna merah
cerah dan berbatas tegas serta disertai dengan gejala konstitusi.
2. Jika tidak ditangani dengan baik maka dapat menjalar ke daerah
sekitarnya terutama kea rah proksimal. Istirahat, kemudian tungkai
bawah dan kaki yang terkena ditinggikan atau elevasi sedikit lebih
tinggi dengan posisi letak jantung.
KESIMPULAN

3. Terapi diberikan yaitu antibiotik sistemik dan terapi topical


dengan kompres terbuka menggunakan larutan antiseptik. Jika
ditemukan adanya edema maka dapat pula diberikan dengan
obat-obatan diuretik.
4. Higine personal merupakan salah satu upaya untuk dapat
mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri
streptococcus.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai